Anda di halaman 1dari 11

"Tugas Ini Di Susun Untuk Memenuhi

Tugas Kelompok"
Mata Kuliah : Teologi Islam
Dosen pengampu : Habibul Khairi, M.Pd.

Di Susun Oleh Kelompok VII

1. Dwi aji Saputra/20250068


2.Suranti/20250030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Biografi Dan Pemikiran Muhammad Abduh.
Makalah ini disusun dari beberapa sumber buku dan yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam membuat makalah
ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
yang lebih baik dimasa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami semua.

Metro Kibang, 5 Oktober 2021

Penulis...

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan.............................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan Masalah........................................................................... 2
BAB II Pembahasan.............................................................................. 2
A. Biografi Muhammad Abduh....................................................... 2
B. Pemikiran-Pemikiran Muhammad Abduh.................................. 4
BAB III Penutup.................................................................................... 7
A. Kesimpulan.................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................... 8
Daftar Pustaka....................................................................................... 9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Muhammad Abduh merupakan seorang tokoh yang muncul di Mesir
pada abad ke-19. prestasinya tidak bisa begitu saja diabaikan, karena
usahanya yang terbilang besar selama hidupnya. Pengaruh yang jelas nampak
dari jasa Muhammad Abduh dapat dirasakan pada beberapa dasawarsa setelah
wafatnya. Sebagian besar negarawan, pendidik, dan seniman yang brilian
adalah murid dan pengikut-pengikutnya baik secara langsung maupun tidak.
Pemikiran Abduh banyak dipengaruhi oleh pemikir (ilmuan) Barat.
Dengan keyakinannya bahwa pendidikan dan sains Barat modern adalah kunci
kemakmuran dan kejayaan Eropa. Dia memandang perlu digalakkan usaha-
usaha pengembangan sistem pendidikan baru ke seluruh pelosok Mesir dan
Negaranegara Islam yang berdekatan agar menjadi negara besar dan kuat.
Karena alAzhar dipandang sebagai pusat pemikiran dan pendidikan dunia
Islam, ia yakin bahwa jika al-Azhar berhasil dimoderenisasi, Islam akan lebih
menjadi dinamis dan segar. Ia menyerang sistem pengajaran tradisional yang
tidak sesuai dengan tuntutan kehidupan modern, para syekh dan ulama yang
apriori terhadap persoalan-persoalan dunia modern.
Berikut ini, penulis akan memaparkan yang berkenaan dengan
pemikiran-pemikiran Muhammad Abduh.
B. Rumusan masalah
1. Baigaimana biografi Muhammad abduh.?
2. Apa saja pemikiran-pemikiran Muhammad abduh.?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui Baigaimana biografi Muhammad abduh.?
2. Untuk mengetahui Apa saja pemikiran-pemikiran Muhammad abduh.?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI MUHAMMAD ABDUH


Muhammad Abduh lahir disuatu desa di Mesir Hilir tahun 1849.
Bapaknya bernama Abduh Hasan Khaerullah,berasal dari Turki yang telah
lama tinggal di Mesir.Ibunya dari bangsa Arab yang silsilahnya sampai
Umar bin Khatab.Mereka tinggal dan menetap di Mahallah Nasr.
Muhammad Abduh dibesarkan dilingkungan keluarga yang taat beragama
dan mempunyai jiwa keagamaan yang teguh.1
Muhammad Abduh, murid Afghani yang setia, belum berumur 10
tahun ia sudah belajar membaca dan menulis di rumah orang
tuanya.Setelah terampil membaca dan menulis, ayahnya yang bernama
Abduh Hasan Khairullah, mengirimkannya kepada seorang hafizh untuk
menghafal Al-Qur’an. Dalam dua tahun, ketika berumur 12 tahun, ia
sudah dapat menghafal Al-Qur’an selurunya. Kemudian tahun 1862
iadikirim ke Tanta untuk belajar agama di Al-Jami’ al-Ahmadi. Setelah
belajar selama dua tahun di sana ia lari dan meninggalkan pelajarannya.
Penyebabnya, karena ia tidak setuju dengan metode belajar yang dipakai,
yaitu metode verbal, menghafal. Untuk itu, ia bersembunyi di salah satu
rumah Pamannya. Namun, setelah tiga bulan tinggal dengan pamannya, ia
dipaksa kembali ke Tanta. Karena ia yakin tak ada lagi gunanya belajar,
maka ia kembali ke kampung asalnya dan berniat menjadi petani. Ditahun
1865 ia menikah ketika berumur 16 tahun2
Pada tahun 1866, Muhammad Abduh pergi ke Al-Azhar. Tetapi
keadaan di Al-Azhar ketika Muhammad Abduh menjadi mahasiswa di sana,
1
Komaruzaman, “Studi Pemikiran Muhammad Abduh Dan Pengaruhnya Terhadap
Pendidikan Di Indonesia,” Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 3, no. 01 (2017): 90–101.
2
Ricky Satria Wiranata, “Konsep Pemikiran Pembaharuan Muhammad Abduh” 2, no. 20
(2019): 101–146.

2
masih dalam kondisi terbelakang dan jumud. Bahkan menurut Ahmad Amin,
al-Azhar menganggap segala yang berlawanan dengan kebiasaan sebagai
kekafiran. Membca buku-buku geografi, ilmu alam atau falsafah adalah
haram. Memakai sepatu adalah bid’ah.3
Tak lama setelah itu, paman Abduh, syaikh Darwisy Khadr,
memasuki kehidu-pan Abduh. Sufi dari tarekat Syadzili ini mengobarkan
kembali antusiasme Abduh terhadap ilmu dan agama. Syaikh ini men-
gajarkan kepada disiplin etika dan moral serta praktek kezuhudannya.
Meski Abduh tidak lama bersama syaikh Dawisy, sepan-jang hidupnya,
Abduh tetap tertarik pada kehidupan tasawuf. Namun dia kemudian
menjadi kritis terhadap banyak bentuk la hiriah dan ajaran tasawuf. Untuk
beberapa lama dia bahkan menjadi zuhud. Namun kehidupan zuhud ini
ditinggalkannya karena desakan syaikh Darwisy dan karena kemudian dia
memasuki kehidupan Jamaludin al Afghani yang kharismatik itu.4
B. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN MUHAMMAD ABDUH
1. Pemikiran Muhammad Abduh Tentang Pendidikan
Dengan latar belakang pendidikan, pengalaman dan motivasinya yang
kuat untuk memajukan dunia Islam, Muhammad Abduh tidak hanya
memiliki pemikiran pendidikan yang bercorak modern. Sebagai seorang
pembaharu (modernis). Ide dan pemikiran Muhammad Abduh mencakup
dalam berbagai bidang. Menurut al-Bahiy, pemikiran Abduh meliputi;
segi politik dan kebangsaan, sosial kemasyarakatan, pendidikan, serta
akidah dan keyakinan. Walaupun pemikirannya mencakup berbagai segi,
namun bila diteliti dalam menggagas ide-ide pembaharuannya, Abduh
lebih menitikberatkan (concern) pada bidang pendidikan.5
3
Falasipatul Asifa, “Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh Dan Kontribusinya Terhadap
Pengembangan Teori Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan Agama Islam XV, no. No.1 (2018): 88–98.
4
Mohammad Khozin, “Muhammad Abduh Dan Pemikiran-Pemikirannya,” SASTRANESIA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3, no. 3 (2018).
5
Muhammad Jamaluddin, Moh. Laili, and Moh. Zaiful Rosyid, “Rekonstruksi Pendidikan
Islam Dalam Perspektif Muhammad Abduh,” JIE (Journal of Islamic Education) 4, no. 1 (2019): 99.

3
Pemikiran Abduh tentang pendidikan dinilai sebagai awal kebangkitan
umat Islam di awal abad ke-19. Pemikiran Muhammad Abduh yang
disebarluaskan melalui tulisannya di majalah al-Manar dan al-‘Urwat al-
Wusqa menjadi rujukan para tokoh pembaharu dalam dunia Islam,
sehingga di berbagai dunia Islam muncul gagasan mendirikan sekolah-
sekolah dengan menggunakan kurikulum yang dirintis oleh Abduh6
Menurut John. L. Esposito menyebutkan bahwa Muhammad Abduh
adalah tokoh awal dalam pembaruan bidang pendidikan dan hokum. Dari
uraian tentang gagasan Muhammad Abduh terhadap pembaharuan
pendidikan, sebenarnya ada beberapa ide pokok yang bisa kita garis
bawahi disini Tujuan Pendidikan Dalam merumuskan tujuan pendidikan,
Muhammad Abduh selalu menghubungkan antara tujuan yang satu dengan
yang lainnya, baik tujuan akhir pendidikan maupun tujuan intruksional.
Pokok pikiran tujuan instruksional pendidikan didasarkannya pada tujuan
sekolah.
Selain pendidikan akal, abduh juga menekankan pentingnya
pendidikan jiwa, atau pendidikan moral spiritual. Rasyid Ridha, murid
Abduh menuturkan bahwa pendidikan Muhammad Abduh bertujuan
mendidikan akal dan jiwa serta mengembangkannya hingga batasbatas
yang memungkinkan anak didik mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
di akhirat.7

2. Pemikiran Muhammad Abduh Tentang Teologi


Menurut Abduh, sebab-sebab yang membawa kemunduran adalah
faham jumud yang melanda kalangan umat Islam. Dalam kata jumud
terkandung pengertian membeku, statis dan tidak ada perubahan. Umat
6
Fatkhur Rohman, “Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Abduh,” Raudhah 4, no. 1
(2015): 86–96, http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah/article/view/63.
7
Falasipatul Asifa, “Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh Dan Kontribusinya Terhadap
Pengembangan Teori Pendidikan Islam.”

4
Islam berpegang teguh pada tradisi dan tidak mau menerima perubahan.
Paham ini dapat dimungkinkan karena pengaruh dunia non-Arab yang
telah berhasil memegang kekuasaan politik dunia Islam yang tidak
menginginkn rakyatnya maju. Rakyat ditingalkan dalam kebodohan agar
mudah diperintah dan dikendalikan.
Untuk mengikuti perkembangan zaman, umat Islam harus
mempergunakan akalnya. Untuk itu perlu membuka pintu ijtihad yang
telah berhenti dan memberantas taqlid. Menurutnya al-Qur’an berbicara
bukan saja kepada hati manusia, tetapi juga kepada akalnya. Islam
memandang akal mempunyai kedudukan tinggi. Pernyataan-pernyataan al-
Qur’an yang meninggikan kedudukn akal, misalnya, afala yatadabbarun,
afala yandzurun, afala ya’qilun dan sebagainya. Islam adalah agama
rasional. Menurut Abduh, akal mempunyai kedudukan yang
tinggi.Wahyu tidak mungkin membawa pada hal-hal yang bertentangan
dengan akal, harus dicari interpretasi yang membuat ayat itu diterima dan
sesuai dengan pendapat akal. Hal inilah yang membuat Abduh berfaham
bahwa manusia mempunyai kebebasan kemauan dan perbuatan( Free will
dan Free act). Menurut Abduh, manusia mewujudkan perbuatannya
dengan kemauan dan usahanya sendiri, tentu saja disertai kesadaran
bahwa di atasnya masih ada kekuasaan yang lebih tinggi lagi yaitu Alloh
SWT.8
Menurut Abduh akal dapat mengetahui dua dasar pokok dalam agama,
yaitu kwajiban mengetahui Tuhan dan kwajiban melakukan perbuatan
baik dan menjauhi perbuatan jahat. Dari dua masalah pokok itu dipecah
menjadi empat, yaitu:
a. Mengetahui Tuhan.
b. Kwajiban berterima kasih kepada Tuhan.

8
Mohammad Khozin, “Muhammad Abduh Dan Pemikiran-Pemikirannya,” SASTRANESIA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3, no. 3 (2018): 145–155.

5
c. Mengetahui kebaikan dan kejahatan.
d. Mengetahui kwajiban berbuat baik dan kwajiban menjauhi
perbuatan jahat.

BAB III

6
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan Muhammad Abduh bertujuan mendidikan akal dan jiwa
serta mengembangkannya hingga batas-batas yang memungkinkan anak didik
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Muhammad Abduh
merumuskan kurikulum berdasarkan tingkatantingkatan, yaitu tingka dasar,
tingkat menengah dan pendidikan tinggi. Pengorganisasian ini didasarkan
pada pembagian manusia sesuai dengan lapangan pekerjaan yang akan mereka
geluti. Ada 2 aspek metodologi pendidikan yang dibicarakan oleh Muhammad
Abduh, yaitu metodologi dalam bentuk mikro (metode mengajar) dan bentuk
makro (metodologi sebagai sati sistem).
Sebagai sosok pembaharu Muhammad Abduh memiliki andil besar
dalam perbaikan pembaharuan pemikiran islam kontemporer. Beberapa
kontribusi pemikiran pendidikan Muhammad Abduh dalam pengembangan
teori pendidikan islam, diantaranya purifikasi, reformasi pendidikan,
formulasi, dan penyatuan ilmu agama dan ilmu pengetahuan.
B. SARAN
Saran Bagi peneliti berikutnya hendaknya menambah khazanah keilmuwan
tentang pemikiran pendidikan Muhammad Abduh agar dapat memberikan
kontribusi terhadap perbaikan pendidikan saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

7
Falasipatul Asifa. “Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh Dan Kontribusinya
Terhadap Pengembangan Teori Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan Agama
Islam XV, no. No.1 (2018): 88–98.

Jamaluddin, Muhammad, Moh. Laili, and Moh. Zaiful Rosyid. “Rekonstruksi


Pendidikan Islam Dalam Perspektif Muhammad Abduh.” JIE (Journal of
Islamic Education) 4, no. 1 (2019): 99.

Khozin, Mohammad. “Muhammad Abduh Dan Pemikiran-Pemikirannya.”


SASTRANESIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
3, no. 3 (2018).

———. “Muhammad Abduh Dan Pemikiran-Pemikirannya.” SASTRANESIA: Jurnal


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3, no. 3 (2018): 145–
155.

Komaruzaman. “Studi Pemikiran Muhammad Abduh Dan Pengaruhnya Terhadap


Pendidikan Di Indonesia.” Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 3,
no. 01 (2017): 90–101.

Rohman, Fatkhur. “Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Abduh.” Raudhah 4, no.


1 (2015): 86–96.
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah/article/view/63.

Wiranata, Ricky Satria. “Konsep Pemikiran Pembaharuan Muhammad Abduh” 2, no.


20 (2019): 101–146.

Anda mungkin juga menyukai