Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Filsafat pendidikan Islam


Pemikiran Pendidikan Islam menurut Zainuddin Labay
dan Ahmad Sukarti
(Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam)

DOSEN PENGAMPU:
TASMIN, S.Pd.I., M.Pd

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV:

1. NURUL ALFIYANTI : 211230005


2. ABDUL KAHFI : 211230017
3. SITI RAHMAWATI A. MUSA : 211230019

TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM (TIPA)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat karunia dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta
pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas makalah yang berjudul “Pemikiran Pendidikan Islam menurut
Zainuddin Labay dan Ahmad Sukarti” ini adalah hasil kerja dari penulis dimana tugas
ini merupakan aspek penilaian mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari
kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan sumber yang
penulis dapatkan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT
selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua,
Aamiin.

Palu, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................... i


Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
A. Riwayat hidup Zainuddin Labay El-Yunus ................................................ 2
B. Pemikiran Zainuddin Labay El-Yunus dalam pendidikan .......................... 3
C. Riwayat hidup Ahmad Surkarti .................................................................. 5
D. Pemikiran pendidikan Ahmad Surkarti ...................................................... 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 9
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN

iii
A. Latar Belakang
Untuk dapat mengenal pendidikan secara lebih mendalam perlu
ditelaah pandangan-pandangan orang-orang yang berdedikasi dalam dunia
pedidikan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pendidikan Islam dalam
pemikiran Zainuddin Labay el-Yunus. Terdapat biografi singkat Zainuddin
Labay el-Yunus yaitu kegiatannya dalam mencari ilmu pengetahuan,
perjalanan intelektualnya, hasil karyanya, dan jasanya dalam memperbaharui
sistem pendidikan. Terdapat juga pemikiran-pemikirannya dalam pendidikan
Zainuddin Labay dapat dilihat dari sistem pendidikan yang digunakan olehnya
dalam membangun Diniyah School. Ia memberi pengenalan baru tentang
sistem berkelas dengan kurikulum yang lebih teratur dan diorganisasikan
berdasarkan sistem klasikal, pengadaan materi pelajaran yang lengkap, bahasa
pengantar dalam belajar, dan buku-buku yang digunakan.
Syekh Ahmad sukarti adalah seorang ulama besar yang lahir
didonggala sudan tahun 1872 beliau dilahirkan dikeluarga yang taat
beragama. Ahmad sukarti sejak kecil sudah kelihatan kecermelangnya
sehingga beliau diperlakukan ayahnya berbeda dengan yang lain, sukarti sejak
kecil sudah hafal Al-Qur’an.
Ahmad sukarti belajar di ulama-ulama besar yang ada di madinah dan
makkah sehingga mendapat gelar Al-allamah dari majlis ulama makkah dan
mengajar tetap di masjidil haram. Berkat prestasi dan ketinggian ilmunya
Ahmad sukarti di undang ke Indonesia dan beliau membentuk lembaga
pendidikan Al-Irsyad.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana riwayat hidup Zainuddin Labay?
b. Apa pemikiran dari Zainuddin Labay?
c. Bagaimana riwayat hidup Ahmad sukarti
d. Apa konsep pemikiran Ahmad sukarti?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui riwayat hidup Zainuddin Labay.
b. Untuk mengetahui pemikiran Zainuddin Labay.
c. Untuk mengetahui riwayat hidup Ahmad sukarti.
d. Untuk mengetahui konsep pemikiran Ahmad sukarti.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Riwayat hidup Zainuddin Labay


Syeikh Zainuddin Labay el-Yunus lahir dibukit Surungan
Padangpanjang pada hari kamis, tanggal 12 Rajab 1308 H/1890 M. beliau
meninggal pada tahun 1924 M dalam usia 34 tahun. Pada usia 8 tahun, beliau
sekolah di Governement Padang panjang sampai kelas IV (empat), Beliau
tidak puas dengan metode yang diajarkan waktu itu. Namun, semangatnya
untuk menuntut ilmu tidak pudar begitu saja. Karenanya, beliau belajar secara
otodidak,
Pengetahuannya banyak diperoleh dengan membaca sendiri dan untuk
itu kemampuannya dalam berbahasa Inggris, Belanda, dan Arab sangat
membantunya. sampai beliau disebut seorang otodidak yang menjadi “orang”
dengan tenaga sendiri. Beliau banyak membaca buku-buku, baik buku agama
maupun umum. Koleksi buku-bukunya yang dapat disebutkan meliputi kitab-
kitab yang ditulis dalam bahasa asing ini, yang meliputi berbagai macam
bidang seperti aljabar, ilmu bumi, kimia dan agama, walaupun dalam aljabar
dan kimia masih berupa kitab elementer.
Karena desakan dari orang tuanya untuk sekolah, akhirnya secara
berturut-turut beliau berguru kepada H. Abbas Abdullah, H. Abdullah Ahmad,
dan H. Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul). Dalam perjalanan intelektualnya
beliau lebih banyak bersama gurunya yang bernama H. Abbas Abdullah,
seorang ulama tradisional di Padangpanjang selama enam tahun, dan selama
itu pula beliau membantu gurunya mengajar.
Pada tahun 1913 beliau memilih padangpanjang sebagai tempat
tinggalnya yang permanen, dimana beliau masih menjadi seorang murid dan
mulai membantu mengajar H. Abdullah Karim Amrullah, disurau jembatan
Besi. Guru-guru di surau ini termasuk H. Rasul dan dalam waktu tertentu H.
Abdullah Ahmad pun mengajar di sini. Selain mengajar, beliau juga aktif
menuangkan buah pikirannya dalam bentuk buku maupun artikel. Diantara
buku karangannya adalah tentang fiqh, tata bahasa arab, biografi Musthafa
Kamil, kitab ‘aqaid al-Diniyah, arsyad al-Murid. Di samping kitab-kitab
tersebut beliau juga banyak menuangkan hasil karya tulisnya dalam artikel
dimajalah al-Munir.
Berbeda dengan pembaharu-pembaharu lain pada zamannya, beliau
lebih banyak tertarik pada kehidupan dan kegiatan kebangsaan, seperti

2
Musthafa al-Kamil di Mesir, jika dibandingkan dengan Abduh atau Rashid
Ridha yang banyak memperhatikan soal-soal agama. Untuk mewujudkan cita-
citanya, pada tanggal 10 oktober 1915 beliau mendirikan Diniyah School di
Padangpanjang yang sesuai dengan ide pembaharuan.
Beliau melakukan perombakan terhadap sistem dan metode
pendidikan Islam, menyusun kurikulum dan daftar pelajaran yang lebih
sistematis, serta mengubah sistem pendidikan surau dengan sistem pendidikan
klasikal. Untuk lebih jelas mengetahui pemikiran Zainudin Labay dalam
pendidikan pada bahasan selanjutnya akan membahas metode pemikiran
beliau dalam dunia pendidikan.

B. Pemikiran Zainuddin Labay dalam pendidikan


Dalam bidang pendidikan beliau termasuk orang pertama yang
memperkenalkan sistem sekolah yang baru. Dengan membuka sekolah guru
Diniyah (1915) beliau mempergunakan sistem berkelas dengan kurikulum
yang lebih teratur. Beliau mendirikan Diniyah School, yang merupakan
madrasah sore untuk pendidikan agama yang diorganisasikan berdasarkan
sistem klasikal dan tidak mengikuti sistem pengajaran tradisional yang
individual. Begitu pula susunan pelajarannya berbeda dengan yang lain, yaitu
dimulai dengan pengetahuan dasar bahasa Arab sebelum memulai membaca
al-Qur’an.
Materi yang ditawarkan bukan hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu
umum sebagaimana yang diajarkan dilembaga pendidikan governement,
seperti bahasa asing, ilmu bumi, sejarah dan matematika. Beliau juga
mengorganisir sebuah klub musik untuk murid-muridnya. Selan itu, murid-
murid Diniyah School pada umumnya diseleksi dengan cermat dan
memenuhi syarat yang telah ditetapkan, seperti murid-murid dalam satu kelas
yang rata-rata memiliki umur dan kecerdasan yang sama.
Pada permulaan tahun itu, Hamka adalah murid sekolah tersebut. Dia
berpendapat bahwa Zainuddin Labay banyak mengambil metode dari Mesir
dalam menyelenggarakan pendidikannya. Akan tetapi juga dapat diterima
bahwa garis besar pengajaran di Madrasah ini juga memakai unsur
pendidikan governement yang sudah diikuti beliau selama empat tahun, dan
sejumlah besar muridnya juga masih mengikuti pendidikan pada pagi hari
disekolah governement. Selain Hamka murid-murid beliau antara lain adalah,
AR. St. Mansur, Duski Sanad, dan adik beliau yaitu Rahmah el-Yunusiyah.
Bahasa yang dipergunakan beliau dalam mengajar adalah bahasa Arab.

3
Meskipun bahasa pengantar yang dipergunakan bahasa Arab, namun materi
pendidikan yang diterapkan meliputi pendidikan agama dan umum yang
langsung diambil dari buku-buku Mesir dan Belanda. Dan untuk mata
pelajaran bahasa Arab beliau tidak menggunakan buku atau kitab nahwu dan
sharaf dalam bentuk sajak yang begitu rumit, tetapi beliau menggunakan
buku yang sederhana seperti yang digunakan di sekolah dasar Mesir.
Untuk mata pelajaran fiqh dan sejarah Islam yang dahulu tidak
diperhatikan, beliau menyusun dalam bahasa melayu, sedang untuk kelas
yang lebih tinggi dalam bahasa Arab yang sederhana. Sedangkan untuk kelas
tertinggi beliau selalu menggunakan buku-buku yang diterbitkan di Kairo
maupun Beirut.
Melalui pendidikan yang didirikannya, beliau mengharapkan dapat
menciptakan out put yang bekualitas, tidak hanya ilmu agama yang menjadi
tumpuan akhir cita-cita hidup seseorag akan tetapi ilmu umum lainnya juga.
Out put seperti ini yang sangat diharapkan dan dibutuhkan umat dan bangsa
ini untuk membangun peradaban dan mengejar ketertinggalannya selama ini.
Dalam mengajarkan ilmu-ilmu agama, beliau lebih banyak mengambil
metode Mesir. Akan tetapi dalam mengajarkan ilmu-ilmu umum, beliau
cenderung mengambil gagasan pembaharuan pendidikan yang dikembangkan
oleh Musthafa Kamil Pasya, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Kedua
pendekatan ini terlihat jelas dari kitab yang digunakan lembaga ini.
Disamping kitab yang dikarangnya, beliau juga menggunakan kitab Arab
sebagaimana pendidikan Mesir untuk ilmu agama dan ilmu umum
menggunakan literatur Barat.
Selain melalui lembaga pendidikan formal yang didirikannya, beliau
juga memanfaatkan majalah al-Munir sebagai media pendidikan agama
Islam. Melalui berbagai tulisannya , beliau mencoba membuka wawasan
umat Islam tentang universalitas ajaran Islam. Beliau bahkan tidak segan-
segan mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan fatwa umat
terdahulu, jika memang menurut pandangan beliau pendapat tersebut tidak
lagi sesuai dengan ruh universal ajaran Islam. Dalam upaya ini, beliau
seringkali mendapat kritikan dan tantangan dari para ulama tradisional.
Beliau bahkan dituduh sebagai ulama yang sesat dan ulama Wahabi yang
telah keluar dari mazhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah. Namun hal demikian
tidak membuat beliau “patah semangat”, bahkan semakin mendorongnya
untuk tetap kritis dan konsisten dengan ide-ide pembaharuannya. Oleh karena

4
itu, tidak heran jika Steenbrink menilai ketokohannya sebagai sosok ulama
yang memiliki kepribadian yang kokoh.
Perhatian beliau terhadap pembaharuan pendidikan Islam sangat kuat.
Hal ini terbukti dengan aktivitas kependidikan yang dilakukannya, mulai
dengan mengajar di Surau Jembatan Besi sampai akhirnya beliau mendirikan
sekolah yang beliau beri nama Diniyah School pada tahun (1915).

C. Riwayat Hidup Ahmad Sukarti


Syekh Ahmad Sukarti nama lengkapnya adalah Ahmad bin
Muhammad Sukarti al-Kharraj al-Anshari, ia lahir pada tahun 1872 di Afdu
Donggala sudan dari keluarga yang taat beragama. Ayahnya, Muhammad al-
Anshari adalah seorang ulama tamatan Al-Azhar kairo mesir secara bahasa,
sukarti punya arti “banyak kitab” dalam bahasa sudan ‘sur” artinya kitab dan
katti artinya banyak.
Tanda-tanda kecermelangan sukarti sudah tampak sejak usia dini. Pada
masa kecilnya, ia di didik dengan pendidikan agama oleh orang tuanya.
Ayahnya mendidiknya dengan memberikan pelajaran agama. Membaca dan
menulis al-qur’an serta menghafalkannya. Akhirnya sukarti terkenal sebagai
penghafal al-qur’an di sudan. Namun keinginannya untuk mengikuti jejak
ayahnya yaitu belajar di universitas al-azhar tidak tercapai karna ayahnya
meninggal dunia. Walaupun ayahnya telah meninggal dunia, semangat
ahmad sukarti untuk menuntut ilmu tidak pernah surut.
Pada usia 22 tahun ia menunaikan ibadah haji, lalu ia menetap
dimadinah selama 4 tahun untuk menuntut ilmu seperti tafsir, hadits, dan
fiqih. Kemudian ia pindah ke makkah untuk melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi selama 11 tahun. Pada 1906 ketika berumur 34 tahun ia berhasil
memperoleh ijazah tertinggi guru agama (al-allamah) dari pemerintah
Istanbul, bahkan ia termasuk salah seorang diantara 4 orang guru agama di
arab Saudi. Karier guru dan ulamanya dimulai dengan menjadi guru di
masjidil haram al musyarafah, disini ia tidak lama dan mensosialisasikan
pemikirannya.
Di Indonesia kemudian ia membentuk lembaga pendidikan yang
dinamakan dengan al-irsyad. Adapun prinsip dari gerakan al-irsyad yaitu
untuk mewujudkan kesetaraan diantara kaum muslim berdasarkan al-qur’an
dan sunnah serta mengikuti jalan yang benar untuk semua solusi masalah
agama yang diperdebatkan.

5
D. Pemikiran Pendidikan Ahmad Sukarti
1. Factor pendorong lahirnya pemikiran ahmad sukarti
Secara umum ide-ide pembaharuan pendidikan ahmad sukarti dapat
dikategorikan ada beberapa aspek, yaitu aspek institusi (kelembagaan),
kurikulum, metode dan pendidikan. Secara kelembagaan program
pendidikan yang dilakukan berlangsung selama 15 tahun dengan jenjang
pendidikan yang meliputi:
a. Madrasah awaliyah berjenjang 3 tahun
b. Madrasah ibtidaiyah berjenjang 4 tahun
c. Madrasah tajhiziyah berjenjang 2 tahun
d. Madrasah mu’allimin berjenjang 4 tahun

2. Pentingnya pendidikan bagi manusia


Pada hakikatnya manusia diciptakan dalam sebaik-baik bentuk dalam
rangka mengemban tugas sebagai khalifa di muka bumi untuk
melengkapi kesempurnaan tersebut, diperlukan pemberdayaan manusia.
Diantara unsur pemberdayaan yang setrategis adalah melalui pendidikan
bagi manusia, pendidikan merupakan sentral untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya, sehingga memiliki jati diri dan tanggung jawab
profesional dalam hidupnya.
Melalui upaya ini, secara langsung atau tidak langsung harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk tuhan akan berada pada posisi yang
sangat terhormat. Oleh karena itu, tak berlebihan bila ahmad sukarti
meyakini bahwa pendidikan dan pengajaran adalah segala-galanya dan
merupakan kunci bagi terciptanya kemajuan peradaban umat manusia.
Uraian tersebut dapat dilihat dari ungkapan ahmad sukarti yaitu
pengajaran merupakan dasar semua kemajuan dan merupakan pokok dari
semua kemuliyaan dan pangkal dari semua bentuk kebersihan.

3. Sistem pendidikan
Menurut ahmad sukarti sistem pendidikan harus mencerminkan
kebutuhan masyarakat. Bahwa pendidikan harus mampu memberikan
perbaikan kondisi masyarakat secara lahir dan batin. Sistem pendidikan
yang ideal menurutnya adalah sistem pendidikan yang ada mengandung
dimensi ilahiyah dan dimensi insaniyah.
a) Tujuan pendidikan

6
Tujuan pendidikan menurut ahmad sukarti lebih mengacu
kepada perlindungan terhadap manusia dari keterbelangkangan dan
kengkuhan diri sendiri, terutama dalam posisinya sebagai khalifah
Allah di dunia ini. Tujuan pendidikan juga mengisyaratkan perlunya
perhatian khusus terhadap permasalahan, problem, keadan individu
peserta didik, yang mengalami berbagai macam perbedaan latar
belakang.
b) Kurikulum
Sementara dalam aspek kurikulum menerapkan kurikulum
yang khusus. Misalnya penggunaan kitabnya dimulai dari jenis kitab
yang paling rendah dalam tingkatan satu disiplin ilmu keislaman,
sampai pada tingkatan yang paling tinggi. Maka dari itu dapat
diketahui bahwa ahmad sukarti dapat dikategorikan sebagai tokoh
pembaharuan dalam bidang pendidikan Islam pada masanya, karena
model dan cara pendidikan yang diperkenalkannya belum biasa
dikenal dilembaga-lembaga pendidikan yang terdapat dimasyarakat
pada masa itu.
Ahamd sukarti juga tidak membedakan dan mengelompokkan
ilmu pengetahuan, karena menurutnya bahwa semua ilmu adalah dari
Allah. Dari konsep penyusunan kurikulumyang dilakukan oleh
Ahmad sukarti tersirat sebagai tokoh pendidikan yang tidak mengakui
adanya dikotomi dalam ilmu pengetahuan.
c) Metode dan pendekatan
Adapun pemikirannya tentang metode pengajaran ahmad
sukarti menerapkan banyak metode belajar yaitu, rihlah, diskusi,
ceramah, dan praktek. Pemdekatan yang digunakan ahmad sukarti
adalah memperhatikan muridnya dari segi budi pekerti dan
intelektual, pemikiran yang mampu diterima oleh muridnya,
pendekatan rasional, pendekatan personal, pendekatan ma’thur, dan
pendekatan tauhid.

4. Karya-karya Ahmad Sukarti


Adapun karya-karya ahmad sukarti adalah sebagai berikut:
1) Risalah surat al-jawab, risalah ini merupakan argumentasi Ahmad
sukarti dalam bidang perkawinan tentang kafa’ah

7
2) Al-masail, al-amiriyyah, merupakan tulisan Ahmad sukarti yang
ditulis pada tahun 1925 yang berisi tentang pempurnian ajaran
Islam.
3) Al-washiyyat, Al-amiriyyah, merupakan sebuah buku karangan
Ahmad sukarti pada tahun 1918, tema central buku ini adalah
anjuran untuk berbuat kebaikan.
4) Zedeler Uit Den for Qur’an, buku ini karang Ahmad sukarti pada
tahun 1932, adalah buku yang berhubungan dengan akhlaq.
5) Al-khawatir, al-hisan, buku ini merupakan sajak-sajak Ahmad
sukarti yang memuat sajak berjiwa pendidikan agama dan social.
6) Al-dakhirah, al-Islamiyah, adalah majalah yang diterbitkan Ahmad
sukarti pada tanggal 1 muharram tahun 1432 H. majalah ini
berisikan tentang ajaran agama islam dan pendidikan.

5. Analisis
Ahmad sukarti adalah seorang pembaharuan pendidikan Islam dengan
semangat pembaharuan Ahmad sukarti melihat lingkunngan bahwa
pendidikan harus mampu memperbaiki kondisi masyarakat secara lahir
maupun batin. Tujuan pendidikan melindungi manusia dari
keterelakangan ilmu pendidikan, karena manusia adalah kholifah dimuka
bumi ini.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian singkat di atas mengenai Zainnuddin Labay el-Yunus tentang
riwayat hidup dan pemikirannya dalam pendidikan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Zainuddin Labay telah menunjukan otodidaknya menjadi seorang
pembaharu dalam bidang pendidikan.
2. Beliau sangat berjasa dalam mengembangkan bahasa Arab baik sebagai
bahasa pengantar, maupun bahasa yang digunakan sehari-hari.
3. Beliau telah memperkenalkan model pendidikan yang hakikatnya pada
masa itu belum lazim digunakan, yaitu model klasikal.
4. Beliau telah memperkenalkan pengetahuan modern ke dalam kurikulum
pendidikan Islam.
5. Usaha-usaha yang dilakukan beliau telah menghasilkan kader-kader yang
tangguh dalam bidang ilmu agama sebagaiman yang diperlihatkan oleh
Hamka.
Dengan adanya pemikiran dari Ahmad sukarti pendidikan harus melihat
kebutuhan masyarakat, diharapkan pendidikan di Indonesia mampu
memberikan perubahan yaitu memberikan perbaikan kondisi masyarakat yang
bobrok dan tidak mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas menjadi
masyarakat yang berperilaku baik dan mempunyai sumber daya alam manusia
yang berkualitas, agar dapat menjalankan amanah dari Allah SWT sebagai
khalifah dimuka bumi ini dan mampu mengantarkan masyarakat Indonesia
dalam menggapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.

B. Saran
Demikian paparan materi makalah tentang Pemikiran Pendidikan
Islam menurut Zainuddin Labay dan Ahmad sukarti bahwa pemikiran
pendidikan Islam itu sangatlah penting sehingga perlunya adanya perbaikan,
menelaah dan mengkaji secara continue dalam perbaikan secara terus menerus
terhadap pembelajaran agar mencapai tujuan yang diharapkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Cet III. Jakarta: LWI.

Noer, Deliar. 1985. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta: LP3ES.

Rasyad, Aminuddin. 1991. Hj. Rahmah el-Yunusiyah dan Zainuddin Labay; Dua
Tokoh Pembaharu Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyah
Putri Padangpanjang.
Prof. Dr. H. Ramayulis, Dr. H. Samsul Nizar, M.A, Ensiklopedia Tokoh Pendidikan
di Dunia Islam dan Indonesia.
Herry Muhammad, dkk, took-tokoh Islam yang berpengaruh abad 20, Jakarta: gema
insane.

10

Anda mungkin juga menyukai