Anda di halaman 1dari 17

“ETIKA PERILAKU PARA PELAKU BISNIS”

Prodi : ESY

Semester : III

Dosen Pengampu :

RADEN HEBAT, SE.,MM

Disusun Oleh : Kelompok VIII

M. RIFKAL ARNANDOL
NIM : 221610321

NABILLAH
NIM : 221610325

M. ZIDAM ALMUSLA

NIM : 221610314

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2023
KATA PENGANTAR

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat

menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “ETIKA PERILAKU

PARA PELAKU BISNIS”. makalah ini disusun untuk memenuhi salah


satu tugas kelompok tahun akademik 2023

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian etika bisnis...........................................................................3


B. Lingkungan bisnis mempengaruhi perilaku etika..................................3
C. Ketergantungan antara bisnis dan masyarakat ....................................4
D. Kepedulian pelaku bisnis terhadap etika...............................................9
E. Tujuan etika bisnis.................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................12
B. Saran...................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis modern merupakan realitas yang sangat kompleks. Hal ini
tidak hanya terjadi pada bisnis makro, namun juga mikro. Banyak faktor
yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai
kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan
kompleksitas masyarakat modern. Karena bisnis merupakan kegiatan
sosial, yang di dalamnya terlibat banyak orang. Bisnis dapat dilihat
sekurang-kurangnya dari 3 sudut pandang berbeda, antara lain: sudut
pandang ekonomi, sudut pandang hukum, dan sudut pandang etika.
Dilihat dari sudut pandang ekonomis, bisnis adalah kegiatan
ekonomis. Hal yang terjadi dalam kegiatan ini antara lain tukar
menukar, jual beli, memproduksi, memasarkan, dan kegiatan lainnya
yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Namun, perlu diingat
pencarian keuntungan dalam kegiatan berbisnis tidak hanya sepihak,
tetapi diadakan dalam interaksi. Pada kenyataannya, banyak pelaku
bisnis di Indonesia tidak memikirkan tentang hal tersebut. Mereka lebih
cenderung untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa
memikirkan kerugian pihak lain.
Dengan tidak mengindahkan peranan sentral dari sudut pandang
ekonomis, perlu ditambahkan juga sudut pandang etika dan moral.
Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar,
namun dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak
pihak. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan. Perilaku
etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup (life cycle) bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis
akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif
jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut

1
2

menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik
dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai moral.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan etika ?
2. Apa pengertian etika bisnis ?
3. Bagaimana lingkungan bisnis mempengaruhi perilaku etika ?
4. Bagaimana ketergantungan antara bisnis dan masyarakat ?
5. Bagaimana kepedulian pelaku bisnis terhadap etika ?
6. Bagaimana tujuan etika bisnis ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan maksud dari etika
2. Mengetahui pengertian dari etika bisnis
3. Mengetahui lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika
4. Mengetahui saling tergantungan antara bisnis dengan masyarakat
5. Mengetahui kepedulian pelaku bisnis terhadap etika
6. Mengetahui tujuan dari etika bisnis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang memilki
arti adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir atau berarti
adat istiadat. Dapat dikatakan pula bahwa, Etika adalah filsafat tentang
nilai-nilai, kesusilaan tentang baik dan buruk.
Menyatakan Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip moral atau
nilai-nilai yang menegaskan benar dan salah bagi seseorang atau
suatu kelompok.
Etika adalah kode yang berisi prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral
yang mengatur atau kelompok terkait dengan apa yang benar atau
salah Jadi, disamping mempelajari nilai-nilai, etika juga merupakan
pengetahuan tentang batin seseorang yang sesuai dengan norma-
norma etik.1
B. Pengertian Etika Bisnis
Etika Bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma
yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis. Etika bisnis terkait
dengan masalah penilain terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang
mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (bisnis). Kebenaran
disini yang dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat
diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat,
perusahaan dan individu.
Etika bisnis merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada
profitabilitasnya saja, tapi juga memerhatikan kepentingan stakeholder-
nya. Etika bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal, keberadaan
mereka merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan

1
Arijanto, Agus., Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Edisi ketiga, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta,Hal. 78

3
4

keberadaannya saling melengkapi. Etika bisnis merupakan salah satu


bagian dari prinsip etika yang diterapkan dalam dunia bisnis. Istilah
etika bisnis mengandung pengertian bahwa etika bisnis merupakan
sebuah rentang aplikasi etika yang khusus mempelajari tindakan yang
diambil oleh bisnis dan pelaku bisnis.2
Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki
satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial,
dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan
kegiatan bisnis. Beberapa ahli ada juga yang mendefinisikan etika
bisnis sebagai batasan- batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang
bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus
dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya
C. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Banyak perusahaan yang kurang sukses dalam berusaha
dikarenakan kurang jujur terhadap konsumen dan tidak menjaga atau
memelihara kepercayaan yang telah diberikan oleh konsumen. Dalam
hal ini peran manajer sangat penting dalam mengambil keputusan-
keputusan bisnis secara etis.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
etika dalam bisnis berikut :3
1) Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara
pengambilan keputusan yang beretika dan perilaku yang beretika.
Tanggung jawab utama dari seorang pemimpin adalah membuat
keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika pula. Ada

2
Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi:Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya, Salemba Empat, Jakarta, hal. 209
3
Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, hal. 29
5

beberapa hal yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang


beretika yaitu :
Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan
tujuannya dan organisasi.
Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia
merasa bangga akan perilakunya.
Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan
keputusan yang diambilnya dan dirinya sendiri.
Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara
etika sepanjang waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman
untuk melakukannya.
Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki
ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang
dicita-citakannya.
Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-
benar penting. Dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif
2) Strategi dan performasi
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk
kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang
membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaa terutama dari
sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai
kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki
kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai
perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan
strategi perusahaan yang disebut excellence harus bisa
melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna
mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.
3) Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena
peran banyak individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam
perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan sangat
6

mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau


dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu
Faktor–faktor tersebut yangpertama adalah pengaruh budaya,
pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam
keluarganya. Faktor yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh
lingkunganya yang diciptakan di tempat kerjanya. Faktor
yang ketiga adalah berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia
hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh–pengaruh
perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan
status individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut
yang terwujud dari tingkah lakunya.
4) Budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-
norma, ritual dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu
perusahaan. Setiap budaya perusahaan akan memiliki dimensi etika
yang didorong tidak hanya oleh kebijakan-kebijakan formal
perusahaan, tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang
berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga
kemudian dipercayai sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai
mana perilaku yang pantas dan mana yang tidak pantas. Budaya-
budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan
moral ditempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para
stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan
yang baik. Hal ini juga sangat terkait dengan visi dan misi
perusahaan.
Kode etik diperlukan untuk hal seperti berikut :
a) Untuk menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya
manajemen strategis dan kebijakan dalam pengembangan usaha
di satu pabrik dengan pengembangan sosial ekonomi dipihak lain.
7

b) Untuk menciptakan iklim usaha yang bergairah dan suasana


persaingan yang sehat.
c) Untuk mewujudkan integritas perusahaan terhadap lingkungan,
masyarakat dan pemerintah.
d) Untuk menciptakan keterangan, kenyamanan dan keamanan batin
bagi perusahaan/investor serta bagi para karyawan.
e) Untuk dapat mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia
perdagangan internasional.
D. Saling Ketergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat
Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok
orang yang dikenal sebagai stakeholders, yaitu pelanggan, tenaga
kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas.
Oleh karena itu para pebisnis harus mempertimbangkan semua bagian
dari stakeholders dan bukan hanya stockholdernya saja. Pelanggan,
penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan pemegang saham adalah
pihak yang sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis.
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika adalah
lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat
mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion,
deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam
perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan
dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau
karyawan.4
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-
norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan
masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika
tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku
bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan

4
Arijanto, Agus., Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Edisi ketiga, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta,hal. 11.
8

langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan


dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis
terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan
ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang
terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini
telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut
segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang
melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta
perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan
pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia
usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan,
karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum
mendapatkan perhatian yang seimbang.
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan
sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh
kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat
harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi
perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan
tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang
berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis
harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung
jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa
dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama
dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dan
lain sebagainya.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu
bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu
berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatan
sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis.
Seperti halnya manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan antar
9

manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga


memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan
bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain adalah :
Hubungan antara bisnis dengan langganan / konsumen
Hubungan dengan karyawan
Hubungan antar bisnis
Hubungan dengan Investor
Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
E. Kepedulian Antara Pelaku Bisnis terhadap Etika
Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang
sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan
kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi. Perilaku etis dalam
kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan
hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu
sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang
baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik
adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik
secara moral.5
Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang
pengusaha yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral
dalam mengambil keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau
buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini berdampak baik atau
buruk bagi orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal,
antara lain pengendalian diri dan tidak mudah untuk terombang-
ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi,
pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,

5
Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi:Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya, Salemba Empat, Jakarta, hal. 297
10

menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep


pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang
benar, Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha
kuat dan golongan pengusaha kebawah, Konsekuen dan konsisten
dengan aturan main yang telah disepakati bersama dan lain
sebagainya.
F. Tujuan Etika Bisnis
a) Menanamkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi
etis dalam bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak
ada, meningkatkan, jika kesadaran itu sudah ada, tapi masih lemah
dan ragu. Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan
memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari
kegiatan ekonomi yang perlu diberikan perhatian serius.
b) Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi
dan bisnis, serta membantu pembisnis karena moral tidak kalah
penting dalam pembentukan sebuah bisnis. Melalui studi etika
diharapkan pelaku bisnis akan sanggup menemukan fundamental
rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
c) Membantu pembisnis untuk menentukan sikap moral yang tepat di
dalam profesinya.
d) Agar perkembangan bisnis selalu dalam kondisi yang sehat.
G. Prinsip Etika Bisnis
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh
perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman
agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan
dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi
perusahaan.
1) Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa
perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang
yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang
dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan
11

untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi


pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
2) Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran meliputi pemenuhan
syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang
ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling
problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan
penipuan.
3) Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan erat
dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat
akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
4) Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada
pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah
yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang
sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5) Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang
mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita
ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain
sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan. Selain prinsip, ada juga
terdapat beberapa nilai – nilai etika bisnis yaitu : Kejujuran, Keadilan,
Rendah Hati, Simpatik, Kecerdasan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika
bisnis merupakan sebuah harga mata, yang tidak dapat dibayar lagi.
Dalam zaman keterbukaan dan luasnya informasi saat ini, baik-
buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas.
Eika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-
masing elemen dalam lingkaran bisnis. Etika bisnis ini bias dilakukan
dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama
akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik
dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini akan memberikan
keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang
bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika
dalam berbisnis sangatlah penting.
B. Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam
perusahaan yang ingin menerapkan etika didalam bisnis agar tidak
adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan itu
nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat
apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di
dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan
tersebut.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Arijanto, Agus., Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Edisi ketiga, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011.

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta: Rajawali Press,


2006)

Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan


(Jakarta: Kencana Media Group, 2004)

Kartono Kartolo, Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja (Jakarta: Rajawali


Pers, 2003), h. 52

Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, & Mark P. Zanna, The Handbook of


Attitude. (Routledge, 2005)

Sekarningsih, Pengaruh Interaksi Sosial antar Ibu Rumah Tangga di


Kompleks Perumahan Rawamas terhadap Partisipasi dalam
Pembangunan Masyarakat (Bandung, 1993)

Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi:Tantangan


Membangun Manusia Seutuhnya, Salemba Empat, Jakarta, 2009

Anda mungkin juga menyukai