Anda di halaman 1dari 14

ETIKA PROFESI DALAM DUNIA BISNIS

DOSEN MATA KULIAH

DR. EMYLIA YUNIARTIE, S.E., M.SI,. AK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
ZERTI OKTAVENI 01031482225009
NABILAH DELIA H 01031482225011

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 AKUNTANSI ASAL D3
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023

1
lOMoARcPSD|21699516

ETIKA PROFESI DALAM DUNIA BISNIS

Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis.


Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas
masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal
yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak
pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya.
Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Etika perilaku dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan
bisnis itu sendiri bahkan terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang.
Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik
adalah bisnis tersebut selain menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.
Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai moral
Keterkaitan bisnis dengan badan hukum tidak dapat dipisahkan, banyak
permasalahan timbul yang berhubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional
bahkan internasional Terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma
etika namun dua macam hal ini tidaklah sama. Badan hukum yang sedikit
tertinggal dibandingkan dengan etika tidak terbatas pada masalah-masalah haru,
seperti halnya disebabkan oleh berkembangnya teknologi saat ini.
Pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan wajar pada saat ini.
Secara tidak sadar, kita telah menyaksikan banyaknya pelanggaran dalam etika
bisnis dalam kegiatan berbisnis khususnya kegiatan bisnis di Indonesia. Banyak
pelanggaran bisnis yang dilakukan olch pebisnis yang tidak bertanggung jawab di
Indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya proses persaingan diantara para
pebisnis, dan ini adalah sebuah persaingan yang tidak schat dan mempunyai
ambisi untuk menguasai sebuah pasar. Selain untuk menguasai pasar, ada faktor
lain yang mempengaruhi pebisnis melakukan sebuah pelanggaran etika bisnis,
antara lain untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak
keuntungan.

1
lOMoARcPSD|21699516

Pengertian Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat
kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang kurang tepat dalam kehidupan bermasyarakat. Etika
berasal dari kata ethos, sebuah kata dari Yunani, yang diartikan identik dengan
moral atau moralitas. Etika melibatkan analisis kritis mengenai tindakan manusia
untuk menentukan suatu nilai benar dan salah dari segi kebenaran dan keadilan.
Oleh karena itu, istilah etika sering dikonotasikan dengan istilah-istilah: tata
krama, sopan santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang berpijak
pada norma-norma tata hubungan antar unsur atau antar elemen di dalam
masyarakat dan lingkungannya Pada dasarnya etika merupakan cabang dari
kelompok ilmu filsafat yang mengenakan refleksi serta metode pada tugas
manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral atau menerjemahkan berbagai
nilai itu ke dalam norma-norma dan menerapkannya pada situasi kehidupan
konkret. Dalam kamus besar bahasa Indonesia mengartikan etika ilmu mengenai
apa yang baik dan buruk dan terkait dengan hak dan kewajiban moral (akhlak).
Untuk menganalisis arti-arti etika, dibedakan menjadi dua jenis etika (Bertens,
2000):
1. Etika sebagai Praktis
a. Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak
dipraktekkan walaupun seharusnya dipraktekkan.
b. Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma
moral.
2. Etika sebagai Refleksi
a. Pemikiran moral à berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b. Berbicara tentang etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai
objeknya.
c. Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang.
d. Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.

2
lOMoARcPSD|21699516

Pengertian Bisnis
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa Inggris “business”, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Di dalam
melakukan bisnis, kita wajib untuk memperhatikan etika agar di pandang sebagai
bisnis yang baik.
Berikut beberapa pengertian bisnis menurut para ahli :
1. Allan afuah (2004)
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan keuntungan
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam industri.
2. T chwee (1990)
Bisnis merupakan sudut sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat.
Orang bisnis memang perlu menerapkan cara dan strategi yang tepat untuk bisa
berhasil karena taruhannya besar. Namun, cara dan strategi itu harus
diperhitungkan dengan matang, sehingga tidak sampai merugikan orang atau
pihak lain dan agar pada akhirnya juga tidak sampai Merugikan dirinya sendiri.
Karena dalam bisnis ada nilai manusiawi yang dipertaruhkan, maka cara dan
strategi untuk menang pun harus manusiawi. Dengan kata lain cara dan strategi
bisnis pun harus etis. Sehingga Etika bisnis merupakan aturan-aturan yang wajib
dipatuhi oleh semua pebisnis. Dengan menerapan etika bisnis maka jaminan akan
keberlangsungan suatu bisnis akan terjamin karena bisnis yag beretika memiliki
citra yang baik dihadapan banyak orang dalam hal ini adalah customer yang
menjadi prioritasnnya.

Prinsip-Prinsip Etika

Menurut salah satu sumber yang penulis kutip ada lima prinsip etika bisnis

3
lOMoARcPSD|21699516

menurut Keraf (1994:71-75) diantaranya adalah :


1. Prinsip Otonomi.
Prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar
mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
Karena hanya kaum profesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya,
tidak boleh ada pihak luar yang ikut campur tangan dalam pelaksanaan
profesi tersebut.
Contoh Penerapan :
Memeriksa hasil laporan keuangan atau dokumen perusahaan sesuai
ahlinya tanpa ada bantuan dari pihak luar bidang tersebut, seperti audit yang
menerima data perusahaan tanpa adanya pihak perusahaan yang membantu.
2. Prinsip Kejujuran.
Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak,
mutu barang atau jasa yang ditawarkan dan hubungan kerja dalam
perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku
bisnis melakukan penipuan.
Contoh Penerapan :
Menepati janji yang dibuat antara 2 perusahaan yang telah melakukan
sebuah perjanjian untuk bekerja sama dalam penanaman modal atau saham
untuk kemajuan sebuah perusahaan. Tentunya perjanjian ini harus bersifat
terbuka antara kedua pihak dengan masing-masing persentase. Sehingga
saat perusahaan mengalami laba atau rugi maka kedua pihak sudah sepakat
untuk menerima hasilnya.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini terutama menuntut orang yang profesional agar dalam
menjalankan profesinya, pelaku tidak merugikan hak dan kepentingan pihak
tertentu, khususnya orang-orang yang dilayani dalam rangka profesinya.
Contoh Penerapan:
Seorang atasan menjalankan profesinya dengan seadil mungkin. Misalnya,
memperlakukan semua karyawan dengan baik dan sewajarnya tanpa
membeda-bedakan karyawan baik dari bagian bawah (Lower), menengah

4
lOMoARcPSD|21699516

(Middle) maupun atas (Top). Jika salah santu diantara mereka memiliki
kesalahan dalam menjalankan tugas masing- masing, maka sebagai atasan
yang profesional dan adil, tentunya ia akan mengeluarkan ketegasan atau
melakukan peringatan yang sama. Hal ini bisa juga berlaku dalam sistem
penggajian karyawan.
4. Integritas Moral

Prinsip integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya


pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota
dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujurdan berterus terang tanpa
harus mengorbankan rahasia penerima jasa.

Contoh Penerapan :

Karyawan yang sudah lama bekerja di Bank ABC. Karyawan tersebut


berkomitmen untuk menjaga nama baik bank tersebut dan berusaha
semaksimal mungkin untuk tidak mencemarkan nama baik Bank, pimpinan
atau diri sendiri. Misalnya karyawan tersebut tidak melakukan korupsi saat
bekerja sebagai teller atau finance, dan sebagainya.
5. Prinsip saling menguntungkan
Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik
atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan,
maka minimal kita tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau
mitra bisnis.
Contoh Penerapan :
Kerja sama yang dilakukan antara 2 perusahaan,misalnya perusahaan
penghasil kaleng (can) dengan perusahaan minuman yang saling berkaitan
atau membutuhkan. Kemudian perusahaan minuman tersebut menghasilkan
banyak produk minuman dengan varian rasa yang berbeda. Saat dijual ke
pasaran, ternyata pasar memberikan respon positif terhadap kualitas
minuman dan packagingnya. Tentunya Hal ini berdampak pada order

5
lOMoARcPSD|21699516

pemesanan kaleng, sehingga kedua perusahaan tersebut mendapatkan nilai


penjualan yang baik.

Etika Profesi
Profesi adalah bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan
penguasaan terhadap pengetahuan khusus. Profesi membedakan dirinya dari
pekerjaan lainnya dengan memiliki karakteristik yang khas. Menurut ​ Kamus
Besar Bahasa Indonesia (​ KBBI), profesi adalah bidang pekerjaan yang
ditempuh melalui pendidikan keahlian, seperti kejuruan. Profesi juga dapat
dikatakan sebagai pekerjaan yang memerlukan pelatihan, sertifikasi, dan lisensi
tertentu.
 Kriteria Profesi
Pada umumnya profesi dapat kita ketahui dengan kriteria berikut ini.
1. Profesi dikenali dengan adanya keahlian atau keterampilan khusus. Dengan
demikian suatu keahlian dan keterampilan khusus tertentu sesorang atau
kelompok manakala melebihi keahlaian dan keterampilan kebanyakan orang.
Contohnya montir, pilot, dan sebagainya.
2. Profesi menuntut adanya konsekuensi atas komitmen moral yang tinggi.
Contohnya hakim, auditor, akuntan dan sebagainya.
3. Profesi menjadi penghidupan/mata pencarian. Mereka yang menekuni dan
berkomitmen hidup dari ekerjannya tersebut. Contohnya petani, nelayan,
pengusaha, dan sebagainya.
4. Adanya jiwa soisal serta loyalitas untuk mengabdi kepada
masyarakat.profesi yang lebih mendahulukan kepentingan masyarakat
daripada kepentingan pribadi. Contohnya dokter, tentara, dan sebagainya.
5. Ciri lain yang dikatakan profesi luhur. Menyangkut kepentingan orang
banyak dengan nilai luhur kemanusiaan berupa keselamatan, keamaanan, dan
kelangsungan hidup. Contohnya apoteker, doctor, notaris dan sebagainya.
Dengan banyaknya bermunculan jenis profesi yang semakin hari semakin banyak
jenisnya, yang kemudian adanya aturan keberadaan dan bentuk kegiatannya. Etika
profesi berasal dari adanya penyimpangan perilaku dari penyandang

6
lOMoARcPSD|21699516

profesiterhadap system nilai, norma, aturan ketentuan, yang berlaku dalam sebuah
profesi.

Kode Etik Profesi


Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Kode etik profesi
adalah sistem norma nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik
bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode
etik yaitu agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.
 Fungsi kode etik profesi
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi ada tiga hal
pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi
1. Kode etik profesi Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya Suatu
profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di
lapangan kerja
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan
bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak
boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

7
lOMoARcPSD|21699516

 Tujuan Kode Etik Profesi


 Untuk menjunjung tinggi martabat Suatu profesi.
 Untuk menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota profesi.
 Untuk membantu meningkatkan mutu Suatu profesi.
 Untuk meningkatkan pelayanan Suatu profesi di atas keuntungan pribadi.
 Untuk menentukan standar baku bagi Suatu profesi.
 Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan
terjalin dengan

Peran Etika Bisnis

Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang
tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang
tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua.
Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Fungsi Etika Bisnis Terhadap Perusahaan

Berikut ini akan dibahas berbagai permasalahan etika bisnis yang terjadi di
beberapa bidang fungsi perusahaan, yaitu: etika bisnis di bidang akuntansi
(accounting ethics), keuangan (finance ethics), produksi dan pemasaran
(production and marketing ethics), sumber daya manusia (human resources
ethics), dan teknologi informasi (information technology ethics) yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a) Etika bisnis di Bidang Akuntansi (Accounting Ethics)

Dengan demikian kejujuran, integritas, dan akurasi dalam melakukan


kegiatan akuntansi merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan oleh

8
lOMoARcPSD|21699516

fungsi akuntansi. Salah satu praktik akuntansi yang dianggap tidak etis
misalnya penyusunan laporan keuangan yangberbeda untuk berbagai pihak
yang berbeda dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penyusunan
laporan keuangan seperti itu. Dalam realita kegiatan bisnis sering kali
ditemukan perusahaan yang menyusun laporan keuangan yang berbeda
untuk pihak-pihak yang berbeda. Ada laporan keuangan internal
perusahaan, laporan keuangan untuk bank, dan laporan keuangan untuk
kantor pajak. Dengan melakukan praktik ini, bagian akuntansi perusahaan
secara sengaja memanipulasi data dengan tujuan memperoleh keuntungan
dari penyusunan laporan palsu tersebut.

b) Etika bisnis di Bidang Keuangan (Financial Ethics)

Skandal keuangan yang berasal dari pelaksanaan fungsi keuangan yang


dijalankan secara tidak etis telah menimbulkan berbagai kerugian bagi para
investor. Pelanggaran etika bisnis dalam bidang keuangan dapat terjadi
misalnya melalui praktik window dressing terhadap laporan keuangan
perusahaan yang akan mengajukan pinjaman ke bank. Melalui praktik ini
seolah-olah perusahaan memiliki rasio-rasio keuangan yang sehat sehingga
layak untuk mendapatkan kredit. Padahal sebenarnya kondisi keuangan
perusahaan tidak sesehat seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan
yang telah dipercantik. Contoh lain pelanggaran etika keuangan misalnya
melalui penggelembungan nilai agunan perusahaan, sehingga perusahaan
dapat memperoleh kredit melebihi nilai agunan kredit yang sesungguhnya.

c) Etika bisnis di Bidang Produksi dan Pemasaran (Production and


Marketing Ethics)
Hubungan yang dilakukan perusahaan dengan para pelanggannya dapat
menimbulkan berbagai permasalahan etika bisnis di bidang produksi dan
pemasaran. Untuk melindungi konsumen dari perlakuan yang tidak etis
yang mungkin dilakukan oleh perusahaan, pemerintah Indonesia telah

9
lOMoARcPSD|21699516

memberlakukan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang


Perlindungan Konsumen.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecurangan Dalam Dunia


Bisnis

Faktor-faktor pebisnis melakukan pelanggaran etika bisnis Pelanggaran-


pelanggaran yang dilakukan pebisnis dilatarbelakangi oleh berbagai hal. Salah
satu hal tersebut adalah untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya,
tanpa memikirkan dampak buruk yang terjadi selanjutnya. Faktor lain yang
membuat pebisnis melakukan pelanggaran antara lain:

1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik


2. Ingin menambah pangsa pasar
3. Ingin menguasai pasar.

Dari ketiga faktor tersebut, faktor pertama adalah faktor yang memiliki
pengaruh paling kuat. Untuk mempertahankan produk perusahaan tetap menjadi
yang utama, dibuatlah iklan dengan sindiran-sindiran pada produk lain.

Menurut Gwynn Nettler dalam bukunya Lying, Cheating and Stealing


memberikan kesimpulan tentang sebab-sebab seseorang berbuat curang, yaitu :
1. Orang yang sering mengalami kegagalan cenderung sering melakukan
kecurangan.
2. Orang yang tidak disukai atau tidak menyukai dirinya sendiri cenderung
menjadi pendusta
3. Orang yang hanya menuruti kata hatinya, bingung dan tidak dapat
menangguhkan keinginan memuaskan hatinya, cenderung berbuat curang.
4. Orang yang memiliki hati nurani (mempunyai rasa takut, prihatin dan rasa

10
lOMoARcPSD|21699516

tersiksa) akan lebih mempunyai rasa melawan terhadap godaan untuk berbuat
curang
5. Orang yang cerdas (intelligent) cenderung menjadi lebih jujur dari pada orang
yang dungu (ignorant).
6. Orang yang berkedudukan menengah atau tinggi cenderung menjadi lebih jujur.

11
lOMoARcPSD|21699516

Kesimpulan

Bisnis adalah adalah fenomena modern yang tidak bisa dipisahkan dari
masyarakat. Bisnis dilakukan oleh manusia dengan manusia yang berarti norma
atau nilai-nilai yang baik terbawa dalam kehidupan bisnis.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-
masing elemen dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan, dan
konsumen adalah elemen yang saling mempengaruhi. Masing-masing elemen
tersebut harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang menjadi prinsip kerja
dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga
kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi
perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Tentunya ini
tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi
jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu,
etika dalam berbisnis sangatlah penting.

12
lOMoARcPSD|21699516

DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Hartman L.P. 2005. Perspectives in Business Ethics. Third Edition.
McGraw- Hill/Irwin.

Keraf, A. Sonny, dan Robert Haryono Imam. 1995. Etika Bisnis:


MembangunCitra Bisnis sebagai Profesi Luhur. Penerbit Kanisius.

Ludigdo, U. 2007. Paradoks Etika Akuntan. Yogyakarta : Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai