ISTIKHORI
Mahasiswa Program Doktoral Pendidikan Islam
Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor
istikhori15@gmail.com
Abstract
Makalah ini menjelaskan tentang pemikiran dan konsep dasar ‟Abd Al-Rahmân Al-
Nahlâwî tentang pendidikan masyarakat berbasis masjid dalam karya bernasnya,
Ushûl Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ: Fî Al-Bait wa Al-Madrasah wa Al-
Mujtama’ (Origins & Methods of The Islamic Education). Latar belakang makalah
ini berfokus pada realitas bahwa sepanjang sejarah Islam dan fungsinya dalam Islam,
masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Lebih luas dan kompleks masjid
adalah aula pertemuan, ruang konsultasi dan komunikasi, tempat kegiatan sosial,
balai pengobatan, pusat latihan ketentaraan dan mengatur siasat militer, dan medan
berdakwah serta kiblat bagi pendidikan Islam. Kini urgensitas dan fungsi edukasi
masjid tersebut dirasakan semakin pudar, selain kebanyakannya diperuntukan hanya
sebagai timpat ibadah. Kondisi masjid yang menyempit seperti ini diperburuk dengan
kurangnya manajemen pengelolaan masjid dan semakin jauhnya kehadiran generasi
muda di masjid. Oleh karena itu, makalah ini berupaya menemukan secara deskriptis
pemikiran tentang pendidikan masyarakat berbasis masjid berdasarkan perspektif
‟Abd Al-Rahmân Al-Nahlâwî dalam karyanya tersebut.
Keywords: pemikiran, pendidikan, masjid, pendidikan masyarakat
penyampaian ilmu di tempat tertentu saja. multifungsi dan menjadi bagian penting
Beliau mengajari para Shahabatnya di mana dari pranata sosial masyarakat Islam.5
pun selama ada kesempatan yang Spesifiknya dalam rangka membangun
mendukung. masyarakat baru yang secara sungguh-
sungguh selalu berusaha untuk
Di samping mengajar di masjid, beliau
diwujudkannya dimana pun beliau berada 6
juga melakukannya di rumah, di Mina, di
hingga akhir hayatnya.
perjalanan, bahkan di pemakaman
sekalipun. Oleh pakar Sirah Nabi Selain apa yang telah dikemukakan di
kontemporer, Fadhl Ilahi, tempat-tempat atas, pada awal penyebaran Islam, masjid
tersebut spesifiknya masjid dinyatakan memiliki fungsi mulia yang bisa jadi
sebagai tempat pendidikan dan sekarang ini mulai terlupakan. Pada zaman
pembelajaran yang tepat, termasuk salah itu, masjid digunakan sebagai markas besar
satu dari empat puluh lima metode tentara dan pusat gerakan pembebasan umat
Rasulullah S.A.W. dalam mendidik generasi dari penghambaan kepada manusia, berhala
idaman3 yang patut diperhatikan, atau thâghût. Masjid pun digunakan sebagai
direnungkan, dan diaplikasikan sesuai pusat pendidikan yang mengajak manusia
dengan konteks kekinian dan lokalitas pada keutamaan, kecintaan pada
kedisinian. pengetahuan, dan kesadaran sosial serta
pengetahuan mengenai hak dan kewajiban
Pada mulanya Rasulullah S.A.W.
mereka terhadap negara Islam yang pada
memerintahkan untuk mendirikan masjid-
dasarnya didirikan untuk mewujudkan
masjid untuk mempelajari Kitab Allah dan
ketaatan kepada syariat, keadilan, dan
menjalankan shalat di dalamnya pada
rahmat Allah S.W.T.
masa-masa awal Islam. Setelah itu,
masjid-masjid menjadi lembaga Demikian pula halnya yang terjadi di
pendidikan dan pengajaran, di mana guru Indonesia, masjid, surau atau langgar telah
menetap di masjid dan mengajari siapa difungsikan sebagai pusat pendidikan pada
pun yang datang ke sana.4 masa permulaan Islam di Indonesia, selain
sebagai tempat khusus untuk keperluan
Kenyataan sejarah dan realitas empirik
beribadah para penyebar agama bersama
ini seharusnya tidak begitu saja dilupakan
masyarakat sekitar yang telah mengikuti
eksistensi historis dan perannya serta
jejaknya. Sehingga masjid dapat
terlebih untuk dinihilkan fungsinya.
dinyatakan sebagai bentuk institusi
Peran sentral masjid sebagai elan vital pendidikan Islam yang paling awal 7 yang
pendidikan Islam sendiri sesungguhnya kemudian mengalami modifikasi menjadi
telah disadari benar oleh Rasulullah masjid-khân8 hingga kemudian
S.A.W.; dimana langkah pertama yang berkembang menjadi pesantren.
beliau lakukan setelah berhijrah ke
Madinah adalah membangun dan
5
mendirikan masjid, tidak hanya sebagai Samsul Nizar dan Muhammad Syaifudin, Isu-
tempat ibadah bahkan telah bersifat Isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam,
Jakarta: Kalam Mulia, 2010, hlm. 17.
6
Muh. Rawwas Qol‟ahji, Sirah Nabawiyah:
3
Lihat Fadhl Ilahi, Bersama Rasulullah S.A.W. Sisi Politis Perjuangan Rasulullah SAW, Bogor: Al
Mendidik Generasi Idaman: 45 Pola Pengajaran Azhar Press, 2011, hlm. 156.
7
Rasulullah S.A.W., Jakarta: PT Pustaka Imam Asy- Lihat Mujamil Qomar, Pesantren Dari
Syafi‟i, 2014, hlm. 17-18. Tranformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
4
Lihat Shalih bin Huwaidi Alu Husain, Institusi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009, hlm. 86-
Mendidik Generasi Ala Shahabat Nabi: Metode 87.
8
Pendidikan Anak Muslim, Jakarta Timur: Griya Masjid-khân merupakan perkembangan lebih
Ilmu, 2014, hlm. 195. lanjut dari masjid. Khân merupakan asrama yang
menghadapi persoalan lain yang tidak masjid berfungsi sebagai ajang penonjolan
kalah pentingnya, yaitu kurangnya fanatisme madzhab, golongan atau
pengelolaan manajemen masjid, terutama individu,13 atau karena berbagai kepentingan
manajemen pendidikan masjid, untuk dan tujuan negatif lainnya yang mencemari
mengatasi berbagai persoalan yang kesucian masjid dan menodai urgensitas
dihadapinya dan untuk menjawab fungsinya yang mulia.
tantangan pengelolaan yang profesional Berdasarkan idealitas tentang
serta menjadikan masjid tersebut sebagai
kedudukan dan peran masjid sepanjang
pusat pendidikan yang mandiri, sejarah Islam dan realitas empirik yang
kompetitif, dan berdaya guna. berbeda dengan idealitas nilai serta latar
Salah seorang tokoh pendidikan belakang masalah seperti yang telah
kontemporer yang cukup dikenal dan dikemukakan sebelumnya, makalah ini
memiliki orisinalitas pemikiran tentang berusaha untuk menjadikannya sebagai tema
pendidikan masyarakat berbasis masjid utama dengan judul “Pemikiran ’Abd Al-
adalah ‟Abd Al-Rahmân Al-Nahlâwî dalam Rahmân Al-Nahlâwî Tentang Pendidikan
karyanya yang populer, Ushûl Al-Tarbiyah Masyarakat Berbasis Masjid (Studi Kitab
Al-Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ: Fî Al-Bait wa Ushûl Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah Wa
Al-Madrasah wa Al-Mujtama’ (Origins & Asâlîbuhâ: Fî Al-Bait Wa Al-Madrasah
Methods of The Islamic Education) serta Wa Al-Mujtama’)” yang merupakan bagian
dalam pelbagai karya lainnya. utama dari penelitian ilmiah di Doktoral
Pendidikan Islam.
Kitab Ushûl Al-Tarbiyah Al-
Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ: Fî Al-Bait wa
Al-Madrasah wa Al-Mujtama’ (Origins & B. SELAYANG PANDANG PROFIL
Methods of The Islamic Education) karya ’ABD AL-RAHMÂN AL-
‟Abd Al-Rahmân Al-Nahlâwî ini pernah
NAHLÂWÎ DAN KITABNYA
dialihbahasakan ke dalam bahasa
Indonesia oleh CV Diponegoro Bandung 1. Studi terhadap Pemikiran ’Abd Al-
dengan judul Prinsip-Prinsip dan Metode Rahmân Al-Nahlâwî
Pendidikan Islam dalam Keluarga, di
Sekolah, dan di Masyarakat dan oleh Berdasarkan penelusuran literatur yang
Gema Insani Press Jakarta dengan judul dapat dilakukan yang berkaitan dengan
Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, kajian pemikiran tokoh dan karya
dan Masyarakat 12 dan banyak dijadikan edukatifnya, yaitu ‟Abd Al-Rahmân Al-
referensi di banyak Perguruan Tinggi Nahlâwî dan kitab Ushûl Al-Tarbiyah Al-
Islam di Indonesia. Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ: Fî Al-Bait wa
Al-Madrasah wa Al-Mujtama’ serta karya-
‟Abd Al-Rahmân Al-Nahlâwî antara karya lainnya, ditemukan beberapa
lain berpendapat bahwa masjid harus penelitian relevan, baik yang bersifat
dimanfaatkan juga sebagai pusat gerakan deskriptis-analitis maupun secara analitis-
penyebaran akhlak Islam dan pemberantasan komparatif antara lain:
kebodohan. Kondisi seperti itu terus
berlanjut hingga dalam perkembangannya a. Skripsi Nur Muhammad Abdulloh
sekarang ini mengalami berbagai pasang Mubaroq tahun 2003 berjudul “Studi
surut yang kadang-kadang menjadikan Komparasi Konsep Pendidikan Islam
13
Al-Nahlâwî, Ushûl Al-Tarbiyah Al-
12
‟Abd Al-Rahmân Al-Nahlâwî, Pendidikan Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ: Fî Al-Bait wa Al-
Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat’, Madrasah wa Al-Mujtama’, Damaskus: Dâr Al-
Jakarta: Gema Insani Press, 2004. Fikr, 2005, hlm. 109.
14
Nur Muhammad Abdulloh Mubaroq, “Studi Nahlawi dan Relevansinya Terhadap Pembentukan
Komparasi Konsep Pendidikan Islam dalam Keluarga Kepribadian Anak”, Skripsi, Jurusan Pendidikan
Menurut Abdurrahman An Nahlawi dan Abdullah Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Nashih ‟Ulwan”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Yogyakarta, 2014.
18
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2003. Musmuallim, “Pendidikan Islam di Keluarga
15
Ratna Saufika, “Konsep Pemikiran dalam Perspektif Demokerasi: Studi Pemikiran
Pendidikan Ivan Illich dan Abdurrahman An Hasan Langgulung dan Abdurrahman an Nahlawi”,
Nahlawi: Suatu Kajian Komparatif”, Skripsi, Tesis, Program Pascasarjana Prodi Pendidikan
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Sunan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Ampel Surabaya, 2010. Yogyakarta, 2014.
16 19
Enny Noviyanty, “Metode dalam Pendidikan Luthfiatul Kihami, “Tujuan Pendidikan Islam
Islam: Analisis Perbandingan Pemikiran Al- Menurut Pemikiran Abdurrahman An Nahlawi:
Ghazali dan Abdurrahman Al-Nahlawi”, Tesis, Studi Analisis Buku Pendidikan Islam di Rumah,
Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sekolah, dan Masyarakat”, Skripsi, Prodi
Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, 2010. Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
17
Lisna Khusnida, “Konsep Tripusat Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama
Pendidikan Islam Menurut Abdurrahman An (UNISNU) Jepara, 2015.
Kelima, bab ini berisi pembahsan yang kemudian mempengaruhi pola pikir
tentang lingkungan pendidikan Islam orangtua, ibu dan ayah.31
(wasa‘ith al-tarbiyah Al-Islâmiyyah), baik di Kemudian ‟Abd Al-Rahmân Al-
masjid secara non formal, dalam keluarga Nahlâwî menambahkan, bahwa keadaan
secara informal, maupun di sekolah tersebut semakin diperparah oleh muncul
(madrasah) secara formal serta peran guru dan masifnya kejahatan modern (jarâtsim
Muslim yang berkarakter (beradab) lagi al-ahdâts), seperti penyalahgunaan obat
kompeten di bidangnya dan tanggung jawab
terlarang dan minuman keras secara
masyarakat terhadap pendidikan. massal (ta’âthî al-mukhaddirât wa tadkhîn
Sebagian besar dari metode-metode jamâ’î), serta maraknya pelbagai
pendidikan Islam ini oleh ‟Abd Al- kejahatan dan penyimpangan seksualitas
Rahmân Al-Nahlâwî kemudian dijadikan (jarâtsim jinsiyyah), serta karena tidak
karya tersendiri sebagai ensiklopedi memahami keluarga dan urgensitas asal-
tentang metode pendidikan Islam (silsilah usulnya.32
min asâlîb al-tarbiyah Al-Islâmiyyah).
Muara dan asal muasal dari keadaan
Karya tersebut antara lain berjudul Al- tersebut menurut ‟Abd Al-Rahmân Al-
Tarbiyah bi Al-Âyât, Al-Tarbiyah bi Al- Nahlâwî antara lain adalah karena
’Ibrah, Al-Tarbiyah bi Dharb Al-Amtsâl, pendidikan modern tidak mampu
Al-Tarbiyah bi Al-Hiwâr, Al-Tarbiyah bi menghormati feminisitas kaum wanita
Al-Targhîb wa Al-Tarhîb, dan Al-Tarbiyah
(unutsah al-mar‘ah) yang sangat
bi Al-Qishshah. dibutuhkan oleh kaum lelaki. Pendidikan
seperti ini dijustifikasi Al-Nahlâwî sebagai
Latar Belakang Penulisan
pendidikan yang menyimpang (tarbiyah
Dalam pengantar karyanya, Ushûl Al- munharifah).33
Tarbiyah Al-Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ: Fî Di samping itu, selain hal-hal yang
Al-Bait wa Al-Madrasah wa Al-Mujtama’, telah dikemukakan di atas, ‟Abd Al-
‟Abd Al-Rahmân Al-Nahlâwî secara tegas Rahmân Al-Nahlâwî secara eksplisit juga
dan eksplisit menyatakan bahwa ia menyatakan bahwa latar belakang ia
menulis kitab tersebut adalah untuk menyusun kitab Ushûl Al-Tarbiyah Al-
dipersembahkan kepada generasi penerus Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ: Fî Al-Bait wa
masa kini yang mengalami krisis atau lost Al-Madrasah wa Al-Mujtama’ adalah
generation yang ia ungkapkan sebagai al- karena diberikan kesempatan oleh
thufûlah al-dhâi’ah fî hâdza al-’ashr.30 Universitas Islam Al-Imam Muhammad
Kemudian ia menyatakan bahwa faktor ibn Sa‟ud untuk mengampu (tadrîs) mata
yang menyebabkan generasi tersebut tersisih kuliah Ushûl Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah.
atau hilang identitas (dhiyâ’) adalah Maka kitab ini disusun sebagai respon dan
diakibatkan perhatian berlebih orangtua penghormatan atas kesempatan yang
terhadap anak-anaknya (al-mubâlaghah fî diberikan tersebut.34
al-hirsh) yang mengakibatkan
Sumber Rujukan
keterlambatan proses seorang anak menjadi
dewasa dan menggapai kekuatannya (al- Dalam menyusun karyanya, kitab
rajûlah wa al-quwwah) yang muara Ushûl Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah wa
utamanya karena pemikiran para ahli filsafat
31
Lihat Ibid., hlm. 9.
30 32
Al-Nahlâwî, Ushûl Al-Tarbiyah Al- Lihat Ibid., hlm. 10-11.
33
Islâmiyyah wa Asâlîbuhâ: Fî Al-Bait wa Al- Ibid., hlm. 11.
34
Madrasah wa Al-Mujtama’, hlm. 9. Ibid., hlm. 13.
35 36
Ibid., hlm. 13. Ibid., hlm. 13.
40 42
Ibid. Ibid., hlm. 22.
41 43
Ibid. Lihat Ibid., hlm. 103-104.