Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETIKA BISNIS

MAKALAH ETIKA BISNIS " ETIKA


BISNIS DALAM ERA
GLOBALISASI" 
BAB I
PENDAHULUAN

     A.     Latar Belakang

Etika bisnis adalah perwujudan dari nilai-nilai moral. Hal ini disadari oleh
sebagian besar pelaku usaha, karena mereka akan berhasil dalam usaha bisnisnya
jika menjalankan prinsip-prinsip etika bisnis. Jadi penegakan etika bisnis penting
artinya dalam menegakkan persaingan usaha sehat yang kondusif.

Di Indonesia, penegakan etika bisnis dalam persaingan bisnis semakin


berat. Kondisi ini terjadi karena banyaknya pelanggaran terhadap etika bisnis oleh
para pelaku bisnis itu sendiri, sedangkan pelanggaran etika bisnis tersebut tidak
dapat diselesaikan melalui hukum karena sifatnya yang tidak terikat menurut
hukum.

Persaingan usaha yang sehat akan menjamin keseimbangan antara hak


produsen dan konsumen. Indikator dari persaingan yang sehat adalah tersedianya
banyak produsen, harga pasar yang terbentuk antara permintaan dan penawaran
pasar, dan peluang yang sama rari setiap usaha dalam bidang industry dan
perdagangan. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan semua pihak
termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsan sendiri, karena akan
menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha
tertentu.

Terdapat hubungan yang erat antara etika bisnis dan persaingan


usaha.Terdapatnya aspek hukum dan aspek etika bisnis sangat menentukan
terwujudnya persaingan yang sehat. Dalam bisnis, terdapat bersaingan yang ketat,
yang kadang – kadang menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara
untuk memperoleh keuntungan usaha dan memenangkan persaingan.

Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang dapat memahami
suatu bisnis persaingan, bagaimana bersikap ataupun berprilaku.Bagaimana era
global ini dituntut untuk menciptakan suatu persaingan yang kompetitif sehingga
dapat terselesaikan tujuannya dengan baik, kolusi, korupsi, mengandalkan
koneksi, menjadi suatu hal yang biasa dalam tatanan kehidupan bisnis, yang mana
prinsip menguasai dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan persaingan
menjadi suatu hal yang lumrah, padahal etikanya tidak begitu.

Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan


system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk
didalamnya barangbarang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan budaya
yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses
ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan
perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, dan lain sebagainya.

Maka dari itulah kami tertarik untuk mengangkat atau membahas lebihlanjut
tentang etika bisnis dengan judul “Peranan Etika Binis dalam Era Globalisasi”

     B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah peranan etika bisnis dalam era globalisasi adalah


sebagai berikut :

1.      Bagaimana peran etika bisnis dalam era globalisasi ?


2.      Apa saja yang melatar belakangi etika bisnis di era globalisasi
3.      Apa yang menjadi landasan hukum etika bisnis ?
4.      Bagaimana etika bisnis menjadi sangat berpengaruh dalam pekembangan di era
globalisasi?

      C.     Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari, mengenal, dan


memahamii peranan etika bisnis di era globalisasi . selain itu agar kita lebih dapat
mempelajari dan menambah wwasan tentang dampak ataupun pengaruh etika
bisnis di era globaliasai sekarang ini 
BAB II
LANDASAN TEORI

       A.     Etika Bisnis


1.      Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari
kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.1[1]
Menurut Suhardana, dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana istilah lain
dari etika adalah susila, su artinya baik, sila artinya kebiasaan. Jadi susila berarti
kebiasaan atau tingkah laku perbuatan manusia yang baik.
Menurut Lawrence, Weber, dan dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana
etika adalah suatu konsepsi tentang perilaku benar dan salah. Etika menjelaskan
kepada kita apakah perilaku kita bermoral atau tidak berkaitan dengan hubungan
kemanusiaan yang fundamental, bagaimana kita berpikir dan bertindak kepada
orang lain dan bagaimana kita inginkan meraka berpikir dan bertindak terhadap
kita.
Menurut David P. Baron dalam Sukirno Agus dan I Cekik Ardana etika
adalah suatu pendekatan sistematis atas penilaian moral yang didasarkan atas
penalaran, analisis, sintetis, dan reflektif.
Menurut Muslich etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang
tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan
pengetrapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan
bisnis. Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan
perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuranberusaha.
Chandra R, menambahkan bahwa perubahan-perubahan besar dalam
oraktik pengelolaan bisnis dewasa ini menyebabkan perhatian terhadap etika
bisnis semakin penting.

1
Oleh karena itu, etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara
pengaturan dan pengelolaan bisnis yangmemperhatikan norma dan moralitas
melalui penciptaan barang danjasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
memperoleh keuntungan melalui transaksi.

2.      Pengertian Bisnis


Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
“sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,
sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak
swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran
para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan
sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan.Namun tidak semua
bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.Model bisnis seperti ini kontras
dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

3.      Pengertian Etika Bisnis


Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.2[2]
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,
yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan
dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang profesional.
Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.Kesemuanya ini
mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.Etika bisnis merupakan
studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan
organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a.       Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di
dalamnya.

2
b.      Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
c.       Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman
bagi pihak – pihak yang melakukannya.3[3]
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain adalah:
a.       Pengendalian diri
b.      Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
c.       Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
d.      Menciptakan persaingan yang sehat
e.       Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
f.       Mampu menyatakan yang benar itu benar
g.       Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
h.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
i.        Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati
j.        Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan

4.      Prinsip-prinsip Etika Bisnis


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikanacuan
cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Muslich
(2004: 18-20) menyatakan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis meliputi:
a.       Prinsip ekonomi
Perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang
dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya dalam
menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada upaya pengembangan
visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para
pekerja, komunitas yang dihadapinya.
b.      Prinsip kejujuran

3
Kejujuran menjadi nilai yang paling mendasar dalammendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis,
kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas bisnis.
Dengan kejujuran yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka masyarakat yang ada
di sekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan yang tinggi bagi
perusahaan tersebut.
c.       Prinsip niat baik dan tidak berniat jahat
Prinsip ini terkait erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentutidak
membantu perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat, justru
kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan itu sendiri. Niatan
dari suatu tujuan terlihat cukuptransparan misi, visi dan tujuan yang ingin dicapai
dari suatuperusahaan. 
d.      Prinsip adil
Prinsip ini menganjurkan perusahaan untuk bersikap danberperilaku adil
kepada pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis tersebut.

e.       Prinsip hormat pada diri sendiri


Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin penghargaanyang positif
pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan penghargaan terhadap orang lain.
Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut.

      B.     Globalisasi

Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena


pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk
kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang
semakin mendorong saling ketergantungan aktivitas ekonomi dan budaya.4[4]
Globalisasi merupakan proses yang meliputi seluruh dunia dan
menyebabkan system ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung
bersama, termasuk didalamnya barang-barang, jasa, modal, pengetahuan, dan
peninggalan budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara

4
ke negara lain. Proses ini mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya
penurunan rintangan perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi
komunikasi global dan system transportasi seperti internet dan pelayaran global,
perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF, dan lain
sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Etika Bisnis di Era Globalisasi

Bisnis merupakan sebuah kegiatan yang telah mengglobal. Setiap sisi


kehidupan diwarnai oleh bisnis. Dalam lingkup yang besar, Negara pastinya
terlibat dalam proses bisnis yang terjadi. Tiap-tiap Negara memiliki sebuah
karakteristik sumber daya sendiri sehingga tidak mungkin semua Negara merasa
tercukupi oleh semua sumber daya yang mereka miliki. Mulai dari ekspedisi
Negara Eropa mencari rempah-rempah di Asia sampai perdagangan minyak
Internasional merupakan bukti bahwa dari dulu sampai sekarang sebuah Negara
tidak dapat bertahan hidup tanpa keberadaan bisnis dengan Negara lainnya.
Dewasa ini, pengaruh globalisasi juga menjadi faktor pendorong terciptanya
perdagangan internasional yang lebih luas. Kemajemukan ekonomi dan sistem
perdagangan berkembang menjadi sebuah kesatuan sistem yang saling
membutuhkan. Ekspor-Impor multinasional menjadi sesuatu yang biasa. Komoditi
nasional dapat diekspor menjadi pendapatan Negara, serta produk-produk asing
dapat diimpor demi memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.5[5]
Setiap Negara terus mengeksplorasi bisnis ke luar negeri selain untuk
mendapatkan yang mereka inginkan, juga menaikkan tingkat ekonomi yang ada.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Bisnis multinasional merupakan kesempatan untuk
meraih pundi-pundi uang demi meningkatkan tingkatan ekonomi, terutama
Negara berkembang yang rata-rata memiliki nilai tukar mata uang yang rendah.
Developing country mendapat keuntungan dengan kemudahan untuk mengekspor
barang domestiknya ke luar dan kemudahan untuk mendapatkan investor asing
sebagai penanam dana bagi usaha-usaha dalam negeri. Sedangkan developed
country lebih mudah dalam mendapatkan barang/jasa yang mereka inginkan.
Ada kesempatan yang terbuka lebar maka pasti ada persaingan
untuk mendapatkannya. Berikut ini ada dua macam keuntungan yang dapat
digunakan sebagai modal untuk meraih keberhasilan:

5
1.      Keuntungan absolut, disaat sebuah Negara dapat memproduksi sesuatu produk

yang lebih murah dan/atau kualitas yang lebih tinggi dari Negara lain. Contohnya

Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah

seperti minyak. Sehingga Indonesia dapat menjual minyak lebih murah.

2.      Keuntungan komparatif, disaat sebuah Negara memproduksi barang dengan lebih

efisien atau lebih baik daripada Negara lain yang memproduksi barang yang sama.

Contohnya produsen mobil sport Ferrari dalam penggunaan teknologi terpadu

pada pembuatan mobil balap.

Era globalisasi adalah situasi dan keadaan yang seolah-olah

tanpa batas antar orang, tugas, tempat, ruang atau dengan kata lain “mendunia.”

Sehingga dalam menjalankan bisnis dalam era globalisasi ini para pelaku bisnis

menghadapi tantangan utama, yakni: Pelanggan lebih menuntut kecepatan waktu,

dan budaya instant sudah menjadi trend masa kini. Hal ini menjadikan waralaba

yang laris adalah dapat menyediakan makanan cepat saji.

Etika-etika dalam bisnis kurang diperhatikan oleh pelaku

bisnis yang memang hanya mengandalkan kekuatan dan kekuasaan saja, sehingga

terjadilah pembagian-pembagian kepada pelaku bisnis menurut suku, etnis

ataupun agama.6[6]

Konsumen kini lebih cerdas dan kritis, dalam arti mereka tidak

hanya melihat harga tetapi juga membandingkan dengan mutu atau kualitas

produk dan pasti akan mengklaim jika kecewa terhadap suatu produk yang

dibelinya.

Ditentukan adanya standar mutu tertentu yang diputuskan secara

bersama-sama oleh suatu komite yang ditunjuk, misalnya ISO. Tingkat ekspansi
6
dan persaingan bisnis sangat tinggi, baik secara domestic maupun internasional,

begitu suatu produk muncul di pasaran dan ‘booming’, pasti dalam sekejap ada

produk lain yang meniru, entah halal maupun tidak.

Perkembangan internet dan bisnis dalam beberapa tahun ini juga

semakin terasa dampaknya dalam aktivitas masyarakat keseharian. Kemudahan

komunikasi yang disajikan memungkinkan perolehan informasi seketika.

Kemajuan teknologi komputer, telepon, dan televisi telah memberikan dampak

besar terhadap cara perusahaan menghasilkan dan memasarkan produk mereka.

Karena teknologi telah memudahkan manusia dalam berbagai jenis.

Jarak geografis dan budaya telah menyempit dengan munculnya pesawat udara,

mesin faks, dan lain-lain. Kemajuan-kemajuan ini membuat perusahaan untuk

mengerti bahwa hakikat pasar tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu.7[7]

Globalisasi dan teknologi telah mendorong kemajuan dalam

berbagai sektor. Keberhasilan pasar akan didapat oleh perusahaan yang mampu

menyesuaikan diri dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu mereka yang

mampu memberikan apa yang siap dibeli orang. Baik individu, bisnis, kota

bahkan seluruh negara harus menemukan cara menghasilkan nilai yang dapat

dipasarkan (marketable value) yaitu barang dan jasa yang menarik minat beli.

Dalam era globalisasi berarti setiap orang bisa mendapatkan

informasi dengan mudah dan dari mana saja dalam waktu yang singkat, segala

sesuatu yang terjadi di belahan dunia manapun bisa diakses oleh setiap orang,

pergolakan ekonomi dan perubahan mata uang dunia dapat dilacak dari

kantor/tempat kerja hanya lewat alat elektronik yang canggih yaitu komputer. Jadi

permasalahan dan tantangan berbisnis di Indonesia khususnya sangatlah multi


7
kompleks baik dari dalam perusahaan sendiri maupun dari luar seperti halnya

persaingan mutu produk atau pemasaran dalam perdagangan pasar dunia yang

mengglobal.

Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik

di pasar domestic (nasional) maupun di pasar internasional atau global.Tanpa

terkecuali di Negara kita, dunia usaha di Indonesia juga berkembang dengan

pesat. Perdagangan bebas AFTA (ASEAN Free Trade Area) di tahun 2003 dan

APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) mulai tahun 2020 memberikan

kesempatan para produsen untuk memasarkan produknya secara bebas.

     B.     Pengaruh Etika Bisnis dalam Era Globalisasi

Tidak semua kesempatan bisnis global dapat langsung


digunakan.Terdapat beberapa halangan yang dapat menghadang perdagangan
internasional seperti perbedaan sosial dan budaya, perbedaan ekonomi dan
perbedaan hukum dan politik.Perusahaan harus mampu menyikapi barrier
tersebut.
Sebagai dampak globalisasi dan perubahan teknologi, situasi
pasar saat ini didorong ke arah keadaan yang berbeda jauh sekali dibandingkan
situasi pasar sebelumnya. Perubahan-perubahan tersebut tampak pada berbagai
fenomena, antara lain:
a.       Kekuasaan saat ini sudah beralih ke tangan konsumen.
b.      Skala produksi yang besar tidak lagi merupakan keharusan.
c.       Batasan-batasan negara dan wilayah tidak lagi menjadi kendala.
d.      Teknologi dengan cepat dapat dikuasai dan ditiru.
e.       Setiap saat akan muncul pesaing-pesaing dengan biaya yang lebih murah.
f.       Meningkatnya kepekaan konsumen terhadap harga dan nilai.8[8]
    C.     Kode Etik dalam Etika Bisnis

8
Selain itu social budaya, ekonomi dan hukum-politik, yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan adalah Etika Bisnis. Etika bisnis adalah perilaku
baik atau buruk berdasarkan kepercayaan perseorangan dan norma sosial dengan
membedakan antara yang baik dan yang buruk. Kode Etik yang ada bersumber
dari pandangan anak-anak ke perilaku orang dewasa, pengalaman, perkembangan
nilai serta moral, dan pengaruh kawan.
Tujuan diciptakanya kode etik adalah:
1.      Meningkatkan kepercayaan publik pada bisnis.
2.      Berkurangnya potensial regulasi pemerintah yang dikeluarkan sebagai aktivitas
kontrol.
3.      Menyediakan pegangan untuk dapat diterima sebagai pedoman.
4.      Menyediakan tanggungjawab atas prilaku yang tak ber-etika.

Tanggung jawab sosial juga merupakan juga hal yang penting.


Tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep dimana sebuah perusahaan
terhubung dengan sosial dan lingkungan sekitar dalam hal proses bisnis dan
interaksi perusahaan dengan stakeholdernya. Tanggung jawab sosial dunia bisnis
tidak saja berorientasi pada komitmen sosial yang menekankan pada pendekatan
kemanusiaan, belas kasihan, dan semacamnya,
tetapi menjadi kewajiban yang sepantasnya dilaksanakan oleh para pelaku bisnis
dalam ikut serta mengatasi permasalahan sosial yang menimpa masyarakat.

     D.     Etika Bisnis di bidang Pemasaran dalam Menghadapi era Globalisasi


Dalam setiap produk harus dilakukan promosi untuk memberitahukan atau
menawarkan produk atau jasa agar mudah dan cepat dikenali oleh masyarakat
dengan harapan kenaikan pada tingkat pemasarannya.
Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi
menjadi diketahui oleh publik dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang
mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar
peraturan yang berlaku,
etika ini juga diperlukan agar dalam berpromosi tidak ada pihak-pihak yang
dirugikan oleh tekhnik promosi.
Cara-Cara Melakukan Promosi Dengan Etika Bisnis Dalam menciptakan
etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1.      Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-
masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2.      Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi
3.      Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-
ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu
usaha menciptakan etika bisnis.
4.      Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan
sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan
besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya.
Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang
seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5.      Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada
sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
6.      Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran
dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis.
7.      Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum
positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk
menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap
pengusaha lemah.[9][9]
BAB III
PENUTUP

      A.     Kesimpulan
Dalam kehidupan bermasyarakat, dikenal nilai-nilai dan norma-norma
etis.Begitu juga pada dunia bisnis pada umumnya.Bisnis perlu mengenal dan
memperhatikan etika.Dalam dunia persaingan yang ketat, bisnis yang berhasil
adalah bisnis yang memprhatikan nilai-nilai moral.Jadi antara etika dan bisnis ada
relevasinya.Adanya persaingan yang ketat antara pelaku usaha dan adanya prinsip
ekonomi untuk memperoleh kaentungan sebesar-besarnya, membuat para pelaku
bisnis bertindak tidak jujur.
Upaya perlindungan konsumen masih terdapat kendala-kendala antara lain
karena rendahnya kesadaran konsumen akan hak-haknya. Guna melindungi
konsumen dan produsen terhadap perdagangan dalam dan luar negeri, pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen.
      B.     Saran
1.      Perlu adanya pendidikan atau penyuluhan tentang etika bisnis kapada para pelaku
bisnis. Demikian pula penyuluhan tentang kehidupan berbisnis yang berlandaskan
etika yang merupakan keadilan ekonomi, serta hasil dari penerapan keadilan, yaitu
terwujudnya keadilan sosial.
2.      Pemerintah perlu mengembangkan dan menumbuhkan aparatyang mempunyai
kemampuan, kepekaan, serta kewibawaan untuk melaksanakan pengawasanserta
pembinaan kepada pelaku bisnis, agar praktek-praktek yang meninggalkan etika
bisnis tidak dilakukan lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Kristianto, Paulus Lilik. Jurnal Etika Bisnis. (online). Tersedia:

[9][9] Rizky Fauzi, Makalah Etika Bisnis. Diakses dari https://dark5ne55.blogspot.com/p/makalah-


etika-bisnis-era-global.html Pada 1 Januari 2014
http://www.ejurnal.ukrimuniversity.ac.id/file/414.pdf Html (10 Maret
2011)
Sundartini, Nurfajrianti. Pengertian Etika Bisnis Diakses dari. (online) Tersedia
https://antilicious.wordpress.com/2011/11/24/makalah-etika-bisnis/. Html
(24
November 2011).
Wikipedia, Globlisasi. (Online) Tersedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi.
Html (23 Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai