PENDAHULUAN
1
bisnis aktivitas manusia yang disengaja, etika juga hendaknya berperan
dalam bisnis.
Argumen lain berpandangan bahwa, aktivitas bisnis, seperti juga
aktivitas manusia lainnya, tidak dapat eksis kecuali orang yang terlibat
dalam bisnis dan komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika.
Bisnis merupakan aktifitas kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan
perilaku eksis.
Dalam masyarakat tanpa etika, ketidakpercayaan dan kepentingan
diri yang tidak terbatas akan menciptakan “perang antar manusia terhadap
manusia lain”, dan dalam situasi seperti itu hidup akan menjadi “kotor,
brutal, dan dangkal”.
Karenanya dalam masyarakat seperti itu, tidak mungkin dapat
melakukan aktivitas bisnis, dan bisnis akan hancur. Karena bisnis tidak
dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang paling
utama adalah mempromosikan perilaku etika kepada anggotanya dan juga
masyarakat luas.
Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dan profesi dengan
menunjukan bahwa etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dalam
mencari keuntungan. Contoh Perusahaan Merck dikenal karena budaya
etisnya yang sudah lama berlangsung, namun ia tetap merupakanperusahaan
yang secara spektakuler mendapatkan paling banyak keuntungan sepanjang
masa.
Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan menghukum
siapa saja yang mereka persepsi berprilaku tidak etis, dan menghargai siapa
saja yang mereka persepsi berprilaku etis. Pelanggan akan melawan
perusahaan jika mereka mempersepsi ketidakadilan yang dilakukan
perusahaan dalam bisnis lainnya, dan mengurangi minat mereka untuk
membeli produknya. Karyawan yang merasakan ketidakadilan, akan
menunjukkan absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan
tuntutan upah yang tinggi. Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa
organisasi adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun yang
2
dikatakan manajer, dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya,
etika merupakan komponen kunci manajemen yang efektif.
Dengan demikian, ada sejumlah argumen yang kuat, yang
mendukung pandangan bahwa etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dan
profesi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan
yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam
segala aspek atau sisi kehidupan kita dalam bermasyrakat.
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis
kata bisnis dari bahasa Inggris “business”, dari kata dasar busy
yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan. Di dalam melakukan bisnis, kita wajib untuk
memperhatikan etika agar di pandang sebagai bisnis yang baik.
1
Ludigdo, U. 2007. Paradoks Etika Akuntan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
5
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a. Teori Teleologi
• Egoisme Etis
2
Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
6
• Utilitarianisme
b. Deontologi
(1) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan
berdasarkan kewajiban. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung
pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada
kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu,
berartikalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
(2) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal
yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap
hormat pada hukum moral universal.
Contoh Penerapan :
3
Keraf, A. Sonny, dan Robert Haryono Imam. 1995. Etika Bisnis: Membangun
Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur. Penerbit Kanisius.
8
yang menerima data perusahaan tanpa adanya pihak perusahaan yang
membantu.
3. Prinsip Keadilan. Prinsip ini terutama menuntut orang yang profesional agar
dalam menjalankan profesinya, pelaku tidak merugikan hak dan
kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yang dilayani dalam
rangka profesinya.
Contoh Penerapan :
- Seorang atasan menjalankan profesinya dengan seadil mungkin.
Misalnya, memperlakukan semua karyawan dengan baik dan
sewajarnya tanpa membeda-bedakan karyawan baik dari bagian bawah
(Lower), menengah (Middle) maupun atas (Top). Jika salah santu
diantara mereka memiliki kesalahan dalam menjalankan tugas masing-
masing, maka sebagai atasan yang profesional dan adil, tentunya ia akan
9
mengeluarkan ketegasan atau melakukan peringatan yang sama. Hal ini
bisa juga berlaku dalam sistem penggajian karyawan.
4. Integritas Moral. Prinsip integritas adalah suatu elemen karakter yang
mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas
yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark)
bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Contoh Penerapan :
- Bekerja sama dalam menjual produksi barang hasil perusahaan
manufaktur. Dalam teknis pelaksanaannya, manufaktur bisa dikatakan
menguntungkan bilamana alur pendistribusian berjalan semestinya. Hal
ini bisa dilihat dari bagian penjualan atau gudang penjualan pihak
manufaktur yang melakukan distribusi ke pihak agen, produsen dan
sejenisnya. Jika jumlah unit barang yang dijual antara perusahaan ke
pihak agen sama maka hal ini dapat dikatakan prinsip saling
menguntungkan. Tentunya kegiatan ini tidak akan mengalami hambatan
atau kendala teknis.
- Kerja sama yang dilakukan antara 2 perusahaan,misalnya perusahaan
penghasil kaleng (can) dengan perusahaan minuman yang saling
berkaitan atau membutuhkan. Kemudian perusahaan minuman tersebut
menghasilkan banyak produk minuman dengan varian rasa yang
berbeda. Saat dijual ke pasaran, ternyata pasar memberikan respon
10
positif terhadap kualitas minuman dan packagingnya. Tentunya Hal ini
berdampak pada order pemesanan kaleng, sehingga kedua perusahaan
tersebut mendapatkan nilai penjualan yang baik.
4
Hartman L.P. 2005. Perspectives in Business Ethics. Third Edition.
11
prinsip-prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah
suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara
moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis
membantu pra pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan
yang dinilai tidak etis.
b. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia
bisnis, tetapi juga metematika. Dalam hubungan ini, etika bisnis mengkaji
apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada
organisasi atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah
perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.
c. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandanganmengenai
bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi
pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya
masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan.
d. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi
perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain-
lain.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
atau kebohongan yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu
diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila ada salah satu
pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat
berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16