PENDAHULUAN
1
A. Qodry. Azizy, Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), 70.
2
Yasmadi, Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholish Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional,
( Jakarta : Ciputat Press, 2002), 152.
1
2
5
Arwani Kohlejo, Pesantren sebagai Sistem Pendidikan, dalam Majalah Bina Pesantren, Edisi 1/2004,
19.
4
6
Dian Nafi’, dkk, Praktis Pembelajaran Pesantren (Yogyakarta: Institute for Training and Development,
2007), 1.
5
Model pendidikan yang dibawa oleh generasi baru ini dianggap sesuai
dengan kultur pondok pesantren karena sifatnya yang fleksibel, telah
menekankan kemandirian santri untuk belajar dengan mengalami sendiri
(expreriental learning), dan lebih penting lagi tidak perlu mengubah pola dan
sistem pendidikan pondok pesantren salafiyah yang berlaku sepanjang abad
19. Mencetak lulusan yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang setara
dengan lembaga pendidikan lainnya.Namun, tetap mempertahankan nilai,
tradisi dan sistem pendidikan yang ada.Bagi kalangan pondok pesantren
salafiyah sesuai dengan kaidah ushul fiqih, al-muhafadah ‘ala al-qadim al-
salih wa al-akhdh bi al-jadid al-aslah (menjaga nilai lama yang baik dan
mengadopsi hal baru yang lebih baik). 9
7
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat (Bandung: Mizan, 1995),17.
8
Mastuki HS, dkk., Intelektualisme Pesantren (Seri 3) (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), 1
9
Tim Penulis, Pengembangan Pendidikan Kesetaraan di Pondok Pesantren (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam, 2008), 39-40
6
10
Guntur Cahaya Kesuma, Pesantren dan Kepemimpinan Kyai. Terampil.Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar, Vol, 1. No, 1 2014
11
Zainudin syarif, Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 6, Nomor 2, Desember 2017; p-
ISSN 2442-2401; e-ISSN 2477-5622. IAIN Pamekasan. 522
7
12
Yukl, Gary A. (1989). Leadership in Organizations. 2nd Ed.New Jersey: PrenticeHall International, Inc.
13
Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andi, 2003), 1
8
rasa, dan karsa). Semua potensi sumber daya manusia tersebut berpengaruh
terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kualitas sumber daya manusia di Pondok Pesantren Darul
Hijrah Simpang Sungai Rengas?
2. Apa Saja tipe kepemimpinan Pondok Pesantren Darul Hijrah Simpang
Sungai Rengas dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia?
C. Fokus Penelitian
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjawab permasalahan
yang akanditeliti, serta untuk mengatasi keterbatasan waktu dan kemampuan,
penelitian ini peneliti memfokuskan pada Pimpinan Pondok, Guru, Siswa.
Kepemimpinan Pondok Pesantren dalam Meningkatkan Kualitas Sumberdaya
Manusia di Pondok Pesantren Darul Hijrah Simpang Sungai Rengas.
A. Landasan Teori
Setiap penulisan karya ilmiah selalu disertai dengan teori-teori, hal ini
dimaksudkan sebagai pedoman atau acuan bagi peneliti agar setiap langkah
yang dilakukannya terkontrol dari berbagai penyimpangan dengan segera
dapat diatasi sehingga nilai ilmiah dan objektif penelitian terjamin.
1. Kepemimpinan
a. Pengertian kepemimpinan
Pemimpin hakikatnya adalah seorang yang mempunyai
kemampuanuntuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam
kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. 14 Pengertian Pimpinan
Dalam buku Toman Sony Tambunan yang berjudul Pemimpin dan
Kepemimpinan, Terry berpendapat bahwa pemimpin adalah agen
perubahan, tindakan orang lain yang mempengaruhi orang lain lebih
daripada tindakan orang lain mempengaruhi mereka. Evelyn Clark
mengatakan bahwa pemimpin merupakan masa depan organisasi,
yaitu untuk membangun dan menguatkan organisasi mereka. 15Griffin,
menyebutkan bahwa pemimpin adalah individu yang mampu
mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan
kekerasan, pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain.
Sedangkan Russel dan Evans mengemukakan pemimpin adalah
seseorang di puncak tangga hirarki, seseorang yang menyuarakan
nada yang harus diikuti orang lain, seseorang yang “menunjukkan
cara”.16
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah
individu dalam kelompok yang bertugas membimbing dan menkoordinir
aktivitas-aktivitas kelompok yang relevan dengan tugas atau orang jika
tidak ada pemimpin yang ditunjuk, memikul tanggung jawab primer
14
Nanang Fattah, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996), 88
15
Toman Sony Tambunan,Pemimpin dan Kepmimpinan,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2015), 7.
16
Ibid. 10
11
12
17
Fremont dan James, Organization and Management. (Jakarta: Bumi Kasara Jakarta, 1991), 51
18
Fachrudi. Seokarto Indra., dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usana Offset
Printing, 1983), 23
13
19
14 Syaiful Sagala, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, Dalam jurnal TARBIYAH, ISSN:
0854-2627Vol. 22, No. 2, Juli-Desember 2015, 205
20
Nurcholis Majid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1995), 465
21
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisidan Modernisasi Menujumillenium Baru, (Jakarta: Logos
WacanaIlmu, 2000), 4
20
22
A.E. Dubin, The Principal as Chief Executive Officer (London: The Falmer Press, 1991), .. 49
21
27
Mujamil Qomar Pesantren dari Transpormasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi. (Jakarta:
Erlangga, 2007), 65
25
28
Mujamil Qomar Pesantren…, 67
29
Abdurrahman Wahid, Dinamika Pendidikan Islam, Respon Pesantren terhadap Modernisasi.(Jakarta:
Raja Grafindo Perkasa, 2004). 41
26
2. Pondok Pesantren
a. Pengertian pondok pesantren
Pengertian pondok pesantren berasal dari kata pondok dan
pesantren. Pondok berasal dari Bahasa Arab funduq, yang berarti
33
Musthofa Rahman, Dkk,Dinamika Pesantren dan Madrasah,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2002),
117
29
36
Muhammad Ridwan. Implementasi Unsur-unsur dan Fungsi Manajemen Pada Pondok Pesantren
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2009), 30
31
38
Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 20
39
Abdurrahmat Fathoni, Organisasi & Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), 9
40
Soekidjo Notoatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), 2
41
Sudarwan Danim, Ekonomi Sumber Daya Manusia, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 52
35
3. Tesis ditulis oleh Aris Tontowi tahun 2017 dengan judul strategi
pengembangan sumber daya manusia di pondok pesantren Al Hidayah
Kendal Ngawi.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (1).Perencanaan
strategi Pengembangan SDM di Pondok pesantren Al Hidayah
(2).Implementasi manajemen dalam pengembangan SDM di Pondok
Pesantren Al Hidayah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)
Perencanaan strategi pengembangan SDM di Pondok Pesantren Al
Hidayah di laksanakan dengan empat tahap, pengamatan lingkungan,
perumusan strategi, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan ini
menghasilkan program yaitu: peningkatan pendidikan akademik bagi
semua ustadz Al Hidayah, mengadakan pelatihan pendalaman kitab
kuning, pelatihan membaca Al Qur’an dengan metode Tarsana, pelatihan
IT, Pelatihan capacity building, Pelatihan quantum learning, serta
mengirimkan delegasi untuk mengikuti pelatihan pengembangan SDM
yang diadakan pihak luar . (2) Dalam implementasi manajemen dalam
pengembangan SDM di pesantren Al Hidayah di dapatkan bahwa
pelaksaan pengembangan SDM dilaksanakan oleh tim inti yang dibentuk
pengasuh, kepemimpinan menjadi faktor utama dalam impelementasinya,
pengasuh mempunyai jiwa avant garde yang selalu mendorong perbaikan
semua lini secara terus menerus menuju visi yang di citacitakan pondok
pesantren.44
44
Aris Tontowi, Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Pondok Pesantren Al
Hidayah Kendal Ngawi. (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2017), 1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Instrumen utama penelitian ini adalah penulis selaku peneliti. Hal itu
dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan
mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam
penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian
terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu, hanya
manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden
atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitannya
kenyataan- kenyataan di lapangan45Dalam penelitian kualitatif yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau paradigma interpretive, suatu
realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah ke dalam
beberapa variabel.
Penelitianan kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang
dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang
diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.1 Sehingga peneliti kualitatif tidak
akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi
keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku
(actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan
fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya46. Peneliti harus berusaha dapat
menghindari pengaruh subyektivitas dan menjaga lingkungan secara alamiah
agar proses yang terjadi berjalan sebagaimana biasanya.
Penelitian ini penulis arahkan pada kenyataan yang berhubungan
dengan “manajemen kepemimpinan pondok pesantren dalam meningkatkan
45
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif…, h. 9
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D…, h. 222
41
42
C. Sumber Data
Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini subjek
(orang) secara individu atau kelompok didapat melalui wawancara pada
informan, hasil observasi terhadap suatu benda atau kejadian atau kegiatan.
Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang berkaitan
dengan masalah penelitian
43
3) Dokumen
44
Tabel
Jadwal Penelitian
No Tahun 2022-2023
Kegiatan
April mei Juni Juli Agustus September
1 Studi pendahuluan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(Grand Tour)
2 Pengajuan judul
proposal skripsi
3 Pembuatan draf
proposal skripsi
4 Konsultasi
pembimbing
seminar proposal
skripsi
5 Seminar proposal
skripsi
6 Revisi draf proposal
setelah seminar
7 Pengesahan riset
penelitian
8 Penelitian lapangan
/Pengumpulan data
9 Penulisan draf
skripsi
10 Konsultasi
pembimbing atau
perbaikan draf
skripsi
11 Pendaftaran ujian
munaqasyah
12 Ujian monaqasyah
13 Perbaikan skripsi
setelah ujian
14 Penggandaan
15 Penyerahan skripsi
49
Tema 1
No Indikator Tema 1 Sub Indikator Tema 1
1 Kecerdasan. Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa yang
pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang baik, akan
mampu melaksanakan kepemimpinan dengan efektif,
karena ia pandai ‘mengukur’ segala sesuatunya.
2 Kedewasaan dan Pemimpin yang mempunyai kedewasaan dan luas
keluasan hubungan hubungan sosialnya akan matang dan mempunyai emosi
sosial. yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap
aktivitas-aktivitas sosial. Ia mempunyai keinginan
menghargai dan dihargai.
3 Motivasi diri dan Pada hakikatnya setiap pemimpin mempunyai dorongan
dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Namun hanya
berprestasi. pemimpin yang mampu mempertahankan motivasi dan
semangat berprestasi yang akan berhasil dalam
kepemimpinannya.
4 Sikap-sikap Seorang pemimpin akan berhasil dalam kepemimpinannya
hubungan bila ia mau mengakui harga diri dan kehormatan para
kemanusiaan. pengikutnya (orang yang dipimpinnya), serta mampu
berpihak kepada mereka.
Tema 2
No Indikator Tema 1 Sub Indikator Tema 1
1 Pemahaman bidang kerja Adanya pemahaman pegawai terkait dengan
bidang kerja yang diberikan oleh atasan akan
50
A. Obsevasi
1. Pimpinan Pondok
a.