Anda di halaman 1dari 10

Nama :Jafar

Mata Kuliah :Sejarah Pendidikan Islam

NIM :3120220114

Dosen : Abdul Khalis Razak,S.Pd, M,Pd.

Jawaban UAS

1. Pendidikan Islam mencapai kemajuan yang signifikan selama masa Dinasti


Abbasyiyah karena dukungan penuh dari pemerintah dan khalifah pada saat itu
terhadap ilmu pengetahuan, sastra, dan seni. Beberapa faktor yang mendukung
kemajuan pendidikan Islam selama Dinasti Abbasyiyah antara lain:

Kepedulian terhadap Ilmu Pengetahuan: Khalifah Abbasyiyah, terutama pada


masa pemerintahan Harun al-Rasyid dan Al-Ma'mun, sangat menghargai ilmu
pengetahuan. Mereka mendukung dan mempromosikan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Kemunduran Dinasti Abbasyiyah disebabkan oleh konflik internal, invasi


asing, korupsi, dan penurunan ekonomi. Manajemen pendidikan terpengaruh oleh
ketidakstabilan politik dan ekonomi, mengakibatkan kurangnya dukungan dan
perhatian terhadap lembaga-lembaga pendidikan.

3.Lembaga-lembaga pendidikan Islam mulai dari masa Rasulullah hingga


Bani Abbasiyah meliputi:

A.Sekolah Rumah Nabi Muhammad SAW.

B.Masjid Nabawi sebagai pusat pembelajaran.

C.Sekolah-sekolah di Kufah, Basrah, dan Damaskus.

D.Dār al-Ḥikmah pada masa Bani Abbasiyah.

E.Maktab sebagai sekolah dasar. F. Madrasah sebagai lembaga pendidikan tinggi.


4.A. Dinasti Fatimiyah:

Al-Azhar: Pusat pembelajaran di Kairo.

Perhatian pada Ilmuwan: Kedudukan tinggi ilmuwan dan pendidik.

Kedokteran dan Farmasi: Kemajuan di bidang kedokteran dan farmasi.

B. Dinasti Saljuk:

Madrasah Nizamiyyah: Pusat pembelajaran Islam dan ilmu pengetahuan.

Penghargaan pada Cendekiawan: Kedudukan tinggi bagi ilmuwan.

Warisan Klasik: Pemeliharaan dan terjemahan warisan klasik.

5.Sejarah Observasi Masjid Istiqlal:

Pembangunan Awal: Masjid Istiqlal, yang secara harfiah berarti "Masjid


Kemerdekaan," adalah masjid terbesar di Jakarta, Indonesia. Pembangunan masjid
ini dimulai pada 24 Agustus 1961, dan konstruksinya selesai pada 1978. Masjid ini
diresmikan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Indonesia saat itu, Soeharto.

Arsitektur dan Desain: Masjid Istiqlal memiliki desain yang mencerminkan


prinsip-prinsip arsitektur modern. Didesain oleh arsitek Christiani, Probo, dan
Bowo, masjid ini memiliki kubah besar dan menara tinggi.

Simbol Kemerdekaan: Pembangunan Masjid Istiqlal bertujuan untuk memperingati


kemerdekaan Indonesia. Sebagai simbol nasional, masjid ini berlokasi di seberang
Katedral Jakarta, mencerminkan toleransi dan kerukunan antaragama di Indonesia.

Kunjungan Pemimpin Dunia: Masjid Istiqlal sering menjadi tempat kunjungan oleh
pemimpin dunia yang berkunjung ke Indonesia. Tempat ini juga sering digunakan
untuk kegiatan keagamaan, seperti salat Jumat dan acara keagamaan lainnya.

Masjid Istiqlal menjadi simbol penting dalam sejarah Jakarta dan Indonesia secara
keseluruhan, mencerminkan semangat kemerdekaan dan kerukunan antaragama di
negara ini.

2
3
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam dengan judul “
Pesantren dan Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia serta lembaga “

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam yang telah memberikan tugas terhadap kami.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 13 Januari 2023

4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................4
BAB I.............................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................6
A. Latar Belakang...................................................................................................................................6
B. Rumusan Masalah............................................................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................................................4
I. Pesantren Sebagai Pusat Pendidikan Islam.......................................................................................5
II. Tokoh-tokoh Pendidikan Islam Indonesia.........................................................................................6
III. Lembaga Islam Yang Signifikan.......................................................................................................6
IV. Tantangan Dan Harapan……………………………………………………………………………7

BAB III........................................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................................10
Kesimpulan..............................................................................................Error! Bookmark not defined.
REFERENSI................................................................................................................................................10

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendahuluan

Pendidikan Islam di Indonesia bukan sekadar sebuah sistem pendidikan; lebih dari
itu, ia mencerminkan warisan spiritual, intelektual, dan moral yang telah menjadi
bagian tak terpisahkan dari budaya dan identitas bangsa. Di tengah perubahan
zaman yang semakin dinamis, pesantren, sebagai simbol kearifan lokal, dan tokoh-
tokoh pendidikan Islam, sebagai penjaga tradisi dan pelopor perubahan, memiliki
peran utama dalam mengembangkan lembaga-lembaga Islam yang mampu
menjawab tantangan masa kini.

Pesantren, yang secara harfiah berarti tempat tinggal, telah menjadi jantung
pendidikan Islam di Indonesia sejak berabad-abad lalu. Mereka bukan hanya
sekadar lembaga pendidikan, melainkan juga lembaga sosial dan spiritual yang
membentuk karakter generasi penerus. Dengan metode pengajaran yang kaya akan
nilai-nilai tradisional, kurikulum yang mencakup aspek agama dan budaya, serta
peran sebagai pionir pembentukan karakter, pesantren memiliki dampak yang
mendalam dalam membentuk identitas keislaman dan kultural masyarakat
Indonesia.

Tokoh-tokoh pendidikan Islam seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan,
dan Buya Hamka bukan hanya pemimpin spiritual, tetapi juga arsitek perubahan.
Melalui ide dan aksi mereka, mereka tidak hanya mengenalkan konsep pendidikan
Islam yang inklusif dan progresif, tetapi juga merintis jalan menuju pendidikan
yang berdaya saing global. Kontribusi mereka menciptakan landasan kuat bagi
pengembangan lembaga-lembaga Islam yang memiliki peran strategis dalam
memberikan pendidikan yang holistik dan relevan.

Lebih dari sekadar organisasi keagamaan, Nahdlatul Ulama (NU),


Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi lembaga-lembaga
Islam yang berperan dalam membentuk wajah pendidikan Islam di Indonesia. NU,
dengan visi keberagaman, memberikan kontribusi signifikan dalam
memperjuangkan hak-hak umat Islam dan menyediakan pendidikan agama.

6
BAB II

Pembahasan

I. Pesantren sebagai Pusat Pendidikan Islam

Definisi dan Sejarah Pesantren:

Pesantren, sebuah istilah yang mencakup lebih dari sekadar lembaga pendidikan,
memegang peranan penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam di Indonesia.
Sejarahnya, pesantren tumbuh dan berkembang sebagai lembaga pendidikan yang
mencerminkan keteguhan keyakinan dan keberlanjutan tradisi.

Metode Pengajaran dan Kurikulum:

Pesantren menetapkan metode pengajaran yang tradisional dengan fokus pada


hafalan Al-Qur'an dan studi kitab-kitab klasik. Kurikulumnya mencakup studi
agama, tata bahasa Arab, dan ilmu-ilmu keislaman, menciptakan dasar
pengetahuan yang kokoh bagi para santri.

Peran Pesantren dalam Membentuk Karakter:

Lebih dari sekadar lembaga pendidikan, pesantren juga berperan sebagai pusat
pembentukan karakter. Aspek-aspek disiplin, tanggung jawab, dan kebersamaan
menjadi fondasi kuat untuk membentuk generasi yang tidak hanya berpengetahuan
agama, tetapi juga berkarakter unggul.

7
II. Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia

KH. Hasyim Asy'ari:

Sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926, KH. Hasyim Asy'ari
membawa semangat perlawanan terhadap kolonialisme dan menjadikan NU
sebagai lembaga yang mengusung keberagaman dan inklusivitas dalam pendidikan
Islam.

KH. Ahmad Dahlan:

Pendiri Muhammadiyah pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan mewakili semangat
modernisasi dalam pendidikan Islam. Muhammadiyah mengedepankan pendidikan
yang menyeluruh, termasuk pendidikan keagamaan dan ilmu pengetahuan umum.

Buya Hamka:

Buya Hamka, seorang cendekiawan dan pemikir Islam, mengukir jejak yang
mendalam dalam pendidikan Islam melalui karyanya yang meliputi Tafsir Al-
Azhar. Ia juga memperjuangkan pendidikan Islam yang berorientasi pada
pemahaman kontemporer.

III. Lembaga Islam yang Signifikan

Nahdlatul Ulama (NU):

Terbentuk sebagai reaksi terhadap perkembangan kolonialisme, NU telah menjadi


organisasi Islam terbesar di Indonesia. Selain menyediakan pendidikan agama, NU
juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kesejahteraan umat.

Muhammadiyah:

Muhammadiyah, di bawah kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan, memainkan peran


penting dalam memperkenalkan konsep pendidikan Islam modern di Indonesia.
Muhammadiyah memiliki jejak panjang di dunia pendidikan dengan membuka
berbagai sekolah dan perguruan tinggi.

8
Majelis Ulama Indonesia (MUI):

Didirikan pada tahun 1975, MUI memiliki peran strategis dalam memberikan
panduan keagamaan dan mengeluarkan fatwa. Organisasi ini juga aktif dalam
menyelenggarakan program pendidikan keagamaan dan menjawab isu-isu
kontemporer yang berkaitan dengan Islam.

IV. Tantangan dan Harapan

Tantangan Pendidikan Islam di Era Modern:

Integrasi teknologi sebagai elemen kunci dalam pendidikan Islam.

Menyikapi perubahan sosial dan budaya yang dapat memengaruhi relevansi


pendidikan Islam.

Harapan untuk Masa Depan:

Peran pesantren, tokoh pendidikan, dan lembaga Islam dalam menanggapi dan
memimpin era modern.

Inovasi dalam pendidikan Islam untuk mencapai standar global dan menjawab
kebutuhan dinamis masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Makalah ini memperluas pandangan tentang peran pesantren, mengenali warisan


inspiratif dari tokoh-tokoh pendidikan Islam, dan mendalami kontribusi lembaga-
lembaga Islam yang signifikan. Harapannya, pemahaman mendalam ini dapat
menjadi landasan bagi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, menciptakan
lingkungan pendidikan yang holistik, progresif, dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan begitu, pendidikan Islam akan terus menjadi pilar penting dalam
membentuk karakter dan memimpin perubahan positif dalam masyarakat
Indonesia.

REFERENSI

https://muhammadiyah.or.id/sejarah-singkat-muhammadiyah/

https://www.nu.or.id/page/sejarah

10

Anda mungkin juga menyukai