Mata Kuliah :
Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Dra. Beti Susilawati, S. Kom., M. Pd
Disusun oleh :
Kelompok 11 Kelas H
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dari kelompok 11 dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “Sejarah Pendidikan Islam” dengan
Pokok Pembahasan mengenai “Tokoh-tokoh Kekinian Indonesia dan Pengaruhnya
dalam Perkembangan Sejarah Pendidikan Islam” ini dengan baik.
Sholawat teriring mutiara salam tak lupa kita sanjungkan keharibaan Nabi
besar Kita Nabi Muhammad Saw. Semoga kita mendapat syafaatnya kelak di
yaumil kiamah. Aamiin Ya Rabbal Alaamiin.
Atas tersususnya makalah ini kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.
Beti Susilawati, S. Kom., M. Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah “Sejarah
Pendidikan Islam“ Yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga
kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami masih membutuhkan bimbingan, kritik, serta
saran yang membangun agar dapat menjadi pelajaran untuk lebih baik lagi pada
makalah-makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis maupun pembaca.
Kelompok 11
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................I
KATA PENGANTAR.......................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
1. K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari..........................................................................4
2. K.H. Ahmad Dahlan...............................................................................................6
3. K.H. Imam Zarkasyi...............................................................................................8
4. Nur Cholis Madjid (Cak Nur)...............................................................................10
5. Abdullah Syafi’i...................................................................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................15
A. Kesimpulan.............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah pendidikan Islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman
lahirnya islam sampai dengan masa sekarang. Juga merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan
operasionalisasi sejak zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang.
1
Pendidikan Islam berkembang dengan pesat sejak dari peninggalan
Rasulullah hingga sampai pada masa kita saat ini. Islam tak lepas dari para tokoh
agamanya yang menyebarkan maupun mengembangkan pendidikan islam di dunia
ini, dan di Negara kita sendiri terdapat beberapa tokoh penddikan islam yang
jasanya sangat besar dalam perkembangan pendidikan islam.
Sekian banyak tokoh pendidikan islam yang ada, baik yang dikenal
maupun yang tidak tentunya banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita ambil.
Seiring berjalannya waktu, para tokoh yang telah berjasa banyak yang terlupakan,
bahkan mereka ajaran dan peran sertanya banyak yang diabaikan. Oleh karena itu,
kita sebagai mahasiswa tak sepatutnya melupakan jasa-jasa mereka. Bahkan kita
harus lebih giat lagi dalam meneruskan visi dan misi mereka. Dalam makalah kali
ini akan mencoba untuk sedikit memaparkan biografi dan peran serta mereka
dalam merentaskan kebodohan.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemikiran Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di era modern?
2. Bagaimana Penerapan hasil pemikiran Tokoh pendidikan Islam lingkup
Nasional ?
3. Apa Dampak sosial masyarakat hasil pemikiran Tokoh pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pemikiran Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di era
modern
2. Untuk mengetahui penerapan hasil pemikiran Tokoh Pendidikan Islam
lingkup Nasional
3. Untuk mengetahui dampak sosial masyarakat hasil pemikiran Tokoh
Pendidikan Islam
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
erat dengan aspek afektif siswa, pada saat mencoba membahas KH Hasyiman
yanuan kunuan punan dun -Qur'an dan Al-Hadis. Karena dalam Al-Qur'an dan Al-
Hadis terwujud suatu sistem pendidikan koomperhensif seperti kognitif, afektif
dan psikomotorik.
1
Nashiruddin Pilo. (2019). Pemikiran Pendidikan K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari. Jurnal Ilmiah
Islamic Resources FAI-UMI Makassar. 16. 208-210.
5
bertepatan 6 Februari 1906 M., K.H. Hasyim Asy‟ari mendirikan pondok
pesantren Tebuireng. Di pesantren inilah K.H. Hasyim Asy‟ari banyak melakukan
aktivitas-aktivitas kemanusiaan sehingga ia tidak hanya berperan sebagai
pemimpin pesantren secara formal, tetapi juga pemimpin masyarakat secara
informal.2
Jika dicermati, tampak bahwa KH. Ahmad Dahlan begitu semangat untuk
melakukan terobosan pembaruan melalui dua elemen tersebut. Sebab lembaga
pendidikan masih dianggap sebagai media yang paling strategis dalam
menyampaikan cita-cita pembaruan.
2
Zamakhsyari Dhofir. 2011. Tradisi Pesantren; Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia, Jakarta: LP3S.
6
Ambtenaren (OSVIA, sekolah pendidikan untuk pegawai pribumi/ Pamong Praja)
di Magelang.
KH. Ahmad Dahlan dikenal sebagai sosok seorang ulama yang sedikit
berbicara tetapi banyak beramal, sedikit berteori tapi banyak berbuat. Karenanya
dia tidak dikenal sebagai ulama yang produktif berkarya dalam bentuk tulisan,
tetapi hasil pemikirannya lebih banyak dituangkan melalui amal dan perbuatan
yang sampai sekarang dapat dirasakan oleh umat. Salah satu contohnya adalah
dalam memahami tafsir surah al-Ma'un.
Disebutkan bahwa KH. Ahmad Dahlan suatu ketika mengajarkan surah al-
Ma'ün kepada murid muridnya dengan cara membacanya berulang-ulang.
Kemudian salah seorang muridnya bernama Sudjak bertanya, mengapa surat al-
Ma'ün terus dibaca berulang-ulang setiap hari dan tidak menambah tafsir surat
yang lain. Mendengar pertanyaan itu dia balik bertanya, apakah anda sudah hafal
ayat tersebut? jika sudah hafal, apakah sudah diamalkan?. Jawaban tersebut
membuat muridnya sadar bahwa al-Qur'an bukan sekedar untuk dibaca, akan
tetapi hendaknya diamalkan dalam wujud nyata. Salah satu contoh bentuk konkrit
aplikasi dari makna surat al-Mã'ün adalah gerakan membangun panti asuhan bagi
anak yatim dan menolong fakir miskin, yang di dalam organisasi Muhammadiyah
dikenal dengan sebutan "Gerakan al-Ma'ün".
7
sebagainya. Di samping itu, pola pikir yang demikian juga mengakibatkan
terjadinya kekolotan (konservatifisme), taqlid (fanatisme). serta mengikuti apa
saja yang diwariskan dari nenek moyang meskipun bertentangan dengan ajaran
Islam yang sesungguhnya. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
kebekuan di dalam pemahaman ajaran Islam. serta kebodohan dan
keterbelakangan umat Islam saat itu. Fenomena itulah yang menjadi salah satu
sebab penting dan menjadi motivasi bagi KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan
pembaruan.3
Secara garis besar, pemikiran KH. Imam Zarkasyi meliputi empat hal
pokok, yaitu sistem dan metode pendidikan, materi dan kurikulum pendidikan,
struktur dan manajemen, dan pola pikir dan kebebasan.” Keempat pemikiran KH.
Imam Zarkasyi inilah yang kemudian banyak 4diadopsi oleh pesantren-pesantren
di Indonesia. Hal ini dilakukan karena sistem seperti inilah yang dipandang layak
dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan zaman. Di era sekarang ini sangat
dibutukan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
mempuni dengan didasari oleh iman takwa kepada Allah Yang Maha Esa.
3
Dr. Asrori Mukhtarom, MA. 2020.Pemikiran Pendidikan Islam KH. Ahmad Dahlan. Banten :
Desanta Muliavisitama.
4
Dr. Fadriati, M.Ag. 2016. Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam (Klasik dan Kontemporer) Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. hal .145.
8
3. Struktur dan manajemen. Demi kepentingan pendidikan dan pengajaran
Islam, Imam Zarkasyi mewakafkan Pondok Modern Gontor kepada
lembaga yang disebut Badan Wakaf Pondok Modern Gontor.
4. Pola pikir dan kebebasan hidup. Hal ini berarti bahwa santri harus belajar
dan berlatih mengurus kepentingannya sendiri serta bebas menentukan
hidupnya di masyarakat.5
5
Ibid.,hal.147
9
dapat diamati dengan jelas dalam pembaharuan yang dihasilkannya bagi umat
Islam pada umumnya dan bagi pondok Gontor itu sendiri pada
khususnya.terlebih dengan dilihat dari alumni yang dihasilkannya banyak
diantara mereka yang kini menjadi tokoh nasional Mereka itu antara lain
Nurcholish Madjid, Dien Syamsuddin. Dan Emha Ainun Najib.
6
Ibid.,.hal.148-150
10
Selain sekulerissai Nur Cholis Majid juga melontaran gagasan “Islam Yes
Partai Islam No!” gagasan ini berangkat dari kekecewaan antar partai-partai
islam yang tidak berhasil membangun image positif bahkan yang ada sebaliknya.
Hal-hal yang menyangkut akidah tidak mengalami suatu yang baru dan
radikal hanya penafsiran yang dianggap baru misalnya tentang persoalan duniawi
cukup diurus oleh ilmu kemampuan akal rasional, agama mementingkan
komunikasi spiritual. Dalam mmemandang penangan bobot peradaban dan
kemajuan umat islam, lebih mengandalkan ilmu dari pada agama dan tuhan.7
Peran tradisional (1) sebagai transmisi dan transformasi ilmu-ilmu Islam; (2)
memelihara tradisi Islam; (3) sebagai reproduksi ulama. 8
7
Ibid.,hal.155-158
8
Sukawan. 2002. Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam: Studi atas Pemikiran Pendidikan
Nurcholish Madjid: Yogyakarta.
11
Sedangkan peran moderen yaitu sebagai pusat pelayanan masyarakat
seperti penyuluhan kesehatan dan lingkungan dengan pendekatan keagamaan,
pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat, menciptakan sumber
daya manusia yang professional dan pemberdayaan sosial ekonomi. Memiliki visi
yang dapat menjawab persoalan zaman dan memiliki pandan Hadis.
5. Abdullah Syafi’i
A. Pemikiran Abdullah Syafi’i tentang Pendidikan
9
Dr.Fdriati, M.Ag.Op.Cit.,hal.136.
12
B. Penerapan Pemikiran Abdullah Syafi’i
13
dengan ikut melakukan hal-hal yang positif untuk umat Islam.Ketika respon
masyarakat dalam mendukung gagasan-gagasan Abdullah Syafi’ie diterima
dengan baik, maka beliau selalu menginformasikan secara jujur bantuan-bantuan
dari masyarakat berupa uang atau barang dengan disyiarkan melalui radio As-
Syafi’iyah maupun saat kegiatan majelis taklim. Efektifitas dari hal tersebut
membuat semakin luasnya partisipasi masyarakat yang ingin membantu dalam
setiap program-program yang beliau sampaikan.10
10
Muhajir dieditorkan oleh Tutty Alawiyah, Kepemimpinan dan Keteladanan KH. Abdullah
Syafi‟ie, (Jakarta: Universitas Islam As-Syafi’iyah,2010), h.49
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan sangatlah penting terutama yang namanya pendidikan
Islam.Pendidikan Islam berkembang dengan pesat sejak dari peninggalan
Rasulullah hingga sampai pada masa kita saat ini Banyak para tokoh Pendidikan
Islam yang tampil sebagai pembaharu. Sekian banyak tokoh pendidikan islam
yang ada, baik yang dikenal maupun yang tidak tentunya banyak pelajaran dan
hikmah yang dapat kita ambil.
1. Hasyim Asy’ari lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren, serta banyak
menuntut ilmu dan berkecimpung secara langsung di dalamnya, di
lingkungan pendidikan agama Islam khususnya. Semua yang dialami dan
dirasakan beliau, selama itu menjadi pengalaman dan mempengaruhi pola
pikir dan pandangannya dalam masalah-masalah pendidikan. Salah satu karya
KH yang monumental, Hasyim Asy'ari, yang berbicara tentang pendidikan
adalah bukunya yang berjudul Adab al Alim wa al Muta'allim, yang lebih
menekankan pada masalah pendidikan pada masalah l dalam pendidikan, juga
jika tidak menyangkal aspek pendidikan lainnya (Rohina M. Bahkan sesudah
Muhammadiyah berdiri, perhatian dan kegiatannya dalam lapangan
pendidikan berperan penting. Dan perjuangan itu akan berhasil manakala
ditopang oleh dua kompenen utama yang melandasinya, yakni pendidikan
dan dakwah.
2. Ahmad Dahlan begitu semangat untuk melakukan terobosan pembaruan
melalui dua elemen tersebut. Sebab lembaga pendidikan masih dianggap
sebagai media yang paling strategis dalam menyampaikan cita-cita
pembaruan.
3. Imam Zarkasyi yang kemudian banyak diadopsi oleh pesantren-pesantren di
Indonesia. Hal ini dilakukan karena sistem seperti inilah yang dipandang
layak dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan zaman.
15
a. Sistem pendidikan yang diterapkan di Gontor adalah sistem pendidikan
klasikal dan sistem pendidikan berasrama (boarding institution).
b. Materi dan Kurikulum yang diterapkan Imam Zarkasyi adalah 100%
umum dan 100% agama.
c. Struktur dan manajemen. Demi kepentingan pendidikan dan
pengajaran Islam, Imam Zarkasyi mewakafkan Pondok Modern
Gontor kepada lembaga yang disebut Badan Wakaf Pondok Modern
Gontor.
d. Pola pikir dan kebebasan hidup. Hal ini berarti bahwa santri harus
belajar dan berlatih mengurus kepentingannya sendiri serta bebas
menentukan hidupnya di masyarakat.
4. Nur Cholis merumuskan modernisasi sebagai rasionalitas hal ini berarti
proses perombakan pola pikir dan tata kerja baru yang akliah. Menurutnya
pembaharuan harus dimulai dengan dua tindakan, yang mana satu dan
lainnya sangat erat hubungannya. Jadi yang dimaksudkan dengan
sekularisasi menurut nurcholis madjid disini yaitu pemisahan antara
urusan dunia dan akhirat.
5. Tidak seperti pemikir pendidikan lainnya Abdullah Syafi‟i mencoba
merumuskan tujuan pendidikan dengan mengaitkannya pada jenjang
pendidikan tertentu dan bersifat teknis dan operasional. Sedangkan tujuan
pendidikan untuk pesantren putra-putri adalah: menciptakan kader ulama
dan zu‟ama, pewaris bumi tercinta dimasa mendatang. Sejalan dengan
tujuan pendidikan itu, Abdullah Syafi‟i memandang bahwa semua ilmu
dapat dipelajari, baik ilmu agama maupun ilmu umum seperti ilmu
kedokteran.
B. Saran
Dalam makalah ini, kami menyarankan agar pendidikan islam ini
hendaknya ditanamkan secara mendasar dan kokoh kepada diri kita masing-
masing, agar sebagai umat Islam kita menjadi umat yang kokoh dan menyatu serta
dapat senantiasa menjawab perkembangan zaman yang semakin pesat ini. Dan
16
untuk menghargai usaha-usaha para tokoh pendidikan yang dahulu merintisnya
dengan perjuangan yang sangat berat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Fadriati, M.Ag. 2016. Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam (Klasik dan
Kontemporer) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
Zamakhsyari Dhofir. 2011. Tradisi Pesantren; Studi Pandangan Hidup Kyai dan
18