Anda di halaman 1dari 24

PRESENT

45
3
21
Kelompok 4
Ulumul Qur’an
Muh. Haris
Muh. Haris Zubaidillah
Zubaidillah M.
M. Pd
Pd

PENGUMPULAN DAN PENERTIBAN QUR’AN

Kelompok
Kelompok 44: :
Annisa Hayattun Nufus
Annisa Aulia
Hayattun
Sri Nufus
Aulia
Iriyana Sri
Agustina
Iriyana Agustina
Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah
Pengumpulan Al-Qur’an (Jam’ul Qur’an) oleh para ulama
adalah salah satu dari dua pengertian berikut :
 Pertama :
Istilah pengumpulan dalam arti
hifzuhu (menghafalnya dalam hati).
Jumma’ul Qur’an artinya Huffazuhu
(penghafal-penghafalnya, orang yang
menghafalkannya didalam hati).

 Kedua : pengumpulan dalam arti


kitabatuhu kullihi ( Penulisan Qur’an
Pengumpulan Qur’an dalam Arti Menghafalnya Pada
Masa Nabi

 Rasulullah amat menyukai


wahyu, ia senantiasa
menunggu penurunan wahyu
dengan rasa rindu, lalu
menghafal dan
merindukannya, persis
seperti yang dijanjikan Allah
swt : sesungguhnya Kami
akan mengumpulkan
(didadamu) dan membacakan
(al-Qiyamah/75:7). Oleh sebab
 Proses penurunanya terkadang hanya turun satu ayat dan
terkadang turun sampai sepuluh ayat. Setiap kali sebuah
ayat turun, dihafal dalam dada dan ditempatkan dalam hati,
sebab bangsa Arab secara kodrati memang mempunyai
daya hafal yang kuat. Hal itu karna umumnya mereka buta
huruf, sehingga dalam penulisan berita-berita, syair-syair
dan silsilah mereka dilakukan dengan catatan hati mereka.
 Dalam kitab shahih-nya Bukhari telah mengemukakan
tentang adanya tujuh hafiz, melalui tiga riwayat. Mereka
adalah Abdullah bin Mas’ud, Salim bin Ma’qal bekas budak
Abu Huzalifah , Mu’az bin Jabal, ubai bin Ka’ab, Zai’id bin
Sabit, Abu Zaid bin Sakan dan Abu Darda’.
Pengumpulan Al-Qur’an dalam arti
Penulisannya pada Masa Nabi
 Rasulullah saw telah
,mengangkat para penulis
wahyu Qur’an dari sahabat-
sahabat terkemuka seperti Ali,
Mu’awiyah, Ubay bin Ka’ab dan
Zaid bin Sabit. Bila ayat itu
turun, ia memerintahkan
mereka untuk menuliskan dan
menunjukkan tempat ayat
dalam suruh, sehingga
penulisan pada lembaran itu
membantu penghafalan di
Para sahabat senantiasa
menyodorkan Qur’an kepada
Rasulullah baik dalam bentuk
hafalan maupun tulisan. Tulisan-
tlisan Al-Qur’an pada masa Nabi
tidak terkumpul dalam satu
mushaf yang ada pada seseorang
belum tentu dimiliki oleh yang
lain. para ulama telah
menyampaikan bahwa
Pengumpulan Qur’an Pada Masa Abu Bakar
 Abu Bakar menjelaskan urusan islam
sesudah Rasulullah saw. Ia
dihadapkan Kepada peristiwa-
peristiwa besar berkenaan dengan
kemurtadan sebagian orang arab.
karena itu ia segera menyiapkan
pasukan dan mengirimkannya untuk
memerangi orang-orang yang murtad
itu peperangan yamamah yang
terjadi pada tahun dua belas hijriah
melibatkan sejumlah besar sahabat
yang hafal Al-Qur’an. Dalam
peperangan ini tujuh puluh qari dari
 Pengumpulan Al-Qur’an yang di lakukan Abu
bakar ialah memindahkan semua tulisan atau
catatan Qur’an.
 Pengumpulan yang dilakukan Abu Bakar di
sebabkan oleh kekhawatiran akan hilangnya
sebagian Al-Qur’an karena kematia n para
penghafalnya, sebab ketika itu Al-Qur’an
belum terkumpul satu muhaf
Pengumpulan Quran pada masa Abu Usman

Penyebaran Islam bertambah luas


dan para qurra pun tersebar di
berbagai wilayah, serta penduduk
di setiap wilayah mempelajari
Qira’at dari qari yang dikirim
kepada mereka. Cara-cara
pembacaan Quran yang mereka
bawakan berbeda-beda sejalan
dengan perbedaan “huruf “ yang
dengannya Quran diturunkan.
Tetapi keadaan demikian bukan
berarti tidak akan menyusupkan
keraguan kepada generasi baru
Dari Anas: “ Bahwa Huzaifah bin al-Yaman
datang kepada Ustman, Huzaifah merasa
terkejut oleh perbedaan mereka dalam
bacaan. Lalu ia berkata kepada Ustaman:
“Selamatkanlah umat ini sebelum mereka
terlibat dalam perselisihan. Usman kemudian
mengirim surat kepada hafsah yang isinya:
sudilah kiranya anda kirimkan kepada kami
lembaran-lembaran yang bertuliskan Qur’an
itu, kami akan mengembalikannya, Hafsah
mengirimkannya kepada Usman dan Usman
memerintahkan Zaid bin Sabit, Abdullah bin
Zubair, Sa’id bin ‘As dan Abdurrahman bin
Perbedaan antara Pengumpulan Abu Bakar
dengan Usman
Jelas sekali bahwa pengumpulan mushaf oleh
Abu Bakar dan Usman berbeda, kalau Abu Bakar
mengumpulkan alquran karena ke khawatiran
beliau akan hilangnya Quran karena banyaknya
para huffaz yang gugur dalam peperangan, serta
yang dilakukan Abu Bakar dalam pengumpulan
Alquran adalah dengan cara memindahkan
tulisan atau catatan yang semula bertebaran
dikulit-kulit bintang, tulang serta pelapah kurma,
kemudian dikumpulkan dalm satu Mushaf.
sedangkan Usman pengumpulan Mushaf
Keraguan yang Harus Ditolak
1. Meraka
berkata, sumber-
sumber lama
menunjukkan
bahwa ada
beberapa bagian
Quran yang tidak
dituliskan dalam
mushaf-mushaf
2. Mereka yang ada
mengatakan, ditangan kita.

Segolongan Syi’ah
dalam Quran
ekstrim menuduh terdapat
bahwa Abu Bakar, sesuatu yang
Umar dan Usman bukan Quran.
telah mengubah
Quran serta
menggugurkan
beberapa ayat dan
Tertib ayat dan surah
1. Tertib ayat
Quran terdiri atas surah-surah dan ayat-ayat, baik yang
pendek maupun yang panjang. Ayat adalah sejumlah
kalam Allah yang terdapat dalam sebuah surah dari Quran.
Surah adalah sejumlah ayat Quran yang mempunyai
permulaan dan kesudahan. Tertib atau urutan ayat-ayat
Quran ini adalah tauqifi, ketentuan dari Rasulullah.
Sebagian ulama meriwayatkan bahwa pendapat ini adalah
ijma’, diantaranya as-Zarkasyi dalam al-Burhan dan Abi
Ja’far bin Zubair dalam Munasabah-nya, yang mengatakan:
“tertib ayat-ayat didalam surah-surah itu berdasarkan
tauqifi dari Rasulullah dan atas perintahnya, tanpa
diperselisihkan kaum muslimin.” Jibril menurunkan
beberapa ayat kepada Rasulullah dan menunjukkan
kepadanya tempat ayat-ayat itu harus diletakkan dalam
surah atau ayat-ayat yang turun sebelumnya. Lalu
2. Tertib surah
Para ulama berbeda pendapat tentang tertib surah-
surah Quran.

Dikatakan tertib surah itu tauqifi dan ditangani


langsung oleh Rasulullah sebagaimana diberitahukan
Jibril kepadanya atas perintah Tuhan. Dengan
demikian, Quran pada masa Nabi telah tersusun
surah-surahnya secara tertib sebagaimana tertib
ayat-ayatnya, seperti yang ada ditangan kita
sekarang ini, yaitu btertib mushaf Usman yang tak
ada satu sahabatpun yang menantangnya, ini
menunjukkan telah terjadi kesepakatan (ijma’) atas
tertib surah, tanpa suatu perselisihan apapun.
Dikatakan bahwa tertib surah ini berdasarkan ijtihad
para sahabat, mengingat adanya perbedaan tertib
didalam mushaf-mushaf mereka. Misalnya mushaf Ali
Ar-Rasmul Usmani
Zaid bin Sabit bersama tiga orang
Quraisy telah menempuh suatu
metode khusus dalam penulisan
Alquran yang disetujui oleh Usman.
Para ulama menamakan metode
tersebut dengan ar-Rasmul Usmani
lil Mushaf yaitu dengan dinisbahkan
kepada Usman. Tetapi kemudian
mereka berbeda pendapat tentang
status hukumnya.
Surah-surah dan Ayat-ayat Quran
Surah-surah Quran itu ada empat bagian,
yaitu:
 At-Tiwal ada tujuh surah, yaitu Al-Baqarah, Ali ‘Imran,
Nisa’, Ma’idah, An’am, A’raf dan yang ketujuh ada yang
mengatakan Anfal dan Bara’ah (At-taubah) sekaligus
karena tidak dipisah dengan basmallah diantara
keduanya. Dan dikatakan pula bahwa yang ketujuh adalah
surah Yunus.
 Al-Mi’un, yaitu surah-surah yang ayat-ayatnya lebih dari
seratus atau sekitar itu.
 Al-Masani, yaitu surah-surahnya yang jumlah ayatnya
dibawah al-mi’un. Dinamakan Masani karena surah ini
diulang-ulang bacaannya lebih banyak dari at-Tiwal dan
al-Mi’un.
 1.Sebagian dari mereka berpendapat bahwa
Rasam Usmani untuk Alquran ini bersifat
tauqifi yang wajib dipakai dalam tulisan
Alquran dan harus sungguh-sungguh
disucikan. Ibnul Mubarak mengutip gurunya
Abdul Aziz ad-Dabbag yang mengatakan
kepadanya bahwa “Para sahabat dan orang
lain tidak campur tangan seujung rambut
pun dalam penulisan Alquran karena
penulisan Alquran adalah tauqifi ketentuan
dari Nabi. Dialah yang memerintahkan
kepada mereka untuk menuliskannya dalam
bentuk seperti yang dikenal sekarang
2. Banyak yang berpendapat
bahwa rasm Usmani bukan tauqifi
dari Nabi tetapi hanya merupakan
satu cara penulisan yang disetujui
Usman dan diterima umat dengan
baik sehingga menjadi suatu
keharusan yang wajib dijadikan
pegangan dan tidak boleh
dilanggar.
3. Segolongan orang berpendapat
Perbaikan Rasam Usmani
Mushaf Usmani tidak memakai tanda
baca titik dan syakal karena semata-
mata didasarkan pada watak
pembawaan orang-orang arab yang
masih murni sehingga mereka tidak
memerlukan syakal dengan harakat
dan pemberian titik. Ketika bahasa
Arab mengalami kerusakan karena
banyaknya percampuran (dengan
Perbaikan rasm mushaf itu berjalan
secara bertahap pada mulanya
syakat berupa titik:fathah berupa
satu titik di atas awal huruf
dammah berupa satu titik di atas
akhir huruf dan kasrah berupa satu
titik dibawah awal huruf.kemudian
terjadi perubahan penentuan
harakat yang berasal dari huruf dan
itulah yang dilakukan oleh al-khalil.
Fasilah dan Ra’sul Ayat
 Alquranul karim
mempunyai sistem yang
unik baik dalam fasilah
maupun ra’sul ayatnya.
yang kita maksudkan
dengan fasilah ialah kalam
(pembicaraan) yang
terputus dengan kalam
sesudahnya. Fasilah itu
terkadang berupa ra’sul

Anda mungkin juga menyukai