Anda di halaman 1dari 11

“DHOMIR”

Dosen Pengampu : SITI MUNAWAROH,S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok V

WARDATUL JANNAH
MULYANA
FATIMAH
AGUS SALIM

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2022
KATA PENGANTAR

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “DHOMIR”. makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok tahun akademik
2022

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, Mei 2022


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Agama Islam adalah agama yang lahir di negeri arab. Melalui
malaikat Jibril Allah SWT, menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad
SAW. turunnya wahyu tersebut terjadilah adanya sumber utama dalam
agama islam dan sekaligus mukjizat nabi muhammad SAW yang kekal
sampai akhir zaman yaitu al-Qur’an al-Karim. Selain al-Qur’an agama
islam juga mempunyai sumber lain sebagai rujukan, apabila didalam al-
qur’an tidak dijelaskan secara lengkap, yaitu al-Hadits. Hadits adalah
sabda nabi Muhammad SAW. AL-Qur’an dan hadits tidak bisa
dipisahkan keduanya harus bersama-sama karena jika suatu masalah
didalam al-qur’an tidak menjelaskan
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dinamik, bahasa yang kaya
akan kaidah, struktur, dan kosakata. Selain itu bahasa Arab merupakan
salah satu bahasa tertua di dunia dan memiliki beberapa keutamaan
yakni bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memerlukan penguasaan secara
komprehensif sehingga pemahaman terhadap al-Qur’an dan Hadits
dapat dipahami dengan baik. Adapun diantara ilmu tentang bahasa
Arab yang harus kita pelajari adalah nahwu dan sharaf.
Kedua ilmu tersebut mempunyai nilai strategis dalam mengkaji
ajaran agama Islam. Seseorang jika ingin menerjemahkan buku-buku
yang berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia maka harus
mempelajari dan  memahami ilmu nahwu dan sharaf secara baik. Jika
seseorang tidak memahami ilmu nahwu dan sharaf maka ketika
menterjemahkan buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia terjadi banyak kesalahan, tentunya ketika banyak kesalahan
dalam menterjemahkan maka akan keliru dalam memahami persoalan
agama. Oleh karena itu mempelajari keduanya adalah sangat penting.
Atas dasar itulah kemduain karena untuk membaut bahasa arab
tidak menjadi seperti bahasa lain ayng monoton maka salah satu sisi
yang akan dibahas dalam makalah ini bagaimana kemudian bahasa
arab memiliki peruabhan kata ganti (Dhomir) sehingga membuat
pembaca tidak menjadi bosan karena menyajikan bacaan yang variatif.
B. Rumusan Masalah
Berdasar dari latar belakang diatas maka pemakalah menarik
beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Apa pengertian dari Dhamir?
2. Bagaimana Dhomir muttashil
3. Dhomir munashil
4. Dhomir mustatir
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dhomir dalam bahasa Indonesia adalah kata ganti.


Kata ganti sebagaimana kita ketahui ada 3 yaitu kata ganti orang
pertama kata ganti orang kedua dan kata ganti orang ketiga. Hal itu
juga ada dalam tata bahasa Arab bahkan lebih rinci. Dhamir adalah
bentuk kata ganti orang. Kata ganti atau dhamir memiliki kelompok kata
tersendiri yang dalam ilmu nahwu disebut isim mabni yaitu isim yang
tidak dapat berubah baris akhirnya walaupun bermacam-macam amil
atau kata yang mempengaruhinya. Namun demikian kata-
kata dhamir ini memiliki keunikan tersendiri karena dalam
penggunaannya memiliki bentuk yang berbeda tapi maknanya sama.[1]
Sedangkan Muhammad ‘Abdurrahim ‘Adas memberi defenisi ism
damir sebagai berikut:
،‫ هي‬،‫ هم‬،‫ا‬AA‫ هم‬،‫ هو‬:‫ والضمائر هي‬،‫الضمير اسم معرفة مبني يدل على المتكلم أو المخاطب أو الغائب‬
.‫ نحن‬،‫ أنا‬،‫ أنتن‬،‫ أنتما‬،‫ أنت‬،‫ أنتم‬،‫ أنتما‬،‫ أنت‬،‫ هن‬،‫هما‬
Damir adalah ism ma’rifah (hukumnya) mabni yang menunjukkan
sipembicara, lawan bicara, dan siobjek bicara. Damir itu ada 14: Dia (1
lk), dia (2 lk), mereka (lk), dia (1 pr), dia (2 pr), mereka (pr), kamu (1 lk),
kamu (2 lk), kalian (lk), kamu (1 pr), kamu (2 pr), kalian (pr), saya
(lk/pr), kami/kita (lk/pr).
Dhamir merupakan isim (kata benda) yang berfungsi untuk
menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak dan menempati kata-
kata itu dengan sempurna tanpa merubah makna yang dimaksud.
Dhamir (kata ganti orang) dalam bahasa arab memiliki 14 bentuk.
Adapun klasifikasinya sebagai berikut:
 Kata Ganti orang ketiga (‫ هن)ضمير الغائب‬،‫ هما‬،‫ هي‬،‫ هم‬،‫ هما‬،‫هو‬،
 Kata Ganti orang Kedua ( ‫ أنتن)ضمير المخاطب‬،‫ أنتما‬،‫ أنت‬،‫ أنتم‬،‫ أنتما‬،‫أنت‬،
 Kata ganti Orang Pertama (  ‫)ضمير المتكلم‬  ‫ نحن‬،‫انا‬   
Jadi kata ganti ‫مير‬AA‫ض‬  (dhamir) itu terdiri dari tiga criteria yaitu:
‫ائب‬AAAA‫الغ‬  ghaib (orang ketiga), ‫اطب‬AAAA‫المخ‬ mukhatab (orang kedua) dan
‫المتكلم‬mutakallim (pembicara). Selain itu ada juga perbedaan gendernya
yaitu laki-laki dan perempuan serta jumlah yaitu mufrod (tunggal) dan
mutsanna (ganda) dan jamak (plural).
Dhamir terbagi 2, dhamir bariz (‫ )بــارز‬dan dhamir mustatir (‫)مســتتر‬.
Dhamir bariz adalah dhamir yang Nampak atau punya bentuk (wujud)
dalam lafaz, sedangkan mustatir adalah yang tersembunyi atau tidak
punya bentuk (wujud) dalam lafaz.[4] Kedua bagian dhamir  ini masing-
masing terbagi lagi dalam beberapa bagian.
1. Dhamir Munfasil
Dhamir Munfasil bisa berada pada posisi rafa’ atau nasb dan
tidak pada posisi jarr.[7] Posisi rafa’ dimaksud bisa sebagai mubtada
khabar, fa’il, naib al-fa’il (kedua terakhir setelah ‫إال‬ atau ‫)إنما‬
sedangkan nasb sebagai maf’ul bih muqaddam.
a. Rafa’ dimana dhamir berfungsi sebgai subjek yaitu diantaranya

)‫ هن (للغائب‬،‫ هما‬،‫ هي‬،‫ هم‬،‫ هما‬،‫هو‬


)‫ أنتن (للمخاطب‬،‫ أنتما‬،‫ أنت‬،‫ أنتم‬،‫ أنتما‬،‫أنت‬
)‫ نحن (للمتكلم‬،‫أنا‬
Contoh dalam kalimat : ‫تاذ في المدرسة‬AAA‫و أس‬AAA‫ه‬ (huwa ustadzun fii al
madrosati) “artinya dia adalah seorang guru disekolah”. Jadi kata
gantinya berupa ‫هو‬ (huwa) meruapakan kata ganti orang ketiga
tunggal ‫ائب‬A‫مير الغ‬AA‫ض‬ (dhamir ghaib) maskulin (laki-laki) yang mana
kedudukannya sebagi subjek.
b. Nashob dimana dhamir berfungsi sebagai objek yaitu kata (‫)إيا‬
yang harus diikuti tanda (dhamir) yang menunjukkan siapa yang
dimaksud.
‫ إياهن‬-‫ إياهما‬-‫ إياها‬-‫ إياهم‬-‫ إياهما‬-‫ إياه‬-‫ إياكن‬-‫ إياكما‬-‫ إياك‬-‫ إياكم‬-‫ إياكما‬-‫إياك‬-‫إيانا‬-‫إياي‬
Contoh dalam kalimat   ‫تعين‬AA‫اك نس‬AA‫د و اي‬AA‫اك نعب‬AA‫اي‬ (iyyaka na’budu wa
iyyaka nasthoin) artinya “hanya kepadaMulah kami menyembah
dan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan. Jadi kata
gantinya berupa  ‫ك‬ka yaitu yang menunjukkan kata ganti orang
kedua tunggal maskulin yang mana kedudukannya sebagai objek.
2. Dhamir Muttasil
Dhamir muttasil adalah dhamir yang bersambung dengan
akhir kata baik itu ism, fi’il atau harf dan bisa berada pada
posisi rafa’, nasb atau jarr. Dhamir muttasil merupakan kata ganti
yang penulisannya bersambung dengan kata lain atau tidak bisa
berdiri sendiri. damir muttasil ada 9 jenis ta ‫اء‬AAAA‫ت‬ ” – naa ‫نا‬ –
wawu ‫واو‬  - alif   ‫الف‬-nun ‫نون‬ – kafya ‫كاف‬ – ha  ‫هاء‬ –ya   ‫ي‬ dan haa ‫ها‬ 
.
Dhamir muttasil terdapat pada fi’il madhi (kata kerja
lampau) fi’il mudhari’ (kata kerja sekarang) dan fi’il amar (kata
perintah) dan kalimat kepemilikan (Possesive pronoun)
Dilihat dari segi fungsinya dhamir muttasil dibagi menjadi 3
yaitu:
 Rafa’ dimana kata ganti orang berfungsi sebagai subjek in
terjadi pada kata kerja yang sedang dikerjakan (fi’il
mudhari) dan kata perintah (fi’il amar). Contohnya  ‫ان‬AA‫يكتبان الطالب‬
‫بالقلم‬ (Yaktubaani at thoolibaani bi al-qolami) dua siswa laki laki
sedang menulis dengan pena, pada kalimat tersebut kata ganti
yang menunjukkan orang kedua jumlahnya dua dan berjenis
laki-laki serta berfungsi sebagai subjek.
 Nashob dimana dhamir berfungsi sebagai objek. Contohnya
ketika kata ganti digabungkan dengan kata kerja lampau (fi’il
maadhi) dan kata ganti digabung dengan preposisi atau
katadepan (kharful jar) seperti  ‫(نصره‬Noshorohu) artinya laki laki
telah menolongnya. Kata gantinya yaitu berupa‫ه‬ (Hu) yang
mana menunjukkan orang ketiga tunggal laki laki dan
kedudukannya sebagai objek.

 Jar dimana dhamir berfungsi sebagai sifat (adjective).


Contohnya : ketika kata ganti digabungkan kata benda
sehingga menunjukkan kepemilikan seperti  ‫( كتابها‬kitabuhaa)
artinya bukunya (dia perempuan satu) jadi kata gantinya
berupa  ‫(ها‬haa) yang mana menunjukkan kata ganti orang ke III
tunggal dan berjenis kelamin perempuan.
 Kata ganti berfungsi sebagai objek ketika digabungkan dengan
kharfu jar (preposisi), contohnya ‫آليك‬ (ilaika) artinya kepadamu,
kata gantinya berupa ‫(ك‬Ka) yang menunjukkan arti orang keII
tunggal laki-laki.
 kataganti yang menunjukkan arti kepemilikan (possessive
pronoun) yaitu ketika kata ganti orang digabungkan dengan
kata benda (isim) dan disebut dengan susunan Idhofa (frase)
sehingga menunjukkan arti kepemilikan contohnya : ‫قلمها‬
qolamuhaa artinya penanya. Kata gantinya berupa dhomir  ‫ها‬
(haa) yang menunjukkan arti orang ketiga tunggal perempuan.
Alilmulahufawaaiduhu “artinya ilmu itu memiliki manfaat“
3. Dhamir Mustatir
Dhamir mustatir yaitu kata ganti yang tidak terlihat atau tidak
tampak tetapi bermakna Dhamir mustatir terbagi 2 mustatir
jawazan dan mustatir wujuban. Apabila menunjukkan dhamir
gaib maka dinamakan mustatir jawazan dan apabila menunjukkan
dhamir hadir (mutakallim/mukhatab) dinamakan mustatir wujuban
1) Wujuban (Nampak), yaitu kata ganti yang ada pada beberapa
keadaan sebagai beirkut:
 Ketika kata ganti orang berada pada kata kerja yang sedang
dilakukan (fi’il mudhori) yang berupa kata ganti orang
pertama mutakallim (orang yang berbicara) Contohnya  ‫رأ‬AA‫أق‬
aqrou artinya saya sedang membaca, jadi kata gantinya
berupa saya dengan wujud hamzah (‫)أ‬
 Ketika kata ganti orang berada pada kata kerja perintah (fi’il
amar) yang berupa kata ganti orangke II mukhatab
contohnya :  ‫أكتب‬uktub artinya tulislah, jadi kata gantinya
berupa  ‫أنت‬ anta artinya kamu tunggal laki-laki
Ada pengecualian yakni dhamir ‫هو‬  (huwa)  ketika kata
ganti orang berada pada kata yang menunjukkan ta’jub (kata
interjektif) contohnya ‫در‬AA‫ل الب‬AA‫(ماأجم‬maa ajmala al badru) artinya
alangkah indahnya bulan itu jadi kata gantinya berupa ‫هو‬ 
(huwa) artinya dia berjenis kata benda laki-laki dan tunggal
yang berada dalam kata yang menunjukkan takjub. Ada
beberapa pendapat dari ulama Nahwu bahwa damir gaib bisa
menjadi damir mustatir wujuban, diantaranya yang populer
adalah damir ‫هو‬ sebagai fail pada bab al-ta’ajjub dengan bentuk
(‫ )مــا أفعل‬contohnya: ‫مــا أكــرم العــربي‬, sebagai fail dari fi’il‫نعم‬ dengan
syarat ism yang dijelaskan adalah ism nakirah contohnya: ‫نعم‬
‫قائــــدا خالد‬, dan sebagai fa’il dari fi’il-fi’ilistisna (‫)خال وعــــدا وحــــاش‬
contohnya: (‫)جاء الناس خال زيدا‬
Hal ini sebagaimana kita ketahui bahwa ada kaidah yang
mengatakan: ‫لكــل قاعــدة اســتثناء‬ artinya pada setiap kaidah ada
(saja) pengecualian
2) Jawaz (tidak Nampak atau tersembunyi). Kata ganti orang
terdapat pada kata kerja yang sedang dilakukan yaitu pada
kata ganti orang ketiga tunggal baik laki-laki (ghaaib) maupun
perempuan (ghaaibah) contohnya:‫كتب‬  (kataba) artinya dia laki-
laki sedang meulis   ‫كتبت‬ (katabat) artinya dia perempuan
sedang menulis jadi kata gantinya tersembunyi tetapi memilki
arti didalam bahasa arab disebut muqoddar
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas berikut pemakalah dapat menarik
beberapa kesimpulan diantaranya:
Dhamir itu terbagi menjadi 14 yaitu
‫هو و هما و هم و هي و هما و هن و أنت و أنتما و أنتم و أنت و أنتما و أنتن و أنا و نحن‬
Dhamir (Kata ganti ) ditunjukkan untuk kata ganti orang ketiga
(ghaib atau ghaibah), orang kedua (mukhatab atau mukhatabah) dan
orang pertama mutakallim
Dhamir (Kata ganti) menunjukkan jenis laki-laki dan perempuan
dan jumlah (tunggal, double atau plural).
Dhamir munfashil adalah kata ganti yang tidak bersambung
dengan kata yang lainnya posisinya bisa berposisi sebagai rafa
maupun nashob.
Dhamir muntassil adalah dhamir yang bersambung dengan kata
yang lainnya dapat berposisi sebagai rafa, nashob dan jar.
Dhamir mustatir adalah dhamir yang tersembunyi atau tidak
disebut dalam kalimat namun memiliki arti inni dibagi menjadi dua ada
yang berbentuk dhamir Jawazan dan ada yang dhamir Wujuban
DAFTAR PUSTAKA

Abduh al-Rajihi, Al-Tatbiq al-Nahwi Beirut: Dar al-Nahdah al-‘Arabiyyah,


1405 H
Adas, Muhammad ‘Abdurrahim ‘,  Al-Wadih fi Qawaid al-Nahwi wa al-
Sarfi, Cet. I; Oman: Dar Majdalawi, 1990.
Ahmad Hasyim, ‘Ali Sultan, dan Hasan al-Sya‘ir, Muzakkarat al-Nahwi t.t:
t.p, 1410H.
Al-Gulayaini, Mustafa, Jami’ al-Durus al-‘Arabiyyah, Juz I Cet. XXIX;
Beirut: Al-Maktabah al-‘Asriyyah, 1994 M/1415 H
Arra’ini , Syekh Syamsuddin Muhammad Ilmu Nahwu Terjemahan
Mutammimah Ajurumiyah terj. Moch Anwar & Anwar Abu Bakar,
Bandung : Sinar baru Algesindo. 2013
Baalbaki, Rohi. Al-Mawrid: A Modern Arabic-English Dictionary. Cet. VII;
Beirut-Lebanon: Dar el-‘Ilm Lilmalayin, 1995.
Hamid , Muhammad  Muhhyidin  Abdul  ,  At-Tuhfa As-Saniyah (syarah
Ajjurumiyah). Trjh. Abu Abdillah Salim bin Subaid.,Tegal :Ash-Shaf
media, 2008.
Fuad Ni’mah, mulakhkhas Qawaid Al-lughah Al ‘arabiyah. Beirut: Daruh
as-tsaqafah Al Islamiyah, tth.
Rappe, Kaidah Perubahan Kata-Kata dalam Bahasa Arab Makassar :
Alauddin University Press, 2012.
Salsabilah, Abu Hilya. Empat Langkah Membaca dan Menerjemahkan
KitabGundul: Metode Assakiy., Bekasi: Penerbit Ukhuwatuna. 2012

Anda mungkin juga menyukai