Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pelanggaran Etika Bisnis Yang Dilakukan PT. NIKE


Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Mata
Kuliah Kewirausaahan.

Dosen Pengampu : Adam Faroqi,MT.

Disusun Oleh :
Anisa Nur Rahmah Fajri (1187070013)

KELAS B
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Bandung 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat IllahiRabbi yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pelanggaran Etika Bisnis PT. NIKE.”. Makalah ini merupakan hasil
mengumpulkan beberapa data dari beberapa sumber yang penyusun amati. Dengan
demikian, maksud dari penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah kewirausahaan.
Penyusun menyadari bahwa meski laporan ini telah disusun dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang penyusun miliki, namun pasti masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, baik dalam segi isi maupun sistematikanya. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan dan kesempurnaan penulisan
laporan di masa yang akan datang.

Besar harapan penyusun supaya laporan ini dapat menjadi suatu yang berharga dan
bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya dan menambah ilmu wawasan
terutama terhadap pemahan ilmu teknologi informasi dan komunikasi.

Jakarta, 9 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II DASAR TEORI ........................................................................................... 3

2.1 Etika Bisnis ..................................................................................................... 3

2.2 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis ............................................................................ 6

2.3 Pengertian Pelanggaran Etika Bisnis ................................................................ 8

2.4 Faktor - Faktor Pelanggaran Etika Bisnis ......................................................... 8

2.5. Profil PT. NIKE.............................................................................................. 9

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 11

3.1. Pelanggaran Kasus PT.NIKE ........................................................................ 11

3.2. Kebijakan PT.NIKE ..................................................................................... 12

3.3. Solusi Dari Pelanggaran Etika Bisnis PT.NIKE ........................................... 13

BAB IV PENUTUP................................................................................................. 14

4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14

4.2 Saran ............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Dalam dunia berbisnis sangat diperlukan adanya etika dalam berbisnis, etika
berbisnis merupakan acuan nilai nilai atau patokan standar yang menjadi pedoman
para petinggi atau karyawan disebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan dan
menjalankan kegiatan bisnis yang sehat.
Pada era yang sangat ketat dalam kompetitif ini, para perusahaan dituntut untuk
memiliki reputasi yang baik, reputasi yang baik ini harus dilandasi oleh etika berbisnis
yang baik. Namun, tidak jarang juga berlaku prinsip menghalalkan segala cara, bahkan
melakukan tindakan criminal untuk mencapai tujuan berbisnis.
Tetapi reputasi perusahaan yang baik belum tentu menerapkan etika bisnis yang
baik, sebagai contohnya adalah perusahaan sepatu, pakaian olahraga dan tas asal
amerika serikat yaitu NIKE, perusahaan ini memiliki reputasi yang baik namun
ternyata melakukan sutau pelanggara dalam etika berbisnis.
Perusahaan NIKE ini terlibat dalam sebuah kontroversi atas mempekerjakan buruh
di negara- negara berkembang yang memiliki biaya upah yang lebih murah untuk
menekan biaya produksi. Selain itu brand yang memiliki slogan “JUST DO IT” ini
juga diduga memperkerjakan anak-anak dibawah umur.
Banyak pihak yang sudah menyelidiki tentang pelanggaran etika bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan yang menyediakan peralatan olahraga ini, bagaimana
perusahaan NIKE ini mengeksploitasi pekerja pekerja dinegara berkembang dengan
biaya upah yang murah untuk keuntungan finansial. Hal ini, membuat perusahaan
NIKE ini tidak henti hentinya diserang.

1.2.Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijabarkan diatas, didapatkan rumusan-rumusan


masalah, diantaramya :
1. Apa definisi dari etika bisnis?

1
2. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalan etika bisnis?
3. Apa saja prinsip dalam etika berbisnis?
4. Apa saja pelanggaran etika berbisnis yang dilakukan oleh PT.NIKE?
5. Bagaimana manajemen PT.NIKE dalam pengelolaan sumber daya manusia?
6. Mengapa PT.NIKE memusatkan produksinya bukan di kantor pusatnya?
7. Apa akibat dari kesalahan manajemen dari PT.NIKE
8. Apa saja langkah perbaikan yang dapat dilakukan oleh PT.NIKE

1.3.Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


1. Mengetahui dan memahami etika bisnis
2. Mengetahui contoh kasus pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan bisnis
3. Mengetahi langkah perbaikan dalam pelanggaran etika bisnis

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Etika Bisnis

Etika secara Etimologi, berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sedangkan, Etika bisnis merupakan ilmu
yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Ilmu ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
(Velasquez, 2005).

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.

Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun
perusahaan di masyarakat.

Berikut ini merupakan beberapa pengertian dari etika berbisnis dari para ahli :

1. Menurut Sumarni (1998:21)

Pengertian Etika bisnis itu terkait dengan masalah penilaian


terhadap kegiatan serta perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau
juga kejujuran berusaha.

2. Menurut Bertens (2000)

Etika bisnis ini lebihluas dari adanya suatu ketentuan yang diatur
oleh hukum, bahkan ini merupakan standar yang lebih tinggi
apabiladibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena di
dalamnya kegiatan atauaktivitas bisnis itu seringkali kita temukan wilayah
abu-abu yang mana hal tersebut tidak diatur oleh ketentuan hukum.

3
3. Menurut Muslich (2004:9)

Pengertian Etika bisnis ini ialah suatu pengetahuan


mengenai/tentang tata cara ideal pengaturan serta pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma serta juga moralitas yang berlaku dengan secara
universal.

4. Menurut Hill dan Jones

Pengertian Etika Bisnis ini ialah suatu ajaran dalam membedakan


antara salah & benar dalam memberikan pembekalan kepada tiap-tiap
pemimpin dari sebuah perusahaan pada saat mempertimbangkan dalam
mengambil keputusan strategis yang terkait dengan adanya masalah moral
yang kompleks.

5. Menurut Sim

Pengertian Etika Bisnis ini merupakan karakter dalam


menyampaikan integritas moral serta nilai-nilai yang konsisten dalam
pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut berkaitan dengan
kepemimpinan yang efektif di dalam organisasi.

Selain pengertian etika bisnis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
menciptakan etika bisnis, antara lain :

1. Pengendalian diri

2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh


pesatnya perkembangan informasi dan teknologi

4. Menciptakan persaingan yang sehat

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan


Komisi)

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

4
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan.

Manfaat dari dilakukannya etika bisnis untuk suatu perusahaan, yaitu :

1. Dapat Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan

Etika bisnis ini sangat penting bagi sebuah perusahaan, paling utama
perusahaan besar yang memiliki/mempunyai banyak sekali karyawan yang sama-
sama tidak saling mengenal. Tiap-tiap karyawan sebuah perusahaan akan terikat
dengan peraturan standar etis yang sama, maka apabila terdapat kasus yang timbul
maka akan mengambil keputusan yang sama.

2. Dapat Menjelaskan Bagaimana Menilai Tanggung Jawab Sosialnya

Menjelaskan tanggung jawab sosial atau dengan mengunakan pendekatan


sosial sebuah perusahaan tidak hanya memperoleh keuntungan dari segi ekonomi
namun juga dari segi sosial. Apabila sebuah perusahaan telah bertanggung jawab
dari segi sosial maka usaha akan berjalan dengan baik, sehingga dengan secara
tidak langsung perusahaan tersebut akan terhindar dari konflik sosial yang
merugikan.

3. Dapat Membantu Menghilangkan Grey Area Pada Bidang Etika

Seperti kesetaraan penerimaan gaji, penggunaan tenaga kerja di bawah


umur serta kewajiban perusahaan di dalam menjaga lingkungan hidup. Sehingga
perusahaan mempunyai batasan-batasan di dalam menjalankan bisnisnya.

4. Dapat Meningkatkan Daya Saing Perusahaan

Mempunyai daya saing saat ini sudah menjadi keharusan bagi tiap-tiap
perusahaan. Sebab apabila perusahaan tidak mempunyai daya saing, maka

5
usahanya tidak akan bertahan lama. Apabila sebuah perusahaan mempunyai etika
yang baik, maka usahanya akan mengalami perkembangan serta semakin
meningkatkan daya saing atau juga kemampuannya untuk bersaing di pasaran
dengan perusahaan atau pembisnis lain.

5. Dapat Meningkatkan Kepercayaan Investor Pada Perusahaan

Bagi perusahaan yang sudah go publik itu maka akan memperoleh manfaat
seperti meningkatnya kepercayaan investor untuk berinvestasi. Apabila terjadi
kenaikan harga saham ini maka biasanya akan menarik minat investor untuk
berinvestasi atau juga membeli saham perusahaan.

6. Dapat Membangun Citra Positif Perusahaan

Etika bisnis ini juga bisa membangun citra yang baik mengenai sebuah
perusahaan di mata mitra bisnis atau juga konsumen. Dengan citra yang baik ini
akan menjaga kelangsungan hidup sebuah perusahaan tersebut.

2.2. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan untuk


mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang
mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja
ataua operasi perusahaan, berikut ini adalah beberapa prinsip-prinsip dari etika berbisnis:

1. Prinsip Otonomi
Saat seseorang ataupun perusahaan mampu memenuhi prinsip ini, maka
kehidupan bisnisnya menjadi lebih hidup. Prinsip ini dapat menentukkan dan
mengetahui sikap dan kemampuan manusia dalam mengambil keputusan dan
bertindak sesuai dengan kesadarannya sendiri.
2. Prinsip Kejujuran
Sejatinya kejujuran amat sangat dijunjung tinggi dalam setiap aspek
kehidupan.

6
Kejujuran dalam berbisnis dapat dikategorikan sebagai syarat-syarat dalam
pemenuhan perjanjian antar sesama pengelola bisnis maupun semua yang
terlibat didalamnya.
3. Prinsip Keadilan
Dari prinsip ini semua pelaku usaha diwajibkan untuk berlaku adil
terhadap hak-hak pribadi yang dimiliki oleh setiap orang. Prinsip keadilan ini
tidak hanya berlaku dalam ruang eksternal saja, namun juga harus berlaku dan
wajib dipenuhi bagi setiap anggota tubuh internal perusahaan.
Keadilan dalam berbisnis dapat dicapai bila negara memperlakukan semua
pelaku bisnis secara setara tanpa adanya asas perbedaan kasta maupun jenis
dari bisnis yang dilakoni.
Selain itu, ada juga keadilan yang berlaku di perusahaan. Pemilik
perusahaan dituntut untuk berlaku adil terhadap semua karyawan tanpa
membedakan status atau tingkatan pekerjaan yang dilakukan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Pada dasarnya, seseorang melakukan kegiatan bisnis untuk mencari
keuntungan semaksimal mungkin, disamping kita pun harus memenuhi dan
menyediakan barang dan jasa bagi para konsumen.
Namun di era ini, banyak sekali generasi muda yang sukses di bidang ini.
Kemudian setelah itu, bisnis merupakan usaha yang dapat dikatakan sangat
menguntungkan bagi para pelaku bisnis. Dari capaian yang luar biasa ini,
generasi muda kini berbondong-bondong melakukan inovasi serta kreasi
dalam meramaikan dunia perbisnisan Indonesia.
5. Prinsip Integritas Moral
Dalam tahap ini para pelaku bisnis, haruslah memiliki kesadaran yang
telah menjadi tuntutan dalam diri pelaku bisnis. Hal ini dikatakan sebagai
tahapan mendasar dan wajib dimiliki oleh setiap orang yang berkecimpung di
dunia ini.
Kesadaran untuk berbuat adil dan memenuhi setiap prinsip dalam bisnis,
merupakan dasar dari etika dalam berbisnis.

7
2.3. Pengertian Pelanggaran Etika Bisnis

Pelanggaran etika bisnis adalah penyimpangan standar – standar nilai (moral) yang
menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan (manajer dan segenap karyawannya)
dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan
bisnis adalah dunia berbeda yang sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait
dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang
ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan
sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting
untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.

2.4. Faktor-Faktor Pelanggaran Etika Bisnis

Dalam sebuah masalah tentunya pasti ada faktor dasar penentu dalam
pembentukan terjadinya suatu masalah, berikut juga dalam pelanggaran etika bisnis ini
sendiri. Tidak hanya satu faktor, ada beberapa faktor yang dalam terjadinya pelanggaran-
pelanggaran diantaranya adalah:

1. Mementingkan Urusan dan Keperluan Pribadi

mementingkan keperluan pribadi dalam pelanggaran etika bisnis salah satu


faktor dasar yang dapat menyebabkan perusahaan gagal atau melanggar suatu
etika bisnis itu dapat didasari dari sikap egois yang dimiliki seseorang pelaku
bisnis. Karena hal keogisan itu ia rela dalam melakukan pelanggaran apapun
terhadap etika bisnis.

Semua itu dilakukan demi untuk memuaskan keinginannya, oleh sebab itu
ia tidak akan mempedulikan dengan keserakahan yang telah dilakukannya, tentang
apakah itu merugikan perusahaan maupun masyarakat.

2. Tekanan Persaingan Terhadap Keuntungan (laba) Perusahaan


tekanan persaingan dalam keuntungan dari pelanggaran etika bisnis
dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin hari semakin canggih,
juga seiring dengan berjalannya waktu, persaingan yang terjadi didalam dunia
bisnis ini semakin keras. Oleh sebab itu, sering kali hal ini membuat para

8
pelaku bisnis hingga perusahaan harus berpikir keras dalam mempertahankan
usahanya dan laba perusahaanya,
Yang tujuannya agar tetap bisa mendapatkan laba yang diinginkan,
perusahaan harus menekan biaya produksi serendah mungkin, hingga
kemungkinan lainya perusahaan juga bisa saja mengurangi kualitas hingga
kuantitas dari material produksi perusahaan.
3. Pertentangan antara Nilai Perusahaan dengan Pengusaha
Faktor masalah ke-3 dalam pelanggaran etika bisnis yaitu, munculnya rasa
ingin dari pelaku bisnis atau perusahaan dalam mencapai tujuan- tujuan
tertentu dengan menggunakan metode tertentu.
Metode tertentu yang dimaksudkan adalah, metode atau cara-cara baru
yang belum pernah disosialisasikan sebelumnya. Sehingga hal itu dapat
membuat para pekerja atau karyawan tidak dapat menerima hal terseebut.

2.5. Profile PT.NIKE

Nike, Inc. adalah produsen sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga Amerika Serikat.
Nike mensponsori banyak olahragawan dunia seperti Tiger Woods, Imam Teguh Islamy,
Ronaldo dan Michael Jordan dan juga membuat perjanjian dengan berbagai tim sepak
bola dunia seperti Manchester United, F.C. Barcelona, Arsenal, F.C. Basel, Juventus,
Clube de Regatasd Flamengo, Steaua Bucuresti, AC Sparta Praha, Red Star Belgrade,
Inter Milan, VfL Bochum, VfL Wolfsburg, Hertha BSC Berlin, Borussia Dortmund, PSV
Eindhoven, Valencia C.F., Urawa Red Diamonds, Kaizer Chiefs, Atlético de Madrid, NK
Maribor, Glasgow Celtic, FC Porto, Paris Saint-Germain, Boca Juniors, dan Corinthians.

Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan penghasil sepatu dan pakaian sport
terbesar di dunia dengan pendapatan lebih dari $24.1 miliar AS pada fiskal pendapatannya
tahun 2012 lalu. Pada 2012,perusahaan mempekerjakan lebih dari 44.000 orang di seluruh
dunia. Nike memasarkan produknya di bawah mereknya sendiri, serta Nike Golf, Nike
Pro, Nike +, Air Jordan, Nike Skateboarding, dan termasuk anak perusahaannya Cole
Haan, Hurley International, Umbro dan Converse.

9
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Januari 1964 sebagai Blue Ribbon Sports
oleh Bill Bowerman dan Phil Knight. Nama Nike resmi dipakai sejak 30 Mei 1978. Nama
Nike sendiri berarti dewi kemenangan Yunani.

Perusahaan ini awalnya beroperasi sebagai distributor sepatu Onitsuka Tiger


(sekarang ASICS) asal Jepang. Pada tahun 1964, di tahun pertamanya menjalani bisnis
sepatu, BRS menjual 1.300 pasang sepatu lari Jepang. Pada tahun 1965 perusahaan muda
ini telah mempekerjakan karyawan penuh-waktu dan meraih angka penjualan hingga $
20.000.

Pada 1971, hubungan antara BRS dan Tiger Onitsuka hampir berakhir. BRS siap
untuk meluncurkan lini alas kaki sendiri yang dirancang oleh Carolyn Davidson yang
melahirkan Swoosh. Swoosh ini pertama kali digunakan oleh Nike pada 18 Juni 1971,
dan telah didaftarkan pada U.S. Patent dan Trademark Office pada tanggal 22 Januari ,
1974.

Pada Januari 2013 Nike menandatangani kesepakatan dengan Rory McIlroy


pemain golf nomor 1 di dunia untuk memberikan sponsor senilai $ 250 juta. Kesepakatan
itu juga termasuk penggunaan berbagai peralatan golf Nike. Selain itu, isu kontrak
selanjutnya terjadi pada tanggal 21 Februari 2013 ketika Nike mengumumkan
menghentikan kontrak dengan Oscar Pistorius, karena ia dituduh melakukan pembunuhan
berencana.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pelanggaran Etika Bisnis PT.NIKE

Pada tahun 1970an Nike memusatkan produksinya di Jepang karena upah buruh
di Jepang lebih murah dibanding di kantor pusatnya yang ada di Amerika Serikat.
Selanjutnya pada tahun 1982, sebagian besar produk Nike dihasilkan di Korea dan Taiwan
karena tertarik oleh tenaga kerja murah di sana.

Namun, karena upah buruh di kedua negara tersebut kian mahal, Nike merelokasi
perusahaannya ke Indonesia, Cina, dan Vietnam. Pada 1980-an saat Nike mencoba
membuat produksi di Cina, dalam kemitraan dengan perusahaan milik negara, tapi hal ini
malah mendatangkan bencana. Nike lantas memindahkan investasinya ke Taiwan. Nike
lantas mengambil keuntungan dari ongkos tenaga kerja yang lebih murah di sana.

Pada akhir 1980-an dengan adanya pergolakan buruh di Korea Selatan, -


peningkatan tingkat upah dan hilangnya kontrol dari tempat kerja oleh otoritas Korea -
telah membuat negara tersebut menjadi kurang menarik bagi investor, baik asing maupun
dalam negeri, yang mulai mencari lokasi lain yang lebih menyenangkan. Nike lantas
memindahkan operasi mereka ke Thailand selatan dan Indonesia, dalam mencari tenaga
kerja lebih murah dan tidak merepotkan. Upah di kedua negara tersebut disebut-sebut
sebagai salah satu yang murah karena hanya memakai seperempat tarif dari yang
dibayarkan di Korea Selatan. Beberapa asosiasi Nike yang bermarkas di Taiwan juga
didirikan di Asia Tenggara.

Alasan lain untuk perpindahan ini adalah bahwa pada tahun 1988, baik Korea
Selatan dan Taiwan kehilangan akses khusus untuk pasar AS, yang telah lama mereka
nikmati sebagai status "negara berkembang" di bawah Sistem Preferensi Umum (GSP)
AS. investor Korea dan Taiwan lantas bergerak ke pabrik di Thailand, Indonesia dan Cina
dengan menggunakan pembuatan hak istimewa GSP dari negara-negara miskin.

Nike memiliki pemasok atas sepatu olahraga pada tahun 1992, tiga adalah
perusahaan Taiwan yang memproduksi produknya di Cina, tiga lainnya beroperasi di
Korea Selatan, dan juga di Indonesia, satu adalah sebuah perusahaan di Thailand

11
3.2.Kebijakan PT.NIKE

Pada awal tahun 1990-an, Produk Nike di hasilkan oleh enam pabrik yang
mempekerjakan 25.000 pekerja. Empat diantaranya milik suplier Nike Korea. Nike
mempunyai standar panduan kebijakan pabrik perusahaan berupa kesepakatan yang ideal
mengenai buruhnya seperti :

1. Nike tidak akan memperkerjakan buruh di bawah umur,

2. Akan memberikan upah yang layak

3. Memberikan banyak keuntungan bagi buruh

4. Memberikan semua hak buruh setiap kali lembur

Karyawan kontraktor tidak bekerja lebih dari 60 jam per minggu, atau jam kerja reguler
dan lembur yang diperbolehkan oleh undang-undang di negara produsen, pilih yang paling
sedikit
Jam kerja lembur disetujui oleh kedua belah pihak dan mendapatkan kompensasi dengan
bayaran premium
Karyawan berhak atas minimal 24 jam istirahat secara berturut-turut untuk setiap periode
tujuh hari.

Namun, walaupun sudah ada kebijakan yang ditetapkan oleh PT.NIKE tetap saja
masih terjadi pelanggaran yang disebabkan oleh kurang baiknya manajeman dari sumber
daya manusia itu sendiri.

Masalah yang terjadi yaitu tidak adanta keadilan kinerja untuk pekerja, tidak adanya
reward bagi para pekerja yang sudah menyelesaikan tugasnya, PT.NIKE tidak
memfasilitasi pekerja untuk berorganisasi melalui serikat pekerja, manajer perusahaan
yang tidak memberikan hak-hak pekerja seperti cuti ataupun uang lembur, upah yang
diterima pekerja masih dibawah standar, dan juga PT.NIKE didapati mempekerjakan anak
anak dibawah umur demi menaikkan target produksi namun dengan biaya yang cukup
rendah.

Masalah-masalah tersebut mengakibatkan perusahaan akan terkena dampak buruk


baik jangka panjang maupun jangka pendek. Akibat yang mungkin terjadi jika perusahaan
tidak mengambil tindakan tegas terhadap masalah masalah ini antara lain, pekerja tidak

12
akan loyal pada perusahaan dan akan menyebabkan kualitas dan kuantitas produksi akan
menurun, pekerja akan demo jika perusahaan tidak ingin mendengar aspirasi para pekerja,
dan lain-lain.

3.3. Solusi Dari Pelanggaran Etika Bisnis PT.NIKE

Dibawah ini merupakan langkah langkah solusi dari masalah pelanggaran etika
bisnis dari PT.NIKE, diantaranya :

1. Langkah – Langkah dari Pemerintah :


a. Perbaiki moral pemain pemerintah untuk menegakkan peraturan.
b. Tinjau ulang upah minimum regional untuk pekerja.
c. Ciptakan tenaga kerja yang terampil dengan pelatihan.
d. Berikan pemahaman pada pekerja, bahwa pemerintah akan melindungi
gerakan mereka, sejauh itu sesuai dengan peraturan.
2. Langkah – Langkah dari Perusahaan :
a. Tegakkan peraturan yang telah diatur oleh perusahaan asing dengan baik
dan benar.
b. Lakukan mediasi dengan pihak asing jika dirasa ada peraturan yang
memberatkan.
c. Berikan upah sesuai dengan aturan, tanpa memanadang pekerja lokal atau
pekerja asing.
d. Berikan reward yang sesuai jika pekerja melakukan pekerjaan dengan baik
dibanding standar yang berlaku.
3. Langkah – Langkah dari Pekerja :
a. Beranikan diri untuk mengungkapkan apa yang terjadi dalam perusahaan
melalui NGO terkait.
b. Bekerja dengan loyal dan baik sesuai peraturan perusahaan.
c. Jika memang sudah tidak sanggup menerima beban pekerjaan maka lebih
baik keluar.

13
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Masalah yang menjadi penyebab utama dalam kasus Nike adalah penggunaan
tenaga kerja buruh yang dianggap sebagai eksploitasi tenaga kerja. Nike terlibat dalam
sebuah kontroversi atas penggunaan buruh murah di negara-negara berkembang untuk
membuat produk dengan biaya yang lebih murah. Nike dan subkontraktor tidak melanggar
hukum. Mungkin secara hukum tidak masalah, tetapi hal itu tidak etis dimana di negara
mereka sendiri (sesuai standar Barat) menggunakan sistem subkontraktor jelas
mengeksploitasi tenaga kerja yang mereka pekerjakan tersebut.Masalah outsourcing ini
diperkeruh dengan bocornya laporan rahasia oleh Ernst & Young yang mengaudit Nike
dan perusahaan-peusahaan milik subkontraktor Nike di Vietnam yang di informasikan
melalui media yang beranama Global Exchange. Laporan mengungkapkan gambaran
suram tentang susana kerja yang tidak kondusif dengan mempekerjakan pemuda di bawah
umur dengan jam kerja yang lama tetapi dengan upah yang minimum atau sedikit, serta
terkontaminasinya para pekerja oleh bahan kimia yang menyebabkan menderita masalah
pernapasan. Nike dan subkontraktor tidak melanggar hukum. Mungkin secara hukum
tidak masalah, tetapi hal itu tidak etis dimana di negara mereka sendiri (sesuai standar
Barat) menggunakan sistem subkontraktor jelas mengeksploitasi tenaga kerja yang
mereka pekerjakan tersebut.

4.2. Saran
1. Perlu adanya perbaikan sumber daya manusia disamping kuantitas yang besar
2. Penerapan setiap kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan dalam kegiatan berbisnis

14
DAFTAR PUSTAKA
https://lalalaila.com/pelanggaran-etika-bisnis/ (Diakses pada hari Minggu,10 Januari
2021 pukul 13:30)
https://www.dosenpendidikan.co.id/manajemen-sumber-daya-manusia/ (Diakses pada
hari Minggu,10 Januari 2021 pukul 14:30)
https://www.google.co.id/amp/s/sriratini.wordpress.com/2019/04/14/pelanggaran-etika-
bisnis-pt-nike/amp/ (Diakses pada hari Minggu,10 Januari 2021 pukul 14:30)
https://m.merdeka.com/nike/profil/ (Diakses pada hari Minggu,10 Januari 2021 pukul
14:30)
https://salamadian.com/pengertian-etika-bisnis/ (Diakses pada hari Minggu,10 Januari
2021 pukul 14:30)

15

Anda mungkin juga menyukai