Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TOKOH-TOKOH KEKINIAN INDONESIA DAN


PENGARUHNYA DALAM PERKEMBANGAN SEJARAH
PENDIDIKAN ISLAM

Mata Kuliah :
Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :
Dra. Beti Susilawati, S. Kom., M. Pd

Disusun oleh :
Kelompok 11 Kelas H

1. Fasyawalyra Putri Arvina (2111010047)


2. Nadia Salsabila (2111010100)
3. Saputri (2111010132)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dari kelompok 11 dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “Sejarah Pendidikan Islam” dengan
Pokok Pembahasan mengenai “Tokoh-tokoh Kekinian Indonesia dan Pengaruhnya
dalam Perkembangan Sejarah Pendidikan Islam” ini dengan baik.

Sholawat teriring mutiara salam tak lupa kita sanjungkan keharibaan Nabi
besar Kita Nabi Muhammad Saw. Semoga kita mendapat syafaatnya kelak di
yaumil kiamah. Aamiin Ya Rabbal Alaamiin.

Atas tersususnya makalah ini kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.
Beti Susilawati, S. Kom., M. Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah “Sejarah
Pendidikan Islam“ Yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga
kami termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami masih membutuhkan bimbingan, kritik, serta
saran yang membangun agar dapat menjadi pelajaran untuk lebih baik lagi pada
makalah-makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis maupun pembaca.

Bandar Lampung, 23 Februari 2022

Kelompok 11

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................I
KATA PENGANTAR.......................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
1. K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari..........................................................................4
2. K.H. Ahmad Dahlan...............................................................................................6
3. K.H. Imam Zarkasyi...............................................................................................8
4. Nur Cholis Madjid (Cak Nur)...............................................................................10
5. Abdullah Syafi’i...................................................................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................15
A. Kesimpulan.............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah pendidikan Islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman
lahirnya islam sampai dengan masa sekarang. Juga merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan
operasionalisasi sejak zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang.

Metode sejarah pendidikan Islam, walaupun terdapat hal-hal yang sifatnya


khusus, berlaku kaidah-kaidah yang ada dalam penulisan sejarah. Kebiasaan dari
penelitian dan penulisan sejarah meliputi suatu perpaduan khusus keterampilan
intelektual. Sejarahwan harus menguasai alat-alat analisis untuk menilai
kebenaran materi-materi sebenarnya, dan perpaduan untuk mengumpulkan dan
menafsirkan materi-materi tersebut kedalam kisah yang penuh makna, sebagai
seorang ahli, sejarahwan harus mempunyai sesuatu kerangka berpikir kritis baik
dalam mengkaji materi maupun dalam menggunakan sumber-sumbernya.

Pendidikan sangatlah penting terutama yang namanya pendidikan Islam.


Yang di mana pendidikan Islam ini sangatlah dianjurkan bahkan diwajibkan bagi
tiap-tiap muslim. Pendidikan islam tumbuh dan berkembang sejalan dengan
adanya dakwah islam yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Berkaitan
dengan itu pula pendidikan islam memiliki corak dan karakteristik yang berbeda
sejalan dengan upaya pembaharuan yang dilakukan terus menerus pasca generasi
Nabi, sehingga dalam perjalanan selanjutnya, pendidikan islam terus mengalami
perubahan baik dari segi kurikulum maupun dari segi lembaga pendidikan islam
yang dimaksud.

1
Pendidikan Islam berkembang dengan pesat sejak dari peninggalan
Rasulullah hingga sampai pada masa kita saat ini. Islam tak lepas dari para tokoh
agamanya yang menyebarkan maupun mengembangkan pendidikan islam di dunia
ini, dan di Negara kita sendiri terdapat beberapa tokoh penddikan islam yang
jasanya sangat besar dalam perkembangan pendidikan islam.

Banyak para tokoh Pendidikan Islam yang tampil sebagai pembaharu.


Sesungguhnya pendidika yang kita laksanakan sekarang ini tidaklah terlepas dari
usaha-usaha para tokoh pendidikan yang dahulu telah merintisnya dengan
perjuanga yang sanggat berat dan tidak mengenal lelah. Oleh karena itu bila kita
berbicara tentang pendidikan yang kini berlangsung tidaklah arif bila tidak
membicarakan sosok dan tokoh pendidikan tersebut, dengan hanya menerima
jerih payah dan karya mereka.

Sekian banyak tokoh pendidikan islam yang ada, baik yang dikenal
maupun yang tidak tentunya banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita ambil.
Seiring berjalannya waktu, para tokoh yang telah berjasa banyak yang terlupakan,
bahkan mereka ajaran dan peran sertanya banyak yang diabaikan. Oleh karena itu,
kita sebagai mahasiswa tak sepatutnya melupakan jasa-jasa mereka. Bahkan kita
harus lebih giat lagi dalam meneruskan visi dan misi mereka. Dalam makalah kali
ini akan mencoba untuk sedikit memaparkan biografi dan peran serta mereka
dalam merentaskan kebodohan.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemikiran Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di era modern?
2. Bagaimana Penerapan hasil pemikiran Tokoh pendidikan Islam lingkup
Nasional ?
3. Apa Dampak sosial masyarakat hasil pemikiran Tokoh pendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pemikiran Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di era
modern
2. Untuk mengetahui penerapan hasil pemikiran Tokoh Pendidikan Islam
lingkup Nasional
3. Untuk mengetahui dampak sosial masyarakat hasil pemikiran Tokoh
Pendidikan Islam

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari


A. Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari tentang Pendidikan

Hasyim Asy’ari lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren, serta


banyak menuntut ilmu dan berkecimpung secara langsung di dalamnya, di
lingkungan pendidikan agama Islam khususnya. Semua yang dialami dan
dirasakan beliau, selama itu menjadi pengalaman dan mempengaruhi pola pikir
dan pandangannya dalam masalah-masalah pendidikan.

Hasyim Asy'ari adalah seorang penulis yang produktif di semua bidang


keilmuan Islam, tetapi dari sudut pandang epistemologis ada kesimpulan dari
pemikirannya yang memiliki pemikiran khas dan tipikal, selalu merujuk pada
referensi yang memiliki sumber otoritatif, ada baiknya untuk mengatakan Al-
Qur'an dan Al-Hadis, selain fakta bahwa apa yang khas dari karyanya adalah
kecenderungannya terhadap madzhaab syafi'i.

Salah satu karya KH yang monumental, Hasyim Asy'ari, yang berbicara


tentang pendidikan adalah bukunya yang berjudul Adab al Alim wa al Muta'allim,
yang lebih menekankan pada masalah pendidikan pada masalah l dalam
pendidikan, juga jika tidak menyangkal aspek pendidikan lainnya (Rohina M.
Noor, 2010: 18).

B. Penerapan Pemikiran K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari

Hasyim Asy'ari benar-benar lebih menitik beratkan pada pembicaraan hati


(qalb) jadi yang menjadi hal penting atau modal yang menuntut ilmu adalah niat
yang tulus dan ikhlan danah akhlak dan moral bagi para siswa, bantuan
pendukung pendidikan sekarang jadi pemikiraan KH Hasyim Asy'ari Berkaitan

4
erat dengan aspek afektif siswa, pada saat mencoba membahas KH Hasyiman
yanuan kunuan punan dun -Qur'an dan Al-Hadis. Karena dalam Al-Qur'an dan Al-
Hadis terwujud suatu sistem pendidikan koomperhensif seperti kognitif, afektif
dan psikomotorik.

Pemikiran K.H. Hasyim Asy'ari berimplikasi terhadap pendidikan Islam


tradisional pada umumnya, serta lembaga berada di naungan NU khusunya,
diharapkan antara lain : Pola kepemimpinan dalam pemikiran K.H. Hasyim
Asy'ari menekankan pada pola kepemimpinan yang kharismatik, di mana
pengaruh sang pemimpin lebih ditekankan pada garis kepemimpinan, pola
kepemimpinan seperti ini dapat dibahas sebagai pola kepemimpinan yang tidak
terpola, sehingga dapat dibahas pola ini tidak cocok di terapkan pada pola
kepemimpinan sekarang.Dalam pola pemeriksaan K.H. Hasyim Asy'ari lebih
tepatnya tentang gurusebagai subyek yang harus menstransfer ilmu, jika
mengaitkan dengan pola pendidikan saat ini, maka hal tersebut tidak terlalu efektif
karena hal itu menyebabkan siswa cenderung lebih tertarik dan tidak bisa
mengembangkan pengetahuan, karena mereka hanya bisa mengandalkan ilmu
yang diberikan oleh guru.1

C. Dampak sosial masyarakat hasil pemikiran K.H. Hasyim Asy'ari

Zamakhsyari mengatakan, Pesantren Tebuireng telah memainkan peranan


yang menentukan dalam pembentukan dan pengembangan Jam‟iyah Nahdlatul
Ulama, yang sejak didirikannya pada tahun 1926, telah turut mengambil bagian
yang cukup penting dalam kehidupan politik di Indonesia. Dan alasan terakhir,
sejumlah pimpinan Tebuireng, terutama K.H. Wahid Hasyim dan K.H.
Abdurrahman Wahid, berperan besar dalam memandu langkah-langkah Tradisi
Pesantren, memadu modernitas pendidikan sejak seperempat abad terakhir abad
ke-20.31Menurut Suwendi, tepat pada tanggal 26 Rabiul Awal 1320 H.,

1
Nashiruddin Pilo. (2019). Pemikiran Pendidikan K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari. Jurnal Ilmiah
Islamic Resources FAI-UMI Makassar. 16. 208-210.

5
bertepatan 6 Februari 1906 M., K.H. Hasyim Asy‟ari mendirikan pondok
pesantren Tebuireng. Di pesantren inilah K.H. Hasyim Asy‟ari banyak melakukan
aktivitas-aktivitas kemanusiaan sehingga ia tidak hanya berperan sebagai
pemimpin pesantren secara formal, tetapi juga pemimpin masyarakat secara
informal.2

2. K.H. Ahmad Dahlan


A. Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan tentang Pendidikan

Perhatian KH. Ahmad Dahlan terhadap dunia pendidikan sangat besar.


Hal ini dibuktikannya lewat perhatian serta perjuangannya terhadap bidang
tersebut baik. sebelum berdirinya Muhammadiyah, maupun sesudahnya. Bahkan
sesudah Muhammadiyah berdiri, perhatian dan kegiatannya dalam lapangan
pendidikan berperan penting. untuk mempersiapkan kader-kader Islam yang
terdidik. Menurutnya. untuk memajukan umat Islam dari keterbelakangan butuh
suatu perjuangan. Dan perjuangan itu akan berhasil manakala ditopang oleh dua
kompenen utama yang melandasinya, yakni pendidikan dan dakwah.

Jika dicermati, tampak bahwa KH. Ahmad Dahlan begitu semangat untuk
melakukan terobosan pembaruan melalui dua elemen tersebut. Sebab lembaga
pendidikan masih dianggap sebagai media yang paling strategis dalam
menyampaikan cita-cita pembaruan.

Sebagai bentuk lain dari perhatiannya dalam bidang pendidikan, semasa


hidupnya dia pernah mengabdi sebagai tenaga pengajar agama di kampungnya.
Dia mengajar anak anak yang menjadi murid ayahnya di waktu siang dan sore di
Musholla. Dialah yang selalu menggantikan ayahnya jika berhalangan hadir. Di
samping itu, ia juga mengajar di sekolah negeri bagi calon para guru, seperti
sekolah Kweekschool di Jetis Yogyakarta dan Opleiding School voor Inlandsche

2
Zamakhsyari Dhofir. 2011. Tradisi Pesantren; Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia, Jakarta: LP3S.

6
Ambtenaren (OSVIA, sekolah pendidikan untuk pegawai pribumi/ Pamong Praja)
di Magelang.

B. Penerapan Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

KH. Ahmad Dahlan dikenal sebagai sosok seorang ulama yang sedikit
berbicara tetapi banyak beramal, sedikit berteori tapi banyak berbuat. Karenanya
dia tidak dikenal sebagai ulama yang produktif berkarya dalam bentuk tulisan,
tetapi hasil pemikirannya lebih banyak dituangkan melalui amal dan perbuatan
yang sampai sekarang dapat dirasakan oleh umat. Salah satu contohnya adalah
dalam memahami tafsir surah al-Ma'un.

Disebutkan bahwa KH. Ahmad Dahlan suatu ketika mengajarkan surah al-
Ma'ün kepada murid muridnya dengan cara membacanya berulang-ulang.
Kemudian salah seorang muridnya bernama Sudjak bertanya, mengapa surat al-
Ma'ün terus dibaca berulang-ulang setiap hari dan tidak menambah tafsir surat
yang lain. Mendengar pertanyaan itu dia balik bertanya, apakah anda sudah hafal
ayat tersebut? jika sudah hafal, apakah sudah diamalkan?. Jawaban tersebut
membuat muridnya sadar bahwa al-Qur'an bukan sekedar untuk dibaca, akan
tetapi hendaknya diamalkan dalam wujud nyata. Salah satu contoh bentuk konkrit
aplikasi dari makna surat al-Mã'ün adalah gerakan membangun panti asuhan bagi
anak yatim dan menolong fakir miskin, yang di dalam organisasi Muhammadiyah
dikenal dengan sebutan "Gerakan al-Ma'ün".

C. Dampak sosial masyarakat hasil pemikiran K.H. Ahmad Dahlan

Ide serta gagasan pembaruan KH. Ahmad Dahlan bidang keagamaan


dilatarbelakangi oleh dalam keprihatinannya melihat realita masyarakat Islam
yang pada waktu itu hidup seperti masa jahiliyah. Pada saat itu masyarakat Islam
di dalam menjalankan ibadahnya banyak dipengaruhi unsur syirik, tahayul,
khurafat, dan bid'ah. Pada saat itu umat Islam memeluk agama Islam bukan
karena keyakinan hidupnya, melainkan sebagai kepercayaan hidup yang
diturunkan dari nenek moyangnya. Dan ajaran Islam yang diturunkan tersebut
telah bercampur dengan ajaran ajaran animisme, dinamisme, hinduisme, dan

7
sebagainya. Di samping itu, pola pikir yang demikian juga mengakibatkan
terjadinya kekolotan (konservatifisme), taqlid (fanatisme). serta mengikuti apa
saja yang diwariskan dari nenek moyang meskipun bertentangan dengan ajaran
Islam yang sesungguhnya. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
kebekuan di dalam pemahaman ajaran Islam. serta kebodohan dan
keterbelakangan umat Islam saat itu. Fenomena itulah yang menjadi salah satu
sebab penting dan menjadi motivasi bagi KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan
pembaruan.3

3. K.H. Imam Zarkasyi


A. Pemikiran K.H. Imam Zarkasyi tentang Pendidikan

Secara garis besar, pemikiran KH. Imam Zarkasyi meliputi empat hal
pokok, yaitu sistem dan metode pendidikan, materi dan kurikulum pendidikan,
struktur dan manajemen, dan pola pikir dan kebebasan.” Keempat pemikiran KH.
Imam Zarkasyi inilah yang kemudian banyak 4diadopsi oleh pesantren-pesantren
di Indonesia. Hal ini dilakukan karena sistem seperti inilah yang dipandang layak
dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan zaman. Di era sekarang ini sangat
dibutukan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
mempuni dengan didasari oleh iman takwa kepada Allah Yang Maha Esa.

1. Sistem pendidikan yang diterapkan di Gontor adalah sistem pendidikan


klasikal dan sistem pendidikan berasrama (boarding institution).
2. Materi dan Kurikulum yang diterapkan Imam Zarkasyi adalah 100%
umum dan 100% agama.

3
Dr. Asrori Mukhtarom, MA. 2020.Pemikiran Pendidikan Islam KH. Ahmad Dahlan. Banten :
Desanta Muliavisitama.

4
Dr. Fadriati, M.Ag. 2016. Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam (Klasik dan Kontemporer) Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. hal .145.

8
3. Struktur dan manajemen. Demi kepentingan pendidikan dan pengajaran
Islam, Imam Zarkasyi mewakafkan Pondok Modern Gontor kepada
lembaga yang disebut Badan Wakaf Pondok Modern Gontor.
4. Pola pikir dan kebebasan hidup. Hal ini berarti bahwa santri harus belajar
dan berlatih mengurus kepentingannya sendiri serta bebas menentukan
hidupnya di masyarakat.5

B. Penerapan Pemikiran K.H. Imam Zarkasyi

1. Sistem pendidikan yang digagas oleh KH. Imam Zarkasyi terbukti


memiliki banyak keunggulan dibanding dengan sistem pendidikan
lainnya
2. Lulusan sistem pendidikan KH. Imam Zarkasyi telah banyak berkiprah
baik di panggung nasional maupun internasional.
3. Pemikiran pendidikan KH. Imam Zarkasyi banyak diterapkan oleh
lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, seperti pesantren modern,
sekolah Islam terpadu, sekolah berbasis asrama, kelas sistem klasikal,
pembelajaran dimulai dari materi yang mudah ke materi yang sulit.
4. Slogan yang tertanam dengan kokoh dalam sistem pendidikan KH.
Imam Zarkasyi adalah bahwa Gontor di atas dan untuk semua
golongan
5. Konsep panca jiwa KH. Imam Zarkasyi menjadi dasar bagi kelahiran
para wirausahawan-wirausahawan muslim. Gontor tidak mencetak
pegawai, tetapi mencetak majikan untuk dirinya sendiri.

C. Dampak sosial masyarakat hasil pemikiran K.H. Imam Zarkasyi

Sumbangan pemikiran yang telah dipersembahkan K.H. Imam Zarkasyi


melalui pembaharuannya terhadap pendidikan Islam, boleh dikatakan relatif
cukup besar dan mempunyai implikasi yang baik taerhadap pengembangan
selanjutnya. Secara kuantitatif besarnya sumbangan pemikiran K.H. Imam
Zarkasyi tersebut memang sulit untuk diukur, tetapi secara kualitatif hal ini

5
Ibid.,hal.147

9
dapat diamati dengan jelas dalam pembaharuan yang dihasilkannya bagi umat
Islam pada umumnya dan bagi pondok Gontor itu sendiri pada
khususnya.terlebih dengan dilihat dari alumni yang dihasilkannya banyak
diantara mereka yang kini menjadi tokoh nasional Mereka itu antara lain
Nurcholish Madjid, Dien Syamsuddin. Dan Emha Ainun Najib.

Demikian pula implikasi dari pembaharauan yang dilakukan oleh K.H.


Imam Zarkasyi bagi pengembangan di pesantren Gontor Memuat beberapa
aspek baik dari pendidikan dan pengajaran, pergedungan, pengkaderan,
khizanatullah, yayasan, kesehteraan keluarga6.

4. Nur Cholis Madjid (Cak Nur)


A. Pemikiran Nur Cholis Majid tentang Pendidikan

Nur Cholis merumuskan modernisasi sebagai rasionalitas hal ini berarti


proses perombakan pola pikir dan tata kerja baru yang akliah. Kegunaanya untuk
memperoleh efisiensi yang maksimal untul kebahagiaan umat manusia.
Pendekatan yang digunakan Nurkholis dalam memahami umat dan ajaran islam
lebih bersifat cultural normative sehingga ada kesan bahwa lebih mementingkan
komunitas dan integralistik.Nur Cholis Majid menekankan pentingnya diadakan
pembaruan setelah melihat kondisi dan persoalan yang dihadapi umat islam.

Menurutnya pembaharuan harus dimulai dengan dua tindakan, yang mana


satu dan lainnya sangat erat hubunganya. Yaitu:melepaskan diri dari nilai-nilai
tradisional dan mencari nilai baru yang berorientasi kemasa depan. yang
kemudian melahirkan ide sekulerisasi yang dianggap kotroversial oleh sebagian
orang. Jadi yang dimaksudkan dengan sekularisasi menurut nurcholis madjid
disini yaitu pemisahan antara urusan dunia dan akhirat

6
Ibid.,.hal.148-150

10
Selain sekulerissai Nur Cholis Majid juga melontaran gagasan “Islam Yes
Partai Islam No!” gagasan ini berangkat dari kekecewaan antar partai-partai
islam yang tidak berhasil membangun image positif bahkan yang ada sebaliknya.

B. Penerapan Pemikiran Nur Cholis Majid

Semua pemikiran modernissasi Nur Cholis titik tolaknya adalah konsep


tauhid, pembebasan tidak lain adalah pemurnian kepercayaan terhadap tuhan itu
sendiri implikasi dari pembebasan tersebut seorang akan menjadi manusia yang
terbuka yang secara kriris selalu tanggap terhadap masalah-masalah kebenaran
dan kepalsuan yang ada dimasyarakat.

Hal-hal yang menyangkut akidah tidak mengalami suatu yang baru dan
radikal hanya penafsiran yang dianggap baru misalnya tentang persoalan duniawi
cukup diurus oleh ilmu kemampuan akal rasional, agama mementingkan
komunikasi spiritual. Dalam mmemandang penangan bobot peradaban dan
kemajuan umat islam, lebih mengandalkan ilmu dari pada agama dan tuhan.7

C. Dampak sosial masyarakat hasil pemikiran Nur Cholis Majid

Menurut Nurcholish Madjid sistem Pendidikan Islam yang ideal adalah


sistem pendidikan yang dapat membentuk pola pikir liberal yaitu intelektualisme
yang dapat mengantarkan manusia kepada dua tadensi yang sangat erat
hubungannya, yaitu melepaskan diri dari nilai-nilai tradisional dan mencari nilai-
nilai yang berorientasi ke masa depan yang berdasarkan al- -Sunnah. Memiliki
tujuan dakwah yaitu menyebarkan moral keagamaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain memiliki peran tradisional dan
modern.

Peran tradisional (1) sebagai transmisi dan transformasi ilmu-ilmu Islam; (2)
memelihara tradisi Islam; (3) sebagai reproduksi ulama. 8

7
Ibid.,hal.155-158
8
Sukawan. 2002. Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam: Studi atas Pemikiran Pendidikan
Nurcholish Madjid: Yogyakarta.

11
Sedangkan peran moderen yaitu sebagai pusat pelayanan masyarakat
seperti penyuluhan kesehatan dan lingkungan dengan pendekatan keagamaan,
pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat, menciptakan sumber
daya manusia yang professional dan pemberdayaan sosial ekonomi. Memiliki visi
yang dapat menjawab persoalan zaman dan memiliki pandan Hadis.

5. Abdullah Syafi’i
A. Pemikiran Abdullah Syafi’i tentang Pendidikan

Di antara pemikiran dan usaha Abdullah Syafi‟i dalam bidang pendidikan/tujuan


pendidikan dapat dikemukakan sebagai berikut:

Tidak seperti pemikir pendidikan lainnya Abdullah Syafi‟i mencoba merumuskan


tujuan pendidikan dengan mengaitkannya pada jenjang pendidikan tertentu dan
bersifat teknis dan operasional. Menurut Abdullah Syafi‟i tujuan pendidikan
untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA),
misalnya adalah: membentuk siswa-siswi yang menguasai ilmu agama setingkat
tsanawiyah dan aliyah dan pengetahuan umum setingkat Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Umum. Sedangkan tujuan pendidikan untuk
pesantren putra-putri adalah: menciptakan kader ulama dan zu‟ama, pewaris bumi
tercinta dimasa mendatang.

Sejalan dengan tujuan pendidikan itu, Abdullah Syafi‟i memandang


bahwa semua ilmu dapat dipelajari, baik ilmu agama maupun ilmu umum seperti
ilmu kedokteran. Sesuai dengan pandangannya ini Abdullah Syafi‟i berpendapat
bahwa materi pendidikan Islam adalah meliputi disiplin ilmu yang luas atau
mencakup disiplin agama maupun disiplin ilmu umum.9

9
Dr.Fdriati, M.Ag.Op.Cit.,hal.136.

12
B. Penerapan Pemikiran Abdullah Syafi’i

Abdullah Syafi‟i ingin membentuk manusia yang memiliki ulama plus,


yaitu seseorang yang benar-benar menguasai ilmu agama, dan juga sekaligus
menguasai ilmu pengetahuan umum. Sejalan dengan tujuan dan materi pendidikan
Abdullah Syafi‟i juga berbicara tentang metode pendidikan yang didasarkan pada
pandangan Al-Qur‟an dan Al-Sunnah. Di antara ayat Al-Qur‟an yang
mempengaruhi tentang metode pengajaran ini adalah ayat 125 Surat an-Nahl yang
pada intinya berisi ajakan kepada manusia agar mengikuti agama Allah dengan
cara hikmah (bijaksana) mau‟idzah hasanah (ajaran yang baik) serta bermujadalah
(berdiskusi) dengan cara yang baik (wajadilhum bi al-lati hiya ahsan).
Berdasarkan ayat tersebut, Abdullah Syafi‟i memperkenalkan metode pengajaran
dengan cara talqin, diskusi, penugasan, bimbingan dan metode lainnya.

C. Dampak sosial masyarakat hasil pemikiran Abdullah Syafi’i

Abdullah Syafi’ie dalam menjalankan program-program yang sudah


direncanakannya berawal dari modal sendiri dengan niat dan usaha secara terus
menerus. Program-program tersebut seperti pembangunan masjid dan sekolah
yang sudah terbentuk dalam wujud nyata, kemudian dikembangkan melalui
gagasan-gagasannya yang disampaikan kepada seluruh masyarakat melalui
majelis taklim maupun siaran di radio. Beliau menyampaikan gagasan tersebut
dengan tegas dan terbuka bahwa beliau ingin memajukan umat Islam dengan
mendirikan sebuah lembaga yang nantinya akan bermanfaat untuk membina umat
Islam agar mempunyai kualitas keimanan dan kecerdasan dalam pengetahuan
dengan fasilitas yang menunjang.

Abdullah Syafi’ie memberi contoh secara langsung dengan mengajak


kepada masyarakat khususnya umat Islam untuk peduli dengan siapapun dan
kepeduliannya diaplikasikan dengan wujud nyata, seperti pembangunan masjid al-
Barkah. Sedangkan secara tidak langsung, beliau memberi contoh dengan
semangat dan kerja nyata agar masyarakat yang melihat dan menyaksikannya
menjadi tergugah hatinya untuk mendapatkan pahala yang sebesar-besarnya

13
dengan ikut melakukan hal-hal yang positif untuk umat Islam.Ketika respon
masyarakat dalam mendukung gagasan-gagasan Abdullah Syafi’ie diterima
dengan baik, maka beliau selalu menginformasikan secara jujur bantuan-bantuan
dari masyarakat berupa uang atau barang dengan disyiarkan melalui radio As-
Syafi’iyah maupun saat kegiatan majelis taklim. Efektifitas dari hal tersebut
membuat semakin luasnya partisipasi masyarakat yang ingin membantu dalam
setiap program-program yang beliau sampaikan.10

10
Muhajir dieditorkan oleh Tutty Alawiyah, Kepemimpinan dan Keteladanan KH. Abdullah
Syafi‟ie, (Jakarta: Universitas Islam As-Syafi’iyah,2010), h.49

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan sangatlah penting terutama yang namanya pendidikan
Islam.Pendidikan Islam berkembang dengan pesat sejak dari peninggalan
Rasulullah hingga sampai pada masa kita saat ini Banyak para tokoh Pendidikan
Islam yang tampil sebagai pembaharu. Sekian banyak tokoh pendidikan islam
yang ada, baik yang dikenal maupun yang tidak tentunya banyak pelajaran dan
hikmah yang dapat kita ambil.
1. Hasyim Asy’ari lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren, serta banyak
menuntut ilmu dan berkecimpung secara langsung di dalamnya, di
lingkungan pendidikan agama Islam khususnya. Semua yang dialami dan
dirasakan beliau, selama itu menjadi pengalaman dan mempengaruhi pola
pikir dan pandangannya dalam masalah-masalah pendidikan. Salah satu karya
KH yang monumental, Hasyim Asy'ari, yang berbicara tentang pendidikan
adalah bukunya yang berjudul Adab al Alim wa al Muta'allim, yang lebih
menekankan pada masalah pendidikan pada masalah l dalam pendidikan, juga
jika tidak menyangkal aspek pendidikan lainnya (Rohina M. Bahkan sesudah
Muhammadiyah berdiri, perhatian dan kegiatannya dalam lapangan
pendidikan berperan penting. Dan perjuangan itu akan berhasil manakala
ditopang oleh dua kompenen utama yang melandasinya, yakni pendidikan
dan dakwah.
2. Ahmad Dahlan begitu semangat untuk melakukan terobosan pembaruan
melalui dua elemen tersebut. Sebab lembaga pendidikan masih dianggap
sebagai media yang paling strategis dalam menyampaikan cita-cita
pembaruan.
3. Imam Zarkasyi yang kemudian banyak diadopsi oleh pesantren-pesantren di
Indonesia. Hal ini dilakukan karena sistem seperti inilah yang dipandang
layak dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan zaman.

15
a. Sistem pendidikan yang diterapkan di Gontor adalah sistem pendidikan
klasikal dan sistem pendidikan berasrama (boarding institution).
b. Materi dan Kurikulum yang diterapkan Imam Zarkasyi adalah 100%
umum dan 100% agama.
c. Struktur dan manajemen. Demi kepentingan pendidikan dan
pengajaran Islam, Imam Zarkasyi mewakafkan Pondok Modern
Gontor kepada lembaga yang disebut Badan Wakaf Pondok Modern
Gontor.
d. Pola pikir dan kebebasan hidup. Hal ini berarti bahwa santri harus
belajar dan berlatih mengurus kepentingannya sendiri serta bebas
menentukan hidupnya di masyarakat.
4. Nur Cholis merumuskan modernisasi sebagai rasionalitas hal ini berarti
proses perombakan pola pikir dan tata kerja baru yang akliah. Menurutnya
pembaharuan harus dimulai dengan dua tindakan, yang mana satu dan
lainnya sangat erat hubungannya. Jadi yang dimaksudkan dengan
sekularisasi menurut nurcholis madjid disini yaitu pemisahan antara
urusan dunia dan akhirat.
5. Tidak seperti pemikir pendidikan lainnya Abdullah Syafi‟i mencoba
merumuskan tujuan pendidikan dengan mengaitkannya pada jenjang
pendidikan tertentu dan bersifat teknis dan operasional. Sedangkan tujuan
pendidikan untuk pesantren putra-putri adalah: menciptakan kader ulama
dan zu‟ama, pewaris bumi tercinta dimasa mendatang. Sejalan dengan
tujuan pendidikan itu, Abdullah Syafi‟i memandang bahwa semua ilmu
dapat dipelajari, baik ilmu agama maupun ilmu umum seperti ilmu
kedokteran.

B. Saran
Dalam makalah ini, kami menyarankan agar pendidikan islam ini
hendaknya ditanamkan secara mendasar dan kokoh kepada diri kita masing-
masing, agar sebagai umat Islam kita menjadi umat yang kokoh dan menyatu serta
dapat senantiasa menjawab perkembangan zaman yang semakin pesat ini. Dan

16
untuk menghargai usaha-usaha para tokoh pendidikan yang dahulu merintisnya
dengan perjuangan yang sangat berat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Asrori Mukhtarom, MA. 2020.Pemikiran Pendidikan Islam KH. Ahmad


Dahlan. Banten : Desanta Muliavisitama.

Dr. Fadriati, M.Ag. 2016. Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam (Klasik dan
Kontemporer) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Muhajir dieditorkan oleh Tutty Alawiyah.2010. Kepemimpinan dan Keteladanan


KH. Abdullah Syafi‟ie,Jakarta: Universitas Islam As-Syafi’iyah

Nashiruddin Pilo. (2019). Pemikiran Pendidikan K.H. Muhammad Hasyim


Asy'ari. Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI-UMI Makassar. 16. 209-210

Sukawan. 2002. Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam: Studi atas Pemikiran


Pendidikan Nurcholish Madjid: Yogyakarta.

Zamakhsyari Dhofir. 2011. Tradisi Pesantren; Studi Pandangan Hidup Kyai dan

Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, Jakarta: LP3S.

18

Anda mungkin juga menyukai