Oleh:
Syamsul Taufik 20511014
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2
B. Karya-karya Hamka.................................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sesuatu yang esensial bagi manusia, Dengan pendidikan manusia
suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam
menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia.
penting dan tinggi dalam doktrinnya. Masalah pendidikan adalah masalah hidup dan
kehidupan. Proses pendidikan berada dan berkembang selaras dengan proses perkembangan
manusia itu sendiri. Bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Ini berarti
bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan. Proses
pendidikan manusia dilakukan selama kehidupan manusia itu sendiri, mulai dari alam
kandungan sampai lahir di dunia manusia telah melalui proses pendidikan, hal ini
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa
Pendidikan Islam telah dimulai di Indonesia sejak masuknya Islam ke kawasan ini.
Pendidikan Islam pada mulanya berlangsung secara informal, yakni kontak-kontak person
antara mubaligh awal yang datang ke Indonesia dengan masyarakat sekitar. Pada fase
pendidikan informal ini, tidak ditemukan adanya tempat tertentu untuk berlangsungnya
proses pendidikan tersebut, tidak pula ada kurikulum yang baku, tidak ada jadwal waktu
tertentu. Pelaksanaannya sangat tergantung pada kondisi dan situasi ketika itu. Mubaligh
awal lebih banyak mengajar lewat perilakunya, sebagai uswatun hasanah (contoh teladan
yang baik). Setelah masyarakat muslim terbentuk, mulailah dibangun rumah ibadah (masjid).
Di masjid ini dilaksanakanlah pendidikan Islam, dalam bentuk ceramah, bimbingan ibadah,
membaca Al Qur’an, dan lain-lainnya. Pendidikan Islam pun memasuki era pendidikan
nonformal. Selanjutnya barulah muncul lembaga pendidikan yang khusus dipersiapkan untuk
tempat terlaksananya proses pembelajaran yang diberi nama: pesantren di Jawa, dayah di
Aceh dan Surau di Sumatera Barat. Di sini pelaksanaan pendidikan dilakukan dengan formal.
Sudah ada tempat tertentu, guru tertentu, kurikulum (isi) pelajaran tertentu, peraturan-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui pemikiran pendidikan islam menurut
kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa dikenal dengan sebutan
buya Hamka, dilahirkan di daerah Sungai Batang, Maninjau Sumatera Barat pada
hari Ahad, tanggal 17 Februari 1908 M./13 Muharam 1326 H dari kalangan family
yang taat beragama. Ayahnya adalah Haji Abdul Karim Amarullah atau sering
disebut Haji Rasul. Haji Rasul adalah seorang ulama yang pernah mengenyam
berasal dari keturunan yang taat beragama dan memiliki hubungan dengan generasi
pembaharu Islam di Minangkabau pada akhir abad XVIII dan awal abad XIX. Ia
lahir dalam struktur masyarakat Minangkabau yang menganut sistem adat keibuan
(suku ibu/matrilineal). Oleh karna itu, dalam silsilah Minangkabau ia berasal dari
suku Tanjung, sebagaimana suku ibunya. Secara formal, alur pendidikan yang
dienyam oleh Hamka tidak terlalu tinggi. Pada usia 8-15 tahun, beliau mulai
di Padang Panjang dan Parabek. Diantara gurunya adalah Syekh Ibrahim Musa
Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid, Sutan Marajo dan Zainuddin Labay el-
penggunaan sistem halaqoh. Pada tahun 1916, sistem klasikal baru masuk dan
dikenal di Sumatera Thawalib Jembatan Besi. Hanya saja, pada saat itu sistim
klasikal yang dikenal tersebut belum memiliki bangku, meja, kapur dan papan tulis.
Materi pendidikan yang diajarkan masih berkisar pada pengajian kitabkitab klasik,
seperti nahwu, sharaf, manthiq, bayan, fiqh, dan yang sejenisnya. Pendekatan
pendidikan dilakukan dengan menekankan pada aspek hafalan, cenderung mirip
dengan sistem pendidikan tradisional. Hamka adalah salah satu tokoh pembaharu
Minangkabau yang berupaya mengubah dinamika umat dan mujaddid yang unik.
yang memiliki wawasan menyeluruh dan visioner. Hal ini nampak pada
ia kelola atas permintaan pihak yayasan melalui Ghazali Syahlan dan Abdullah
gigi dan poliklinik umum yang melayani pengobatan untuk para siswa, jemaah
Kursus Agama Islam, membaca Al-Qur’an, manasik haji, dan pendidikan kader
aula, dan ruang-ruang belajar untuk difungsikan sebagai media pendidikan dan
sosial. Ia telah mengubah wajah Islam yang sering kali dianggap ’marginal’
’kumal’ terhadap kiyai dalam wacana yang eksklusif, menjadi pandangan yang
insklusif, respek dan bersahaja. Bahkan, beberapa elit pemikir dewasa ini
merupakan orang- orang yang pernah dibesarkan oleh Masjid Al-Azhar. Beberapa
Anwar, Wahid Zaini, dan lain-lain. Beberapa pandangan buya Hamka terkait
rumah, yaitu antara orang tua dan guru harus ada dan konsern. Untuk mendukung
hal ini, Hamka menjadikan Masjid Al-Azhar sebagai tempat bersilaturrahmi antara
guru dan orang tua untuk membicarakan perkembangan peserta didik. Dengan
adanya sholat jamaah di masjid, maka antara guru, orang tua dan murid bisa
hari Jum’at”, begitu tutur Hamka.4 Pada tanggal 24 Juli 1981, Hamka telah puang
ulama, dan budayawan, tapi juga seorang pemikir pendidikan yang pemikirannya
B. Karya-karya Hamka
agama, tasawuf, sejarah hingga roman anak muda. Sebagian diantaranya bahkan
2. Si Sabariah.(1928)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
Masyarakat,Balai Pustaka.
Muhammadiyah di Padang).
memiliki tiga tenaga, yaitu kekuatan nalar, tenaga amarah dan tenaga nafsu,
maka dari itu sehingga Hamka lebih cenderung berpikiran monisme. Di sisi
potensi untuk kebaikan, tetapi juga potensi untuk keburukan atau kejahatan.
Jadi, sifat dari manusia itu ialah jiwa karena jiwa merupakan suatu yang
memiliki kekuatan. Bahwa segala sesuatu itu hakikatnya berasal dari yang
satu yaitu Tuhan. Maka dari itu Manusia diberikan kelebihan dari makhluk
lain, dari kelebihan itu maka manusia bisa membedakan antara baik dan
buruk.
manusia, motif dari setiap kegiatan, nilai, tujuan dan makna yang membentuk
hidup manusia. Dalam filsafat, manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Karena
itu, filsafat manusia sedang membahas sifat manusia. Di Yunani kuno, orang
akrab dengan istilah "mengenal diri sendiri". Socrates adalah filsuf pertama
Kemudian itu mati, lalu dikuburkan ke dalam perut bumi. Hancurlah daging
bungkahan tanah. Maka tumbuhlah sesuatu tumbuhan di atas kubur itu, entah
pohon tadi meresapkan sari tanah. Sebahagian dari tanah yang berasal dari
daging tubuh manusia tadi, timbul kembali dalam bentuk yang lain. Sampai
filsuf Islam lran yang terkenal, Omar Khayam dalam Robayatnya yang
Menurut Buya Hamka dalam Aklaqul Karimah , ini karena rahmat yang
Tuhan, memiliki akal dan juga selain hasrat seksual, Tuhan juga punya
berusaha untuk mengekspresikan konsep atau ide yang penting bagi umat
manusia. Manusia ingin mengetahui asal dan tujuannya, tentang hidup dan
mati, tentang kodrat manusia.
diciptakan oleh Allah SWT. mereka memiliki berkah yang sempurna. Karena
keadaan yang baik. "Jadi itu akan melakukan fungsinya, Dalam kekhalifahan
Allah.”
dalam karya tulisannya disebut dengan istilah pribadi. Pribadi yang mapan
sesuai dengan jalan hidup seorang muslim. Buya Hamka dalam memandang
kembangkan segala potensi manusia, yaitu meliputi akal, budi, cita-cita dan
bentuk fisik agar terwujud pribadi yang baik serta dapat tercermin dalam
sikap dan perilaku sehari-hari sesuai dengan panduan jalan hidup Islami.
orang lain (kekerasan yang kuat terhadap yang lemah). Dengan harapan
pendidikan mampu menanamkan rasa bahwa diri sendiri (peserta didik) ini
ialah anggota masyarakat dan tidak dapat melepaskan diri dari masyarakat
kepada hawa dan nafsunya, serta bukan kepada orang yang menguasainya
(menggagahi dia).
Buya Hamka membagi dua kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap
individu dalam pembentukan pribadi itu, yaitu berfikir dan bekerja. Berfikir
itu artinya mampu menyusun teori yang benar dan bekerja mampu
menerapkan teori tersebut dalam proses kerja secara maksimal dengan benar
pula. Lebih lanjut menurut Buya Hamka proses atau cara pelaksanaan
terdiri dari dua kegiatan penting yaitu melatih berfikir dan melatih bekerja
secara saling berkaitan dan menyeluruh. Selanjutnya, secara lebih rinci kedua
kegiatan itu Buya Hamka menjelaskan, yang masuk dalam kelompok melatih
sains secara terpadu) agar mereka dapat berkhidmat pada akal dan jiwanya.
itu, seluruh sistem sosial di mana peserta didik itu berada harus bersifat
sesuatu yang tidak kaku, serta menghargai setiap pendapat sebagai sebuah
berfikir kritis dan menghargai kemerdekaan yang dimiliki setiap orang, tanpa
menyinggung kemerdekaan yang lainnya (Hamka, 1962: 190) hal inilah yang
pendidik secara spesifik, namun pendapatnya mengenai hal ini dapat terbaca
pendidikan adalah untuk membentuk watak pribadi. Manusia yang telah lahir
ke dunia ini supaya menjadi seorang yang memiliki manfaat dalam kehidupan
bermasyarakat, juga agar peserta didik bisa mengetahui mengenai suatu hal
yang berkaitan dengan baik dan buruk. Dari batasan di atas, terlihat demikian
Hal ini menjadikan seorang pendidik, bukan hanya dituntut untuk memliki
ilmu yang luas, namun mereka pula hendaknya merupakan seorang yang
sebagai bagian dari amanat yang diberikan Allah kepadanya dan mesti
disebabkan karena tugasnya yang suci dan mulia Eksistensinya bukan hanya
akan tetapi lebih dari itu adalah berupaya membentuk karakter atau
yang tidak memiliki kepribadian sebagai seorang pendidik, tidak akan dapat
didik tidak bisa memahami secara penuh mengenai apa yang diajarkan oleh
dalam tiga unsur utama, yaitu: orang tua, guru dan masyarakat.
Peserta didik merupakan orang yang secara akal budi masih kosong dan
harus siap menampung, serta mengelola apa saja yang diajarkan oleh
pendidiknya untuk kebaikan hidupnya kedepan. Menurut Buya Hamka tugas
dan tanggung jawab anak didik adalah berusaha semaksimal mungkin untuk
d. Berusaha agar tingkah laku dan ahlaknya sesuai dengan ilmu yang
dimiliki.
i. Berbuat baik kepada orang tua dan abdikan ilmu untuk masalah umat.
knowledge, akan tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana ilmu yang
mereka peroleh mampu membuahkan suatu sikap yang baik (akhlak al-
karimah), sesuai dengan pesan nilai ilmu yang dimilikinya. Hamka juga
oleh roh agama dan dinamika intelektual) yang seimbang. Integralitas kedua
peserta didik. Hal ini disebabkan karena esensi pendidikan Islam berupaya
kepada setiap manusia, sehingga akan tercermin dalam sikap hidup, tindakan,
membumi dan bervisi masa depan. Pernyataan ini tidaklah berlebihan jika kita melihat betapa
banyak karya dan buah pikiran Hamka yang turut mewarnai dunia, khususnya Islam.
sosok yang cerdas , penuh inspiratif dan masih banyak hal lain yang dapat kita adopsi untuk
Makalah yang spesifik membahas kajian tokoh ini berusaha memberikan gambaran
terhadap pendidikan Islam. Karena diakui atau tidak pemikiran Hamka masih kental kita
disertai dengan argumen-argumen yang mendukung hal tersebut. Karena pada hakikatnya Al-
Qur’an adalah kitab yang akan tetap mampu menjawab segala persoalan hidup manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. Lembaga Hidup. Jakarta: Djajamurni. 1962. ______. Falsafah Hidup. Jakarta:
Pustaka Panjimas. 1984. Mohammad, Herry. Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad
20. Jakarta: Gema Islami. 2006. Nizar, Samsul. Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan
Pemikiran Hamka tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES Anggota
IKAPI. Susanto, A. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. 2009. Ramayulis.
Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: Quantum Teaching. 2005. Tamin, Mardjani.
Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Dep P dan K RI. 1997.