Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Sejarah Berdirinya Masjid Kampus dan Dinamikanya”

Dosen Pengampu : Imam Mahfudzi, S.Ag, M.Fil.I

Kelompok 10:

Virdana Adwa Metdifa Husna 0619040013

Aurel Maydivi Salsabilla 0619040018

Rahmat Wahyu Jati Pratama 0619040024

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga
kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul “Sejarah
Berdirinya Masjid Kampus dan Dinamikanya” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada
kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik
demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Surabaya, 5 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………............... i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………............... 4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 4
1.2 Perumusan Masalah………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan………….…………………………………………………………… 4
1.4 Manfaat………….………………………………………………….............. 4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………. 5
2.1 Sejarah Berdirinya Masjid Kampus…………………………………………. 5
2.2 Perbedaan Esensial Masjid Kampus dengan Masjid Lain…………………. 7
2.3 Peran Masjid Kampus dalam Membangun Mahasiswa Menjadi Masyarakat
yang Berdedikasi dan Profesional…………………………………………... 8
BAB III PENUTUP…………………….……………………………………………. 11
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa Islam klasik, masjid tidak hanya memiliki fungsi yang seragam, masjid
kemudian memiliki peran yang lebih luas dan heterogen dalam perkembangan Islam. Rosululloh
SAW telah memberikan contoh menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas sosial dan politik umat
Islam.
Begitu pula dengan perkembangan pendidikan bagi umat Islam, amalan Rosululloh SAW
telah menjadi contoh bagi para khalifah dan ulama untuk membangun masjid serta
mengembangkan peran masjid sebagai pusat aktivitas umat Islam saat itu. Hingga saat ini, sudah
banyak masjid di negara-negara yang berperan aktif dalam pengembangan aspek sosial dan
pendidikan bagi umat Islam untuk mengembangkan budaya Islam.Pengembangan budaya Islam.
Masjid tidak hanya dibangun di komunitas tetapi masjid juga dibangun di lembaga
pendidikan yaitu kampus. Masjid kampus berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam dan juga
memiliki banyak peran bagi warga kampus, khususnya mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah berdirinya masjid kampus?
2. Apa perbedaan esensial masjid kampus dibanding lainnya?
3. Bagaimana peran masjid kampus dalam membangun mahasiswa menjadi masyarakat yang
berdedikasi dan professional?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya masjid kampus
2. Mengetahui perbedaan esensial masjid kampus disbanding lainnya
3. Mengetahui peran masjid kampus dalam membangun mahasiswa menjadi masyarakat yang
berdedikasi dan professional

1.4 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan pembuatan referensi didalam
melakukan penelitian lebih lanjut
2. Menjadi sumbangsih pemikiran dan sumber rujukan untuk memakmurkan masjid, baik di
lingkungan kampus maupun di lembaga lain.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Masjid Kampus


Masjid adalah tempat ibadah kaum muslimin. Di dalamnya dihuni oleh orang-orang yang
bersih secara fisik dan psikis serta pikirannya, karena nilai-nilai ibadah sebagai ketundukan diri
kepada Allah yang terinternalisasi dalam diri yang mewujud dalam perilaku Masjid dan shalat
adalah dua hal yang berkelindan. Orang yang menunaikan salat menjadi salah satu yang
dinyatakan layak untuk memakmurkan masjid perintah shalatpun diterima Rasulullah SAW.
melalui perjalanan isra dan mikraj nabi Muhammad SAW. Perjalanannya dari masjid ke masjid
yang dibangun oleh Rasulullah pendahulunya. Mulai dari masjid al-Haram menuju masjid al-
Aqsha (isra) dan dari masjid al-Aqsha ke Sidratulmuntaha (mikraj).
Masjid merupakan langkah awal Rasulullah memulai pembangunan peradaban Islam di
Madinah, disusul langkah berikutnya dengan Piagam Madinah. Pada masa Rasulullah, masjid
sebagai tempat pusat kendali seluruh aktivitas, baik ibadah, sosial, ekonomi, maupun politik
pemerintahan.
Menurut Quraish Shihab, fungsi masjid di masa nabi Muhammad SAW sebagai temppat
ibadah, tempat konsultasi, komunikasi persoalan ekonomi, sosial budaya, melangsungkan
kegiatan Pendidikan umat, melakukan santunan terhadap fakir miskin, Latihan militer serta
mempersiapkan perlengkapannya, posko pengobatan korban perang, perdamaian dan pengadilan
sengketa, aula dan tempat menerima tamu, tempat menahan tawanan, dan pusat penerangan dan
pembelaan agama.
Begitupun pada masa khilafah, meskipun masjid tidak lagi menjadi pusat kendali politik
pemerintahan, tetapi masjid tetap menjadi pusat peribadatan, dakwah dan pembangunan sumber
daya manusia, pusat kajian dan pengembangan keilmuan berbagai disiplin ilmu, sehingga masjid
dilengkapi dengan sarana pendidikan, seperti asrama, perpustakaan, dan majelis ilmu yang
disebut dengan Kuttab. Dari kuttâb inilah muncul madrasah, dan dari madrasah ini selanjutnya
berkembang menjadi universitas. Pada fase ini masjid merupakan lembaga pendidikan Islam dan
masjid memiliki dan mengendalikan kampus hingga mampu melahirkan berbagai ahli di bidang
ilmu, bahkan multidisipliner, dan menghantarkan pada kejayaan Islam masa itu. Pada masa
kejayaan Islam (the golden age of Islam), Universitas adalah bagian dari masjid. Beberapa
Universitas terkenal saat itu adalah Universitas al-Azhar, Universitas Qarawiyin, dan Universitas
Cordova.
Kini, masjid yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, tempat wisata, perhotelan,
pasar atau institusi baik pemerintahan, pendidikan, negeri atau swasta tidak lagi menjadi sentra
kendali masyarakat sekitarnya. Masjid hanya dipahami sebagai tempat menunaikan ibadah umat
Islam secara sempit, sehingga masjid hanya dihuni pada waktu-waktu tertentu tanpa peran yang

5
merespon persoalan umat. Salah satu persoalan yang kerap kali menciderai peran dan fungsi
masjid dan dakwah Islam bahkan melahirkan firqah-firqah, adalah perbedaan corak (ideologi,
madzhab, bahkan politik) kelompok masyarakat yang mendominasi. Banyak berkembang di
seluruh peloksok tanah air tentang penyebutan nama masjid sesuai dengan ideologi atau madzhab
masing-masing, tentunya berbeda pula dalam gerakan, tradisi dan performa sebagai ciri khas.
Masjid kampus juga bagian dari kampus. Ragam persoalan yang dihadapi oleh masjid
kampus, paling tidak meliputi keragaman latar belakang masyarakat kampus, ke-Tridarma-an
perguruan tinggi dan etos kerja civitas akademika. Masjid kampus menjadi pondasi bangunan
kekuatan mental dan moral, pemersatu perbedaan, melahirkan intelektual yang bertanggung
jawab, sekurang-kurangnya masjid kampus ini dapat mewadahi civitas akademika yang berlatar
belakang religius dan memiliki keinginan kuat untuk tegaknya syiar agama di kampus. Jikapun
tidak mungkin kembali kepada peran dan fungsi masjid di masa awal sejarah Islam, paling tidak
peran dan fungsi masjid sebanding dengan kebutuhan ketahanan kepribadian, sosial masyarakat
dan institusi dalam menghadapi keragaman dan kompleksitas persoalan internalnya.
Mewujudkan peran dan fungsi masjid kampus seperti itu sangat strategis dan potensial,
karena masjid kampus berada di tengah-tengah akademisi. Memakmurkan masjid kampus
memerlukan takmir (orangorang yang bertanggung jawab dalam memakmurkan masjid) yang
profesional. Jamaah masjid kampus adalah mayoritas civitas akademika dari kampus yang
bersangkutan, merupakan jamaah yang berbeda dengan komunitas masjid yang lainnya, yang
memiliki potensi akademik, yang mudah dan cepat untuk menerima gagasan, dan sangat
potensial untuk menjadi generasi masa depan yang handal. Generasi Islam yang handal adalah
generasi yang dapat memadukan kesalihan pribadi dan kesalihan sosial. Kesalihan pribadi
diwujudkan dengan kepatuhan melaksanakan shalat dan kesalihen sosial tercermin dari sikap
kedermawanan dengan membayar zakat, infak, dan sedekah. Perintah shalat dan zakat dalam
AlQur‟an selalu disebutkan bersama, sebagaimana Q.S. al-Muzammil, 73: 20 dan Q.S. al-
Bayyinah, 98: 5.
Menurut Ibn Katsîr, perilaku keimanan seseorang berdasar ayat tersebut adalah salih secara
individu yang mengabdikan dirinya kepada Allah secara ikhlas, disiplin menunaikan shalat, dan
berderma sebagai bentuk kesalihan sosial. Takmir masjid, berdasarkan Q.S. al-Taubah, 9: 18,
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mendapat tuntunan Allah, yaitu orang-orang yang
beriman kepada Allah, beriman kepada hari akhir, menunaikan zakat, dan hanya takut kepada
Alah. Ibn Katsîr menyebutnya sebagai Ahli Allah, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh al-
Hâfizh Abû Bakr al-Bazzâr, bahwa “hanya ahli Allah yang dapat memakmurkan masjid”. Kaum
akademisi yang menjadi jamaah masjid kampus, merupakan orang-orang yang memiliki
kompetensi dan sangat potensial untuk memakmurkan masjid sesuai dengan peran dan fungsinya.
Pemakmuran masjid berorientasi kepada tiga bentuk pemahaman:

6
a. Masjid sebagai institusi agama, yaitu masjid berfungsi menghubungkan kesadaran
umat pada tataran spiritual dengan sektor publik, seperti ekonomi, politik, pendidikan
dan kebudayaan. Karenanya masjid memerlukan cendikiawan.
b. Masjid sebagai manifestasi takwa dan amal salih, yaitu masjid sebagai sarana praksis
ubȗdiyyah dan praksis mu’âmalah. Masjid menjadi titik star beraktifitas dan,
c. Masjid sebagai manifestasi budaya, yaitu masjid sebagai sarana untuk membangun
culture yang diminati oleh berbagai tingkatan dan lapisan
Tiga orientasi tersebut dipandang mampu mengembalikan kesadaran orientasi generasi
muda dari realitas yang menunjukkan bahwa generasi muda lebih asyik dengan dunianya di luar
masjid. Kampus lebih menarik dari pada masjid. Membuat masjid kampus menjadi lebih menarik
bagi generasi muda (mahasiswa), masjid harus memiliki program yang menarik minat mereka,
menyiapkan kebutuhannya, seperti pelatihan kepemimpinan, kekaryaan, pengembangan
keilmuan dan lain-lainya. Masjid kampus yang beranggotakan para ilmuan dan kaum terpelajar
diharapkan dapat mempelopori kebangkitan Islam dengan jihad intelektual dan finasial sekaligus.
Masjid kampus memiliki peran yang sangat strategis. Secara sosiologis masjid kampus
berada dalam lingkungan kaum akademisi (intelektual) sebagai sumber daya yang qualified,
berpengalaman, berwawasan keagamaan, berkompeten dan potensial untuk secara optimal
terlaksananya takmir masjid. Secara geografis masjid kampus berada dalam wilayah kampus,
dipahami bahwa kampus adalah sebagai agen of control yang mempersiapkan dan mencetak
intelektual, tentunya mengharapkan alumnusnya berdaya saing dan berkepribadian.
Masjid kampus merupakan bagian integral kampus yang sangat strategis dalam
membangun kesadaran religiusitas, pembelajaran dan pengabdian masyarakat berbasis research,
pengembangan literasi Islam, dan menyiapkan generasi muslim yang akan berkontribusi dalam
membangun peradaban Islam. Sedangkan kampus akan melahirkan kaum intelektual yang
berdaya saing. Jika masjid dan kampus melakukan perannya secara integratif maka diharapkan
akan lahir intelektual berbasis masjid.

2.2 Perbedaan Esensial Masjid Kampus dengan Masjid Lain


Seringkali kita dapati kegiatan-kegiatan Islam dilakukan di masjid, sehingga fungsi
masjid kini tidak hanya untuk salat namun juga untuk kegiatan lainnya seperti kelas baca Al-
Quran untuk semua umur, qasidah/seni musik islami lainnya, kegiatan dakwah berupa kajian
rutin, tempat musyawarah, kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kegiatan lain yang
memberdayakan masyarakat. Dari penjabaran ini, masyarakat semakin sadar bahwa fungsi
masjid bisa dikembangkan lagi, selama masih sesuai kaidah Islam. Adanya berbagai macam
kegiatan, diperlukan bagian yang mengurus pengelolaan masjid agar kegiatan-kegiatan berjalan
lancar dan tidak mengganggu waktu salat.

7
Sedangkan jika kita perhatikan dengan masjid kampus pun tidak jauh berbeda dengan
masjid lain. Hal yang membedakan adalah dari segi lokasi yang berada di kampus, penerapan
kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen-karyawan kampus. Proses dakwah dan
diskusi yang dilakukan adalah penerapan dasar agama dalam kehidupan sehari-hari, baik di
dalam maupun di luar kampus. Sedangkan persamaan masjid kampus dengan masjid lain hampir
sama secara keseluruhan.

2.3 Peran Masjid Kampus dalam Membangun Mahasiswa Menjadi Masyarakat yang
Berdedikasi dan Profesional
Fungsi masjid pada umumnya telah dijabarkan pada poin-poin sebelumnya. Adapun
peran masjid kampus juga tak jauh beda dengan peran masjid pada umumnya, yang membedakan
adalah letak geografisnya yaitu area kampus, mahasiswa dan dosen-karyawan sebagai jamaah
masjid, dan pembahasan kajian yang tak jauh dari kegiatan sehari-hari di kampus dan kaitannya
dengan kehidupan di luar kampus (Egidiasafitri, Kuswana, & Yuliani, 2018). Kampus merupakan
wilayah yang digunakan untuk menimba ilmu lanjutan setelah pendidikan dasar selama 12 tahun
(SD – SMA). Terdapat beberapa orang dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, sehingga
dari sisi fungsi masjid sebagai tempat dakwah dan diskusi yang mengikuti perkembangan zaman.
Tidak hanya mahasiswa, dosen dan karyawan saja yang menjadi jamaah masjid kampus.
Masyarakat sekitar kampus pun dapat menjadi jamaah, tidak hanya sekadar salat saja namun juga
dapat mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan di masjid kampus. Sebagai contoh,
kegiatan buka puasa bersama dengan masyarakat sekitar, kegiatan majelis taklim rutin yang
diselenggarakan pengurus baik mahasiswa maupun dosen, dan lain sebagainya. Sehingga
nantinya dapat terbentuk jalinan silaturahim yang baik dengan lingkungan sekitar, dan saling
bertukar informasi terutama tentang ilmu pengetahuan dan pendidikan agama dalam masyarakat.
Hal ini dapat disebut sebagai pemberdayaan masyarakat.
Berikut poin-poin fungsi dan peran masjid kampus dalam pemberdayaan karakter
mahasiswa:
1) Masjid Kampus Membentuk Suasana yang Religius
Beberapa mahasiswa dan dosen-karyawan kampus seringkali menghabiskan waktu
istirahat di masjid, terutama untuk menunggu waktu shalat tiba. Sembari menunggu,
hal yang dapat dilakukan seperti membaca Al-Quran dan shalat sunnah. Selain itu,
semisal masih ada waktu sebelum perkuliahan pagi dimulai, terdapat kajian dhuha
seperti dakwah dan diskusi.
2) Program Pembiasaan Shalat Berjamaah
Tidak jarang beberapa orang shalat munfarid (sendiri) dibandingkan berjamaah.
Adapun shalat sendiri karena terburu-buru dengan jam kelas yang agak bertabrakan
dengan waktu dimulainya shalat, atau karena baru bisa melaksanakan shalat tidak di

8
awal waktu. Selagi masih bisa melaksanakan di awal waktu dan berjamaah, lebih
baik segera dilakukan.
3) Pembinaan Shalat Jumat
Pembinaan shalat Jumat meliputi pemilihan imam shalat Jumat dan tema khutbah
per minggu. Tema khutbah dapat dipilih dari berbagai macam persoalan, selama
tidak terlalu panjang dan menimbulkan kesalahpahaman.
4) Pembinaan Kegiatan di Bulan Ramadhan
Kegiatan di bulan Ramadhan bagi mahasiswa dapat menjadi daya tarik tersendiri,
seperti program buka bersama dan shalat tarawih berjamaah. Selain itu, umumnya
diadakan program kultum, tadarus Al-Quran, berbagi takjil hingga i’tikaf.
5) Program Mentoring Islam
Program ini berisi pemahaman dan pengamalan dasar agama Islam dalam lingkup
kelompok kecil, sekitar 8-10 orang. Umumnya unit kegiatan kampus agama Islam
(SKI) mengadakan program ini di semester awal perkuliahan. Kegiatan ini
didampingi oleh mentor, umumnya adalah mahasiswa senior yang memiliki cukup
ilmu dasar agama Islam. Mentor ini juga didampingi oleh dosen agama Islam di
kampus dalam menyampaikan materi.
6) Sie Kerohanian Islam (SKI)
SKI merupakan lembaga yang mengurus dan melaksanakan kegiatan dan program
agama Islam di dalam maupun lingkup luar kampus. Sama seperti pengurus BEM,
UKM, atau organisasi lainnya, pengurus SKI memiliki otonomi pengurus sendiri
dalam periode satu tahun.
7) Lembaga Kajian Wanita Islam
Beberapa kampus mengadakan kajian khusus mahasiswa perempuan. Umumnya
kajian ini dilakukan saat shalat Jumat dimulai hingga selesai, atau dijadwalkan
setiap hari seperti waktu dhuha. Bahasan dalam kajian ini umumnya seputar adab
dan fikih wanita dalam Islam, pentingnya pendidikan bagi seorang muslimah,
permasalahan muslimah di kehidupan masyarakat, dan lain sebagainya.
8) Kegiatan Peringatan Hari Raya Islam
Kegiatan peringatan hari raya Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, dapat
dimanfaatkan beberapa mahasiswa rantau yang kedapatan tidak bisa pulang
kampung. Karena lingkungan kampus sudah sangat melekat dengan mahasiswa,
sehingga mampu menghidupkan suasana peringatan hari raya Islam bagi
mahasiswa.
9) Program Belajar Pendalaman Agama Islam dan Bahasa Arab
Terdapat beberapa kampus memiliki program studi khusus (kampus keteknikan,
kampus kesenian, dsb), sehingga pembelajaran agama Islam maupun bahasa Arab

9
sangat kurang. Dengan adanya program belajar diluar jam pembelajaran prodi dapat
membantu mahasiswa yang ingin mendalami pemahaman agama dan bahasa Arab,
baik dengan mendatangkan mentor ataupun belajar kelompok.

10
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masjid kampus merupakan sarana peribadatan agama Islam yang berada di area
kampus dengan jamaah yang mendominasi adalah mahasiswa dan dosen-karyawan kampus.
Kegiatan-kegiatan yang ada di masjid kampus pada umumnya tidak jauh berbeda dengan masjid
lainnya. Dakwah dan diskusi mengenai hal-hal yang terjadi di luar maupun dalam kampus dan
kaitannya dengan pendidikan dan ilmu agama.

Dengan adanya masjid kampus di area kampus, selain sebagai sarana peribadatan umat
muslim, dapat dijadikan sebagai tempat berdakwah, memberdayakan masyarakat dalam
kampus (mahasiswa, dosen, karyawan) dan luar kampus (masyarakat sekitar kampus).
Pengelolaan masjid kampus beserta kegiatan-kegiatannya dapat menumbuhkan peran
mahasiswa dalam membentuk karakter yang berdedikasi dan profesional melalui pemahaman
dan pengamalan agama Islam dan budaya-budaya yang ada.

11
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Welcome to Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung - Digital Library
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Retrieved May 2, 2023,
from https://digilib.uinsgd.ac.id/23164/5/4_bab1.pdf
(n.d.). Welcome to Raden Intan Repository - Raden Intan Repository. Retrieved May 5,
2023, from https://repository.radenintan.ac.id/2255/2/BAB%20I.pdf
Agama Islam ITP: Peran dan Fungsi Masjid Kampus. (n.d.). Retrieved from Portal
SPADA Universitas Sebelas Maret:
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=45821&forceview=1#:~:text=
Masjid%20kampus%20sangat%20berperan%20besar,sebagai%20pusat%20penge
mbangan%20budaya%20Islam.
Egidiasafitri, Kuswana, D., & Yuliani. (2018). Pengelolaan Masjid Berbasis Kampus
dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Manajemen Dakwah,
311-328.
Setyaningsih, W. (2020, January 12). Fungsi Dan Peran masjid Kampus dalam
Pengembangan Budaya Islam.docx. Course Hero | Own the study hour.
Retrieved May 5, 2023, from https://www.coursehero.com/file/53154728/Fungsi-
dan-Peran-Masjid-Kampus-dalam-Pengembangan-Budaya-Islamdocx/

12
13

Anda mungkin juga menyukai