Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari maklah ini adalah “Pemikiran Kalam Muhammad Abduh”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami milki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapan
memberikan bagi perkembangan dan pendidikan.
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................ i
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Kesimpulan .................................................................................. 12
iii
BAB 1
PEMBUKAAN
A. Latar Belakang
Ilmu kalam adalah ilmu yang menjelaskan tentang segala hal yang
berhubungan dengan uluhiah, dan termasuk juga dengan pembahasan tentang
kalamullah. Ilmu kalam ini juga biasa disebut dengan Teologi Islam karena
sama-sama membahas tentang ketuhanan, perdebatan pemikiran Islam, dll.
Disiplin ilmu pemikiran Islam secara umum disebut dengan teologi atau bisa
disebut juga dengan ilmu tauhid.
Gerakan pembaruan dalam islam atau biasa disebut tajdid, dapat diartikan
sebagai upaya baik secara individual atau kelompok. Gerakan pembaruan pada
umumnya berpangkal pada asumsi bahwa islam sebagai realitas sosial pada
lingkungan tertentu sudah tidak lagi relevan atau bahkan menyimpang dari apa
yang dipandang sebagai islam sesungguhnya. Sebagaimana tafsiran dalam
islam ideal sangat dipengaruhi oleh cara pandang, pendekatan, latar belakang
sosia-kultural dan keagamaan masing-masing pemabaru.
Di antara tokoh modernis terpenting pada abadn ke-19 adalah Muhammad
Abduh (1849-1905). Dengan latar belakang lingkungan keluarga yang agamis
ditambah pendidikanny di Al-Azhar menjadikan Abduh memiliki wawasan
ilmu-ilmu tradisional keislaman yang kuat. Pemikiran Muhammad Abduh
mentransformasikan nilai-nilai agama. Sehingga muncul pemikiran yang
rasionalitas dan membentuk gagasan baru bahwa keberadaan akal sejajar
dengan wahyu.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka adapun
masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana riwayat hidup Muhammad Abduh
2. Bagaimana pemikiran kalam Muhammad Abduh
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pemikiran Muhammad Abduh
4. Bagaimana pengaruh pemikiran Muhammad Abduh di Indonesia
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui riwayat hidup Muhammad Abduh
2. Untuk mengetahui pemikiran kalam Muhammad Abduh
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemeikiran Muhammad
Abduh
4. Untuk mengetahui pengerauh pemikiran Muhammad Abduh di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
melahirkan karya ilmiah. Buku pertama yang ditulisnya berjudul Risalah Al-
Waridah, muncul pada tahun 1873 dan terbit setahun kemudian yang isinya
mengupas tentang kehidupan keagamaan yang berbasis pengalamannya menjalani
kehidupan tasawwuf. Saat masih kuliah ia juga menulis suatu kitab syarh atas
syarh yang disebut kitab hasyiyah, yaitu Hasyiah ala Syarh al-Dawwani ala al-
Aqaid al-Adhudiyyah pada tahun 1873. Karyanya yang ini mencerminkan
pemikiran yang mulai kritis terhadap produk pemikiran orang lain sekaligus
menunjukkan keberaniannya dalam memberikan penilaian, baik dari sisi
kelebihan maupun kekurangannya.
1. Membebaskan pemikiran dari ikatan taklid dan memahami ajaran agama sesuai
dengan jalan yang ditempuh ulama Zaman Klasik (salaf), zaman sebelum
timbulnya perbedaan paham yaitu dengan kembali kepada sumber utamanya.
2. Memperbaiki bahasa Arab yang dipakai baik oleh instansi pemerintah, maupun
surat kabar dan masyarakat pada umumnya dalam surat-menyurat mereka.
Pembaharuan hukum Islam bagi Abduh harus setia merujuk pada dimensi
kekinian yang berkembang, yaitu produk-produk hukum lampau sebagaimana
tertuang dalam kitab-kitab fiqih perlu dijadikan rujukan hanya dalam batas-batas
4
tertentu. Di samping pembaharuan yang bersifat sebagai pemikiran, Abduh juga
harus melakukan langkah-langkah yang dapat membentuk hukum di masyarakat.
Pemikirannya muncul atas situasi dan tuntutan sosial yang mengharuskannya
melakukan pembaharuan. Jika dicermati sesungguhnya gagasan pembaharuan
Abduh bertumpu pada tiga hal berikut; 1) Pembebasan pemikiran dari belenggu
taqlid sehingga akal tidak tunduk pada otoritas manapun. 2) Upaya memberi
bentuk pemahaman agama sesuai cara yang ditempuh kaum ortodox (salaf)
dengan tanpa menghiraukan perbedaan pemahaman di kalangan Ulama yang
datang kemudian. 3) Penempatan agama sejajar dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, atau dengan kata lain, menjadikan sains sebagai partner agama.
Dengan demikian pengertian Abduh sebagai seorang modernis harus tetap
dikaitkan dengan usahanya dalam mempertahankan warisan klasik yang masih
relevan digunakan.1
Ada dua persoalan pokok yang menjadi focus pemikiran Abduh, yaitu:
1
http://makalahirfan.blogspot.com/2018/12/teologi-muhammad-abduh.html?m=1
2
Dr. Abdul Quddus, MA. Perbandingan Pemikiran Islam Theologi, Fiqih dan Tasawuf.
5
al-ummah (ulama sebelum abad ke-3 Hijriah), sebelum timbulnya
perpecahan,yaitu memahami langsung dari sumber pokoknya Al-Quran.
6
salah satu dasar Islam. Iman seseorang tidak sempurna jika tidak didasari dengan
akal.
Sifat-sifat Tuhan
7
bahwa Tuhan dengan kemauan-Nya telah membatasi kehendak-Nya dengan
sunnatulah yang diciptaka-Nya untuk mengatur alam.
Keadilan Tuhan
Karena memberikan daya besar pada akal dan kebebasan manusia, Abduh
mempunyai kecenderungan untuk memahami dan meninjau alam bukan hanya
dari segi kehendak mutlak Tuhan,melainkan juga dari segi pandangan dan
kepetingan manusia. Ia berpendapat bahwa ala mini diciptakan untuk kepentingan
manusia dan tidak satupun ciptaan Tuhan yang tidak membawa manfaat bagi
manusia. Mengenai keadilan Tuhan ia memandang tidak hanya dari segi kemaha
sempurna-Nya, tetapi juga dari pemikiran rasional manusia. Sifat ketidak adilan
tidak dapat diberikan keepada Tuhan karena ketidak adilan tidak sejalan dengan
kesempurnaan aturan alam semesta.
Antopomorfise
Karena Tuhan temasuk dalam alam rohani, rasio tidak dapat menerima
paham bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat jasmani. Abduh, yang member
kekuatan besar pada akal, berpendapat bahwa tidak mungkin esensi dan sifat-sifat
Tuhan mengambil bentuk tubuh atau roh makhluk di alam ini. Kata-kata wajah,
tangan, duduk, dsb harus dipahami sesuai dengan pengertian yang diberikan orang
Arab kepadanya. Dengan demikian, kata Al-Arsy dalam al-quran berarti kerajaan
atau kekuasaan kata Al-kursy berarti pengetahuan.
Melihat Tuhan
8
Pembuatan Tuhan
Karena berpendapat bahwa ada perbuatan Tuhan yang wajib bahwa Abduh
sepaham dengan mu’tazilah dalam mengatakan bahwa wajib bagi Tuhan untuk
berbuat yang terbaik bagi manusia.3
Faktor Sosial
Dari catatan biografi di atas, terdapat dua hal penting yang dapat
digunakan menganalisis faktor sosial Muhammad Abduh. Pertama,
kedudukan orang tua Abduh yang menyertai masa awal kegidupannya.
Kedua, status sosialnya ketika ia telah mandiri, dan lembaga-lembaga
sosial, seperti Kuttab Al Qaryah dan al Azhar, tempat ia mengadakan
kegiatan kemasyarakatan dan politik. Kemudian Syeikh Darwisy dan
sayyid Jamaluddin al Afghani juga sangat berpengaru terhadap
perubahan sikap Muhammad Abduh.
Faktor politik
3
http://dolmaprinting.blogspot.com/2019/03/makalah-tauhid-dan-ilmu-kalam-modern.html?m=1
9
kerangka berfikir yang darinya muncullah pemberontakan tersebut.
Dalam tulisan-tulisannya itu ia menuntut kehidupan politik yang
demokratis melalui lembaga perwakilan rakyat, begitupun ia pernah
menulis tentang nasionalisme. Akan tetapi, dalam tulisan-tulisan itu
Muhammad Abduh tampaknya tetap konsisten pada pembaharuan
secara bertahap. Dalam kerangka yang lebih luas,pemikiran pemikiran
politiknya sesungguhnya bermuara pada pembaharuan di bidang susila
dan pendidikan
Faktor Kebudayaan
10
Muhammad Abduh adalah seorang pelopor reformasi dan pembaharuan dalam
pemikiran Islam. Ide-idenya yang cemerlang, meninggalkan dampak yang besar
dalam tubuh pemikiran umat Islam. Beliaulah pendiri sekaligus peletak dasar-
dasar sekolah pemikiran pada zaman modern juga menyebarkannya kepada
manusia.
11
orang. Anggap saja jumlah warga Muhammadiyah adalah 40 juta, maka
prosentasenya adalah 19,3 persen dari total jumlah umat Islam di Indonesia.5
5
http://nauzomi.blogspot.com/2017/06/pemikiran-muhammad-abduh-dan.html?m=1
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa, Syekh
Muhammad Abduh adalah seorang yang memberikan penghargaan tinggi pada
kekuatan akal. Meskipun demikian, ia tetap memandang penting fungsi wahyu
bagi akal. Konsep teologi yang demikian itu berakibat pada keyakinannya
bahwa manusia itu mempunyai kebebasan berfikir dan berbuat. Salah satu
buktinya, dia menentang keras terhadap taklid. Kemudian Muhammad Abduh
juga mempunyai ide-ide yang brilian dalam bidang pendidikan. Ia
menginginkan adanya perubahan terhadap pendidikan demi kemajuan umat
Islam. Usaha kerasnya untuk merealisasikan idenya itu, tak jarang menemui
tantangan dari umat Islam itu sendiri. Ini juga terbukti yakni terjadinya
perubahan kurikulum yang mana Syekh Muhammad Abduh memasukan Ilmu-
Ilmu Barat, yaitu Ilmu Filsafat, logika, dan juga Ilmu Pengetahuan Modern.
Bukan hanya itu, Muhammad Abduh adalah orang yang menentang
tentang keyakinan Jabariah, yaitu hanya merasa lemah, baik kepada Tuhan
ataupun orang lain. Karena menurutnya bahwa kita manusia harus berikhtiar,
harus mempunyai jiwa kreatif.
Dengan demikian, Sikap rasional yang digagas Syekh Muhammad Abduh
sangat diperlukan untuk kemajuan Islam, sebagaimana kemajuan yang telah
terjadi di masa lampau.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Abdul Quddus, MA. Perbandingan Pemikiran Islam Theologi, Fiqih dan
Tasawuf.
http://makalahirfan.blogspot.com/2018/12/teologi-muhammad-abduh.html?m=1
http://dolmaprinting.blogspot.com/2019/03/makalah-tauhid-dan-ilmu-kalam-
modern.html?m=1
http://nauzomi.blogspot.com/2017/06/pemikiran-muhammad-abduh-dan.html?
m=1
14