Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

PERTEMUAN 3
TANGGUNG JAWAB SOSIAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai berbagai pengertian tanggung
jawab sosial, area tanggung jawab dan etika bisnis. Melalui proses
pembelajaran, mahasiswa mampu:
3.1 Menjelaskan tanggung jawab sosial
3.2 Area tanggung jawab
3.3 Etika bisnis

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 3.1:
Tanggung jawab sosial

PENGERTIAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL

Definisi tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR)


sekarang ini sangatlah beragam. Seperti definisi CSR yang dikemukan oleh
Maignan dan Farrel (2004) yang mendefenisikan CSR sebagai “ A business
acts in socially responsible manner when its decision and actions for balance
diverse when its decision and actinons for and balance diverse stakeholder
interest” Defenisi ini menekankan perlunya memberikan perhatian secara
seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam
setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui
perilaku yang secara sosial bertanggung jawab.
Sejalan dengan definisi di atas, Kotler dan Lee (2005) memberikan
definisi tanggung jawab sosial sebagai berikut; “Corporate social
responsibility is a commitment to improve community well-being through
discretionary business practice and contributions of corporate resources”.
Menurut definisi tersebut, elemen kunci dari CSR adalah kata discretionary.

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 1


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

Terdapat pengaruh terhadap kinerja perusaaan dari partisipasi terhadap


tanggung jawab sosial, diantaranya adalah meningkatkan penjualan dan market
share, menguatkan posisi merk, menurunkan biaya operasional, dan lain
sebagainya.
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)
adalah suatu konsep bahwa suatu organisasi khususnya (namun bukan hanya)
perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam aspek
operasional perusahaan. tanggung jawab sosial berhubungan erat dengan
dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu
perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan
atau dividen melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Definisi di atas memberikan pemahaman bahwa tanggung jawab sosial
pada dasarnya adalah komitmen perusahaan terhadap tiga (3) elemen yaitu
ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Tujuan Pembelajaran 3.2:


Area tanggung jawab

AREA TANGGUNG JAWAB SOSIAL


Area tanggung jawab perusahaan meliputi :
a. Tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan
b. Tanggungjawab perusahaan terhadap pelanggan
c. Tanggungjawab perusahaan terhadap karyawan
d. Tanggungjawab perusahaan terhadap investor

Tujuan Pembelajaran 3.3:


Etika bisnis

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 2


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang


mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri
dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan
bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung
pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di
Advance Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard
Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan
tingkah laku etika kita, yaitu:

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 3


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

• Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada


konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya
mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
• Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan
ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan
menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
• Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

a. Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis


Setelah melihat penting dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kita
tinjau lebih lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga
sasaran dan lingkup pokoketika bisnis yaitu:

1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi


dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
Dengan kata lain, etika bisnis yang pertama bertujuan untuk mengimbau
para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara baik dan etis.
Karena lingkup bisnis yang pertama ini lebih sering ditujunjukkan
kepada para manajer dan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara
mengenai bagaimana perilaku bisnis yang baik dan etis itu.
2. Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia
mengunggah, mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat
untuk tidak dibodoh – bodohi, dirugikan dan diperlakukan secara tidak
adil dan tidak etis oleh praktrek bisnis pihak mana pun. Untuk
menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan
dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh
dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 4


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

3. Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat


menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis
lebih bersifat makro, yang karena itu barangkali lebih tepat disebut
sebagai etika ekonomi.

Ketiga lingkup dan sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan
yang lainnya dan bersama – sama menentukan baik tidaknya, etis tidaknya
praktek bisnis tersebut.

b. Prinsip-prinsip Etika Bisnis


Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus
menyelaraskan proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah
disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat
beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap
bentuk usaha.
Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut :

1. Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk


mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
2. Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama
dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur
dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga
yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam
suatu perusahaan.
3. Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara
sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional
obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 5


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)


; menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal
dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya
maupun perusahaannya.

Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh
Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business Consulting,
seharusnya jangan dilanggar, yaitu :

• Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan


tipu-menipu demi mendapat keuntungan. Ini jelas keliru.
Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan
berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah
persaingan bisnis.
• Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan
upah kepada karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi
bonus saat perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga
keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak mengambil
untung yang merugikan konsumen.
• Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya,
dalam mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi
sampai menjatuhkan produk bersaing, entah melalui gambar maupun
tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan untuk
melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi,
tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat
atau terdengar terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali
terbukti buruk.
• Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik.
Bukan hanya di depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 6


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

hadapan orang-orang yang mendukung bisnis anda, seperti karyawan,


sekretaris dan lain-lain.
• Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk
menjalankan strategi bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang memadai. Dengan
kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan
menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang
mungkin dilancarkan oleh lawan-lawan bisnisnya.

c. Hal-hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis


1. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum
positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan
untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti
“proteksi” terhadap pengusaha lemah.
2. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan
memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi”
kepada pihak yang terkait.
3. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan
sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
4. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran
dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu
usaha menciptakan etika bisnis.
5. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 7


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan


“komisi” kepada pihak yang terkait.

Kebanyakan perusahaan yang berada disekitar kita hampir 45% tidak


menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya, sedangkan sisanya 55%
sudah menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya. Jadi bisa
dikatakan bahwa hampir setengahnya produsen atau perusahaan yang ada
di sekitar kita melakukan pelanggaran etika.
Beberapa contoh dari bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan
yang berada di Indonesia adalah :

1) Anti nyamuk HIT yang menggunakan pestisida.


2) Semburan lumpur dan gas di Sidoarjo oleh Lapindo Branas
karena tidak menggunakan pengaman pada saat pengeboran.
3) Produksi rokok yang terus meningkat seiring dengan promosi
iklannya yang menarik. Seharusnya jika kita ingin Negara ini
bersih dan sehat produsen rokok tidak membuat iklan sebagus
dan semenarik itu dan seharusnya iklan tersebut dibuat dengan
akibat yang ditimbulkan dari rokok itu sendiri.
4) Pemalsuan merk dagang palsu di Surabaya (Jawa Pos, mei 2009)
5) Susu dan makanan bayi yang terkontaminasi bakteri enterobacter
sazakii yang dapat menyebabkan radang selaput otak dan usus.
6) Telkomsel di duga melakukan Manipulasi iklan Talkmania.
7) Indomie mengandung zat methyl parahydroxybenzoate dan
benzoic acid (asam benzoat).

Factor penyebab perusahaan atau produsen melakukan pelanggaran adalah:

1) Menurunnya formalism etis (moral yang berfokus pada maksud


yang berkaitan dengan perilaku dan hak tertentu.
2) Kurangnya kesadaran moral utilarian (moral yang berkaitan
dengan memaksimumkan hal terbaik bagi orang sebanyak
mungkin)

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 8


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

3) Undang – undang atau peraturan yang mengatur perdagangan,


bisnis dan ekonomi masih kurang
4) Lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi hak – hak
konsumen
5) Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan serta informasi
mengenai bahan, material berbahaya
6) Pandangan yang salah dalam menjalankan bisnis (tujuan utama
bisnis adalah mencari keuntungan semata, bukan kegiatan social)
7) Rendahnya tanggung jawab social atau CSR (Corporate Social
Responsibility)
8) Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis

Adapun upaya yang diharapkan untuk menghindari pelanggaran kode etik


salah satunya bagi para pengguna internet adalah:

1) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara


langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam
segala bentuk.
2) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki
tendensi menyinggung secara langsung dan negative masalah suku,
agama dan ras (SARA), termasuk di dalamnya usaha penghinaan,
pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk
pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi
lain.
3) Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi
Instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal)
positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.
4) Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak
dibawah umur.
5) Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar
materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan
pirating, hacking dan cracking.

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 9


UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI

6) Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar/ foto,


animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang
bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber
dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan
pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta
bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul
karenanya.

Tujuan Pembelajaran 3.4:


RANGKUMAN MATERI

Seperti definisi CSR yang dikemukan oleh Maignan dan Farrel (2004) yang
mendefenisikan CSR sebagai “ A business acts in socially responsible manner
when its decision and actions for balance diverse when its decision and actinons
for and balance diverse stakeholder interest” Defenisi ini menekankan perlunya
memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder
yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku
bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab.
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan
proses bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam
lingkungan tersebut. Prinsip-prinsip etika bisnis 1). Kejujuran ; terdapat tiga
lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan
bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran.; 2). Keadilan
; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang
adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.;
3). Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama
baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS 10

Anda mungkin juga menyukai