Disusun Oleh :
Anisa Nur Rahmah Fajri (1187070013)
KELAS B
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Bandung 2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat IllahiRabbi yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pelanggaran Etika Bisnis PT. NIKE.”. Makalah ini merupakan hasil
mengumpulkan beberapa data dari beberapa sumber yang penyusun amati. Dengan
demikian, maksud dari penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah kewirausahaan.
Penyusun menyadari bahwa meski laporan ini telah disusun dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang penyusun miliki, namun pasti masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam segi isi maupun sistematikanya. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan dan kesempurnaan penulisan
laporan di masa yang akan datang.
Besar harapan penyusun supaya laporan ini dapat menjadi suatu yang berharga dan
bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya dan menambah ilmu wawasan
terutama terhadap pemahan ilmu teknologi informasi dan komunikasi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam dunia berbisnis sangat diperlukan adanya etika dalam berbisnis, etika
berbisnis merupakan acuan nilai nilai atau patokan standar yang menjadi pedoman
para petinggi atau karyawan disebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan dan
menjalankan kegiatan bisnis yang sehat.
Pada era yang sangat ketat dalam kompetitif ini, para perusahaan dituntut untuk
memiliki reputasi yang baik, reputasi yang baik ini harus dilandasi oleh etika berbisnis
yang baik. Namun, tidak jarang juga berlaku prinsip menghalalkan segala cara, bahkan
melakukan tindakan criminal untuk mencapai tujuan berbisnis.
Tetapi reputasi perusahaan yang baik belum tentu menerapkan etika bisnis yang
baik, sebagai contohnya adalah perusahaan sepatu, pakaian olahraga dan tas asal
amerika serikat yaitu NIKE, perusahaan ini memiliki reputasi yang baik namun
ternyata melakukan sutau pelanggara dalam etika berbisnis.
Perusahaan NIKE ini terlibat dalam sebuah kontroversi atas mempekerjakan buruh
di negara- negara berkembang yang memiliki biaya upah yang lebih murah untuk
menekan biaya produksi. Selain itu brand yang memiliki slogan “JUST DO IT” ini
juga diduga memperkerjakan anak-anak dibawah umur.
Banyak pihak yang sudah menyelidiki tentang pelanggaran etika bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan yang menyediakan peralatan olahraga ini, bagaimana
perusahaan NIKE ini mengeksploitasi pekerja pekerja dinegara berkembang dengan
biaya upah yang murah untuk keuntungan finansial. Hal ini, membuat perusahaan
NIKE ini tidak henti hentinya diserang.
1.2.Rumusan Masalah
1
2. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalan etika bisnis?
3. Apa saja prinsip dalam etika berbisnis?
4. Apa saja pelanggaran etika berbisnis yang dilakukan oleh PT.NIKE?
5. Bagaimana manajemen PT.NIKE dalam pengelolaan sumber daya manusia?
6. Mengapa PT.NIKE memusatkan produksinya bukan di kantor pusatnya?
7. Apa akibat dari kesalahan manajemen dari PT.NIKE
8. Apa saja langkah perbaikan yang dapat dilakukan oleh PT.NIKE
1.3.Tujuan
2
BAB II
DASAR TEORI
Etika secara Etimologi, berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sedangkan, Etika bisnis merupakan ilmu
yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Ilmu ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
(Velasquez, 2005).
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun
perusahaan di masyarakat.
Berikut ini merupakan beberapa pengertian dari etika berbisnis dari para ahli :
Etika bisnis ini lebihluas dari adanya suatu ketentuan yang diatur
oleh hukum, bahkan ini merupakan standar yang lebih tinggi
apabiladibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena di
dalamnya kegiatan atauaktivitas bisnis itu seringkali kita temukan wilayah
abu-abu yang mana hal tersebut tidak diatur oleh ketentuan hukum.
3
3. Menurut Muslich (2004:9)
5. Menurut Sim
Selain pengertian etika bisnis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
menciptakan etika bisnis, antara lain :
1. Pengendalian diri
4
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan.
Etika bisnis ini sangat penting bagi sebuah perusahaan, paling utama
perusahaan besar yang memiliki/mempunyai banyak sekali karyawan yang sama-
sama tidak saling mengenal. Tiap-tiap karyawan sebuah perusahaan akan terikat
dengan peraturan standar etis yang sama, maka apabila terdapat kasus yang timbul
maka akan mengambil keputusan yang sama.
Mempunyai daya saing saat ini sudah menjadi keharusan bagi tiap-tiap
perusahaan. Sebab apabila perusahaan tidak mempunyai daya saing, maka
5
usahanya tidak akan bertahan lama. Apabila sebuah perusahaan mempunyai etika
yang baik, maka usahanya akan mengalami perkembangan serta semakin
meningkatkan daya saing atau juga kemampuannya untuk bersaing di pasaran
dengan perusahaan atau pembisnis lain.
Bagi perusahaan yang sudah go publik itu maka akan memperoleh manfaat
seperti meningkatnya kepercayaan investor untuk berinvestasi. Apabila terjadi
kenaikan harga saham ini maka biasanya akan menarik minat investor untuk
berinvestasi atau juga membeli saham perusahaan.
Etika bisnis ini juga bisa membangun citra yang baik mengenai sebuah
perusahaan di mata mitra bisnis atau juga konsumen. Dengan citra yang baik ini
akan menjaga kelangsungan hidup sebuah perusahaan tersebut.
1. Prinsip Otonomi
Saat seseorang ataupun perusahaan mampu memenuhi prinsip ini, maka
kehidupan bisnisnya menjadi lebih hidup. Prinsip ini dapat menentukkan dan
mengetahui sikap dan kemampuan manusia dalam mengambil keputusan dan
bertindak sesuai dengan kesadarannya sendiri.
2. Prinsip Kejujuran
Sejatinya kejujuran amat sangat dijunjung tinggi dalam setiap aspek
kehidupan.
6
Kejujuran dalam berbisnis dapat dikategorikan sebagai syarat-syarat dalam
pemenuhan perjanjian antar sesama pengelola bisnis maupun semua yang
terlibat didalamnya.
3. Prinsip Keadilan
Dari prinsip ini semua pelaku usaha diwajibkan untuk berlaku adil
terhadap hak-hak pribadi yang dimiliki oleh setiap orang. Prinsip keadilan ini
tidak hanya berlaku dalam ruang eksternal saja, namun juga harus berlaku dan
wajib dipenuhi bagi setiap anggota tubuh internal perusahaan.
Keadilan dalam berbisnis dapat dicapai bila negara memperlakukan semua
pelaku bisnis secara setara tanpa adanya asas perbedaan kasta maupun jenis
dari bisnis yang dilakoni.
Selain itu, ada juga keadilan yang berlaku di perusahaan. Pemilik
perusahaan dituntut untuk berlaku adil terhadap semua karyawan tanpa
membedakan status atau tingkatan pekerjaan yang dilakukan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Pada dasarnya, seseorang melakukan kegiatan bisnis untuk mencari
keuntungan semaksimal mungkin, disamping kita pun harus memenuhi dan
menyediakan barang dan jasa bagi para konsumen.
Namun di era ini, banyak sekali generasi muda yang sukses di bidang ini.
Kemudian setelah itu, bisnis merupakan usaha yang dapat dikatakan sangat
menguntungkan bagi para pelaku bisnis. Dari capaian yang luar biasa ini,
generasi muda kini berbondong-bondong melakukan inovasi serta kreasi
dalam meramaikan dunia perbisnisan Indonesia.
5. Prinsip Integritas Moral
Dalam tahap ini para pelaku bisnis, haruslah memiliki kesadaran yang
telah menjadi tuntutan dalam diri pelaku bisnis. Hal ini dikatakan sebagai
tahapan mendasar dan wajib dimiliki oleh setiap orang yang berkecimpung di
dunia ini.
Kesadaran untuk berbuat adil dan memenuhi setiap prinsip dalam bisnis,
merupakan dasar dari etika dalam berbisnis.
7
2.3. Pengertian Pelanggaran Etika Bisnis
Pelanggaran etika bisnis adalah penyimpangan standar – standar nilai (moral) yang
menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan (manajer dan segenap karyawannya)
dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan
bisnis adalah dunia berbeda yang sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait
dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang
ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan
sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting
untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.
Dalam sebuah masalah tentunya pasti ada faktor dasar penentu dalam
pembentukan terjadinya suatu masalah, berikut juga dalam pelanggaran etika bisnis ini
sendiri. Tidak hanya satu faktor, ada beberapa faktor yang dalam terjadinya pelanggaran-
pelanggaran diantaranya adalah:
Semua itu dilakukan demi untuk memuaskan keinginannya, oleh sebab itu
ia tidak akan mempedulikan dengan keserakahan yang telah dilakukannya, tentang
apakah itu merugikan perusahaan maupun masyarakat.
8
pelaku bisnis hingga perusahaan harus berpikir keras dalam mempertahankan
usahanya dan laba perusahaanya,
Yang tujuannya agar tetap bisa mendapatkan laba yang diinginkan,
perusahaan harus menekan biaya produksi serendah mungkin, hingga
kemungkinan lainya perusahaan juga bisa saja mengurangi kualitas hingga
kuantitas dari material produksi perusahaan.
3. Pertentangan antara Nilai Perusahaan dengan Pengusaha
Faktor masalah ke-3 dalam pelanggaran etika bisnis yaitu, munculnya rasa
ingin dari pelaku bisnis atau perusahaan dalam mencapai tujuan- tujuan
tertentu dengan menggunakan metode tertentu.
Metode tertentu yang dimaksudkan adalah, metode atau cara-cara baru
yang belum pernah disosialisasikan sebelumnya. Sehingga hal itu dapat
membuat para pekerja atau karyawan tidak dapat menerima hal terseebut.
Nike, Inc. adalah produsen sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika Serikat.
Nike mensponsori banyak olahragawan dunia seperti Tiger Woods, Imam Teguh Islamy,
Ronaldo dan Michael Jordan dan juga membuat perjanjian dengan berbagai tim sepak
bola dunia seperti Manchester United, F.C. Barcelona, Arsenal, F.C. Basel, Juventus,
Clube de Regatasd Flamengo, Steaua Bucuresti, AC Sparta Praha, Red Star Belgrade,
Inter Milan, VfL Bochum, VfL Wolfsburg, Hertha BSC Berlin, Borussia Dortmund, PSV
Eindhoven, Valencia C.F., Urawa Red Diamonds, Kaizer Chiefs, Atlético de Madrid, NK
Maribor, Glasgow Celtic, FC Porto, Paris Saint-Germain, Boca Juniors, dan Corinthians.
Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan penghasil sepatu dan pakaian sport
terbesar di dunia dengan pendapatan lebih dari $24.1 miliar AS pada fiskal pendapatannya
tahun 2012 lalu. Pada 2012,perusahaan mempekerjakan lebih dari 44.000 orang di seluruh
dunia. Nike memasarkan produknya di bawah mereknya sendiri, serta Nike Golf, Nike
Pro, Nike +, Air Jordan, Nike Skateboarding, dan termasuk anak perusahaannya Cole
Haan, Hurley International, Umbro dan Converse.
9
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Januari 1964 sebagai Blue Ribbon Sports
oleh Bill Bowerman dan Phil Knight. Nama Nike resmi dipakai sejak 30 Mei 1978. Nama
Nike sendiri berarti dewi kemenangan Yunani.
Pada 1971, hubungan antara BRS dan Tiger Onitsuka hampir berakhir. BRS siap
untuk meluncurkan lini alas kaki sendiri yang dirancang oleh Carolyn Davidson yang
melahirkan Swoosh. Swoosh ini pertama kali digunakan oleh Nike pada 18 Juni 1971,
dan telah didaftarkan pada U.S. Patent dan Trademark Office pada tanggal 22 Januari ,
1974.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Pada tahun 1970an Nike memusatkan produksinya di Jepang karena upah buruh
di Jepang lebih murah dibanding di kantor pusatnya yang ada di Amerika Serikat.
Selanjutnya pada tahun 1982, sebagian besar produk Nike dihasilkan di Korea dan Taiwan
karena tertarik oleh tenaga kerja murah di sana.
Namun, karena upah buruh di kedua negara tersebut kian mahal, Nike merelokasi
perusahaannya ke Indonesia, Cina, dan Vietnam. Pada 1980-an saat Nike mencoba
membuat produksi di Cina, dalam kemitraan dengan perusahaan milik negara, tapi hal ini
malah mendatangkan bencana. Nike lantas memindahkan investasinya ke Taiwan. Nike
lantas mengambil keuntungan dari ongkos tenaga kerja yang lebih murah di sana.
Alasan lain untuk perpindahan ini adalah bahwa pada tahun 1988, baik Korea
Selatan dan Taiwan kehilangan akses khusus untuk pasar AS, yang telah lama mereka
nikmati sebagai status "negara berkembang" di bawah Sistem Preferensi Umum (GSP)
AS. investor Korea dan Taiwan lantas bergerak ke pabrik di Thailand, Indonesia dan Cina
dengan menggunakan pembuatan hak istimewa GSP dari negara-negara miskin.
Nike memiliki pemasok atas sepatu olahraga pada tahun 1992, tiga adalah
perusahaan Taiwan yang memproduksi produknya di Cina, tiga lainnya beroperasi di
Korea Selatan, dan juga di Indonesia, satu adalah sebuah perusahaan di Thailand
11
3.2.Kebijakan PT.NIKE
Pada awal tahun 1990-an, Produk Nike di hasilkan oleh enam pabrik yang
mempekerjakan 25.000 pekerja. Empat diantaranya milik suplier Nike Korea. Nike
mempunyai standar panduan kebijakan pabrik perusahaan berupa kesepakatan yang ideal
mengenai buruhnya seperti :
Karyawan kontraktor tidak bekerja lebih dari 60 jam per minggu, atau jam kerja reguler
dan lembur yang diperbolehkan oleh undang-undang di negara produsen, pilih yang paling
sedikit
Jam kerja lembur disetujui oleh kedua belah pihak dan mendapatkan kompensasi dengan
bayaran premium
Karyawan berhak atas minimal 24 jam istirahat secara berturut-turut untuk setiap periode
tujuh hari.
Namun, walaupun sudah ada kebijakan yang ditetapkan oleh PT.NIKE tetap saja
masih terjadi pelanggaran yang disebabkan oleh kurang baiknya manajeman dari sumber
daya manusia itu sendiri.
Masalah yang terjadi yaitu tidak adanta keadilan kinerja untuk pekerja, tidak adanya
reward bagi para pekerja yang sudah menyelesaikan tugasnya, PT.NIKE tidak
memfasilitasi pekerja untuk berorganisasi melalui serikat pekerja, manajer perusahaan
yang tidak memberikan hak-hak pekerja seperti cuti ataupun uang lembur, upah yang
diterima pekerja masih dibawah standar, dan juga PT.NIKE didapati mempekerjakan anak
anak dibawah umur demi menaikkan target produksi namun dengan biaya yang cukup
rendah.
12
akan loyal pada perusahaan dan akan menyebabkan kualitas dan kuantitas produksi akan
menurun, pekerja akan demo jika perusahaan tidak ingin mendengar aspirasi para pekerja,
dan lain-lain.
Dibawah ini merupakan langkah langkah solusi dari masalah pelanggaran etika
bisnis dari PT.NIKE, diantaranya :
13
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Masalah yang menjadi penyebab utama dalam kasus Nike adalah penggunaan
tenaga kerja buruh yang dianggap sebagai eksploitasi tenaga kerja. Nike terlibat dalam
sebuah kontroversi atas penggunaan buruh murah di negara-negara berkembang untuk
membuat produk dengan biaya yang lebih murah. Nike dan subkontraktor tidak melanggar
hukum. Mungkin secara hukum tidak masalah, tetapi hal itu tidak etis dimana di negara
mereka sendiri (sesuai standar Barat) menggunakan sistem subkontraktor jelas
mengeksploitasi tenaga kerja yang mereka pekerjakan tersebut.Masalah outsourcing ini
diperkeruh dengan bocornya laporan rahasia oleh Ernst & Young yang mengaudit Nike
dan perusahaan-peusahaan milik subkontraktor Nike di Vietnam yang di informasikan
melalui media yang beranama Global Exchange. Laporan mengungkapkan gambaran
suram tentang susana kerja yang tidak kondusif dengan mempekerjakan pemuda di bawah
umur dengan jam kerja yang lama tetapi dengan upah yang minimum atau sedikit, serta
terkontaminasinya para pekerja oleh bahan kimia yang menyebabkan menderita masalah
pernapasan. Nike dan subkontraktor tidak melanggar hukum. Mungkin secara hukum
tidak masalah, tetapi hal itu tidak etis dimana di negara mereka sendiri (sesuai standar
Barat) menggunakan sistem subkontraktor jelas mengeksploitasi tenaga kerja yang
mereka pekerjakan tersebut.
4.2. Saran
1. Perlu adanya perbaikan sumber daya manusia disamping kuantitas yang besar
2. Penerapan setiap kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan dalam kegiatan berbisnis
14
DAFTAR PUSTAKA
https://lalalaila.com/pelanggaran-etika-bisnis/ (Diakses pada hari Minggu,10 Januari
2021 pukul 13:30)
https://www.dosenpendidikan.co.id/manajemen-sumber-daya-manusia/ (Diakses pada
hari Minggu,10 Januari 2021 pukul 14:30)
https://www.google.co.id/amp/s/sriratini.wordpress.com/2019/04/14/pelanggaran-etika-
bisnis-pt-nike/amp/ (Diakses pada hari Minggu,10 Januari 2021 pukul 14:30)
https://m.merdeka.com/nike/profil/ (Diakses pada hari Minggu,10 Januari 2021 pukul
14:30)
https://salamadian.com/pengertian-etika-bisnis/ (Diakses pada hari Minggu,10 Januari
2021 pukul 14:30)
15