Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil

untuk memonitor, kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal

atau bermasalah. Kahamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional

dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-

perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin,

juga mendeteksi serta menatalaksanankan kondisi yang tidak normal. Pada

umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran

bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai

dengan yang diharapkan oleh karena itu kelainan atau asuhan antenatal

merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu

hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil di

anjurkan mengunjungi dokter atau bidan sedini mungkin semenjak ia merasa

dirinya hamil untuk mendapatkan pelyana antenatal care (Rukiya 2017).

Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan

(continuity of care) dengan begitu perkembangan kondisi mereka setiap saat

akan terpantau dengan baik, asuhan kehamilan juga menghargai hak ibu hamil
2

untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan atau pengalaman yang

berhubungan dengan kehamilannya (Maternity;dkk,2016)

Ketidak patuhan dalam pemeriksaan kehamilan dapat menyebabkan

tidak dapat diketahuinya berbagai komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi

kehamilan atau komplikasi sehingga tidak dapat segera dapat diatasi. Deteksi

saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian resiko.

(Manuaba dalam Damayanti,2016). Apalagi ibu hamil yang tidak melakukan

pemeriksaan kehamilan maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya

berjalan dengan baik untuk mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi

obstetric yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinya. Dan dapat

menyebabkan mordibitas yang tinggi. (Safuddin dalam Damayanti, 2016).

Menurut data World Health Organization (WHO), pada tahun 2015,

sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak

99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-

negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100

ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan resiko kematian ibu di 9

negara maju dan 51 negara persemakmuran. (Data WHO 2015).

Target sustainable development goald (SDGs). Yaitu pada 2030

mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran

hidup dan mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan
3

menurunkan angka kematian neonatal hingga 12 per 1000 kelahiran hidup dan

angka kematian Balita per 1000 kelahiran hidup. Laporan World bank tahun

2017, dalam sehari ada empat ibu di Indonesia yang meninggal akibat

melahirkan, dengan kata lain ada satu ibu di Indonesia yang meninggal setiap

enam jam. (media Indonesia 2019).

Data dari kementrian kesehatan republic Indonesia (kemenkes) tahun

2015 menunjukkan bahwa dari 100.000 kelahian hidup di Indonesia, 305

diantaranya berakhir dengan kematian sang ibu (profil kesehatan

Indonesia,2015). Tingginya angka kematian ibu (AKI) tersebut 305/100.000

kelahiran hidup. Menmdorong pemerintah untuk melakukan intervensi

structural, salah satunya adalah dengan mencantumkan target penurunan AKI

dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-

2019. Dalam RPJMN 2015-2019, pemerintah menargetkan penurunan AKI

dari 205/100.000 kelahiran menjadi 276/100.000 kelahiran hidup akan tetapi,

menurut direktur promosi kesehatan kemenkes enigustina, menurunkan AKI

bukanlah perkara mudah(media Indonesia,2017).

Data dinas kesehatan provinsi Sulawesi tengah tentang ibu hamil yang

mendapat pelayanan antenatal care tahun 2018 dengan jumlah ibu hamil

69.220 jiwa K1 sebesar 61.265 jiwa atau 88,51%. K4 sebesar 53.912 jiwa atau

,89%. Sedangkan angka kematian ibu (AKI) sebanyak 82 orang tetapi ada 12

orang AKI yang disebabkan oleh hipertensi ,infeksi,gangguan system


4

peredaran darah (jantung,stroke,dll), gangguan metabolic DM,dll) atau

14,63% . kemudian meningkat lagi menjadi 93 kasus pada tahun 2019. Jumlah

kematian ibu dikabupaten kota provinsi Sulawesi tengah tahun 2019 adalah 97

kematian. (Dinkes provinsi Sulawesi tengah 2019)

Data dinas kesehatan kota palu tentang ibu hamil yang mendapat

pelayanan antenatal care yaitu tahun 2017 dengan jumlah ibu hamil 7.588 KI

sebesar 7.881 jiwa atau 102,94%. K4 sebasar 7.407 jiwa atau 96,61%.

Sedangkan angka kematian ibu (AKI) sebanyak 11 orang yang disebabkan

oleh perdarahan,infeksi,gangguan system peredaran darah

(jantung,stroke,dll.), gangguan metabolic (DM,dll) atau 81,81%. Sedangkan

tahun 2018 dengan jumlah ibu hamil 7.705 jiwa. K1 sebesar 7.757 jiwa atau

100,6%. K4 sebesar 7.442 jiwa atau 96,6%. Untuk angka kematian ibu hamil

di tahun 2018 tidak ada. Sedangkan tahun 2019 dengan jumlah ibu hamil

7.917 jiwa. K1 sebesar 7.770 jiwa atau 102%. K4 sebesar7.342 jiwa atau

98,68%. Untuk angka kematian ibu hamil ditahun 2019 tidak ada, (Dinkes

kota palu 2019.

Emesis gravidarum merupakan mual muntah yang sering terjadi 60-

80% primigravida dan 40-60% multigravida. Menurut suririnah (2012),

hamper 50-90% dari wanita hamil mengalami mual dan muntah pada

trimester pertama, namun setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual

yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga
5

yang merasakan mual dan muntah setia saat. Beberapa paneliti menemukan

bahwa wanita yang lebih tua makin cenderung mengalami mual muntah,

sedangkan peneliti lainnya menemukan wanita-wanita muda lebih cenderung

mengalami mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan

8-12 minggu dan semakin berkuang secara bertahap hingga berhenti diusia

kehamialn 16 minggu. Hal ini terjadi akibat adanya ketidak seimbangan

hormon estrogen dan progestron dan dikeluarkannya hormone chorionic

gonodothropine dalam serum ada dalam tubuh ibu sejak terjadi proses

kehamilan (Mandriwati, 2013). Pada bagian besar primigravida belum mampu

beradaptasi dengan hormon estrogen dan chorionic gonadothropin sehingga

lebih sering terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pada multigravida sudah

mampu beradaptasi dengan hormone estrogen dan chorionic gonadoothropin

karena sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan

(Prawirohardjo, 2010).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik

mengambil kasus tersebut dalam menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan

Akbid Graha Ananda Palu dengan menggunakan pendekatan manajemen

asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan Emesis Gravidarum di bidan

praktik mandiri (BPM) tahun 2020.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam karya tulis

ilmiah ini adalah “bagaimana pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan emesis gravidarum di bidan praktik mandiri (BPM)

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan ruang lingkup asuhan yang diberikan kepada ibu hamil normal,

maka pada penyusunan KTI ini mahasiswa berdasarkan asuhan kebidanan

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Dapat melaksanakan, menerapkan dan menganalisa asuhan

kebidanan pada ibu hamil normal trimester I dengan emesis gravidarum

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang mengacu

pada keputusan mentri kesehatan RI No 938/ Menkes/ SK/ VII/ 2007

tentang standar asuhan kebidanan.

2. Tujuan khusus

a. Dilakukan pengkajian pada Ny. “..” di BPM tahun 2020.

b. Dirimuskan diagnosa/masalah actual yang terjadi pada Ny. “..” di

BPM tahun 2020.

c. Dirumuskan diagnosa/masalah potensial yang terjadi pada Ny. “..” di

BPM tahun 2020

d. Dilakukan tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. “..” di BPM

tahun 2020.
7

e. Ditetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. “..” di BPM

tahun 2020.

f. Dilaksanakan tindakan asuhan yang disusun pada Ny. “..” di BPM

tahun 2020.

g. Diketahui hasil tindakan yang telah dilakukan pada Ny. “..” di BPM

tahun 2020.

h. Dokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan

kepada ibu hamil di BPM tahun 2020.

E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukkan untuk menambah wawasan tentang asuhan kebidanan pada

ibu hamil dan digunakan sebagai acuhan dalam pemebelajaran

terhadap mahasiswa prodi DIII Kebidanan selanjutnya

2. Manfaat aplikatif

a. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman dan pengetahuan untuk kedepannya

melakukan pelayanan pada ibu hamil normal trimester I dengan

emesis gravidarum.

b. Bagi tempat penelitian (BPM)

Sebagai bahan masukkan dari para bidan, untuk

meningkatklan mutu dan kualitas pelayanan antenatal care di BPM


8

c. Bagi institusi Graha Ananda

Sebagai bahan masukkan atau pertimbangan bagi teman-

teman Akbid Graha Ananda untuk melakukan pelayanan pada ibu

hamil normal trimester I dengan emesis gravidarum.

Anda mungkin juga menyukai