Disusun Oleh :
FAKULITAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul fungsi tanggung jawab pebisnis . Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah etika bisnis.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan Lingkungan dan,serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan lingkungan. Terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini, serta memberikan bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, dalam hal ini
dapat menambah wawasan mengenai permasalahan etika dalam berbisnis. Makalah ini
mungkin belum sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial sesuai
dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro. Dalam bisnis tidak jarang berlaku
konsep tujuan menghalalkan segala cara, bahkan tindakan yang identik dengan kriminalpun
ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis
tampaknya tidak menampakkan kecendrungan tetapi sebaliknya, semakin hari semakin
meningkat. Melihat pentingnya etika dan tanggung jawab sosial maka kami akan membahas
di dalam makalah ini.
iv
1.2 Rumusan Masalah
v
BAB II
PEMBAHASAN
Etika adalah sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan dan masyarakat. Sedangkan etika
bisnis adalah sebagai pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma dan moralitas menunjang maksud dan tujuan bisnis. [2][2]
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan. Sistem bisnis beroperasi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis,
tanggungjawab social, peraturan pemerintah dan perundangan saling berkaitan satu sama lain.
Dalam kegiatan bisnis yang semakin baik di dalam maupun di luar negeri, telah
menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntunan praktis bisnis yang baik, yang etis, juga
menjadi tuntutan kehidupan bisnis di banyak negara. Ada empat cangkupan etika bisnis yaitu:
[1]
[2]
vi
1. Penerapan prinsip etika umum pada praktik-praktik khusus dalam bisnis.
2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip etika pada kegiatan bisnis, tetapi
merupakan “ meta- etika” yang juga menyoroti apakah perilaku yang di nilai atau tidak secara
individu dapat diterapkan pada organisasi atau perusahaan bisnis.
3. Bidang penelaah etika bisnis yang menyangkut asumsi mengenai bisnis. Dalam hal ini , etika
bisnis juga menyoroti moralitas sistem ekonomi pada umumnya serta sistem ekonomi suatu
negara pada khususnya.
4. Etika bisnis juga menyangkut bidang yang biasanya sudah meluah lebih dari sekedar etika,
seperti ekonomi dan teori organisasi.
Pada keempat bidang tersebut, etika bisnis membantu para pelaku bisnis untuk
melakukan pendekatan permasalahan moral dalam bisnis secra tepat dan sebaliknya
mendekati permasalahan yang terjadi pada bisnis dengan pendekatan moral yang mungkin
sering di abaikan. Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku bisnis bahwa
bisnis yang “ berhasil “, tidak hanya bisnis yang mempunyai keuntungan secara meterial saja
melainkan bisnis yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung jawab dan
memelihara hubungan baik antara manusia yang terlibat di dalamnya. Etika bisnis memiliki
tujuan yang penting yaitu membangunkan kesadaran tentang dimensi etis dari kegiatan bisnis
dan manajemen, etika bisnis juga menghalau pencitraan bisnis sebagai kegiatan yang kotor
penuh muslihat dan dipenuhi oleh orang-orang yang menjalankan ushanya dengan licik. [3][3]
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal
(1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis,
yaitu
1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
[3]
vii
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Etika bisnis juga memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun prinsip-prinsip
etika bisnis tersebut berikut,
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para
pelaku bisnis. Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan
untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang
mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau
operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis
sebagai berikut:
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena
kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan
kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3. Prinsip Keadilan
viii
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan
haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk
berbisnis yang kompetitif.
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam
menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya
dan merupakan perusahaan terbaik.
Di samping 5 prinsip diatas, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang
juga perlu diperhatikan, antara lain adalah:
a. Pengendalian diri
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
h. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
i. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
j. kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
k. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa
peraturan perundang-undangan.
ix
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik lingkup makro ataupun
mikro.
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah
satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini
banyak diterapkan baik oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional atau
lokal. CSR adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah
perusahaan dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi
secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan
pembangunan berkelanjutan. CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di
Perusahaan dan dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian dari budaya (corporate
culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakata.
Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan
regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
x
ranah ekonomi, sosial, dan lingkungan, terhadap seluruh pemangku kepentingannya,
untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni
suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat
keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang
timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi
dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya.
1. Cause Promotions
xi
untuk menyumbangkan waktu, dana atau benda mereka untuk membantu mengatasi atau
mencegah permasalahan tersebut. Dalam cause promotions ini, perusahaan bisa
melaksanakan programnya secara sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga lain,
misalnya, non government organization. Cause Promotions dapat dilakukan dalam bentuk :
b. Mengajak masyarakat untuk mencari tahu secara lebih mendalam mengenai suatu issue
tertentu di masyarakat. Mengajak masyarakat untuk menyumbangkan uang, waktu ataupun
barang milik mereka untuk membantu mengatasi dan mencegah suatu permasalahan tertentu.
c. Mengajak orang untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan event tertentu, misalnya :
mengikuti gerak jalan, menandatangani petisi, dll.
2. Cause-Related Marketing
Dalam cause related marketing perusahaan akan mengajak masyarakat untuk membeli
atau menggunakan produk nya, baik itu barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan
yang didapat perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah
masalah tertentu.Cause related marketing dapat berupa, Setiap barang yang terjual, maka
sekian persen akan didonasikan. Setiap pembukaan rekening atau account baru, maka
beberapa rupiah akan didonasikan.
Dalam Corporate social marketing ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk
mengubah perilaku masyarakat (behavioral changes) dalam suatu issue tertentu. Biasanya
corporate social marketing, berfokus pada bidang-bidang di bawah ini, yaitu :
xii
4. Corporate Philanthrophy
5. Community Volunteering
Panti Asuhan / Panti Jompo / Yayasan / Masyarakat yang kurang mampu dan memberikan
bantuan Alat Ibadah
2. Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sebagai bentuk kepedulian terhadap Masyarakat, Perusahaan memberikan bantuan berupa
bantuan Modal UKM dan juga pelatihan untuk
xiv
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Secara umum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau disebut Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan ataupun konsep yang dilakukan oleh Perusahaan
di lingkungan sekitar sebagai bentuk tanggung jawab moral.
Adapun maksud dan tujuan dari CSR adalah karena Perusahaan sangat menyadari bahwa
lingkungan dan masyarakat sosial menjadi satu kesatuan yang memiliki keterikatan dengan
Perusahaan. Perusahaan senantiasa melaksanakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang berkelanjutan sebagai
manifestasi dari budaya Perusahaan.
Kita harus menyadari bahwa kesuksesan perkembangan usaha bisnis Perusahaan perlu
dicapai secara menyeluruh dan seimbang. Pencapaian tersebut akan tercipta ketika setiap
aspek dalam triple bottom line, yaitu profit, people, dan planet diperhatikan dan dicapai
secara bersama-sama tanpa meninggalkan satu aspek pun.
xv
Daftar pustaka
file:///D:/semester%206/Pengertian%20dan%20Cakupan%20Etika%20Bisnis-1.doc#_ftn1
file:///D:/semester%206/Pengertian%20dan%20Cakupan%20Etika%20Bisnis-1.doc#_ftn2
file:///D:/semester%206/Pengertian%20dan%20Cakupan%20Etika%20Bisnis-1.doc#_ftn3
https://www.cogindo.co.id/web/csr/detail/1
xvi