Anda di halaman 1dari 26

Introductions

Introductions

H.M.Soekaryono, S.E., S.H., M.H., CLA., CPCLE., CTL., C.Me.

- Advokat / Lawyer
- Konsultan Hukum/ Legal Consultant
- Auditor Hukum / Legal Auditor
- Ahli Hukum Kontrak Pengadaan
- Kuasa Hukum Pajak / Tax Lawyer
- Mediator
Klien Tetap Kantor Hukum HMS & Rekan :

In House Lawyer :


- PT. Tedindo Jaya Mandiri ( Pelayaran )
- PT. Bintang Kartika ( Pelayaran )
- PT. Sinar Bahtera Indah Semesta ( Pelayaran )
- PT. Bank BRI (Persero) Wilayah Pekanbaru
- PT. BPR Dana Prima Mandiri ( Perbankan )
- Hotel BONO – Pekanbaru
- UD.Wan Bon Pekanbaru (Penangkaran Arowana)
- TRC Skin Care – Tanjung Uban
ETIKA BISNIS
ETIKA BISNIS

 Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan

bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan


individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja,
pemegang saham, masyarakat.
ETIKA BISNIS

 Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi


seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya
sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.
ETIKA BISNIS

 Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis

yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan


berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-
kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
DIMENSI MORAL DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BISNIS

 Bisnis adalah organisasi ekonomi yang tidak hanya


menjalankan kegiatannya berdasarkan aturan-aturan
hukum yang berlaku, tetapi juga norma-norma etika yang
berlaku di masyarakat. Bahkan dapat dikatakan, bahwa
seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya bisnis yang bertanggung jawab sosial, etika
merupakan dimensi sangat penting yang harus selalu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis.
DIMENSI MORAL DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BISNIS

 Ada dua prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etis

dalam pengambilan keputusan yaitu :

▪ Prinsip Konsequentialis: Konsep etika ini berfokus pada


konsekuensi dari pengambilan keputusan yang dilakukan
seseorang. Ini artinya, penilaian apakah sebuah keputusan dapat
dikatakan etis atau tidak, itu tergantung pada konsekuensi
(dampak) dari keputusan tersebut. Misalnya, keputusan
mengalirkan lumpur panas ke laut. Penilaian etis atas keputusan
ini diukur dari dampaknya terhadap kerusakan lingkungan dan
kerugian masyarakat.
DIMENSI MORAL DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BISNIS

▪ Prinsip Non-Konsekuentialis: Konsep etika ini mendasarkan


penilaian pada rangkaian peraturan yang digunakan sebagai
petunjuk/panduan pengambilan keputusan. Penilaian etis lebih
didasarkan pada alasan, bukan pada akibatnya.
PRINSIP PENERAPAN ETIKA BISNIS

Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika


Bisnis yang positif:

●Etika Bisnis dibangun berdasarkan etika


pribadi maksudnya, tidak ada perbedaan yang tegas antara
etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan
etika bisnis berdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita
yakini sebagai kebenaran.
●Etika Bisnis berdasarkan pada fairness.
●Etika Bisnis membutuhkan integritas.
Integritas merujuk pada keutuhan pribadi, kepercayaan dan
konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orang dengan
hormat, jujur dan berintegritas. Mereka menepati janji dan
melaksanakan komitmen.
PRINSIP PENERAPAN ETIKA BISNIS

●Etika Bisnis membutuhkan kejujuran.


Bukan jamannya lagi bagi perusahaan untuk mengelabuhi
pihak lain dan menyembunyika cacat produk. Jaman
sekarang adalah era kejujuran. Pengusaha harus jujur
mengakui keterbatasan yang dimiliki oleh produknya.

●Etika Bisnis harus dapat dipercayai.

●Etika Bisnis membutuhkan perencanaan bisnis.


Sebuah perusahaan yang beretika dibangun di atas realitas
sekarang, visi atas masa depan dan perannya di dalam
lingkungan.

●Etika Bisnis diterapkan secara internal dan eksternal.


PRINSIP PENERAPAN ETIKA BISNIS

●Etika Bisnis membutuhkan keuntungan.


Bisnis yang beretika adalah bisnis yang dikelola dengan
baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh.

●Etika Bisnis berdasarkan nilai.


Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar
nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi
berlaku secara umum. Etika menyangkut norma, nilai
dan harapan yang ideal. Meski begitu, perumusannya
harus jelas dan dapat dilaksanakan dalam pekerjaan
sehari-hari.

●Etika Bisnis dimulai dari pimpinan.


PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

1. Prinsip Otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk


mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran
sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil
keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas
keputusan dan tindakannya tersebut.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
2. Prinsip Kejujuran

Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.


Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
sebanding.
Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama

sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional

objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.


MITOS BISNIS AMORAL

Dalam kerangka bisnis amoral, bisnis diibaratkan sebagai


permainan judi, yang dapat menghalalkan segala cara untuk
menang, untuk memperoleh keuntungan. Dasar
pemikirannya adalah sebagai berikut:

●Bisnis adalah sebuah bentuk persaingan. Dan sebagai suatu

bentuk persaingan, semua orang yang terlibat di dalamnya

selalu berusaha dengan segala cara dan upaya untuk menang.


MITOS BISNIS AMORAL

●Dalam persaingan aturan yang digunakan berbeda dari aturan


yang ada dalam kehidupan sosial pada umumnya. Maka aturan
bisnis berbeda dari aturan sosial moral umumnya.

●Orang yang mematuhi aturan moral akan berada dalam posisi


yang tidak menguntungkan di tengah persaingan ketat yang
menghalalkan segala cara. Dengan kata lain, di tengah
persaingan bisnis yang ketat orang masih mau memperhatikan
norma-norma moral akan merugi dan tersingkir dengan
sendirinya.
MITOS BISNIS AMORAL

Ada beberapa argumen yang dapat dikemukakan untuk

menjawab pertanyaan tersebut:

●Bisnis diibaratkan dengan judi dalam arti tertentu karena dalam


bisnis orang dituntut untuk berani mengambil resiko. Dalam bisnis
ada nilai manusiawi yang dipertaruhkan, mau tidak mau cara
untuk memperoleh keuntungan atau menang juga harus
manusiawi. Bisnis perlu dilandasi oleh pertimbangan-
pertimbangan etis. Dengan menggunakan pandangan ideal, bisnis
tidak hanya bertujuan untuk untung melainkan juga untuk
memperjuangkan nilai-nilai yang manusiawi.
Mitos Bisnis Amoral

● Tidak benar bahwa sebagai suatu permainan dunia bisnis


mempunyai aturan-aturan sendiri yang berbeda dari aturan
yang berlaku dalam kehidupan sosial pada umumnya.
Alasannya, karena bisnis adalah bagian dari aktivitas yang
penting dari masyarakat yaitu hubungan antara manusia
dengan manusia lainnya. Sebagai kegiatan antar manusia
bisnis juga membutuhkan etika sebagai pemberi pedoman dan
orientasi bagi keputusan, kegiatan dan tindak tanduk manusia
dalam berhubungan (bisnis) satu sama yang lainnya.
MITOS BISNIS AMORAL

● Kalau mau berhasil dalam bisnis, kegiatan bisnisnya harus


tetap memperhatikan prinsip-prinsip etika. Dan orang bisnis
yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-norma etis
pada iklim bisnis yang semakin profesional justru akan
menang karena tetap dipercaya masyarakat.
MITOS BISNIS AMORAL

● Adanya situasi khusus atau pengecualian yang menyimpang


dalam kegiatan bisnis dan dari segi etika dibenarkan, tidak
dengan sendirinya membenarkan bahwa bisnis tidak mengenal
etika.

Dan praktik dalam situasi khusus dibenarkan karena alasan


atau pertimbangan yang rasional, maka dari pengecualian yang
dibenarkan jangan dijadikan alasan untuk menilai bahwa
bisnis tidak mengenal etika.
MITOS BISNIS AMORAL

● Dan praktik dalam situasi khusus dibenarkan karena alasan


atau pertimbangan yang rasional, maka dari pengecualian yang
dibenarkan jangan dijadikan alasan untuk menilai bahwa
bisnis tidak mengenal etika.
MASALAH YANG DIHADAPI ETIKA BISNIS
DI INDONESIA

●Hubungan Sekunder

Meliputi berbagai hubungan dengan kelompok-kelompok

masyarakat yang merupakan akibat dari pelaksanaan fungsi dan

misi utama perusahaan.

Masalah yang dihadapi adalah bahwa standar moral para pelaku

bisnis masih sangat lemah. Banyak diantaranya (pelaku bisnis)

yang terjun di dunia bisnis hanya dengan motivasi dasar untuk

mencari keuntungan dan memperoleh tingkat hidup yang

mencukupi material dan tidak memperhitungkan segi etika bisnis.


MANFAAT ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN

1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena


etika telah dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama
penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak semuanya
saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis,
secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang
sama.

2. Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan abu-abu)


dibidang etika.

3. Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab


sosialnya.

4. Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya,


kemungkinan untuk mengatur diri sendiri (self regulation).
MANFAAT ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN

5. Bagi perusahaan yang telah go public dapat memperoleh manfaat

berupa meningkatnya kepercayaan para investor. Selain itu karena


adanya kenaikan harga saham, maka dapat menarik minat para
investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.

6. Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage)

perusahaan.

7. Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang


dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).
TERIMA KASIH
Contact Person :
HP : 0823 8987 8750
Email : yon.tpinang@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai