ETIKA BISNIS
Minggu ke-2
1. LINGKUNGAN BISNIS YANG
MEMENGARUHI PERILAKU ETIKA
Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang yaitu pelanggan,
tenaga kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas.
Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja, dan bahkan pemegang saham adalah pihak
yang sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis.
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika adalah lingkungan makro dan
lingkungan mikro.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat.
Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika antara sesama pelaku bisnis
maupun etika terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk "uang " dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan dengan
mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya.
Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat, terutama
dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian pelatihan keterampilan, dan lain
sebagainya.
Etika Pergaulan Bisnis
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Seperti halnya manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan
antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika
pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal
antara lain adalah :
a.Hubungan antara bisnis dengan langganan / konsumen
Hubungan antara bisnis dengan langgananya adalah hubungan yang paling banyak
dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulanya secara baik.
1. Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas
bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
1. Prinsip Otonomi
• Prinsip otonomi pada etika bisnis adalah kemampuan dan sikap
seseorang saat mengambil tindakan dan keputusan yang berdasarkan
kesadarannya sendiri mengenai apa yang dianggapnya baik yang bisa
dilakukan. Jika orang sadar dalam melakukan kewajibannya dalam
berbisnis maka dikatan orang tersebut sudah memiliki prinsip otonomi
dalam beretika bisnis.
• Dalam kasus PT. Megasari Makmur, beberapa pihak ada yang
menggunakan kewenangannya untuk mengambil tindakan kecurangan
untuk menekan biaya produksi pabrik. Mereka sadar atas apa yang
dilakukannya salah dan tidak baik makanya perusahaan sudah meminta
maaf dan juga mengganti barang dengan memproduksi barang baru
yang tidak mengandung zat berbahaya tapi seharusnya perusahaan juga
memikirkan efek buruk apa saja yang akan konsumen rasakan bila
dalam penggunaan jangka panjang. Sebagai produsen memberikan
kualitas produk yang baik dan aman bagi kesehatan konsumen selain
memberikan harga yang murah yang dapat bersaing dengan produk
sejenis lainnya.
Lanjutan…
2. Prinsip Kejujuran
• Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling
mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan
bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap
karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait
dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi
bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran
terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri
ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan
maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan
prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait.
• Dengan adanya prinsip kejujuran diatas, tentunya memang semua oknum
dalam perusahaan telah melanggar prinsip kejujuran karena telah
merugikan banyak konsumen yaitu dengan menggunakan bahan –bahan
aktif berbahaya dalam product obat anti-nyamuk tersebut yang
menyebabkan beberapa akibat fatal yaitu gangguan kesehatan dan paling
parahnya dapat menyebabkan kanker hati dan kanker lambung.
Lanjutan…
3. Prinsip Keadilan
• Adil dalam hal ini berarti bahwa semua pihak yang terlibat dalam bisnis
memiliki hak untuk endapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan
aturan yang berlaku. Dengan begitu, semua pihak yang terlibat dalam
bisnis harus berkonstribusi pada keberhasilan bisnis yang dilakukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kaidah Emas
Cara lebih obyektif untuk menilai baik buruknya perilaku moral adalah mengukurnya dengan Kaidah Emas
(positif), yang berbunyi : "Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana Anda sendiri ingin
diperlakukan" mengapa? Karena tentunya siapapun menginginkan dirinya diperlakukan dengan baik.
Namun orang tersebut akan berperilaku dengan baik (dari sudut pandang moral). Rumusan Kaidah Emas
secara negatif : "Jangan perlakukan orang lain, apa yang Anda sendiri tidak ingin akan dilakukan terhadap
diri Anda". Dari kaidah ini terjadi bahwa seseorang tidak konsisten dalam tingkah laku, bila dia melakukan
sesuatu terhadap orang lain, dia tidak mau akan sesuatu yang buruk dilakukan terhadap dirinya. Namun, dia
berperilaku dengan cara yang tidak baik (dari sudut pandang moral).
Pemilihan Umum
Pemilihan umum adalah untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku adalah
menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilai. Cara ini bisa disebut juga audit sosial. Sebagaimana
melalui audit dalam arti biasa sehat tidaknya keadaan finansial suatu perusahaan dipastikan, demikian juga
kualitas etis suatu perbuatan ditentukan oleh penilaian masyarakat umum.
Lima Prinsip Dasar Etika Untuk
Akuntan
a). Integritas : Bersikap Lugas dan Jujur Dalam Semua Hubungan Profesional dan
Bisnis.
b). Objektivitas : tidak mengompromikan pertimnbangan professional atau bisnis karena
adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya ari pihak lain
c). Kompetensi dan kehati-hatian professional untuk :
1. Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian profesional pada level yang
disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh
jasa profesional yang kompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis
terkini serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
2. Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar
teknis yang berlaku
d). Kerahasiaan : menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan
profesional dan bisnis
e). Perilaku professional : mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh akuntan mungkin akan mendiskreditkan
profesi akuntan