TUGAS
ETIKA REKAYASA
DI Buat Oleh :
AFRYANDY ABBAS
14.1.05.2.1.004
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun di luar negeri, telah menimbulkan
tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktek bisnis yang baik, yang etis, yang juga menjadi tuntutan
kehidupan bisnis di banyak negara di dunia. Transparansi yang dituntut oleh ekonomi global menuntut
pula praktik bisnis yang etis.
Dalam ekonomi pasar global, kita hanya bisa survive kalau mampu bersaing. Untuk bersaing harus
ada daya saing, yang dihasilkan oleh produktivitas dan efisiensi. Untuk itu pula, diperlukan etika dalam
berusaha, karena praktik berusaha yang tidak etis, dapat mengakibatkan rente ekonomi, mengurangi
produktivitas dan mengekang efisiensi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, juga
berpengaruh pada masalah etika bisnis. Benteng moral dan etika harus ditegakkan guna mengendalikan
kemajuan dan penerapan teknologi bagi kemanusiaan. Kemajuan teknologi informasi misalnya, akan
memudahkan seseorang mengakses privacy orang lain.
Para ahli sering berkelakar bahwa etika bisnis merupakan sebuah kontradiksi istilah karena ada
pertentangan antara etika dan minat pribadi yang berorientasi pada pencarian keuntungan. Ketika ada
konflik antara etika dan keuntungan, bisnis lebih memilih keuntungan daripada etika. Dalam tinjauan
Business Ethics mengambil pandangan bahwa tindakan etis merupakan strategi bisnis jangka panjang
terbaik bagi perusahaan sebuah pandangan yang semakin diterima dalam beberapa tahun belakangan ini.
Oleh karena itu, pemahaman tentang etika bisnis diperlukan untuk para pelaku bisnis agar usaha yang
dijalankan dapat menjadi suatu usaha bisnis yang beretika dan mengurangi resiko kegagalan.
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan, etika
bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota
suatu kelompok.
Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang
menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu
kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan
yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis dunia
internasional sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta
kelompok yang terkait lainnya.
Hubungan perdagangan dengan pengertian “asing” rupanya masih membekas dalam bahasa
Indonesia, karena salah satu arti “dagang” adalah “orang dari negeri asing”. Dengan saran transportasi
dan komunikasi yang kita miliki sekarang, bisnis internasional bertambah penting lagi. Berulang kali dapat
kita kita dengar bahwa kini kita hidup dalam era globalisasi ekonomi: kegiatan ekonomi mencakup seluruh
dunia, sehingga hampir semua negara tercantum dalam “pasar” sebagaimana dimengerti sekarang dan
merasakan akibat pasang surutnya pasar ekonomi. Gejala globalisasi ekonomi ini berakibat positif
maupun negatif.
Internasionalisasi bisnis yang semakin mencolok sekarang ini menampilkan juga aspek etis yang
baru. Tidak mengherankan jika terutama tahun-tahun terakhir ini diberi perhatian khusus kepada aspek-
aspek etis dalam bisnis internasional. Dalam makalah ini kita akan membahas beberapa masalah moral
yang khusus berkaitan dengan bisnis pada taraf internasional.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat
karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi
batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas
dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai
pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.
Banyak masalah etika yang berkembang karena perbedaan perkembangan di bidang kemajuan
ekonomi, politik, sistem hukum dan kebudayaan. Kata etika disini mengacu pada asas yang diterima baik
benar atau salah yang menguasai tingkah laku seseorang, anggota dari pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan organisasi.
Etika bisnis adalah asas yang diterima baik benar atau salah yang menguasai tingkah laku seorang
pengusaha, dan etika strategi adalah strategi atau jalan dari suatu kegiatan yang tidak melaggar asas –
asas yang berlaku. Dalam sejarah ilmu pengetahuan, penuh dengan contoh dari para peneliti bahwa ide
mereka telah dicuri oleh teman yang tidak teliti untuk keuntungan sendiri sebelum penemu ide
mempunyai peluang untuk mematenkan dan menerbitkan ide mereka sendiri. Meskipun kelakuan ini
tidak melanggar hukum tapi jelas sangat tidak etis.
B. Batasan Masalah
Pada makalah ini akan membatasi pada kasus-kasus yang terjadi pada perusahaan dalam dunia
perdagangan internasional yang dalam menjalankan roda usahanya tindak berlandaskan pada etika bisnis,
dan tidak menyadari tentang arti pentingnya etika bisnis dalam menjalankan kegiatan usahanya.
.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian etika dan korelasinya dengan moralitas
2. Mengetahui pengertian dan konseptual etika bisnis
3. Mengetahui pentingnya etika dalam dunia bisnis
4. Mengetahui penerapan etika bisnis dalam organisasi perusahaan
5. Mengetahui isu isu dan persoalan yang umum terjadi dalam hal etika dalam bisnis Internasional
D. Metode Penulisan
Metode penulisan oleh penulis dalam penyusunan makalah ini yakni menggunakan data referensi
dan literature yang terkait dari buku, jurnal, makalah, dan situs internet.
BAB II
DASAR TEORI
DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari kata ethos, salah satu cabang ilmu filsafat oksiologi membahas bidang etika
yaitu, tentang nilai keutamaan dan bidang estetika, nilai-nilai keindahan, serta pemilihan nilai-nilai
kebaikan.
Jika ditinjau dari bahasa Inggris, etika berasal dari kata ethics, yakni ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat Emanuel Kant, mengajukan satu
pertanyaan was sall ich tun? (apa yang akan kita lakukan?) (sesuai dengan norma yang berlaku).
Pertanyaan ini pada intinya ada suatu “pilihan” yang berarti adanya konsep nilai terhadap perbuatan yang
akan kita lakukan. Tugas Etika bagi orang-orang yang berfikir dan bergerak secara teoritis yakni untuk
memahami masalah-masalah yang dihadapi (baik masalah kehidupan maupun masalah ilmu).Dimana
tujuan penerapan etika adalah untuk “orientasi” ketika seseorang dihadapkan “sesuatu hal” yang harus
dia putuskan baik untuk menilai maupun bertindak. Contoh: Ketika seseorang berdagang, ia harus mampu
menentukan apakah untuk mendapatkan keuntungan ia harus, menim-bun barangnya dulu, menjual
dengan harga yang mahal, mengoplos dengan kualitas rendah, atau ia akan menjual barangnya dengan
harga yang wajar.
Uno (2004) membedakan pengertian etika dengan etiket. Etiket (sopan santun) berasal dari bahasa
Prancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sementara itu etika,
berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut
budaya, susila, dan agama. Jika kata etika dikaitkan dengan kata bisnis akan menjadi Etika Binis (business
ethics). Steade et al (1984: 701) dalam bukunya ”Business, It’s Natural and Environment An Introduction”
memberi batasan yakni, ”business ethics is ethical standards that concern both the ends and means of
business decision making”.
Ginanjar Kartasasmita dalam seminar SDM mengatakan bahwa etika merupakan ilmu yang
mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana
standar-standar diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk
akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau jelek.
2. Hubungan Etika dan Moralitas
Menurut Kamus Inggris Indonesia Oleh Echols and Shadily (1992: 219), moral dapat diartikan
sebagai akhlak, dan susila (su=baik, sila=dasar, susila=dasar-dasar kebaikan); Moralitas berarti kesusilaan;
sedangkan Etik (Ethics) = etika, tata susila. Sedangkan secara etika (ethical) diartikan pantas, layak,
beradab, susila. Jadi kata moral dan etika penggunaannya sering dipertukarkan dan disinonimkan, yang
sebenarnya memiliki makna dan arti berbeda. Moral dilandasi oleh etika, sehingga orang yang memiliki
moral pasti dilandasi oleh etika. Demikian pula perusahaan yang memilikietika bisnis pasti manajernya
dan segenap karyawan memiliki moral yang baik.
Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan salah,
atau baik dan jahat. Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki mengenai jenis-jenis
tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral, dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-
objek yang kita yakini secara moral baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti “selalu katakan
kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya diekspresikan sebagai
pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu
baik” dan “ketidakadilan itu buruk”. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari
keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti masjid, gereja, sekolah, televisi, majalah, music dan
perkumpulan.
Hakekat standar moral:
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-
benar menguntungkan manusia
2. Standar moral tidak dapat ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewa otoritatif tertentu.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
Surat Kabar Sinar Harapan tahun 2003 pernah membuat artikel dengan
judul Bank Lippo dan Bayang-bayang “The Riady Family”. Dalam artikel
tersebut dijelaskan bahwa keluarga Riady, pemilik Group Lippo juga
pernah tersandung masalah yaitu mereka merekayasa laporan keuangan
Bank Lippo. Seperti yang dikutip dari SK Sinar Harapan, “Kasus Bank
Lippo kali ini bermula dari terjadinya perbedaan laporan keuangan
kuartal III Bank Lippo, antara yang dipublikasikan di media massa dan
yang dilaporkan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dalam laporan yang
dipublikasikan melalui media cetak pada 28 November 2002 disebutkan
total aktiva perusahaan sebesar Rp 24 triliun dengan laba bersih Rp 98
miliar. Sementara dalam laporan ke BEJ tanggal 27 Desember 2002, total
aktiva berkurang menjadi Rp 22,8 triliun dan rugi bersih (yang belum
diaudit) menjadi Rp 1,3 triliun.”
Seperti yang dikutip dari SK Sinar Harapan bahwa Lippo Goup juga
memiliki trik licik dalm bisnis yaitu dengan melakukan goreng saham.
Dalam artikel SK Sinar harapan dikatakan bahwa ” Selain penurunan
nilai aset yang tidak rasional, manajemen Lippo juga merekayasa secara
sistematis untuk menurunkan harga saham Bank Lippo di BEJ dengan cara
“menggorengnya”. Akibatnya, harga saham turun drastis dari Rp 540 di
bulan Agustus 2002 menjadi Rp 230 pada Februari 2003 (turun 50 persen
lebih). ”
Melihat seperti itu maka sudah sepatutnya etika bisnis Indonesia harus
diperbaiki jika kita menginginkan ekonomi Indonesia tidak terpuruk.
Cara Suap-menyuap, korupsi juga harus dihilangkan dalam negara Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Moral dapat diartikan sebagai akhlak, dan susila (su=baik, sila=dasar, susila=dasar-dasar kebaikan);
Moralitas berarti kesusilaan; sedangkan Etik (Ethics) = etika, tata susila. Sedangkan secara etika
(Ethical) diartikan pantas, layak, beradab, susila. Jadi kata moral dan etika penggunaannya sering
dipertukarkan dan disinonimkan, yang sebenarnya memiliki makna dan arti berbeda.
2. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system
dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang
dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
3. Pentingnya etika bisnis tersebut dalam dunia bisnis yakni berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup
makro maupun mikro.
4. Penerapan etika bisnis dalam organisasi perusahaan mengakibatkan perusahaan bertindak seperti
individu dan memiliki tujuan yang disengaja atas apa yang mereka lakukan, kita dapat mengatakan
mereka bertanggung jawab secara moral untuk tindakan mereka dan bahwa tindakan mereka adalah
bermoral atau tidak bermoral dalam pengertian yang sama yang dilakukan manusia.
B. Saran
Setelah mengetahui beberapa isu isu dan persoalan etika dalam bisnis Internasional disadari
betapa pentingnya peranan etika bisnis dalam suatu perusahaan, maka penulis menyarankan dan
mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan usaha bisnisnya menerapkan suatu bisnis yang
beretika untuk mengurangi resiko kegagalan dan yang paling utama adalah agar dapat bersaing secara
kompetitif dalam era globalisasi saat ini