Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN AKTIVITAS MASJID KAMPUS

Kelompok 5:

1. Aprilia Eka Larasati (SK121004)


2. Nur Aida Sani K (SK121032)
3. Siti Nur Afifah (SK121039)
4. Yayuk Susianti (SK121042)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. Latar Belakang Penelitian

Masjid dalam catatan sejarah peradaban Islam, merupakan institusi


pusat perjuangan yang memiliki peran strategis dalam membangun
peradaban. Pada awal masa perkembangan Islam tidaklah dapat
disangkal bahwa fenomena masjid dalam Islam mencakup semua segi
kehidupan. Kabah sebagai rumah ibadah pertama di muka bumi menjadi
bukti kehadiran manusia untuk mengabdi kepada Allah. Keberadaan
masjid al-Haram di Makkah dan masjid al-Aqsha di Yerussalem
merupakan bukti kehadiran para utusan Allah yang mengajarkan agama,
yang menyeru kepada ketundukan dan ketaatan kepada Allah, yakni
Nabi Ibrahim AS. Dan Keturunannya, Nabi Ya‟Qub AS., Nabi Sulaiman
AS. hingga nabi Muhammad SAW. Masjid merupakan lembaga
pendidikan Islam dan mengendalikan kampus hingga mampu
melahirkan berbagai ahli di bidang ilmu, bahkan multidisipliner, dan
menghantarkan pada kejayaan Islam masa itu. Pada masa kejayaan Islam
(the golden age of Islam), Universitas adalah bagian dari masjid.
Beberapa Universitas terkenal saat itu adalah Universitas al-Azhar,
Universitas Qarawiyin, dan Universitas Cordova6. Kini, masjid yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat, tempat wisata, perhotelan,
pasar atau institusi baik pemerintahan, pendidikan, negeri atau swasta
tidak lagi menjadi sentra kendali masyarakat sekitarnya. Masjid hanya
dipahami sebagai tempat menunaikan ibadah umat Islam secara sempit,
sehingga masjid hanya dihuni pada waktu-waktu tertentu tanpa peran
yang merespon persoalan umat. Salah satu persoalan yang kerap kali
menciderai peran dan fungsi masjid dan dakwah Islam bahkan
melahirkan firqah-firqah, adalah perbedaan corak (ideologi, madzhab,
bahkan politik) kelompok masyarakat yang mendominasi. Banyak
berkembang di seluruh peloksok tanah air tentang penyebutan nama
masjid sesuai dengan ideologi atau madzhab masing-masing, tentunya
berbeda pula dalam gerakan, tradisi dan performa sebagai ciri khas.
Masjid kampus juga bagian dari kampus . Ragam persoalan yang
dihadapi oleh masjid kampus, paling tidak meliputi keragaman latar
belakang masyarakat kampus, ke-Tridarma-an perguruan
tinggi dan etos kerja civitas akademika. Masjid kampus menjadi
pondasi bangunan kekuatan mental dan moral, pemersatu perbedaan,
melahirkan intelektual yang bertanggung jawab, sekurang-kurangnya
masjid kampus ini dapat mewadahi civitas akademika yang berlatar
belakang religius dan memiliki keinginan kuat untuk tegaknya syiar
agama di kampus. Jikapun
tidak mungkin kembali kepada peran dan fungsi masjid di masa awal
sejarah Islam, paling tidak peran dan fungsi masjid sebanding dengan
kebutuhan ketahanan kepribadian, sosial masyarakat dan institusi
dalammenghadapi keragaman dan kompleksitas persoalan internalnya.
Mewujudkan peran dan fungsi masjid kampus seperti itu sangat
strategis dan potensial, karena masjid kampus berada di tengah-tengah
akademisi. Memakmurkan masjid kampus memerlukan takmir (orang-
orang yang bertanggung jawab dalam memakmurkan masjid) yang
profesional. Jamaah masjid kampus adalah mayoritas civitas akademika
dari kampus yang bersangkutan, merupakan jamaah yang berbeda
dengan komunitas masjid yang
lainnya, yang memiliki potensi akademik, yang mudah dan cepat untuk
menerima gagasan, dan
sangat potensial untuk menjadi generasi masa depan yang handal.
Generasi Islam yang handal
adalah generasi yang dapat memadukan kesalihan pribadi dan kesalihan
sosial.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran masjid dalam kampus?

: Masjid kampus tidak saja menjadi tempat sholat. Saat ini masjid
menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang memiliki segudang
lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada di
bawah naungan masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk
membentuk mahasiswa yang berintegritas.
Dalam membentuk mahasiswa berintegritas, masjid setidaknya bisa
memanfaatkan dua hal yaitu fungsi spiritual masjid dan lembaga-
lembaga yang berada di dalamnya.

Masjid kampus memiliki peran strategis dalam membangun dan


membentuk karakter mahasiswa untuk peradaban Indonesia yang
unggul. Di kampus lah semua idealisme, intelektualitas, semangat,
mimpi, aksi, dan kontribusi bernaung.

2. Bagaimana fungsi masjid dalam membentuk karakter mahasiswa?

: Dalam membentuk karakter mahasiswa, fungsi masjid yang pertama


yaitu sebagai pendidikan karakter berbasis kegiatan mahasiswa, kedua,
pendidikan karakter berbasis kemasyarakatan, ketiga, sebagai sarana
pembelajaran dalam bertoleransi antar sesama pengguna masjid, dan
keempat, yaitu penguatan karakter melalui budaya kampus.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran masjid dalam kampus

2. Untuk mengetahui fungsi masjid dalam membentuk karakter


mahasiswa

D. Hasil Penelitian
1) Masjid Kampus STIKES Kendal dibangun pada saat Kampus
STIKES Kendal dibangun, terletak di depan parkiran dan depan
pintu masuk menuju kedalam kampus. Masjid dibangun untuk
tempat beribdah umat islam, karena mayoritas mahasiswa STIKES
Kendal beragama islam.
2) Kekuatan Masjid Kampus STIKES Kendal, yaitu memiliki tempat
wudhu, menyediakan mikrofon untuk orang mengumandangkan
adzan, menyediakan mukena untuk perempuan, tempatnya bersih,
memudahkan mahasiswa beribadah karena letak Masjid masih di
lingkungan Kampus.
3) Kelemahan Masjid STIKES Kendal yaitu, keterbatasan mukena,
tempatnya kurang luas, tempat wudhu kurang luas.
E. Metodologi Penelitian
 Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan setelah
melakukan survey/meneliti aktivitas Masjid Kampus,
dilakukan pada Desember 2022.
F. Kesimpulan

Pada awal masa perkembangan Islam tidaklah dapat disangkal bahwa


fenomena masjid dalam Islam mencakup semua segi kehidupan. Kini,
masjid yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, tempat wisata,
perhotelan, pasar atau institusi baik pemerintahan, pendidikan, negeri
atau swasta tidak lagi menjadi sentra kendali masyarakat sekitarnya.
Masjid hanya dipahami sebagai tempat menunaikan ibadah umat Islam
secara sempit, sehingga masjid hanya dihuni pada waktu-waktu tertentu
tanpa peran yang merespon persoalan umat. Masjid kampus juga bagian
dari kampus. Ragam persoalan yang dihadapi oleh masjid kampus,
paling tidak meliputi keragaman latar belakang masyarakat kampus, ke-
Tridarma-an perguruan
tinggi dan etos kerja civitas akademika. Masjid kampus menjadi
pondasi bangunan kekuatan mental dan moral, pemersatu perbedaan,
melahirkan intelektual yang bertanggung jawab, sekurang-kurangnya
masjid kampus ini dapat mewadahi civitas akademika yang berlatar
belakang religius dan memiliki keinginan kuat untuk tegaknya syiar
agama di kampus.

G. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini, semoga bermanfaat bagi pembaca agar


selalu meningkatkan keimanan dan menjerumuskan para mahasiswa
yang tengah terjaga dalam dosa kembali ke jalan yang benar. Karena,
mahasiswa yang paling benar, dan mahasiswa juga yang paling salah di
kalangannya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali. (1994). Ihya Uluddin Jilid 5. Semarang : CV. Asy. Syifa.


Bungin Burhan. (2011). Analisis Data Penelitian Kualitatif;
Pemahaman Filosofis dan Metodologi ke Arah Penguasaan Model
Aplikasi. Jakarta : Rajawali Press. Bungin Burhan. (2013). Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Rajawali Press.

Cangara Hafied. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi).


Jakarta: Rajawali Pres.

Gazalba Sidi. (1994). Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam.


Bandung. Pustaka Al-Husna Baru.

Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : Pelangi


Aksara. Riduwan. (2012). Dasar-Dasar Statistik. Bandung : Alfabeta

Salim Haitami. (2013). Masjid sebagai Tempat Pembinaan dan


Kaderisasi Ummat. Pontianak : STAIN Pontianak

Shalih. (2011). Masjid dan Pengaruhnya dalam Dunia Pendidikan.


Makkah:Universitas Al-Imam Muhammad Bin Su’ud AlIslamiyah.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method).


Bandung : Alfabeta.

West Richard dan Turner Lynn H. (2010). Pengantar Teori Komunikasi;


Analisis dan Aplikasi Edisi 3 Buku 2 (Penj. Maria Natalia Damayanti
Maer). Jakarta: Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai