Dosen Pengampu
Disusun Oleh
Kelompok 11
Sunarto
Sikom
Yunita Sari
TULUNGAGUNG
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan nikmatnya penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perserikatan Ulama dan Usaha Pendidikannya”
ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata Sejarah Pendidikan Islam
jurusan Manajemen Pendidikan Islam semester 1 Pasca Sarjana STAI Diponegoro.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFRAT ISI.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Pendiri Perserikatan Ulama..............................................................................5
B. Awal Mula Perserikatan Ulama......................................................................................6
C. Pengaruh Didirikan Perserikatan Ulama Terhadap Sistem Pendidikan.........................8
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, pendidikan bermakna sebagai usaha untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Kehidupan umat manusia,
pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa
pendidikan, mustahil manusia dapat hidup dan berkembang sejalan dengan cita-cita
untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup manusia.
Pendidikan merupan yang esensial bagi manusia. Melalui manusia dapat belajar
menghadapi segala problematika yang ada di alam semsta ini demi mempertahanakan
kehidupannya, dapat membentuk kepribadiannya, dapat menentukan prestasi dan
kapabelitas dan produktifitasnya serta dapat mengapresiasi dan memaknai kehidupan.
Atau dengan kata lain, pendidikanlah satu-satunya jalan yang dapat mengantar setiap
insan mencapai peradapan dan kebudayaan gemilang.
Dari tokoh-tokoh islam kemudian membentuk semacam perkumpulan
pergerakan islam yang semula bermaksud berjuang bersama-sama rakyat dalam
menghadapi penjajah, disamping itu berusaha memajukan bangsa melalui jalur
pendidikan yang diperjuangkannya. Sekalipun bermunculan banyak organisasi islam,
namun pada dasarnya tetap mempunyai satu tujuan yaitu memajukan agama islam dan
merebut kemerdekaan dari cengkraman penjajah. Dari organisasi-organisasi islam ini
ditumbuhkkembangkan sikap dan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat melalui
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Pendiri Perserikatan Ulama?
2. Bagaimana Awal Mula Perserikatan Ulama?
3. Bagaimana Pengaruh didirikannya Perserikatan Ulama terhadap sistem
pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui Biografi Pendiri Perserikatan Ulama?
2. Mengetahui Awal Mula Perserikatan Ulama?
3. Mengetahui Pengaruh didirikannya Perserikatan Ulama terhadap sistem
pendidikan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Risalah Petunjuk bagi Sekalian Manusia.
2. Ekonomi dan Koperasi dalam Islam.
3. Ketetapan pengajaran di Sekolah Persyarikatan Ulama
4. Daawatul Amal.
5. Tarikh Islam.
6. Neraca Hidup.
7. Risalah.
Selain itu, tulisan-tulisan Abdul Halim juga dimuat dalam beberapa majalah,
seperti Suara Persyarikatan Ulama, As-Syuro, al- kasyaaf dan pengetahuan Islam.
Abdul halim juga menulis di Suara Muslimin Indonesia, Suara MIAI (majelis Islam
A’la Indonesia) dan di situ, ia menjadi pengisi artikel Ruangan Hadist. Ia juga
menulis dalam lembaran-lembaran lain yang beredar dalam bentuk tercetak atau
stensil, terutama untuk kalangan organisasi Persyerikatan Ulama.
6
pendidikan, juga aktif di bidang sosial, ekonomi dan kemasyarakatan. Anggota
perkumpulan ini terdiri atas para tokoh masyarakat, santri, pedagang dan petani.
Salah satu pemikir penting KH. Abdul halim dalam kapasitasnya sebagai ulama
adalah bagaimana membina keselamatan dan kesejahteraan umat melalui perbaikan
delapan bidang yang disebut dengan “Islah as-Samaniyah”, yaitu:
1. Islah al-Aqidah (perbaikan bidang aqidah).
2. Islah al-Ibadah (perbaikan bidang ibadah)
3. Islah at-Tarbiyah (perbaikan bidang pendidikan)
4. Islah al-Ailah (perbaikan bidang keluarga)
5. Islah al-Adah (perbaikan bidang kebiasaan)
6. Islah al-Mujtama (perbaikan masyarakat)
7. Islah al-iqtisad (perbaikan bidang perekonomian)
8. Islah al-Ummah (perbaikan bidang hubungan umat dan tolong-menolong).
Secara bertahap, organisasi yang dipimpinnya dapat memperbaiki keadaan
masyarakat, khuusnya masyarakat kecil. Melihat kemajuan dan hasil yang telah
dicapainya, pemerintah kolonial Belanda mulai mencurigainya. Secara diam-diam
pemerintah kolonial mengutus polisi rahasia untuk mengawasi pergerakan Abdul halim
dan setiap orang yang dicurigai. Pada tahun 1915 organisasi yang dipimpinnya
dibubarkan sebab dinilai oleh pemerintah sebagai penyebab terjadinya kerusuhan
(terutama antara pribumi dan Cina). Sejak itulah hayatul Qulub secara resmi dibubarkan
namum kegiatannya terus berjalan.
Kemudian pada tanggal 16 Mei 1916 Abdul Halim mendirikan Jami’yah I’anah al
Muta’alimin sebagai upaya untuk terus mengembangkan bidang pendidikan. Sistem
pendidikan berkelas dengan lama belajar lima tahun. Sekolah ini mula-mula mendapat
kritikan dari ulama setempat namun kemudian mendapat sambutan baik. Murid-murid
datang bukan hanya dari Majalengka tetapi juga dari Indramayu, Kuningan, Cirebon,
dan tegal. Lulusannya kemudian mendirikan madrasah di tempat asalnya.
Untuk menjaga mutu pendidikan, KH. Abdul Halim mengadakan hubungan dengan
Jamiat Khair dan Al-Irsyad di Jakarta. Melihat sambutan yang cukup tinggi, yang
dinilai oleh pihak kolonial dapat merongrong pemerintah, maka pada tahun 1917
organisasi ini pun dibubarkan. Dengan dorongan dari sahabatnya, HOS. Tjokroaminoto
(Presiden Sarekat Islam pada waktu itu), pada tahun itu juga ia mendirikan
“Persyarikatan Ulama”. Organisasi ini diakui oleh pemerintah Belanda pada tanggal 21
7
Desember 1917. Pada tahun 1924 daerah operasi organisasi ini sampai ke seluruh Jawa
dan Madura, pada tahun 1937 terus disebarkan ke seluruh Indonesia.
Untuk mendukung organisasi ini, terutama pada sektor keuangan/dana, Abdul
Halim mengembangkan usaha bidang pertanian dengan membeli tanah seluas 2,5
hektar pada tahun 1927, kemudian mendirikan percetakan pada tahun 1930. Pada tahun
1939 ia mendirikan perusahaan lainnya, yang langsung dibawah pengawasannya.
Untuk mendukung lajunya perusahaan di atas, kepada para guru diwajibakan menanam
saham sesuai dengan kemampuan masing-masing. Abdul halim juga mendirikan
sebuah yayasan yatim piatu yang dikelola persyarikatan wanitanya, Fatimiyah.
Abdul halim juga memandang perlu memberikan bekal keterampilan kepada anak
didik agar kelak hidup mandiri tanpa harus tergantung pada orang lain atau menjadi
pegawai pemerintah. Ide ini direalisasi dengan mendirikan sekolah/pesantren “Santi
Asromo” pada bulan April 1942, yang bertempat di Desa Pasirayu, Kecamatan
Sukahaji, majalengka. Pelopor pesantren modern yang mencetak santri plus, yang saat
itu belum terpikirkan orang. Di samping itu, pendirian pesantren ini pun didorong oleh
kenyataan banyaknya orang pribumi yang sulit mengecap pendidikan di sekolah-
sekolah. Pesantren santri Asromo termasuk pembaru kurikulum pesantren, karena sejak
didirikan, telah meninggalkan sistem pendidikan tradisional yang khusus memberikan
pelajaran agama.
Inilah puncak pemikiran K.H. Abdul Halim di bidang pendidikan. Pesantren Santri
Asromo dibangun di tempat yang jauh dari keramaian Kota Majalengka. Para santri
selain diberi pelajaran umum dan dibekali pendidikan keterampilan seperti bercocok
tanam, bertukang kayu, kerajinan tangan, dan lain-lain. Siswa juga wajib tinggal di
asrama selama 5 sampai 10 tahun. Pendidikan yang menekankan tiga unsur yaitu
akhlak, sosial, dan ekonomi ini ternyata banya menarik minat masyarakat. Pada
dermawan pun mengalir memberi dukungan. Santri yang dihasilkan adalah santri
lengkap yang memiliki bekal agama, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Pada tahun
1932, nama sekolah diubah menjadi Madrasah Darul Ulum.
8
Memulai merintis perubahan pembaharuan sistem pendidikan, dengan
mendirikan banyak organisasi yang mana pada saat itu juga harus melawan keadaan
atas koloni. Dengan pembaharuannya yang beliau terapkan dalam organisasi seperti,
penghapusan sistem halaqoh, pengelompokan belajar, tidak hanya mendapatkan ilmu
agama namun juga ilmu lainnya. pengajaran keterampilan ini sangat berdampak bagi
perkembangan pendidikan itu sendiri.
Metode metode organisasi pendidikan sekarang banyak yang menggunakan
metode Abdul halim pada waktu itu. Madrasah-madrasah saat ini tidak hanya
mengajarkan ilmu agama dalam kurikulumnya, tapi juga ilmu sosial, ilmu hitung dan
ilmu bahasa juga didapatkan.
Kemudian mengenai pengajaran keterampilan bagi para santri waktu itu, juga
sangat bermanfaat bagi santri setelah lulus karena tidak bingung akan dunia pekerjaaan.
Ini akan mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Sekarang ini banyak sekolah
yang mengadakan program Full Day School dimana didalamnya terdapat materi
keterampilan khusus.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persyerikatan Ulama didirikan oleh KH. Abdul Halim yang dirintis mulai tahun
1911 M. Dimulai sejak beliau pulang seusai ibadah haji dan mencari ilmu di
Makkah. Ilmu-ilmu yang didapatkan dari pembelajarannya melalui guru-guru besar
di Makkah beliau terapkan di kampung halaman guna terdapat pembaharuan.
Dengan jerih payah usaha keras beliau, dapat merubah sistem-sistem di
majalengka Khususnya pendidikan. Dengan diterapkannya sistem perkelasan,
kurikulum baru dengan adanya keterampilan dan tidak hanya diberi ilmu-ilmu
agama saja. kemudian beliau juga menerapkan sistem tanan saham untuk
menampung sumber dana guna menghidupi organisasi-organisasi yang
dinaunginya.
Perpaduan antara aqidah, akhlak dan ekonomi ini menjadi dasar pemikiran KH.
Abdul halim dalam organisasi. Hingga saat ini banyak madrasah-madrasah yang
dibilang meniru gaya Abdul Halim. Karna kiprahnya pada saat itu begitu maju,
tidak heran bila bnyak orang yang mencontoh pemikiran-pemikiran beliau.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat tentang sistem pendidikan islam pada
persyerikatan ulama. Kamu menyadari bahwa banyak kekurangan dan kesalahan
dari makalah yang kami susun, untuk iru kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutanya menjadi lebih baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11