KELOMPOK 5
Pola Hubungan
Tujuan utama bisnis adalah bersifat ekonomis, yaitu dalam menjalankan bisnis,
perusahaan menggunakan sumber daya yang sekecil-kecilnya untuk mendapat penghasilan
yang sebesar-besarnya. Tidak jarang perusahaan melakukan kecurangan-kecurangan dengan
tujuan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Di sisi lain, tujuan utama masyarakat adalah tujuan sosial, yaitu memperoleh
kemakmuran bersama dari anggota masyarakat tersebut. Hal itu jelas sangat kontradiktif
dengan tujuan bisnis yang dijalankan perusahaan, dimana perusahaan tidak bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat.
Perusahaan dapat dengan mudahnya mengenali kelompok masyarakat, karena
masyarakat umumnya memiliki suatu pola perilaku tertentu. Masyarakat mudah dikenali
karena perilaku konsumsi akan kebutuhan tertentu, yang tergambar dengan permintaan
masyarakat.Sedangkan bagi masyarakat, agak sulit untuk mengetahui keadaan sebenarnya
dari suatu bisnis perusahaan, karena masyarakat tidak sepenuhnya mengetahui praktek bisnis
yang dijalankan perusahaan. Untuk itu masyarakat mengandalkan pandangan atau pendapat
yang dikeluarkan oleh Akuntan Publik atas hasil pemeriksaan terhadap suatu perusahaan.
B. Pemaparan Praktik Bisnis yang Beretika
Etika dalam praktik bisnis
1. Etika bisnis dapat diartikan sebagai peraturan tidak tertulis sebagai landasan norma
dan perilaku yang harus dipatuhi oleh seluruh lapisan dalam perusahaan. Dengan
menjalankan etika bisnis yang baik, sebuah perusahaan bisa mendapat nilai dan
kepercayaan lebih dari masyarakat, negara, dan bahkan kompetitornya.
2. Etika merupakan suatu kehendak yang sistematik melalui penggunaan alasan untuk
mempelajari bentuk-bentuk moral dan pilihan-pilihan moral yang dilakukan oleh
seseorang dalam menjalankan hubungan dengan orang lain. Dalam diskusi tentang
etika bisnis, titik pandang harus difokuskan kepada suatu kelompok dan situasi
tertentu, misalnya pada lingkungan bisnis teknik-teknik evaluasi diarahkan kepada
perbuatan yang ada di dalam lingkungan yang mempunyai tujuan-tujuan bisnis.
Terdapat lima prinsip yang dijadikan pedoman etika dalam menjalankan praktik
bisnis, yaitu:
1. Prinsip otonomi : menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan, dan tanggung
jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan dan
melaksanakan tindakan berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang
diyakininya, bebas dari tekanan, hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
2. Prinsip kejujuran: menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa
yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga
menyiratkan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan
perjanjian yang telah disepakati.
3. Prinsip keadilan: menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara
adil, yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari
aspek ekonomi, hukum, maupun aspek lainnya.
4. Prinsip saling menguntungkan: menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis
perlu ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan
dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan.
5. Prinsip integritas moral: adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain
dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh
kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya.