Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI KULIAH

“EKSPEKTASI MASYARAKAT TERHADAP BISNIS DAN AKUNTANSI,


PEMAPARAN PRAKTIK BISNIS YANG BERETIKA, DAN INISIATIF UNTUK
MENGEMBANGKAN BISNIS YANG BERKELANJUTAN”

KELOMPOK 5

EUODIA BELINDA PATABANG (A031191092)

NOVITA PUTRI TESALONIKA (A031191105)

PUTRI NOVIYANTI KHAIRUNNISA (A031191109)

WINDA PUTRI (A031191133)

NURAFNI HAMZAH (A031191149)

MUH. BERKAH HERIYANSYAH (A031191173)


A. Ekspektasi Masyarakat terhadap Bisnis dan Akuntansi
 Ekspektasi Publik
Ekspektasi publik adalah tanggapan yang di kemukaan oleh masyarakat tentang etika
yag berlaku di masyarakat luas. Ada banyak tanggapan yang beredar di luar sana ada yang
positif dan ada juga yang negatif tergantung seseorang yang berpendapat. Karena sebuah
ekspektasi adalah bebas sifatanya tetapi tidak mengurangi etika yang berlaku agar ada
batasannya sehingga tidak terlalu jauh melenceng dari topik bahasannya.
Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan atau lebih tepatnya keuntungan
adalah hal yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-
satunya. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk. Pertama,
keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Kedua, tanpa
memperoleh keuntungan, tidak ada investor yang bersedia menanamkan modalnya, dan
karena itu tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang menjamin kemakmuran nasional. Ketiga,
keuntungan memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya bertahan melainkan juga dapat
menghidupi karyawan-karyawannya.
Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional
khususnya di dalam bidang akuntansi. Karena mereka mempunyai suatu kepandaian yang
lebih di dalam bidang tersebut dibandingkan dengan orang awam sehingga masyarakat
berharap bahwa para akuntan dapat mematuhi standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku di
lingkungan profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya
terhadap pekerjaan yang diberikan. Dalam hal ini, seorang akuntan di pekerjakan oleh sebuah
organisasi atau Kantor Akuntan Publik (KAP), tidak akan ada undang-undang atau kontrak
tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan atau publik.Walaupun demikian, sebagaimana
tanggung jawabnya pada atasan, akuntan profesional publik mengekspektasikannya untuk
mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas, serta pentingnya akan hak dan
kewajiban dalam perusahaan.
Terjadinya krisis keuangan yang disebabkan skandal keuangan oleh berbagai
perusahaan besar di dunia menyebabkan perubahan pada persepsi mayarakat terhadap nilai
serta perilaku etika perusahaan. Pembentukan komite audit dan komite etika yang berisikan
oleh individu di luar perusahaan, pembentukan nilai code of conduct perusahaan serta
peningkatan nilai pelaporan perusahaan untuk meningkatkan integritas adalah berbagai upaya
yang dilakukan perusahaan untuk menumbuhkan kembali kepercayaan publik tersebut.
Terjadinya jurang kepercayaan tersebut pada akhirnya akan berujung pada aturan
yang lebih ketat, hukuman yang lebih besar serta penyelidikan tentang
integritas,independensi dan peranan profesi akuntan dan auditor.

 Pola Hubungan
Tujuan utama bisnis adalah bersifat ekonomis, yaitu dalam menjalankan bisnis,
perusahaan menggunakan sumber daya yang sekecil-kecilnya untuk mendapat penghasilan
yang sebesar-besarnya. Tidak jarang perusahaan melakukan kecurangan-kecurangan dengan
tujuan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Di sisi lain, tujuan utama masyarakat adalah tujuan sosial, yaitu memperoleh
kemakmuran bersama dari anggota masyarakat tersebut. Hal itu jelas sangat kontradiktif
dengan tujuan bisnis yang dijalankan perusahaan, dimana perusahaan tidak bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat.
Perusahaan dapat dengan mudahnya mengenali kelompok masyarakat, karena
masyarakat umumnya memiliki suatu pola perilaku tertentu. Masyarakat mudah dikenali
karena perilaku konsumsi akan kebutuhan tertentu, yang tergambar dengan permintaan
masyarakat.Sedangkan bagi masyarakat, agak sulit untuk mengetahui keadaan sebenarnya
dari suatu bisnis perusahaan, karena masyarakat tidak sepenuhnya mengetahui praktek bisnis
yang dijalankan perusahaan. Untuk itu masyarakat mengandalkan pandangan atau pendapat
yang dikeluarkan oleh Akuntan Publik atas hasil pemeriksaan terhadap suatu perusahaan.
B. Pemaparan Praktik Bisnis yang Beretika
 Etika dalam praktik bisnis
1. Etika bisnis dapat diartikan sebagai peraturan tidak tertulis sebagai landasan norma
dan perilaku yang harus dipatuhi oleh seluruh lapisan dalam perusahaan. Dengan
menjalankan etika bisnis yang baik, sebuah perusahaan bisa mendapat nilai dan
kepercayaan lebih dari masyarakat, negara, dan bahkan kompetitornya.
2. Etika merupakan suatu kehendak yang sistematik melalui penggunaan alasan untuk
mempelajari bentuk-bentuk moral dan pilihan-pilihan moral yang dilakukan oleh
seseorang dalam menjalankan hubungan dengan orang lain. Dalam diskusi tentang
etika bisnis, titik pandang harus difokuskan kepada suatu kelompok dan situasi
tertentu, misalnya pada lingkungan bisnis teknik-teknik evaluasi diarahkan kepada
perbuatan yang ada di dalam lingkungan yang mempunyai tujuan-tujuan bisnis.
Terdapat lima prinsip yang dijadikan pedoman etika dalam menjalankan praktik
bisnis, yaitu:
1. Prinsip otonomi : menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggung
jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan
melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang
diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
2. Prinsip kejujuran: menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa
yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga
menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan
perjanjian yang telah disepakati.
3. Prinsip keadilan: menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara
adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari
aspek ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.
4. Prinsip saling menguntungkan: menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis
perlu ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan
dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
5. Prinsip integritas moral: adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain
dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh
kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.

 Pemaparan Etika dalam Praktik Bisnis


Bisnis yang baik ialah bisnis yang tidak hanya berorientasi pada profit, melainkan
juga termasuk di dalamnya kualitas produk dan kepuasan klien. Dalam mencapai status bisnis
yang baik, perlu adanya pemaparan praktik dari etika bisnis.
Dengan mengedepankan etika, maka persaingan bisnis menjadi lebih adil karena klien
akan menilai produk atau jasa yang ditawarkan secara objektif sesuai kualitas dan inovasi.
Berikut adalah contoh pemaparan praktik bisnis yang beretika:
1. Mengutamakan Kebutuhan Klien
Suatu perusahaan dikatakan memiliki perilaku etis jika di dalamnya dibangun budaya
yang mengedepankan kepentingan klien serta orang-orang yang terlibat bekerja di
dalamnya juga berpartisipasi dalam berperilaku etis. Seperti misalnya ketika klien
datang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik, maka karyawan perlu memberi tahu
mereka produk atau jasa terbaik sesuai situasi yang dihadapi klien daripada hanya
menjual atau mendorong mereka membeli produk atau jasa yang tidak sesuai dengan
kebutuhan mereka.
2. Menjadi Transparan
Sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan transparansi dan komunikasi yang
jelas untuk mencerminkan perilaku etis di tempat kerja. Baik karyawan maupun klien
sama-sama tidak boleh diberitahu ketidakbenaran karena dapat merusak kepercayaan
dalam bisnis. Seperti misalnya ketika perusahaan menghadapi krisis, maka perlu
diadakan rapat dan menangani krisis tersebut langsung dengan karyawannya. Sangat
penting untuk menggambarkan situasi secara terbuka, menyajikan penyelesaian
masalah, dan menerima kritik dengan rendah hati.
3. Memprioritaskan Keragaman di Tempat Kerja
Memberi kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk dipekerjakan di
perusahaan merupakan bagian dari bersikap adil dan hal tersebut juga merupakan
standar etika. Seperti misalnya jika seseorang memperhatikan bahwa manajemen
cenderung mempekerjakan seseorang pada standar tertentu, mereka mungkin
menyarankan agar karyawan lebih terlibat dalam proses perekrutan. Hal ini akan
memperkenalkan pandangan yang berbeda pada proses perekrutan dan meningkatkan
peluang bahwa jenis pelamar yang berbeda akan diterima untuk suatu posisi.
Dengan menerapkan praktik bisnis yang beretika, maka tentu klien akan merasa
sangat dihargai dan perusahaan dapat memberikan gambaran kualitasnya kepada klien. Hal
ini dapat memberikan jaminan adanya kerja sama yang terjalin dengan baik. Selain itu, dapat
tercipta citra perusahaan yang baik, tidak adanya citra buruk yang membuat bisnis berjalan
dengan lancar.
C. Inisiatif untuk menciptakan Bisnis yang Berkelanjutan
Beberapa inisiatif untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan ;
1. CSR. ( Corporate Sosial Responsibility )dari World Business Council for Sustainable
Development( WBCSD)
2. WBCSD Adalah 160 perusahaan internasional yang bergabung dengan komitmen
yang sama terhadap lingkungan hidup dan trthadap pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan.
Beberapa prinsip yang disarankan WBCSD yang dapat digunakan dalam perumusan
strategi ;
1. Pembangunan kapasitas dari masyarakat ( capacity building ) sehingga dapat
membentuk modal sosial
2. Pembangunan kemitraan ( partnership building) dari perusahaan lain dan kelompok
kelompik dalam masyarakat
3. Kemitraan dalam bidang teknologi, sebagai bagian dari pembangunan kapasitas dan
kemitraan
4. Keterbukaan dan transparasi untuk mengkonsumsikan perilaku perusahaan yang
nertanggung jawab
5. Global Corporate Citizen dari wold economic forum CEOs.
Mereka merekomendasikan suafu framework for action untuk pimpinan perusahaan
sebagai penanggung jawab akhir penerapan corporate citizen. Framework for action ini dapat
digunakan sebagai template yang dapat digunakan dalam proses kepemimpinan di dalam
perusahaan. A framework for action yang direkomendasikan adalah ;
1. Provide leadership. Tetapkan arah stratejik untuk corporate citizenship dan terlibat
dalam perdebatan mengenai globalisasi dan peran dunia usaha dalam pembangunan
2. Define what it means for your company. Definisikan isu kunci, pemangku
kepntingan dan cakupan pengatuhbyangbrelevan bagi perusahaan dan industri
3. Make it happens. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur yang
memadai, terlibat dalam dialog dan kemitraan dengan pemangku kepentingan untuk
menyatukan corporate citizenship kedalam strategi dan operasi perusahaan
4. Be Transparent about it. Membangun keyakinan pemangku kepentingan dengan
mengkomunikasikan prinsip kebijakan dan operasi perusahaan secara transparan dan
tidak berlebihan.
Inisiatif yang diciptakan oleh PBB untuk mempromosikan corporate citizenship.Inti
dari global impact adalah 10 prinsip yang dikembangkan berdasarkan konvensi dan
kesepakatan internasional terhadap HAM. 10 prinsip tersebut adalah :
1. Perusahaan harus mendukung dan menghargai perlindungan terhadap HAM
2. Harus menjamin mereka tidak terlibat dalam pelanggaran HAM
3. Perusahaan harus menghargai kebebasan berserikat dan menghargai hak untuk
berundibg bersama
4. Menghilangkan segala bentuk paksa dan wajib ( forced and compulsory labor)
5. Menghapus tebaga kerja dibawah umur
6. Menghilangkan diskriminasi dalam kepegawain dan pekerja
7. perusahaan harus mendukung pendekatan pencegahan terhafap tantangan lingkungan
8. Melakukan inisiatif untuk mempromosikan tanggung jawab lingkungan yg lebih besar
9. mendorong pengembangsn dan penyebaran teknologi ramah lingkungan
10. perusahaan harus bekerja melawan korupsi dalam segala bentuknya.

Anda mungkin juga menyukai