Anda di halaman 1dari 19

Madrasah &

Pesantren
Prof.Dr.H.Fauzan,MA.
K e l o m p o k 9
1. SYIFA PUTRI DIMA 11220183000083

2. RISA KHAIRUNNISA 11220183000090


MATERI PEMBELAJARAN
Madrasah dan Peran Lembaga
Sejarah Kurikulum Pendidikan
Pesantren
Lembaga Pendidikan Madrasah dan
sebagai Sub
Pendidikan Pesantren dan Pesantren
Sistem dalam
Madrasah dan Madrasah
Pendidikan Kehidupan
Pesantren Nasional Modern.
sejarah lembaga
pendidikan
madrasah dan
pesantren
sejarah lembaga
pendidikan madrasah
Kata madrasah merupakan isim makan dari kata darasa yang
artinya itu tempat duduk untuk belajar. Namun dalam konteks
Indonesia madrasah ini diartikan sebagai istilah sekolah formal atau
perguruan dibawah binaan Departemen Agama.
menurut jurnalis Asari:1994:45 “madrasah merupakan tahap
ketiga dari perkembangan sejarah pendidikan islam dari urutan
pertama yaitu masjid, tahap kedua yaitu masjid-khan dan
kemudian madrasah”.
Madrasah dalam Sejarah
Islam
“Pada masa Khalifah Umar bin Khattab dijumpai sejumlah tenaga pengajar yang secara
resmi diangkat oleh khalifah untuk mengajar di masjid-masjid Kuffah, Basrah dan
Damskus”. Fungsi masjid sebagai rumah ibadah dan sebagai lembaga pendidikan berjalan
secara harmonis. Pada umumnya masjid memang dibangun sebagi tempat ibadah,
dengan fungsi akademis sebagai sekunder. Akan tetapi, tak jarang pula masjid dibangun
dengan niat awal sebagai Lembaga pendidikan tanpa mengabaikan fungsinya sebagai
tempatibadah. Sejumlah masjid bahkan diberi nama sesuai dengan nama syaikh yang
mengajar di dalamnya. Beberapa bahkan secara khusus dibangun untuk seorang sarjana
yang nantinya akan mengelola kegiatan pendidikan di masjid tersebut. Sekedar contoh
sebut saja Masjid Al-Syafi’i, Masjid Al-Syamargani dan Masjid Abu Bakar Al-Syami, masing-
masing merujuk pada nama sarjana yang mengajar di dalamnya.
Madrasah dalam Sejarah
Islam
Tahap kedua dari Sejarah Pendidikan islam adalah masjid-khan, yaitu
masjid yang dilengkapi dengan bangunan asrama atau pondok bagi para
siswa untuk belajar yang masih berdampingan dengan masjid.
Setelah terlewatnya dua tahap tadi barulah mulcul madrasah ini yang
dikhususkan untuk Lembaga Pendidikan. Madrasah dengan demikian
menyatukan kelembagaan masjid biasa dengan masjid-khan yang terdiri
dari ruang belajar, ruang pondokan dan masjid.
Sejarah Lembaga
Pendidikan Pesantren
Menurut Manfred Ziemek menyebutkan bahwa asal etimologi
dari pesantren adalah pesantrian berarti “tempat santri”.
Santri atau murid mendapat Pelajaran dari pimpinan (kiai)
dan para guru (ulama atau ustadz). Elemen pokok dari
pesantren: pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab
klasik dan kiyai.
Sejarah Lembaga
Pendidikan Pesantren
Ronald Alan Lukens Bull (1977) beliau adalah seorang doctor yang menekuni
studi pondok pesantren asal Amerika Serikat, menunjukan bahwa sebagai
lembaga Pendidikan islam, pondok pesantren itu pertama dirintis oleh
Syaikh Maulana Malik Ibrahim pada tahun 1399M. untuk menyebarkan
agama islam di Jawa dan tokoh yang berhasil mendirikan Pondok
Pesantren adalah Raden Rahmat Sunan Ampel. Selanjutnya muncul
pesantren-pesantren baru yang digagas oleh santri dan putranya, seperti
pondok pesantren giri oleh Sunan Giri, pondok pesantren Demak oleh
Raden Fatah, dan pondok pesantren tuban oleh sunah bonang.
Madrasah dan
Pesantren sebagai
sub sistem
Pendidikan Nasional
Madrasah sebagai Sub-
Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan di madrasah merupakan bagian yang integral dari
Sistem Pendidikan Nasional. Sebagai bagian dari sistem pendidikan
nasional, pendidikan di madrasah mendapat legitimasi untuk eksis
dan mendapatkan tempat untuk hidup dan berkembang di
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat
Islam sebagai warga mayoritas. Akomodasi negara terhadap sistem
pendidikan di madrasah menjadikan sistem dan Lembaga
pendidikan Islam memiliki landasan kuat untuk dikembangkan
dengan support dana dan atensi dari negara.
Pesantren sebagai Sub-
Sistem Pendidikan Nasional
Pondok pesantren sebagai sub-sistem pendidikan nasional di
Indonesia merupakan bagian integral dari lembaga keagamaan
yang secara unik memiliki potensi yang berbeda dengan lembaga
pendidikan lainnya. Hal tersebut dapat disimak dari uraian
sebelumnya bahwa eksistensi pondok pesantren yang menegaskan
bahwa dari segi managament dan pengelolaannya bersentuhan
langsung dengan pendekatan keagamaan. Dalam upaya
pengembangan pondok pesantren, tampaknya ada dua hal yang
perlu diperhatikan yaitu pengembangan dari segi eksternal dan dari
segi internal.
Kurikulum Pendidikan
Pesantren dan
Madrasah
Kurikulum Pendidikan
Pesantren
Secara umum kurikulum pesantren dapat dibedakan menjadi empat
bentuk, yaitu:
1. Pendidikan Agama
2. Pengalaman dan pendidikan moral
3. Sekolah dan pendidikan umum
4. Ketrampilan dan kursus.
Kurikulum Pendidikan
Madrasah
Kurikulum madrasah secara garis besar, mata pelajaran agama
dibagi ke dalam beberapa sub mata pelajaran, yaitu Al-Qur'an-
Hadist, Akidah-Akhlak, Fikih, sejarah kebudayaan Islam (SKI), dan
ditambah dengan pelajaran Bahasa Arab, sejak MI hingga
MA,sehingga porsi mata pelajaran pendidikan agama Islam lebih
banyak.
Peran Lembaga
Pendidikan Madrasah dan
Pesantren dalam
Kehidupan Modern.
Peran Lembaga Pendidikan
Pesantren dalam Kehidupan
Modern
Peranan nya yaitu dari segi sarana dan prasarana penunjang yang
memadai, lalu meningkatan sumber daya manusia dalam bidang
manajemen kelembagaan, serta bidang bidang yang berakitan
dengan kehidupan masyarakat yang mana harus menjadi prioritas
pesantren, kemandirian kelembagaan dengan menciptakan usaha
sendiri, adanya kurikulum yang beroientasi (life skill) santri dan
masyarakat
Peran Lembaga Pendidikan
Madrasah dalam Kehidupan
Modern
Dalam era modern yang terus berkembang, madrasah dan pesantren tetap
menjadi fondasi penting dalam mempertahankan dan mengembangkan
pendidikan Islam. ada lima peran yang bisa dikembangkan oleh madrasah dalam
melahirkan generasi muslim, yakni:
1. Sebagai media sosialisasi nilai-nilai ajaran agama Islam.
2. Sebagai pemeliharaan tradisi keagamaan dalam lingkup masyarakat muslim.
3. Sebagai wadah untuk membentuk akhlak dan kepribadian generasi muda
muslim.
4. Sebagai benteng moralitas bangsa yang kini tengah mengalami krisis
kemerosotan (dekadensi) moral yang luar biasa.
5. Sebagai lembaga pendidikan alternatif yang dapat dipilih oleh orang muslim
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai