Oleh:
KELOMPOK 1
Ada banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Dalam
kegiatan berbisnis mengejar keuntungan adalah hal yang sangat wajar asalkan hal tersebut
dilakukan dengan benar dan tidak merugikan pihak lain. Berdasarkan penjelasan tersebut tentu
pentingnya melihat batasan - batasan yang harus dipatuhi sehingga dapat mencapai tujuan bisnis,
sebab kita perlu memperhatikan kepentingan dan hak orang lain demi kelangsungan hidup bisnis
itu sendiri. Salah satu faktor yang menentukan kegiatan bisnis itu berjalan dengan baik ialah
melalui prilaku etis. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat
dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi
bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara
moral.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis dan kode etik profesi akuntan merupakan
hal sering terjadi pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak
pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan
dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung
jawab di Indonesia. sebagai contoh, pada ada bulan Maret 2009, David Friehling, auditor
Bernard Madoff ditangkap oleh jaksa federal atas tuduhan penipuan, diduga menandatangani
laporan keuangan palsu. Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari perlakuan bisnis yang
tidak sehat oleh para pebisnis dalam profesinya. Selain itu, terdapat faktor lain yang juga
mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis dan kode etik profesi,
antara lain untuk memperluas pangsa pasar dan mendapatkan banyak keuntungan. Dua faktor
tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika dengan
berbagai cara. Oleh sebab itu penting bagi kita mempelajari tentang prilaku etis dalam akuntansi
dan teori – teori etika.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN....................................................................................................... 1
1.1.5 Kendala yang Dihadapi dalam Mencapai Tujuan Etika Bisnis ............ 4
iii
MIND MAP
iv
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 ETIKA
1.1.1 PENGERTIAN ETIKA
Secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Selain itu, istilah etika
juga dipahami sebagai kajian tentang tingkah laku manusia, tentang apa itu baik
atau buruk, benar atau salah, sengaja atau tidak. Sedangkan Etika bisnis adalah
cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat secara adil,
sesuai hukum yang berlaku.
Dari fokus tujuan etika bisnis bertujuan untuk menggugah kesadaran moral
dan memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan good
business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business yang bisa
merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut. Sedangakn etika
profesi bertujuan untuk sebagai sarana kontrl social bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan serta mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
1
1.1.3 PRINSIP DALAM ETIKA BISNIS
a. Prinsip otonomi
b. Kesatuan (Unity)
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem
bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya,
pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
f. Tanggung jawab (Responsibility)
2
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia
karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk
memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertanggungjawabkan tindakannya.
g. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri
Prinsip hormat terhadap diri sendiri adalah prinsip dimana kita melakukan
penghargaan kepada orang lain seperti kita menghargai diri sendiri. Maka
dari itu, semua aspek pelaku bisnis harus dapat menjaga nama baik
perusahaan karena hal tersebut sangat penting dalam menjaga eksistensi
perusahaan tersebut.
h. Prinsip Saling Menguntungkan Prinsip
Setiap akuntan sudah memiliki seperangkat keyakinan moral yang dia ikuti.
Terdapat beberapa alasan untuk mempelajari etika:
Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang
tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang
tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu
semua. Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang
handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen.
Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas,
bahkan menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan
mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran,
menjual barang yang kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.
4
pribadi yang dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang
hendak dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan
praktik bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau
antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat. Orang-orang
yang kurang teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka
mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.
Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh
para elit politik, yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi
lainnya memberi kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik
guna keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang
menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna memperoleh
keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
Akuntan memiliki sejumlah tanggung jawab etis untuk diri mereka sendiri,
keluarga mereka, profesi mereka, dan klien serta perusahaan tempat mereka
bekerja. Akuntan secara implisit berjanji untuk melakukan pekerjaan mereka
ketika mereka memasuki profesi dan janji harus ditepati. Melakukan pekerjaan
mencakup tanggung jawab khusus. Tanggung jawab ini dijabarkan dalam deskripsi
pekerjaan, buku pegangan karyawan, buku panduan manajerial, kode etik
perusahaan, dan/atau terakhir kode etik atau kode etik profesi. Dengan demikian
kode etik profesi dan/atau deskripsi pekerjaan menjadi standar untuk berprilaku
dalam pekerjaannya. Misalnya, kode etik AICPA secara jelas mengamanatkan
5
jenis perilaku tertentu dalam tujuh prinsipnya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain adalah:
a. Pengendalian diri
b. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
d. Menciptakan persaingan yang sehat
e. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
f. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan
g. Konsekuen dan konsisten dengan aturan yang telah disepakati bersama
h. Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
i. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan.
Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat
kebiasaan, nilai - nilai, dan norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak
baik. Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan
suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau
perspektif yang berlainan. Berikut ini beberapa teori etika:
1. Egoisme
6
bahwa itu akan membantu anda adalah membenarkannya secara egois. Jadi,
prinsip Perilaku egois adalah perilaku yang tidak etis dan egoisme
mengamanatkan keegoisan, kami menolak egoisme sebagai teori etika yang
layak. Jelas, itu tidak dapat diterima dalam profesi akuntansi, di mana kode
etik mengamanatkan “kewajiban akuntan untuk bertindak dengan cara yang
akan melayani kepentingan publik.”
2. Utilitarianisme
3. Deontologi
7
ajaran agama. Contoh lainnya seperti saat bekerja di suatu perusahaan,
kemudian mendapat tugas menangani pemasaran produk, tugas yang diemban
merupakan tanggung jawab dari seseorang, dari rasa tanggung jawab ini maka
akan muncul melalui tindakan - tindakan atas rasa tanggung jawabnya,
4. Teori Hak
Teori hak berbicara terhadap sesuatu yang pantas dan harus didapatkan oleh
seseorang, bukan tanpa alasan mengapa demikian. Karena nantinya jika dilihat
dari segi bisnis, adanya keputusan yang dibuat dan diambil oleh perusahaan
tidak melanggar hak seseorang.
Teori keutamaan menjadi teori pertama dalam etika bisnis, merujuk terkait
pandangan bagaimana seseorang bersikap. Adanya perilaku dan sikap yang
baik seseorang, berdampak pada tindakan selanjutnya menciptakan watak dan
karakter yang baik termasuk berkaitan dengan moral.
Istilah teleologi berasal dari Bahasa Yunani, “telos”, yang berarti tujuan. Teori
ini menyatakan bahwa baik atau buruknya suatu perbuatan itu tergantung pada
tujuan yang dicapainya. Suatu perbuatan yang memang bermaksud baik, tetapi
tidak menghasilkan sesuatu yang bermakna, menurut aliran ini tidak pantas
disebut baik. Berlaku jujur, bijaksana, komitmen pada janji, ikhlas,
menghormati orang yang lebih tua, adalah baik, karena hasil dari perbuatan
tersebut adalah baik. Bukan karena sifat-sifat interen dari perbuatan tersebut.
Begitu juga dengan perilaku berbohong, sombong, melanggar hak orang lain,
menipu masyarakat, adalah buruk, karena apa yang dihasilkan dari perbuatan
tersebut adalah buruk. Dengan demikian, penilaian terhadap sesuatu perilaku
atau tindakan itu, apakah itu bermoral atau tidak bermoral adalah berdasarkan
pada akibat yang ditimbulkan dari perbuatan tersebut. Jika perbuatan tersebut
memberi akibat baik, maka perbuatan tersebut dianggap bermoral dan kalau
perbuatan tersebut meninggalkan akibat yang buruk maka perbuatan tersebut
dianggap sebagai tidak bermoral. Jadi sekali lagi, teori ini mementingkan
dampak dari suatu perbuatan. Dengan kata lain, sebelum seseorang itu
8
melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan, maka ia perlu memikirkan
terlebih dahulu dampak apa yang ditimbulkan, baik atau buruk. Kita dapat
meneruskan perbuatan sekiranya itu berdampak baik, sebaliknya tidak akan
melakukan sesuatu perbuatan sekiranya berdampak buruk.
10
DAFTAR PUSTAKA
Wirdayanti (2007). ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN (Business Ethics and
Accountant Professional Ethics). Tim Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia., Balai Pustaka, Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 1,
Edisi Kedua.
Elfieni, F. T. (2016). Penegakan Kode Etik Profesi Pada Suatu Kantor Akuntan Publik. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB. From https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324, 4.
IAI. (n.d.). KODE ETIK AKUNTAN AKUNTAN INDONESIA. Komite Etika Ikatan Akuntan
Indonesia Grha Akuntan.
Keraf, S. &. (1998). Etika Bisnis.
Maiwan, M. (n.d.). MEMAHAMI TEORI-TEORI ETIKA: CAKRAWALA DAN
PANDANGAN. jurnal.unj.ac.id. From
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jmb/article/download/9093/6204/
Martadi, I. F. (2006). Persepsi Akuntan, Mahasiswa Karyawan Bagian Akutansi Dipandang
Dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi. Simposium Nasional
Akuntansi, 1-25.
11