Anda di halaman 1dari 19

NAMA MATA KULIAH

ETIKA BISNIS

Minggu ke-2
1. LINGKUNGAN BISNIS YANG
MEMENGARUHI PERILAKU ETIKA

 Memaksimalkan keuntungan merupakan satu-satunya


tujuan bagi sebuah perusahaan.
 Mudah sekali terjadi penyimpangan terhadap norma-
norma moral, dengan menempuh jalan pintas dalam
meningkatkan keuntungan.
 Namun semakin disadari bahwa godaan itu membawa
risiko besar yang akan menjadi bom waktu yang akan
menghancurkan perusahaan pada jangka panjang.
 Dalam hal ini peran manajer sangat penting dalam
mengambil keputusan-keputusan bisnis secara etis.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku etika dalam bisnis yaitu :
 Lingkungan Bisnis
Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis
dalam suatu lembanga organisasi atau perubahan. Faktor – faktor yang
mempengaruhi lingkungan bisnis adalah: Lingkungan Internal dan Lingkungan
Eksternal
 Organisasi
Secara umum, anggota organisasi itu sendiri saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya. Dilain pihak organisasi terhadap individu harus tetap berprilaku
etis, misalnya masalah pengupahan, jam kerja maksimum.
• Individu
Seseorang yang memiliki filosofi moral, dalam bekerja dan berinteraksi dengan
sesama akan berprilaku etis. Prinsip-prinsip yang diterima secara umum dapat
dipelajari dari interaksi dengan teman, famili, dan kenalan. Dalam bekerja,
individu harus memiliki tanggung jawab moral terhadap hasil pekerjaannya
yang menjaga kehormatan profesinya. Bahkan beberapa profesi memiliki kode
etik tertentu dalam pekerjaannya.
2. KESALINGTERGANTUNGAN ANTARA
BISNIS DAN MASYARAKAT

 Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang yaitu pelanggan,
tenaga kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas.
 Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja, dan bahkan pemegang saham adalah pihak
yang sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis.
 Lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika adalah lingkungan makro dan
lingkungan mikro.
 Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat.
 Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika antara sesama pelaku bisnis
maupun etika terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
 Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk "uang " dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan dengan
mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya.
 Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat, terutama
dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian pelatihan keterampilan, dan lain
sebagainya.
Etika Pergaulan Bisnis
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Seperti halnya manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan
antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika
pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal
antara lain adalah :
a.Hubungan antara bisnis dengan langganan / konsumen
Hubungan antara bisnis dengan langgananya adalah hubungan yang paling banyak
dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulanya secara baik.

b. Hubungan dengan karyawan


Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yakni: Penarikan
(recruitment), Latihan (training), Promosi atau kenaikan pangkat, Tranfer, demosi
(penurunan pangkat) maupun lay-off atau pemecatan / PHK (pemutusan hubungan kerja).

c. Hubungan antar bisnis


Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan para pesaing, grosir, pengecer,
agen maupun distributor. Dalam kegiatan sehari-hari tentang hubungan tersebut sering
terjadi benturan-benturan kepentingan antara keduanya dan tidak jarang dituntut adanya
etika pergaulan bisnis yang baik.
Lanjutan…

d. Hubungan dengan Investor


Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan terutama yang akan atau telah
"go public" harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya
kepada para investor. Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para
investor untuk mengambil keputusan investasi yang keliru. Jangan sampai terjadi
adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi tentang prospek perusahaan
tersebut.

e. Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan


Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama pajak pada umumnya
merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan
hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Laporan
finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi
kecendrungan kearah penggelapan pajak atau sebagainya.
3. KEPEDULIAN PELAKU BISNIS
TERHADAP ETIKA
 Para pelaku bisnis diharapkan dapat mengaplikasikan
etika bisnis dalam menjalankan usahanya.

 Etika bisnis yang baik dari suatu usaha akan


memberikan suatu nilai positif untuk perusahaannya.

 Hal ini sangatlah penting dami meningkatkan ataupun


melindungi reputasi perusahaan tersebut sehingga
bisnis yang dijalankan dapat berjalan dan berkembang
dengan baik.
Lanjutan…………..

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan, antara lain adalah :
a.Pengendalian diri
b.Pengembangan Tanggung Jawab Sosial
c.Mempertahankan Jati Diri dan tidak mudah terombang-ambing
oleh pesatnya perkembangan TI
d.Menciptakan persaingan yang sehat
e.Menerapkan konsep "pembangunan berkelanjutan"
f.Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,
Kolusi, dan Komisi)
g.Mampu menyatakan yang benar itu benar
h.Menumbuhkan sikap saling percaya
i.Konsekuen dan Konsisten dengan aturan main yang telah
disepakati bersama.
4. PERKEMBANGAN DALAM
ETIKA BISNIS
Berikut perkembangan etika bisnis:

1. Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas
bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.

2. Masa Peralihan: tahun 1960-an


Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi
mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini
memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan
menambahkan European Business Ethics Network mata kuliah baru dalam kurikulum
dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate
social responsibility.

3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an


Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan
etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi
dunia bisnis di AS.
Lanjutan….

4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an


Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun
kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah
bisnis yang disebut (EBEN).

5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an


Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia.
Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada
25-28 Juli 1996 di Tokyo.
5. ETIKA BISNIS DAN
AKUNTAN
 Profesi Akuntan publik bisa dikatakan sebagai salah satu profesi kunci di era
globalisasi untuk mewujudkan transparansi bisnis yang fair.
 Kesiapan yang menyangkut profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus
dimiliki oleh setiap anggota profesi yaitu : keahlian, berpengetahuan dan berkarakter.
 Sikap dan tindakan etis akuntan publik akan sangat menentukan posisinya di
masyarakat pemakai jasa profesionalnya.
 Untuk menegakkan akuntansi sebagai sebuah profesi yang etis, dibutuhkan etika
profesi dalam mengatur kegiatan profesinya.
 Etika profesi menyangkut etika sosial (dalam hal ini profesi akuntansi), dalam
kegiatannya pasti berhubungan dengan orang/pihak lain (publik), maka harus dapat
menjaga kepercayaan publik.
 Dalam menjalankan profesinya, akuntan di Indonesia diatur oleh suatu kode etik
profesi dengan nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang
memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama
anggota profesi dan juga dengan masyarakat.
Prinsip – Prinsip Etika Bisnis
Menurut Sony Keraf (1998)

1. Prinsip Otonomi
• Prinsip otonomi pada etika bisnis adalah kemampuan dan sikap
seseorang saat mengambil tindakan dan keputusan yang berdasarkan
kesadarannya sendiri mengenai apa yang dianggapnya baik yang bisa
dilakukan. Jika orang sadar dalam melakukan kewajibannya dalam
berbisnis maka dikatan orang tersebut sudah memiliki prinsip otonomi
dalam beretika bisnis.
• Dalam kasus PT. Megasari Makmur, beberapa pihak ada yang
menggunakan kewenangannya untuk mengambil tindakan kecurangan
untuk menekan biaya produksi pabrik. Mereka sadar atas apa yang
dilakukannya salah dan tidak baik makanya perusahaan sudah meminta
maaf dan juga mengganti barang dengan memproduksi barang baru
yang tidak mengandung zat berbahaya tapi seharusnya perusahaan juga
memikirkan efek buruk apa saja yang akan konsumen rasakan bila
dalam penggunaan jangka panjang. Sebagai produsen memberikan
kualitas produk yang baik dan aman bagi kesehatan konsumen selain
memberikan harga yang murah yang dapat bersaing dengan produk
sejenis lainnya.
Lanjutan…
2. Prinsip Kejujuran
• Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling
mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan
bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap
karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait
dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi
bisnis berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran
terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri
ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan
maka pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan
prinsip kejujuran terhadap semua pihak terkait.
• Dengan adanya prinsip kejujuran diatas, tentunya memang semua oknum
dalam perusahaan telah melanggar prinsip kejujuran karena telah
merugikan banyak konsumen yaitu dengan menggunakan bahan –bahan
aktif berbahaya dalam product obat anti-nyamuk tersebut yang
menyebabkan beberapa akibat fatal yaitu gangguan kesehatan dan paling
parahnya dapat menyebabkan kanker hati dan kanker lambung.
Lanjutan…

3. Prinsip Keadilan
• Adil dalam hal ini berarti bahwa semua pihak yang terlibat dalam bisnis
memiliki hak untuk endapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan
aturan yang berlaku. Dengan begitu, semua pihak yang terlibat dalam
bisnis harus berkonstribusi pada keberhasilan bisnis yang dilakukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung.

• dengan adanya Prinsip Keadilan diatas, memang sudah pasti semua


pihak yang ada didalam nya pun ikut serta dalam melanggar etika
berbisnis tersebut dengan menggunakan beberapa zat aktif kedalam
produk nya yang berakibat fatal bagi para pelanggan yang
menggunakannya. bahkan sudah ada 1 korban yang jaruh sakit akibat
pelanggaran tersebut.
Lanjutan…

4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle)

• Prinsip saling menguntungkan berarti bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan


memberikan manfaat bagi semua pihak. Dalam praktiknya, prinsip ini
terjadi dalam proses bisnis yang baik di mana pengusaha ingin mendapat
untung dan konsumen ingin mendapatkan barang atau jasa yang
memuaskan.

• Dalam kasus ini seharusnya PT Megasari Makmur tidak menggunakan zat


aktif yang dilarang karna akan merugikan konsumen. Mencari keuntungan
boleh saja tapi yang tepenting adalah kepuasan dan kualitas produk yang
baik untuk para konsumen karena yang terpenting adalah konsumennya
dulu, jika kita memproduksi sebuah produk dengan zat zat yang aman dan
juga kualitas yang baik maka konsumen pun akan terus memakai produk
yang kita produksi dan akan saling menguntungkan antara konsumen
dengan perusahaan tersebut.
Lanjutan…

5. Prinsip Integritas Moral


Prinsip ini menekankan untuk tidak merugikan orang lain dalam segala tindakan
bisnis yang diambil. Prinsip ini menekankan bahwa setiap orang memiliki
harkat dan martabat yang harus dihormati.
Lanjutan…

• Bertens (2013) mengemukakan tiga ukuran


moralitas dalam bisnis yang dapat digunakan
untuk mengukur sudut pandang moral dan
prinsip integritas moral, yaitu :
1.Hati Nurani
2.Kaidah emas
3.Pemilihan umum
Lanjutan…
Hati Nurani
Setiap keputusan yang diambil menurut hati nurani adalah baik. Orang yang mengambil
keputusan dengan mengingkari hati nuraninya, secara tidak langsung dia juga menghancurkan
integritas pribadinya.

Kaidah Emas
Cara lebih obyektif untuk menilai baik buruknya perilaku moral adalah mengukurnya dengan Kaidah Emas
(positif), yang berbunyi : "Hendaklah memperlakukan orang lain sebagaimana Anda sendiri ingin
diperlakukan" mengapa? Karena tentunya siapapun menginginkan dirinya diperlakukan dengan baik.
Namun orang tersebut akan berperilaku dengan baik (dari sudut pandang moral). Rumusan Kaidah Emas
secara negatif : "Jangan perlakukan orang lain, apa yang Anda sendiri tidak ingin akan dilakukan terhadap
diri Anda". Dari kaidah ini terjadi bahwa seseorang tidak konsisten dalam tingkah laku, bila dia melakukan
sesuatu terhadap orang lain, dia tidak mau akan sesuatu yang buruk dilakukan terhadap dirinya. Namun, dia
berperilaku dengan cara yang tidak baik (dari sudut pandang moral).

Pemilihan Umum
Pemilihan umum adalah untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku adalah
menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilai. Cara ini bisa disebut juga audit sosial. Sebagaimana
melalui audit dalam arti biasa sehat tidaknya keadaan finansial suatu perusahaan dipastikan, demikian juga
kualitas etis suatu perbuatan ditentukan oleh penilaian masyarakat umum.
Lima Prinsip Dasar Etika Untuk
Akuntan
a). Integritas : Bersikap Lugas dan Jujur Dalam Semua Hubungan Profesional dan
Bisnis.
b). Objektivitas : tidak mengompromikan pertimnbangan professional atau bisnis karena
adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya ari pihak lain
c). Kompetensi dan kehati-hatian professional untuk :
1. Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian profesional pada level yang
disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh
jasa profesional yang kompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis
terkini serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
2. Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar
teknis yang berlaku
d). Kerahasiaan : menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan
profesional dan bisnis
e). Perilaku professional : mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh akuntan mungkin akan mendiskreditkan
profesi akuntan

Anda mungkin juga menyukai