Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKA BISNIS
ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Oleh :
KELOMPOK 8
Nur Indah 202210306
Nur Hamida 202210316

A.Andi Ashadi 202210250

Muh Tabri Aziz Sena 202210328


Rismatanti Dewi Lestari 202210313
Zalsyabilah 202110137

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR


JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Etika bisnis dapat diartikan sebagai peraturan tidak tertulis sebagai landasan norma dan
perilaku yang harus dipatuhi oleh seluruh lapisan dalam perusahaan. Dengan menjalankan etika
bisnis yang baik, sebuah perusahaan bisa mendapat nilai dan kepercayaan lebih dari masyarakat,
negara, dan bahkan kompetitornya.

Etika menjadi titik sentral dalam setiap kegiatan bisnis yang berskala global karena bisnis tidak
cukup di jalankan berdasarkan transaksi yang diikat oleh kontrak-kontrak formal dan legal saja,tetapi
juga perlu dilandasi oleh rasa saling percaya di antara pihak-pihak yang terlibat di dalam
proses transaksi tersebut.

Salah satu contoh penerapan dari berbisnis yang penuh etika adalah menyebutkan nama klien
dengan baik saat rapat atau pertemuan. Menjadi sangat penting dan menjadi menghormati ketika
mengetahui nama klien yang akan diajak kerjasama. Hal ini juga bisa membeíikan suasana
bisnis yang sehat, nyaman dan penuh kepercayaan.ľanpa etika dalam berbisnis, persaingan antar
perusahaan dapat menjadi tidak sehat, konsumen menderita, teíjadi pencemaran lingkungan atau
menimbulkan praktek monopoli perdagangan.

Para ahli sering berkelakar bahwa etika bisnis merupakan sebuah kontradiksi istilah karena ada
pertentangan antara etika dan minat pribadi yang berorientasi pada pencarian keuntungan. Ketika ada
konflik antara etika dan keuntungan, bisnis lebih memilih keuntungan daripada etik a. Dalam tinjauan
Business Ethics mengambil pandangan bahwa tindakan etis merupakan strategi bisnis jangka panjang
terbaik bagi perusahaan sebuah pandangan yang semakin diterima dalam beberapa tahun belakangan
ini. Oleh karena itu, pemahaman tentang etika bisnis diperl ukan untuk para pelaku bisnis agar usaha
yang dijalankan dapat menjadi suatu usaha bisnis yang beretika dan mengurangi resiko kegagalan.

Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan, etika
bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota
suatu kelompok.Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-
rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai ramb u
dalam suatukelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada
suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanak an. Etika di
dalam bisnis dunia internasional sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam
kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.

Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat
karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi
batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak
lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan
hukum sebagai pemasok, pembeli,dan lain-lain.
A. Batasan Masalah

Pada makalah ini akan membatasi pelanggaran etika bisnis yang harus dihindari

1. Mencuri ide bisnis. Salah satu pelanggaran kelas berat yang dilakukan oleh pesaing bisnis
adalah mencuri ide bisnis.

2. Penipuan.
3. Melakukan Tag Secara Acak.
4. Menggunakan Foto Produk Orang Lain.
5. Tidak Aktif dan Tidak Kreatif.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui pengertian etika dan korelasinya dengan moralitas

2. Mengetahui pengertian dan konseptual etika bisnis

3. Mengetahui pentingnya etika dalam dunia bisnis

4. Mengetahui penerapan etika bisnis dalam organisasi perusahaa

5. Mengetahui isu isu dan persoalan yang umum terjadi dalam hal etika dalam bisnis
Internasional
C. Metode Penulisan
Metode penulisan oleh penulis dalam penyusunan makalah ini yakni menggunakan
data referensi dan literature yang terkait dari buku dan situs internet.
BAB II
DASAR
TEORIDAN
A.Dasar Teori
PEMBAHASAN
1.Pengertian Etika

etiquette yang berarti tata cara pergaulan ya ng baik antara sesama manusia.
Sementara ituetika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan
cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.
Jika kata etika dik aitkan dengan kata bisnis akan menjadi Etika Binis(business
ethics). Steade et al (1984: 701) dalam bukunya ”Business, It’s Natural and
Environment AnIntroduction”memberi batasan yakni, ”business ethics is Etika berasal
dari kata ethos, salah satu cabang ilmu filsafat oksiologi membahas bidang etika
yaitu,tentang nilai keutamaan dan bidang estetika, nilai-nilai keindahan, serta
pemilihan nilai-nilai kebaikan.Jika ditinjau dari bahasa Inggris, etika berasal dari kata
ethics, yakni ilmu tentang kesusi laan yang menentukan bagaimana patutnya manusia
hidup dalam masyarakat Emanuel Kant, mengajukan satu pertanyaan was sall ich
tun?(apa yang akan kita lakukan?) (sesuai dengan norma yang berlaku).Pertanyaan
ini pada intinya ada suatu “pilihan” yang berarti adanya konsep nilai terhadap
perbuatan kita lakukan. Tugas Etika bagi orang-orang yang berfikir dan bergerak
secara teoritis yakni untuk memahami masalah- masalah yang dihadapi (baik masalah
kehidupan maupun masalahilmu),
Dimana tujuan penerapan etika adalah untuk “orientasi” ketika seseorang
dihadapkan “sesuat uhal” yang harus dia putuskan baik untuk menilai maupun
bertindak. Contoh: Ketika seseorang berdagang, ia harus mampu menentukan apakah
untuk mendapatkan keuntungan ia harus, menimbun barangnya dulu, menjual dengan
harga yang mahal, mengoplos dengan kualitas rendah, atau ia a kan menjual
barangnya dengan harga yang wajar.Uno (2004) membedakan pengertian etika
dengan etiket.
Etiket (sopan santun) berasal dari bahasaPrancis ethical standards that concern
both the endsand means of business decision makin g”.Ginanjar Kartasasmita dalam
seminar SDM mengatakan bahwa etika merupakan ilmu yang mendalami standar
moral perorangan dan standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana
standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk
akal atau tidak masukakal standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang
bagus atau jelek.

2.Hubungan Etika dan Moralitas


Menurut Kamus Inggris Indonesia Oleh Echols and Shadily (1992: 219), moral
dapat diartikan sebagai akhlak, dan susila (su=baik, sila=dasar, susila=dasar-dasar
kebaikan); Moralitas berarti kesusilaan; sedangkan (Ethics) = etika, tata susila.
Sedangkan secara etika ( ethical) diartikan pantas,layak, beradab, susila. Jadi kata
moral dan etika penggunaannya sering dipertukark an dan disinonimkan,yang
sebenarnya memiliki makna dan arti berbeda. Moral dilandasi oleh etika, sehingga
orang yangmemiliki moral pasti dilandasi oleh etika. Demikian pula perusahaan yang
memil ikietika bisnis pasti manajernya dan segenap karyawan memiliki moral yang
baik.Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu
benar dan salah,atau baik dan jahat.

Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis


tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita
terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral buruk.
Norma moral seperti “selalu katakan kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu
salah”. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai pernyataan yang
mendeskripsikan objek-objek atau ciri- ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran
itubaik” dan “ketidakadilan itu buruk”.Standar moral pertama kali terserap ketika masa
kanak-kanak darikeluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti masjid, gereja,
sekolah, televisi, majal ah, music dan perkumpulan.Hakekat standar moral:

1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan
secara serius ataubenar-benar menguntungkan manusia
2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewa
otoritatif tertentu.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khusu
snya) kepentingan diri.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak
5. Stan dar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu

3. Pengertian Etika Bisnis


Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi
iniberkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilakubisnis.Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke
dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikanbarang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam
organisasi.Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiat an bisnis:

1. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga m
empertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
2. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat

3. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman


bagi pihak–pihak yang melakukannya.Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan
rasa saling percaya. Dengan saling percaya, kegiatan bisnis akan berkembang baik.
Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin
kegiatan.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,antara
lain ialah:
1. Pengendalian Diri
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility )
3. Mempertahankan Jati Diri Dan Tidak Mudah Untuk Terombang-ambing Oleh
PesatnyaPerkembangan Informasi Dan Tekhnologi.
masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu:
1. Suap adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta sesuatu
yang berharga dengan tujuan Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan
membeli pengaruh empengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan
kewajiban publik.
'Pembelian' itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang,
maupunpembayaran kembali' setelah transaksi terlaksana. Suap kadangkala tidak mudah
dikenali.Pemberian cash atau penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan
sebagai cara suap,tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap,
tergantung dari maksud danrespons yang diharapkan oleh pemberi hadiah.
2. Paksaan (Coercion), adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit
kenaikan jabatan,pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu.
3. Penipuan (Deception), adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja
denganmengucapkan atau melakukan kebohongan.
4. Pencurian (Theft ), adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita
ataumengambil property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut
dapat berupaproperty fisik atau konseptual.
5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), adalah perlakuan tidak adil atau penolakan
terhadaporang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan,
atau agama.Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang dengan setara tanpa
adanya perbedaan yangberalasan antara mereka yang 'disukai' dan tidak.
4. Pentingnya Etika Dalam Dunia Bisnis
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar
tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh?.Di dalam
bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan
yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah
demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah
menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya
tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat.
Tindakan markup,ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak
memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan
segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada
pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu
membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara
sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan
langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola

Hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis
terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya
dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan
perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa
perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis.Pasalnya, kondisi
hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta
perkembangan dibidang ekonomi.
Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks.
Akibatnya, Ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan
dirugikan, karena peranti hukum danaturan main dunia usaha belum mendapatkan
perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi
pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh.
Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional.
5. Penerapan Etika Pada Organisasi Perusahaan
Dapatkah pengertian moral seperti tanggung jawab, perbuatan yang salah dan
kewajiban diterapkan terhadap kelompok seperti perusahaan, ataukah pada orang
(individu) sebagai perilaku moral yang nyata? Ada dua pandangan yang muncul atas
masalah ini:Ekstrem pertama, adalah pandangan yang berpendapat bahwa, karena
aturan yang mengikat, organisasi memperbolehkan kita untuk mengatakan bahwa
perusahaan bertindak seperti individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang
mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab secara moral untuk
tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah bermoral atau tidak bermoral
dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
Ekstrem kedua, adalah pandangan filsuf yang berpendirian bahwa tidak masuk akal
berpikir bahwaorganisasi bisnis secara moral bertanggung jawab karena ia gagal
mengikuti standar moral ataumengatakan bahwa organisasi memiliki kewajiban moral.
Organisasi bisnis sama seperti mesin yang anggotanya harus secara membabi buta
mentaati peraturan formal yang tidak ada kaitannya denganmoralitas. Akibatnya, lebih
tidak masuk akal untuk menganggap organisasi bertanggung jawab secaramoral karena
ia gagal mengikuti standar moral daripada mengkritik organisasi seperti mesin yang
gagal bertindak secara moral. Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan dan
tindakan individumanusia, indivdu-individulah yang harus dipandang sebagai penjaga
utama kewajiban moral dantanggung jawab moral : individu manusia bertanggung jawab
atas apa yang dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan secara keseluruhan
mengalir dari pilihan dan perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru, kekeliruan
itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang dilakukan olehindividu dalam perusahaan itu,
jika perusahaan bertindak secara moral, hal itu disebabkan oleh pilihanindividu dalam
perusahaan bertindak secara bermoral.
6. Globalisasi, Perusahaan Multinasional dan Etika Bisnis
Globalisasi adalah proses yang meliputi seluruh dunia dan menyebabkan system
ekonomi sertasosial negara-negara menjadi terhubung bersama, termasuk didalamnya
barang-barang, jasa, modal,pengetahuan, dan peninggalan budaya yang
diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara kenegara lain. Proses ini
mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rintangan
perdagangan dan munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan system
transportasi seperti internet dan pelayaran global, perkembangan organisasi
perdagangan dunia (WTO), bank dunia,IMF, dan lain sebagainya.Perusahaan
multinasional adalah inti dari proses globalisasi dan bertanggung jawab dalam transaksi
internasional yang terjadi dewasa ini. Perusahaan multinasional adalah perusahaan
yang bergerak di bidang yang menghasilkan pemasaran, jasa atau operasi administrasi
di beberapa negara.Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang melakukan
kegiatan produksi, pemasaran, jasa danberoperasi di banyak negara yang berbeda.
Karena perusahaan multinasional ini beroperasi di banyak negara dengan ragam
budaya dan standar yang berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa
perusahaan melanggar norma dan standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.
B. PEMBAHASAN
Banyak persoalan etika dan dilema dalam bisnis internasional yang berakar pada
system politik, hukum, kemajuan ekonomi, dan budaya yang sangat berbeda antar
Negara. Akibatnya, apa yang dianggap abik di satu Negara belum tentu dianggap baik
di Negara lain. Karena manajer bekerja untuk institusi yang melebihi batas Negara dan
budaya, maka manager dari perusahaan multinasional harus peka terhadap perbedaan
dan harus memlih kegiatan etika dalam berbagai keadaan karena berpotensi
menimbulkan masalah dalam etika.Dalam tatanan bisnis internasional, persoalan etika
yang paling umum adalah kebiasaan pekerja,hak asasi manusia, peraturan lingkungan,
korupsi, dan kewajiban moral dari perusahaan multinasional.
1. Kebiasaan para pekerja
Dalam kasus pembuka, masalah etika dihubungkan dengan kebiasaan pekerja di
Negara lain.Ketika kondisi kerja di Negara tempat investasi lebih rendah dari kondisi
kerja dari tempat asal perusahaan multinasional tersebut,standart apa yang harus
dipilih? Apa dari Negara asal, Negara tempat investasi atau diantaranya? Ketika tiap
Negara dianggap sama, maka berapakah perbedaan yang dapat diterima? Seperti,
bekerja 12 jam sehari, gaji rendah dan gagal ,melindungi pekerja dari bahan berbahaya
mungkin umum dilakukan di beberapa Negara berkembang, tap apakah hal ini berarti
baik bagi perusahaan multinasional untuk menerima keadaan kerja tersebut atau
memaafkan melalui pemborong? Seperti kasus pada merk sepatu Nike, pendapat yang
kuat dapat menjadi kebiasaan yang tidak tepat. Tapi tetap meninggalkan pertanyaan,
apakah standart yang harus digunakan? Kita haruskembali dan menyadari kasus ini di
bab selanjutnya. Untuk sekarang, mengumumkan standart minimal keamanan dan
martabat pekerja dan memakai jasa audit adalah cara yang terbaik untuk
mengatasimaslah ini. Seperti yang dilakukan perusahaan Levi Strauss yang pada tahun
1990an memutuskan kontrak dengan penyuplai terbesar, The Tan Family. Karena The
Tan memperkerjakan perempuan cinadan Filipina 74 jam per minggu di halaman
tertutup di Pulau Mariana.
2. Hak Asasi Manusia
Hak asasi dasar manusia di beberapa Negara masih belum dihargai. Seperti
diantaranya,kebebasan berorganisasi, kebebasan berbicara, kebebasan berpolitik,
dan sebagainya. Contoh yanga paling nyata adalah yang terjadi di Afrika Selatan.
Yaitu politik pembedaan warna kulit (apartheid) yang terjadi sampai tahun 1994.
Apartheid adalah pemisahan kulit putih dengan kulit hitam yang menyediakan
pekerjaan bagi kulit putih dan melarang kulit hitam bekerja pada usaha yang dikelola
kulit putih. Meskipun menggunakan sistem seperti ini, banyak pengusaha barat
beroperasi di Afrika Selatan. Tahun 1980, banyak yang menanyakan kebijakan ini.
Mereka berpendapat, investasi mereka menikkan status ekonomi dan dapat menekan
rezim yang berkuasa.Beberapa perusahaan barat mengubah kebijakan mereka,
diantaranya General Motors (GM).GM menggunakan prinsip Sullivan, yaitu seorang
anggota jajaran kepengurusan GM. Sullivan berpendapat bahwa GM dapat
beroperasi di Afrika Selatan dengan dua syarat, yaitu perusahaan tidakboleh
melakukan hukum apartheid dan dengan kekuatan yang dimiliki, perusahaan harus
berusaha melakukan usaha untuk penghapusan politik apartheid.Hukum Sullivan ini
digunakan oleh semua perusahaan barat yang beroperasi di Afrika Selatan.
Perlawanan ini diabaikan oleh pemerintah Afrika Selatan karena mereka tidak
mau melawan parainvestor. 10 tahun kemudian, Sullivan mengatakan bahwa teorinya
tidak cukup untuk menghapus politik apartheid. Dan beberapa perusahaan yang
menjalankan hukum ini tidak bisa meneruskan usahamereka di Afrika Selatan.
Diantaranya Exxon, GM, Kodak, IBM dan Xerox. Pada saat bersamaan, danapension
mengatakan tidak mau bekerjasama dengan perusahaan yang menjalankan usaha di
Afrika Selatan.Tekanan ini dan akibat sanksi ekonomi yang diberikan AS, berjasa atas
penghapusan politika partheid dan memperkenalkan Pemilihan Umum pada 1994.
Hal ini dinilai meningkatkan hak asasimanusia di afrika selatan.
Meskipun perubahan terjadi di Afrika Selatan, masih ada beberapa rezim yang
masih berjalan di dunia ini. Apakah pantas melakukan usaha di Negara seperti ini?
Banyak yang berkata,bahwa investasi bisa menekan kebijakan ekonomi, politik, dan
social yang membuat rakyat melawankepada rezim.
Hal ini telah dijelaskan di bab 2 dimana kemajuan ekonomi bisa menekan untuk
demokrasi.Secara umum, perusahaan multinasional yang berinvestasi di Negara
yang kurang demokratis bisa meningkatkan HAM di Negara tersebut. Seperti di
China, meskipun dikenal kurang demokrasi dansering dipertanyakannya HAM
disana, ternyata investasi bisa meningkatkan kondisi ekonomi dan meningkatkan
standart kehidupan. Kemajuan ini secara tidak langsung menekan rakyat Cina agar
lebih berani berpartisipasi dalam pemerintahan, politik dan kebebasan berbicara. Tapi
pendapat ini masih terbatas. Seperti kasus di Afrika Selatan, beberapa rezim tidak
setuju bahwa investasi bisa mendukung perbaikan etika. Contoh lain adalah
Myanmar (Burma).
Dikuasai rezim militer lebih dari 40 tahun,Myanmar adalah salah satu pelaggar
HAM paling berat. Tahun 1990an banyak perusahaan Barat dituduh melampaui batas
etika yang sangat keras. Beberapa pengejek berpendapat bahwa Myanmar adalah
Negara dengan ekonomi kecil, sehingga hukuman tidak mampu membuat
mekanisme dari dalam untuk membuat acuan agar tidak bertentangan dengan HAM.
3. Peraturan Lingkungan (Polusi )
Masalah etika muncul ketika peraturan lingkungan di negara investasi lebih
rendah dibandingkan dari negara asal investor. Banyak negara maju yang mengatur
tentang peraturan dasar tentang pembuangan gas emisi, pembuangan bahan
berbahaya, penggunaan bahan beracun dan sebagainya. Peraturan ini kadang
kurang diperhatikan di negara berkembang dan menurut laporan,hasil polusi industri
tersebut bisa sampai ke tiap rumah.
Contohnya adalah yang terjadi di Nigeria. Pada laporan tahun 1992 oleh
pemerhatikan lingkunganisinya: Industri minyak telah menyebabkan polusi udara baik
siang maupun malam, menghasilkan gas beracun yang secara diam–diam dan
secara sistematis mengganggu biota air dan membahayakan hidup dari tanaman,
permainan dan manusia itu sendiri, kita telah polusi air secara meluas dan
polusitanah yang menyebabkan kematian terhadap hewan air, dan ikan dan di sisi
lain lahan pertanian terkontaminasi dan tanah menjadi berbahaya untuk ditanami,
meskipun mereka meneruskan menggunakannya. Contoh diatas menunjukkan
bahwa kontrol terhadap polusi di Nigeria kurang dibandingkan dengan di negara
maju.
Haruskah perusahaan multinasional merasa tidak bersalah telah membuat polusi
di negara lain?Apakah bermoral ketika suatu perusahaan memutuskan berproduksi
di negara berkembang karena kontrol terhadap polusi tidak diperlukan dan
perusahaan bebas merusak lingkungan dan mungkin membahayakan penduduk lokal
demi menekan biaya produksi dan mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya?
Apakah hal yang benar dan tindakan moral seperti apakah yang harus digunakan
menghadapi keadaan seperti itu? Membuat polusi demi keuntungan ekonomi atau
mengikuti peraturan yang melekat tentang standart pengaturan polusi? Pertanyaan
ini menjadi penting karena sebagian besar dari lingkungan adalah milik umum tanpa
ada pemilik tetapi semua orang bisa merampasnya. Tidak adaseorangpun yang
memiliki udara dan lautan tapi merusak keduanya tidak peduli dimana tempatnya
merugikan semuanya. Lautan dan udara adalah barang yang semua orang
membutuhkan tapi tidak ada seorangpun yang bertanggung jawab.
Dalam beberapa kasus fenomena yang dikenal sebagai tragedi yang sering
menjadi diterima dan biasa. Tragedi terjadi ketika sumber daya digunakan oleh
semua orang dan digunakan berlebihan sehingga mengalami kerusakan. Kata
fenomena pertama digunakan oleh Garrett Hardin yang menjelaskan masalah pada
abad 16 di Inggris. Daerah terbuka yang umum bagi semua digunakan sebagai
padang untuk menggembala ternak. Orang miskin menggunakan padang rumput ini
dan ternyata menambah penghasilan mereka. Sangat menguntungkan ketika terus
menambah jumlah ternak, tetapi masalah sosial yang dihadapi jauh dari keuntungan
yang didapatkan dari beternak.Hasilnya menghabiskan rumput, merusak padang
rumput dan menghabiskan kandungan alam yang ada.Dalam masyarakat modern,
perusahaan bisa berperan membuat tragedi global dengan cara memindahkan usaha
ke tempat yang bisa dengan bebas membuang limbah ke udara atau kelaut
dansungai dan dapat merusak hal yang berharga di alam ini. Mungkin hak ini tidak
melanggar hukum, tapi apakah pantas dilakukan? Sekali lagi, diperlukan respon
sosial terhadap etika yang berlaku.
4. Korupsi
Kasus korupsi menjadi masalah utama di hampir semua sejarah manusia dan
terus berlanjut sampai sekarang. Korupsi ada dan akan selalu ada dalam
pemerintahan. Bisnis internasional mendapatkan keuntungan dengan membayar
pemerintahan yang seperti ini. Contoh klasik adalah kejadian pada tahun 1970an.
Carl Kotchian, presiden dari Lockheed membayar $12,5 juta kepada agen Jepang
dan pemerintah untuk memuluskan pesanan besar untuk Lockheed Tristar dari
Nippon Air.Ketika hal ini diketahui, pejabat dari AS menuduh Lockheed membuat
laporan palsu dan menggelapkan pajak. Meskipun pembayaran ini di Jepang diterima
dari bagian bisnis, hal ini menjadi skandal dan kasusyang besar. Pejabat pemerintah
dianggap melanggar hukum, satu anggota bunuh diri, pemerintahan bermasalah dan
masyarakat Jepang marah. Ternyata pembayaran seperti ini tidak diterima oleh
masyarakat Jepang. Hal ini dianggap tidak berbeda dengan uang suap yang
dibayarkan kepada pejabat untuk melancarkan pesanan raksasa seperti Boeing.
Kotchian berlaku sangat tidak pantas dan berpendapat bahwa pembayaran tersebut
sah. Dan ternyata hal itu sama sekali salah! Kasus Lockheed mendorong Foreign
Corrupt Practices Art pada tahun 1977 tang telah dijelaskan di bab2. ini berisikan
tentang memberikan uang suap terhadap pejabat negara lain untuk melancarkan
bisnis.Beberapa perusahaan AS menganggap ini adalah kerugian dalam bersaing.
Dan hal ini dianggap sebagai pembayaran perantara. Sebagaian mengetahui sebagai
uang cepat dan hal ini dilakukan untuk mengamankan kontrak yang belum aman atau
membayar untuk mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintah setempat tetapi
tidak mendapatkan hak tersebut di negara lain.
Tahun 1997, anggota dari Organization for Economic Cooperation and
Development ( OECD )membuat AS menggunakan Convention on Combating Bribery
of Foreign Public Officials in InternationalBusiness Transactions. Pertemuan yang
diadakan pada 1999 menyuruh anggota agar memasukkan penyuapan sebagai
tindakan kriminal. Pertemuan ini juga memperantarai pembayaran antara perusahaan
dan pemerintahan secara rutin. Agar menjadi efektif, hukum ini harus diadopsi ke
hukum lokal di setiap negara dan sampai sekarang sedang diusahakan.Ketika
menyalurkan pembayaran, masalah etika masih menjadi hal yang gelap. Di banyak
negara, pembayaran terhadap pejabat pemerintah sudah menjadi bagian hidup
sehari–hari.
Baberapa berpendapat tidak berinvestasi karena tidak mau membayar suap
mengacuhkan bahwa investasi bisa meningkatkan standart ekonomi dengan
menambah pendapatan dan menambah lapangan kerja. Darihal tersebut, memberi
suap meskipun salah mungkin adalah hal yang harus dibayar untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih baik. Beberapa langkah ekonomi ini dinilai dapat menembus
regulasi tidak praktispada negara berkembang sehingga dapat membantu korupsi
untuk tumbuh! Teori ekonomi ini membuat beberapa negara merubah batas
mekanisme pasar, korupsi dalam pasar gelap,penyelundupan dan pembayaran
rahasia pada para birokrat untuk mempercepat usaha sehingga menambah
kesejahteraan. Pendapat seperti ini digunakan untuk membujuk kongres AS untuk
menerima pembayaran dari Foreign Corrupt Prctices Act.
Sebaliknya, pakar ekonomi lain mengatakan bahwa korupsi mengurangi
pendapatan dariinvestasi bisnis dan membuat pertumbuahn ekonomi rendah. Di
negara dimana korupsi menjadi halbiasa, birokrat yang tidak produktif yang
menginginkan pembayaran lain untuk memberi izin mengalihkan keuntungan bisnis.
Pengurangan keuntungan ini memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi.
Penelitian terhadap lebih dari 70 negara menunjukkan bahwa korupsi mempunyai
dampak negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu
negara.Debat dan rumitnya masakah ini tetap berlangsung dan sekali lagi kita dapat
memutuskan memberisuap adalah hal yang tidak pantas dilakukan.
Benar, bahwa korupsi adalah tidak baik dan menggangu perekonomian suatu
negara tapi pada kasus tertentu dibutuhkan pembayaran terhadap pemerintah agar
menghapuskan halangan untuk menciptakan lapangan kerja baru. Bagaimanapun,
suap membuat korusi semakin buruk dan buruk. Korupsi kembali pada diri masing–
masing dan memulai untuk tidak korupsi adalah hal yang tidak mustahil meskipun
sulit. Pendapat ini memperkuat masalah etika agar jangan mendekati korupsi apapun
keuntungan yang didapat dari korupsi.Banyak perusahaan multinasional yang setuju
dengan kalimat ini, seperti contohnya perusahaan minyak BP yang tidak memberi
toleransi sedikitpun terhadap pelaku korupsi.
5. Kewajiban moral
Perusahaan multinasional mempunyai kekuatan untuk mengatur sumber daya
dan kemampuan mereka untuk memindahkan produksi dari satu negara ke negara
lain. Kekuasaan tersebut tidak hanyad ibatasi oleh hukum dan peraturan tapi juga
oleh kedisiplinan dari pasar dan proses yang bersaing juga penting. Beberapa
berkata bahwa kekuasaan yang berakar pada tanggung jawab sosial bisa
memberikan suatu komunitas hasil yang baik dan kemajuan. Konsep awal dari
tanggung jawab sosial adalah sebuahide yang dimiliki pengusaha yang harus
mempertimbangkan konsekuensi sosial ketika membuat keputusan bisnis dan harus
membuat anggaran untuk menentukan agar tercipta ekonomi yang baik dan
konsekuensi sosial yang baik.Tanggung jawab sosial mudah dilakukan karena suatu
cara yang baik untuk memlakukan sebuah bisnis.
Beberapa berpendapat bahwa bisnis, umumnya bisnis besar harus menyadari
kewajiban kebangsawanan mereka dan harus memberi imbal balik pada masyarakat
yang membuat merekamenjadi sukses.
Kewajiban kebangsawanan berasal dari bahasa perancis yang artinya
kehormatan dan murah hati yang dimiliki oleh seorang bangsawan.Dalam dunia
bisnis, menjadi murah hati adalah sebuah tangung jawab menjadi usahawan
yangsukses. Hal ini telah lama disadari oleh pengusaha dan hal ini dapat menjadikan
menaikkan kesejahteraan dari komunitas dimana mereka menjalankan
usaha.Bagaimanapun juga, masih ada beberapa perusahaan yang
menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi. Cerita sejarah yang paling
terkenal adalah the British East India Company. Didiriaknpada tahun 1600, the East
India Company menjadi kekuatan yang dominan di India pada abad ke 19.besarnya
kekuasaan dapat dilihat dari mereka mempunyai 40 kapal perang, memiliki pasukan
tantara terbesar di dunia dan secara de facto menguasai 240 juta penduduk dan
memiliki uskup tersendiri untuk menunjukkan dominasi mereka dalam dunia
kegamaan.
Kekuasaan adalah hal yang normal. Tergantung kekuatan tersebut digunakan
untuk apa. Bisa digunakan untuk hal yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan
yang pantas dilakukan atau bisa digunakan untuk mengerjai yang bertingkah tidak
pantas. Seperti dalam kasus News Corporation yang merupakan salah satu kerajaan
media terbesar di dunia yang terdapat dalam Mamajemen Focus. Kekuasaan yang
mereka peroleh, mereka dapat dengan cara membangun persepsi publik dengan
cara memilih berita –berita yang mereka tayangkan. Pendiri News Corporation dan
CEO Rupert Murdoch telah lama menyadari bahwa China akan menjadi salah satu
pasar yang menjajikan dalam pasar media dan tanpa izin mereka memperluas
jaringan News Corporation di China yang menggunakan satelit Star TV.
Beberapa yang tidak setuju mengatakan bahwa Murdoch menggunakan cara
yang tidak pantas untuk menyelesaikan tujuan ini.Beberapa perusahaan
multinasional telah menyadari kewajiban moral ini yaitu menggunakan kekuasaan
mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. BP, salah satu
perusahaan minyak terbesar dunia, telah membuat keputusan untuk melakukan
investasi sosial di negara merek melakukan usaha. Di Algeria, BP melaksanakan
proyek gas di tengah gurun Salah.ketika perusahaan mengetahui bahwa dai Salah
kekurangan air, perusahaan membangun 2 pipa air untuk menyediakan minum dan
menyediakan air agar dapat dibawa pulang oleh penduduk Salah. Tidak adal alasan
ekonomi untuk melakukan hal ini, tapi perusahaan percaya bahwa mereka memiliki
tanggung jawab moral untuk membangun masyarakat. Meskipun hal ini kecil bagi BP,
tapi merupakan hal yang penting bagi penduduk lokal.
6. Dilemma Etika
Kewajiban etika dari perusahaan multinasional terhadap kondisi tenaga kerja,
HAM, korupsi,pencemaran lingkungan, dan penggunaan energi tidak terlalu jelas.
Disini kemungkinannya adalah tidak adanya kompromi atau pembicaraan lebih lanjut
tentang pemahaman terhadap etika tersebut.
Dari pandangan bisnis internasional, terdapat perdebatan apakah etika
tergantung pada satu pandangan budaya.Di USA, eksekusi hukuman dapat diterima,
tapi pada budaya lain ini tidak ditrima-eksekusihukuman mati dipandang sebagai
suatu hinaan terhadap harga diri manusia dan hukuman mati tidakdibenarkan.
Banyak orang Amerika memandang bahwa cara berpikir seperti itu aneh, tapi orang-
orang Eropa memandang orang Amerika kejam. Terhadap orientasi bisnis misalnya,
praktek ”gift giving”
Antara pihak-pihak terhadap negosiasi bisnis.Ketika praktek ini betul-betul
dipertimbangkan sebagai tindakan yang benar dan pantas dibudaya Asia, beberapa
orang barat memandang praktek ini sebagai bentuk suap, dan oleh karena
itudianggap tidak beretika, terutama apabila pemberian tersebut merupakan sesuatu
yang penting.
Manager harus dihadapkan pada kenyataan etika dilema. Contohnya, bayangkan
apabila eksekutif Amerika berkunjung dan melihat cabang perusahaannya yang
bertempat di negara miskin mengupah gadis berusia 12 tahun untuk bekerja di
perusahaannya. Hal ini cukup mengejutkan melihat bahwacabang perusahaannya
menggunakan tenaga kerja anak-anak telah melanggar kode etika yang dimiliki.
oleh perusahaan tersebut, orang amerika tersebut menginstruksikan kepada
manager local untuk mengganti anak-anak dengan orang dewasa. Manager local
mematuhi perintah tersebut. Gadis yatimpiatu tersebut yang bekerja untk mencari
sesuap nasi untuk dia dan adiknyayang baru berumur 6 tahun,sudah tidak mendapat
pekerjan lain, da dia putus asa sampai pada akhirnya dia bekerja di bidang prostitusi.
Dua tahun kemudian dia meninggal karena penyakit AIDS. Akhirnya adiknya menjadi
pengemis. Si adik bertemu dengan orang Amerika tersebut ketika ia mengemis di luar
Mc. Donald’s.
Sebenarnya keadaan ini merupakan tanggung jawabnya yang dia lupakan., anak
laki-laki itu mengemis pada orang Amerika tersebut. Dan orang Amerika itu
mempercepat langkahnya dan berjalan lebih cepat dan masuk ke Mc. Donald’s
dimana dia memesan empat buah chesseburger, kentang goreng, milkshake.Satu
tahun kemudian anak laki-laki itu terserang TBC dan akhirnya meninggal.Setelah
berkunjung orang Amerika tersebut sedikit memahami keadaan gadis itu,. Haruskah
diatetap menwarkan penggantian tersebut? mungkin tidak! Seharusnya ini lebih baik,
oleh karena, diamemberikan status quo dan mengajak gadis itu kembali bekerja lagi?
Tentu saja tidak, karena hal tersebut seharusnya melanggar dan terlarang dengan
beberapa alasan melawan kode etika pada perusahaan yang mempekerjakan tenaga
kerja anak-anak.
Lalu apa yang seharusnya dilakukan? Apakewajiban dari eksekutif terhadap
dilemma ini?Pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab. Hal tersebut merupakan
kemurnian dari etika dilemma-merupakan situasi yang tidak ada alternatifnya seperti
penerimaan terhadap etika sendiri.Pada kasus ini, tenaga kerja anak-anak tidak
dapat diterima, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa gadis ituadalah pekerja, dan tidak
dapat dipungkiri juga bahwa diahanya mencari sumber pendapatan. Apa yang
diinginkan eksekutif Amerika, apa yang diinginkan manager, adalah arah moral, atau
mungkin pemecahan masalah etika, yang dapat menjadi panduan bagi manager
untuk mencari solusi etika dilemma. Nanti pada chapter ini kita akan menjelaskan
garis besar apa yang dimaksud arah moral, atau pemecahan masalah etika, yang
keduanya serupa. Untuk saat ini, sudah cukup dimengerti bahwa etika dilemma tetap
terjadi karena tetap menjadi hal yang rumit di dunia, sulit untuk digambarkan, dan
menyebabkan konsekuensi pertama, kedua, dan ketiga sulit untuk diukur. Melakukan
hal yang benar,atau mengetahui hal yang mungkin benar, seringkali sulit untuk
dilakukan.
7. Akar dari tindakan yang tidak beretika
Banyak manager berlaku seperti tidak beretika di bidang bisnis internasional.
Kelompok investor Amerika mulai tertarik untuk memulihkan SS United States, yang
yang dulunya adalah kapal mewah.Langkah pertama untuk memulihkannya adalah
penarikan asbestos kapal. Asbestos adalah material racun yang diproduksi dari abu
murni yang pabila dihirup dapat menyebabkan efek yang berakibat kerusakan paru-
paru, kanker, dan kematian.
Atas dasar itu, pemerintah di negara-negara tersebut menekan standar
pengembangan perubahan asbestos. Beberapa perusahaan U.S, dengan standar
yang ditetapkan di Amerika, mengupah pekerjanya lebih dari $100 milion.
Perusahaan di Ukraina menawarkan untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan
upah $2 milion, jadi kapal-kapal tersebut ditarik ke pelabuhan Ukraina di Sevastopol.
Dengan persetujuan upah $2 milion, ini menunjukkan bahwa perusahaan Ukraina
tidak dapat mengadopsi standar seperti di Amerika.
Sebagai konsekuensinya,pekerjanya memiliki resiko yang signifikan dalam
menghasilkan asbestos-penyebar penyakit. Apabila pada kasus ini, keinginan untuk
menghemat biaya dapat diartika oleh investor Amerika sebagai tindakanyang tidak
beretika, dengan sepengetahuan mereka mncari keuntungan bagi perusahaan
dengan tidak melindungi pekerjanya terhadap resiko kesehatan.
Kenapa manager melakukan tindakan yang tidak beretika? Tidak ada jawawan
yang simple untuk menjawab pertanyaan tersebut, karena penyebab yang rumit, tapi
sedikit pernyataan dapat dibuat . pertama, etika bisnis tidak dapat dipisahkan dari
etika personal, yang secara umum dapat diterima panduannya tentang prinsip salah
dan benar bagi individu. Sebagai individu, kita secara tipikal tahu bahwa berbohong,
dan mencuri adalah salah-hal ini tidak beretika dan tahu Tindakan yang benar adalah
yang jujur dan terhormat, dan tetap teguh pada apa yang kita percaya untuk menjadi
baik dan benar.
Hal ini pada umumnya benar di mata masyarakat. Kode etika seseorang yang
berdampingan dengan kepribadian kita berasal dari beberapa sumber, yang terdiri
dari keluarga kita, sekolah kita,kepercayaan kita, dan media. Kode etika personal kita
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tindakan kita sebagai pelaku
bisnis. Seorang individu yang punya kepekaan kuat terhadap etika adalah orang yang
jarang sekali bertindak tidak beretika pada bidang bisnis. Ini merupakan langkah
pertamauntuk membuktikan bahwa kepekaan yang tinggi terhadap etika bisnis bagi
masyarakat menegaskan kekuatan dari personal ethics.
Manager suatu perusahaan yang bekerja ke luar negeri di perusahaan
multinasional (manager ekspatriat) mungkin memiliki pengalaman luar biasa tentang
tekanan terhadap pelanggaran personal ethics.Mereka keluar dari kebiasaan sosial
dan budaya yang mendukungknya, yang secara psikologi dan geografi jauh dari
perusahaan induk. Mereka mungkin merasakan perbedaan budaya di setiap tempat
yang berbeda nilainya pada norma etika yang dianggap penting di perusahaan induk,
dan mereka mungkin mengalah dengan pekerja lokal yang memiliki standar etika
yang keras. Perusahaan induk mungkin mendesak manager ekspatriat untuk
mencapai cita-cita yang kurang relistis yang hanya dapat dicapai dengan mengambil
jalan tengah atau berpura-pura tidak beretika. Contohnya, untuk memenuhi mandat
penting tentang pencapaian tujuan, manager ekspatriat mungkin memberi suap untuk
memenangkan kontrak atau mungkin melakukan pengamatan kondisi dan kontrol
lingkungan yang minimal dapat diterima.
Manager lokal mungkin menganjurkan ekspatriat untuk mengadaptasi
tindakannya. Oleh karena jarak geografis, perusahaan induk mungkin tidak dapat
untuk mengamati bagaimana manager ekspatriat memenuhi tujuannya, atau mungkin
memilih untuk tidak mengamati bagaimana mereka melakukannya,dengan
mengijinkan tindakan untuk berjalan baik dan tetap dilakukan. Juga, banyak
penelitian tentang tindakan yang tidak beretika pada bidang bisnis telah
menyimpulkan bahwa pelaku bisnis kadang kala tidak menyadari tindakan mereka
yang tidak beretika, utamanya karena kesalahan pengucapan. Apakahini suatu
keputusan atau tindakan etika? Malah, mereka mereka menggunakan perhitungan
bisnis untuk membuat keputusan bisnis, untuk mendapatkan keputusan tersebut
mungkin juga membutuhkan ukuran etika.
Kesalahan pada prosesnya bisa terjadi apabila tidak menggabungkan
pertimbangan etika untuk membuat keputusan bisnis. Hal ini dapat ditunjukkan pada
kasus Nike ketika manager memutuskan membuat subkontrak (lihat kasus
pembukaan). Keputusan tersebut mungkin saja dipilah karena pertimbangan dasar
pada bisnis variamel seperti biaya, pengiriman, dan kualitas produk, dan
managerkunci salah mengucapakan, bagaimana subkontraktor memperlakukan
tenaga kerjanya? Apabila mereka mempertanyakan pertanyaan tersebut, mereka
kemungkinan beralasan bahwa itu adalah urusan subkontraktor, bukan mereka.
(contoh lainnya pada pengambilan keputusan bisnis yang mungkin tidak beretika,
lihatlah Management Focus yang menuliskan keputusan Pfizer’s untuk mencoba
eksperimen obatnya kepada anak-anak yang menderita meningitis di Nigeria.
Sayangnya suasana di beberapa tidak mendorong seseorang untuk berpikir
sampai konsekuensi etika terhadap keputusan bisnis. Ini menunjukkan pada kita 3
penyebab tindakan yang tidak beretika pada bisnis-budaya organisasi yang
mengabaikan etika bisnis, mengurangi keputusan pada kegiatan ekonomi yang
bersih. Istilah budaya organisai berhubungan dengan nilai dan norma yang
merupakan bagiandiantara pekerja pada organisasi. Kamu akan kembali mengingat
dari chapter 3 bahwa nilai adalah ide abstrak apa yang dipercaya suatu kelompok
untuk menjadi lebih baik, benar, dan sangat diperlukan,sedangkan norma adalah
kebiasaan sosial dan petunjuk yang menentukan tindakan yang tepat padasituasi
penting. Hanya sebagai masyarakat yang berbudaya, yang dapat melakukan aktivitas
bisnis.Secara bersamaan, nilai dan norma membentuk budaya pada organisasi
bisnis, dan budaya tersebut memiliki pengaruh penting pada etika untuk mengambil
keputusan bisnis.
Penulis Robert Bryce telah menjelaskan tentang keadaan budaya orgaisasi saat
ini-kebangkrutan yang dialami perusahaan energi multinasional Enron terjadi akibat
ketamakan dan penipuan. Menurut Bryce,hal tersebut dibuat oleh top manager yang
mengambil keputusan sendiri untuk memperkaya dirinya sendiri dan keluarganya.
Bryce menunjukkan bagaiman ex-CEO Kenneth Lay membuat keyakinan keuntungan
keluarganya kebanyakan dari Enron. Banyak perusahaan bisnis travel Enron
dijalankan oleh travel agency yang dimiliki adik Lay. Ketika internal auditor
merekomendasikan bahwa perusahaan itudapat melakukan hal yang lebih baik
apabila menggunakan travel agency lain, dia segera mengundurkan diri dari
perusahaannya. Pada tahun 1997, Enron memperoleh sebuah perusahaan yang
dijalankan oleh anak dari Kenneth Lay, Mark Lay, yang mecoba mengembangkan
usahanya pada bisnis perdagangan bubur kayu dan kertas. Saat itu, Mark Lay dan
perusahaan lainnya yang dia kontrol menjadi target investigasi kriminal penipuan, dan
penggelapan. Sebagai bagian dari keputusannya, Enron mengangkat Mark Lay
sebagai eksekutif dengan kontrak 3 tahun dengan jaminan $1 milin yang dibayar
setiap eriode,plus pilihan untuk menjual 20.000 lembar saham Enron. Bryce juga
mendetailkan anak laki-lakinya yang sudah dewasa menggunakan jet Enron untuk
mengirimkan bed ukuran besar ke prancis. Dengan Kenneth Lay sebagai contohnya,
ini mungkin bukan hal mengejutkan lagi bahwa keegoisan suatu saat akan
mendatangkan kehancuran pada Enron. Catatan paling penting adalah contoh pada
Kepala Keuangan Andrew Fastrow yang membuat ”off balance sheet” yang bekerja
sama bukan hanya menyembunyikan kondisi financial perusahaan Enron dari
investor , tapi juga membayar membayar miliar dollar ke Fastrow. (fastrow kemudian
terbukti melakukan tindakan kriminal penipuan dandihukum penjara.)
Penyebab keempat dari tindakan yang beretika sudah ditunjukkan pada-ini
ditekankan olehinduk perusahaan untuk melaksanakan memainkan cara yang kuang
relistis yang dapat dicapai hanya dengan mengambil jalan tengah atau bertindak
seerti tidak beretika. Lagi, Bryce membicarakan bagaimana hal ini kemungkinan
dapat terjadi di Enron. Penyukse Lay sebagai CEO, Jeff Skilling,mengambil sistem
evaluasi performa di tempat yang memasangkan lebih dari 15% dari under performer
setiap 6 bulan. Ini membuat tekanan-alat budaya pada performa jarak dekat, dan
respon beberapa eksekutif dan pedagang energi yang menekan dengan memalsukan
nilai dari perdagangan, contohnya-0untuk membuat hal ini terlihat membuat performa
yang lebih baik dari yang sebenarnya.Penjelasan dari kegagalan Enron adalah
bahwa budaya organisasi dapat mengesahkan tindakan yang dianggap tidak
beretika, pentingnya ketika hal ini digabungkan dengan fokus dari menentukan tujuan
dengan tidak beretika, seperti memperbesar jangka pendek dari ekonomi, tidak peduli
berapa biayanya.Pada keadaan seperti itu, disana terdapat kemungkinan yang lebih
besar dari biasanyabahwa manager akan melanggar etika personalnya sendiri dan
menggunakan tindakan yang tidak beretika. Dengan halyang sama, budaya
organisasi dapat melakukan hal yang sebaliknya dari tindakan yang beretika.
Pada Hewlett-Packard, misalnya, Bill Hewlett dan David Packard, pendiri
perusahaan, memperbanyak jumlah dari nila yan diketehui sebagai The HP Way. Nilai
ini, yang membentuk jalan bisnis adalah memimpin keduanya dan dengan badan
hukum, memiliki komponen etika yang penting. Antara hal yang lainnya,mereka
menekankan kebutuhan untuk kepercayaan diri dan berkenaan dengan seseorang,
membuka komunikasi, dan terfokus pada pekerja individu.Enron dan Hewlett-
Packard contohnya menunjukkan dasar dari penyebab kelima dari kegiatan yang
tidak beretika-kepemimpinan. Pemimpin membantu mengembangkan budaya dari
organisasi, dan mereka menjadi contoh bagi pengikut lainnya. Pekerja lain pada
bidang bisnis seringkali menggunakan petunjuk dari pemimpin mereka, dan apabila
pemimpin tersebut tidak memiliki tindakan pada hal etika,mereka mungkin juga tidak.
Ini bukan tentang hal yang dikatakan oleh pemimpinnya, tapi apa yang mereka
lakukan. Enron contohnya, memiliki kode etika bahwa Kennet Lay seringkali
menyerah pada dirinya sendiri, tapi tindakan Lay sendiri adalah untuk memperbanyak
jumlah keluarganya diperusahaanya daripada hal lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Moral dapat diartikan sebagai akhlak, dan susila (su=baik, sila=dasar,
susila=dasar-dasar kebaikan);Moralitas berarti kesusilaan; sedangkan Etik
(Ethics) = etika, tata susila. Sedangkan secara etika(Ethical ) diartikan pantas,
layak, beradab, susila. Jadi kata moral dan etika penggunaannya sering
dipertukarkan dan disinonimkan, yang sebenarnya memiliki makna dan arti
berbeda.
2. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam systemdan organisasi yang digunakan masyarakat modern
untuk memproduksi dan mendistribusikanbarang dan jasa dan diterapkan kepada
orang-orang yang ada di dalam organisasi.
3. Pentingnya etika bisnis tersebut dalam dunia bisnis yakni berlaku untuk kedua
perspektif, baiklingkup makro maupun mikro.
4. Penerapan etika bisnis dalam organisasi perusahaan mengakibatkan
perusahaan bertindak sepertiindividu dan memiliki tujuan yang disengaja atas
apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan mereka bertanggung jawab
secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan merekaadalah
bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan
manusia.

Anda mungkin juga menyukai