MAKALAH
“Tarbiyah Islamiah”
Dosen Pengampu :
Syafrul Nalus, MA
SUMATERA BARAT
2020 M / 1441 H
PENDAHULUAN
1
PEMBAHASAN
Sudiyono, H.M, Ilmu pendidikan Islam, jilid.1 (Jakarta: Rineka cipta, 2009), h.298
2
menyampaikan risalah-Nya, guna mendidik umat agar terbebas dari
lingkungan kebodohan dan kebiadaban umat menjadi umat yang
berperadaban tinggi. Setelah Nabi hijrah dari Mekkah dan menetap di
Madinah yan pertama dilakukan oleh Nabi adalah membangun masjid,
untuk kepentingan ibadah dan kegiaran sosial lainnya, termasuk
kegiatan pendidikan.
Pada masa Bani Abbas dan masa perkembangan kebudayaan
Islam, masjid-masjid didirikan oleh para pengusaha yang dilengkapi
dengan berbagai macam sarana dan fasilitas untuk pendidikan. Tempat
pendidikan anak-anak, tempat untuk pengajian dari ulama’-ulama’
(halaqoh), tempat berdiskusi dan munazarah dalam berbagi ilmu
pengetahuan, dan juga dilengkapi dengan ruang perpustakaan dengan
5
buku-buku dari berbagai macam ilmu pengetahuan yang cukup banyak.
Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal. 99
Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Op. Cit., hal. 113
3
kesadaran kewajiban dakwah Islamiah, yakni menyebarkan dan
mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama
atau da’i.
Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah “tempat
belajar para santri”. Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat
tinggal sederhana yang dibuat dari bambu. Disamping itu, kata
“pondok” juga berasal dari bahasa Arab “funduq” yang berarti “hotel
7
atau asrama”.
Kelangsungan hidup suatu pesantren sangat tergantung kepada
daya tarik tokoh sentral (kiai atau guru) yang memimpin, meneruskan
atau mewarisinya. Jika pewaris menguasai sepenuhnya baik itu
pengetahuan keagamaan, wibawa serta keterampilan mengajar, maka
pesantren akan tetap bertahan dan terus berkembang. Demikian
sebaliknya, pesantren akan mundur dan mungkin akan hilang jika
pewaris tidak memenuhi persyaratan. Jadi seorang figur dipesantren
memang sangat menentukan akan kelanjutan pesantrem.
Ciri khas pesantren yang membedakan pesantren dengan
lembaga pendidikan, antara lain:
a. Merupakan tempat tinggal Kiai bersama para santrinya
Pesantren menampung santri yang berasal dari luar daerah
untuk tinggal disana. Para santri dibimbing untuk bekerja
memenuhi kebutuhan hidupnya dan bergotong royong bersama
warga pesantren. Namun dalam perkembangannya pesantren
berfungsi sebagai pemondokan atau asrama yang setiap santrinya
akan dikenakan biaya utnuk pemeliharaan pondok tersebut.
b. Masjid
merupakan elemen yang tidak terpisahkan dengan pesantren.
Biasanya waktu belajar di pesantren berkaitan dengan waktu shalat.
Dengan perkembangannya, sudah dibangun tempat atau ruangan
4
khusus belajar untuk para santri. Namun masjid masih dijadikan
tempat yang berfungsi sebagai tempat i’tikaf dan melaksanakan
8
latihan-latihan, suluk, dan zikir, maupun amalan-amalan lainnya
c. Santri
Santri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu santri mukim
dan santri kalong. Santri mukim yang berasal dari kuar daerah dan
menetap di pondok, sedangkan santri kalong yaitu santri yang
tinggal di sekitaran daerah pesantren dan akan pulang setelah
selesai belajar di pesantren.
d. Kiai
Kiai merupakan tokoh sentral yang memberikan pengajaran.
Perkembangan dan keberlangsungan hidup di pesantren bergntung
pada Kiai. Gelar kiai diperoleh karena kedalaman ilmu
keagamaannya, kesungguhan dan kekhusu’annya dalam beribadah,
serta kewibawaannya sebagai pemimpin.
e. Kitab-kitab Islam Klasik
Di pesantren menggunakan kitab klasik karangan ulama
terdahulu dan termasuk pelajaran mengenai macam-macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Tujuan diberikan
pengajaran kitab klasik adalah sebagai upaya untuk meneruskan
tujuan utama pesantren yakni mendidik calon-calon ulama, yang
setia pada paham Islam tradisional. Tingkatan suatu pesantren dan
pengajarannya diketahui melalui jenis-jenis kitab yang digunakan.
3. Madrasah
5
sekolah umum, tidak pada lembaga pendidikan lainnya. Dalam hal, ini
Madrasah berada di luar sistem pendidikan nasional. dalam banyak hal
tentu saja keadaan ini dinilai kurang menguntungkan bagi eksistensi
Madrasah.
6
Menurut ketentuan ini yang dinamakan Madrasah ialah Tempat
pendidikan yang telah diatur sebagai sekolah dan memuat pendidikan
dan ilmu pengetahuan agama Islam menjadi pokok pelajarannya.
Berdasarkan Ketentuan tersebut Jinjang pendidikan pada
Madrasah tersusun sebagai berikut:
Madrasah rendah atau sekarang lazim dikenal sebagai Madrasah
Ibtidaiyah ialah madrasah yang memuat pendidikan dan ilmu
pengetahuan agama Islam menjadi pokok pengajarannya dengan
lama pendidikan 6 tahun.
Madrasah lanjutan tingkat pertama dan sekarang dikenal sebagai
Madrasah Tsanawiyah ialah madrasah yang menerima murid-
murid tamatan rendah atau sederajat, memberi pendidikan
dalam ilmu pengetahuan agama Islam sebagai pokok, dengan
lama pendidikan 3 tahun.
Madrasah lanjutan atas atau sekarang lebih dikenal sebagai
Madrasah Aliyah ialah madrasah yang menerima murid-murid
tamatan Madrasah lanjut pertama atau yang sederajat, memberi
pendidikan dalam ilmu pengetahuan Islam sebagai pokok
9
dengan lama belajar 3 tahun.
Sekolah Berasrama
7
pengajian Kitab Kuning, dan seterusnya. Sekolah berasrama, menurut
azyumardi Azra mengadopsi salah satu kelengkapan sarana fisik
Pesantren yakni pondokan.
10
Ibid. H. 136
8
Pada tahun 1945 didirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta. Pada
tanggal 22 Maret Sekolah Tinggi Islam diubah menjadi Universitas
Islam Indonesia dengan beberapa fakultas, yaitu:
Fakultas Agama
Fakultas Hukum
Fakultas Ekonomi
Fakultas Pendidikan
6. Majelis Taklim
9
Majelis taklim juga merupakan lembaga pendidikan masyarakat
yang tumbuh dan berkembang dari kalangan masyarakat islam itu sendiri,
yang kepentingannya untuk kemaslahatan umat manusia.
10
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Agung.
12