Anda di halaman 1dari 40

9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah masa diaman seorang wanita membawa

embrio atu fetus didalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya bayi. Lamanya kehamilan dimulai dari

konsepsi sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40minggu), dan tidak

lebih dari 300 hari (43 minggu) (ina, kuswanti,2014)

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis.

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah

mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan

seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar

kemumgkinan terjadinya kehamilan. (Mandriawati, dkk, 2016)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulakan

bahwa kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologi yang

terjadi pada wanita yang dimulai dari proses konsepsi (pembuahan)

sampai lahirnya janin, yang berlangsung selama 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan ).
10

2. Diagnose kehamilan

a) Gejala kehamilan

Tanda dugaan kehamilan mencangkup perubahan fisiolo

yang dirasakan wanita, dan pada sebagian besar tanda tersebut

mengindikasikan adanya kehamilan.

a. Tidak haid

Salah satu tanda kehamilan yang paling jelas adalah

terlambat haid

b. Ngidam

Wanita hamil menginginkan makan tertentu, keinginan

yang denikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada

bulan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang

dengan makin tua nya kehamilan.

c. Mual-Muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluara

asam lambung yang berlebihan yang menimbulkan mual

muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut

sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis,

tetapi bila terlampau sering dapat menybabkan gangguan

kesehatan yang disebut dapat menyebabkan gangguan

kesehatan yang disebut dengan hyperemesis gravidarum.


11

d. Tidak nafsu makan

Selain mengalami mual dam muntah karena morning

sickness, kadang ibu juga mengalami perubahan nafsu

makan. Umumnya ibu hamil merasa tidak nafsu makan

selama trimester pertama. Hal ini biasa disebabkan karena

mual dan muntah saat hamil atau karena perubahan

hormon.

e. Payudara membesar

Pada awal kehamilan, tepatnya 1-2 minggu setelah

kehadiran menstruasi terlambat, timbul rasa nyeri dan tegag

paudara. Hal ini disebabkan oleh hormone estrogen dan

progestron yang merangsang kantong air susu dan kelenjar

mentgomery di payudara sehingga membesar sebagai

persiapan untuk menyusui kelak. Rasa nyeri dan tegang

juga diikuti oleh pembesaran payudara secara bertahap.

Rasa nyeri ini hamper sama dengan ketika rasa saat

menstruasi.

f. Sering berkemih

Pada awal kehamilan, ibu akan sering ke toilet. Hal

tersebut disebabkan oleh penebalan Rahim yang berisi janin

dan terus membesar. Rahim tersebut berada dibawah

kandung kemih sehingga menekan kandung kemih dan

menimbulkan rangsangan untuk berkemih lebih awal, tanpa


12

menunggu kandung kemih penuh seperti biasanya.

Reproduksi urine juga bertambah karena terjadi

peningkatan sirkulasi darah cairan didalam tubuh ibu.

g. Pingsan

Terjadi pengenceran darah akibat proses kehamilan.

Kekentalan darah yang berkurang menyebabkan zat

penting, misalnya oksigen dan sari makanan, tidak dapat

dialirkan dengan baik didalam tubuh. Jika salah satu saja

organ tubuh, misalnya otak mengalami kekurangan

oksigen, hal tersebut dapat menyebabkan terjadi pingsan,

terutama jika berada ditempat ramai yang sesak dan padat.

h. Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari

penurunan kecepatan basal metabolism pada kehamilan,

yang akan meningkat seiring bertambah pertumbuhan usia

kehamilan akibat aktifitas metabolisme hasil konsepsi.

b) Tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkinan hamil merupakan perubahan

anatomi fisiologi selain tanda dugaan hamil yang terdeteksi pada

saat pemeriksaan dan telah didokumentasikan oleh tenaga

kesehatan.
13

1. Pembesaran abdomen

Pembesaran abdomen adalah sangat identic dengan

adanya kehamilan. Pada wanita yang memang benar-benar

hamil, perut ikut membesar karena uterus yang membesar.

2. Ballottement

Ballottement adalah pantulan pada saat Rahim

digoyangkan. Memeriksa ini dilakukan dengan cara

memegang bagian Rahim yang mengeras sambil sedikit

digoyangkan sehingga akan terasa bahwa Rahim tersebut

bergoyang.

3. Tanda puskacek

Terjadi pembesaran dan perlunakan yang tidak simetris

pada tempat hasil konsepsi (tempat implementasi) tertanam.

4. Tanda hegar (istmus menjadi lunak)

Melunakan segmen bawah Rahim. Pemeriksaan ini

dilakukan oleh tenaga medis, dengan cara melakukan

pemeriksaan dalam dengan tangan kanan dan kiri berada

diatas fundus dengan penekanan kearah dalam, pemeriksaan

dapat merasakan kedua tangan seolah-olah bertemu.


14

5. Tanda chadwick

Terjadi perubahan warna pada portio, yang pada

awalnya berwarnah merah muda, menjadi kebiru-biruan.

Selaput lendir dan vagina pun berwarna keungu-unguan.

6. Tanda goodel

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan

mukosa vagina termaksud juga potio dan serviks.

7. Braxton hikcks

Ibu hamil dapat merasakan kontraksi yang timbul

sesekali, tepatnya berada diperut bagian bawah, misalnya

perasaan nyeri dan tegang. Nyeri tersebut juga dapat timbul

secara tiba-tiba pada saat perut ibu dilakukan palpasi

(periksa raba) dan saat periksa dalam.

c) Tanda pasti kehamilan

Tanda positif hamil adalah tanda yang langsung

berhubungan dengan janin, yang dideteksi saat pemeriksaan dan

telah terdokumentasikan.

a) Pergerakan janin

Gerakan janin yang dilihat dan dirasakan . ibu

merasakan gerakan janin ketika usia kehamilan 16 minggu

(akhir bulan keempat) atau awal bulan kelima. Gerakan

janin lebih terasa dipagi hari atau saat ibu beristirahat.


15

Bahkan, pada usia kehamilan >22 minggu, ibu dapat melihat

gerakan janin pada saat janin bergerak.

b) Denyut jantung janin (Djj)

1. Didengar dan dicatat dengan Doppler mulai usia

kandungan 12 minggu

2. Didengar dengan stetoscop-monokuler Laennec mulai

usia kandungan 20 minggu

c) Pemeriksaan USG

Dapat memberikan gambaran yang lebih akurat,jelas,dan

cepat tentang kasus kesehatan janin. (diki,ulfa 2017)

B. Konsep Dasar Emesis Gravidarum

a. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang

disampaikan pada kehamilan muda. (Manuaba, 2010) mual dan

muntah sering terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering

didapati pada sebagian besar ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah

ini terjadi dipagi hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat

juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari. Mual dan

muntah ini terjadi pada minggu ke 6 setelah hari pertama haid terakhir

dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan.

Wiliam smelia mengatakan bahwa keluhan utama saat hamil adalah


16

rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal

tidak lama setelah pembuahan dan sering kali berlanjut sampai akhir

bulan ke tiga. Sebagian besar wanita sering mengalami masalah karena

mual dan muntah ini, khususnya mual muntah dipagi hari. Beberapa

wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam satu

kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam

kehamilam-kehamilan berikutnya.

b. Tanda dan gejala Emesis Gravidarum

Rasa mual, sampai muntah terjadi 1-2 kali sehari, biasanya

terjadi dipagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat, nafsu makan

berkurang, mudah lelah, emosi yang cendrung tidak stabil keadaan ini

merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak

normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan

mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh.

c. Factor yang mempengaruhi Emesis Gravidarum

1. Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebutkan oleh

perubahan dalam system endokrin yang terjadi selama hamil.

Terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human

chorionic ganadotrophin). Periode mual dan muntah gestasional

yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama yang pada

saat itu HCG sama dengan LH (luteinzing hormone) dan

disekresikan oleh sel-sel troflobas blastosit. HCG melewati kontrol


17

ovarium dihipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus

memproduksi estrogen dan progesterone yaitu suatu fungsi yang

nantinya diambil alih oleh kronik plasenta. HCG dapat dideteksi

dalam darah wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu

minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar bagi

sebagian besar tes kehamilan(Tiran, 2012).

2. Fakor psikososial

Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk

mengalami mual dan muntah dalam kehamilan atau memperburuk

gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk

mengatasi gejala. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak

nyaman atau tidak diinginkan atau karena pekerjaan akan

menyebabkan penderitaan batin, syok dan adaptasi yang

dibutuhkan jika kehamilan kembar, atau kehamilan yang terjadi

dalam waktu berdekatan juga dapat menjadi factor emosional yang

membuat mual dan muntah menjadi lebih berat

3. Pekerjaan

Berjalan ketempat kerja dengan terburu-buru dipagi hari tanpa

ada waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual dan

muntah.

4. paritas
18

pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi

dengan hormon estrogen dan koreonik sehingga lebih sering terjadi

Emesis Gravidarum.

d. pengaruh Emesis Gravidarum pada ibu dan janin

Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan

resiko terhadap ibu dan janin, hanya saja apabila Emesis Gravidarum

ini berkelanjutan berubah menjadi Hiperemesis Gravidarum yang

dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang lebih

berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan

karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil

pada selaput lendir esophagus dan lambung atau sindroma Mallary

Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2011)

e. penangan Emesis Gravidarum

1. makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk

porsi besar, malam hari cukup porsi kecil

2. lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi

keletihan yang dapat menimbulkn rasa mual

3. simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker

untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur dipagi hari.

4. Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan olahraga

ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu

mengurangi rasa mual dan muntah dipagi hari.


19

5. Beberapa ahli nutria juga menyarankan suplemen viamin B6

mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam

dosis tinggi atau menurut aturan dokter.

6. Bidan memberikan KIE

Penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses

yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadamg-

kadang muntah merupakan gejala yang fisiologi pada kehamilan

muda dan akan hilang setelah kehamilan 3 bulan.

C. Tinjaun umum tentang Antenatal care

1. Pengertian

Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi, dan penanganan medic pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kelahiran dan persalinan yang aman dan

memuaskan.

Tujuan Antenatal care yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama

masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang

dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko

kehamilan dan perencanaan penatalaksanaan yang optimal terhadap

kehamilan risiko tinggi serta menurukan mordibilitas dan mortitalitas

ibu dan janin perinatal.

Menurut badan Depkes RI, standar minimal pelayanan ANC

adalah “14T” yaitu :


20

1) Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah

2) Tinggi badan dan berat badan di timbang

3) Temukan kelainan/periksa daerah muka dan leher

(gondok, vena jugularis externa), jari tungkai (edema),

lingkaran lengan atas, panggul (periksa ginjal) dan reflex

lutut.

4) Tekanan darah diukur

5) Tekan atau palpasi payudara (benjolan). Perawatan

payudara, senam payudara, tekan titik (accu pressure)

peningkatan ASI

6) Tinggi fundus uteri diukur

7) Tentukan posisi janin (leopold I-IV) dan detak jantung

janin

8) Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa

9) Tentukan kadar HB dan periksa lab (protein dan glukosa,

irin), sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi.

10) Terapi dan pencegahan anemia (tablet fe) dan penyakit

lain nya sesuai indikasi (gondok, malaria, dll)

11) Tetanus toxoid imunisasi

12) Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure) dan senam

hamil.

13) Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan) :

makanan bergizi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan,


21

petunjuk agar tidak terjadi bahaya kehamilan dan

persalinan.

14) Temu wicara konseling

2. Kunjungan/pemeriksaan Antenatal care

Kunjungan Abtenatal care Menurut (Vivian dan sunarsih 2011) yaitu :

a. Tujuan

1) Menetukan diagnosa ada tidaknya kehamilan

2) Menetukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan

3) Menentukan status kesehatan ibu dan janin

4) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta

ada/tidaknya factor resiko kehamilan

5) Menetukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.

b. Anamnesia

1) Identitas pasien

2) Keluhan utama

3) Riwayat kehamilan sekarang/riwayat penyakit sekarang

4) Riwayat penyakit dahulu

5) Riwayat penyakit keluarga

6) Riwayat khusus obstetric ginekologi

7) Riwayat social/ekonomi

c. Pemeriksaan fisik

1) Status generalis/pemeriksaan umum

2) Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kompreatif


22

3) Status obstetricus/pemeriksaan khusus obstetric.

a. Abdomen

 Leopold I

Menentukan tinggi fundus dan meraba

bagian janin yang di fundus dengan kedua telapak

tangan.

 Leopold II

Kedua telapak tangan menekan uterus dan

kiri-kanan, jari kearah kepala pasien, mencari

bagian terbesar (biasanya ounggung) janin, atau

mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.

 Leopold III

Satu tangan meraba bagian janin apa yang

terletak dibawah (diatas simpisis) sementara tangan

lainnya menahan fundus untuk fiksasi

 Leopold IV

Kedua tangan menekan bagian bawah

uterus dari kiri-kanan, jari kearah kaki pasien untuk

konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan

apakah bagian tersebut sudah masuk melewati

pintu atas panggul.


23

Auskultasi : dengan stetoscop kayu lenek

atau Doppler yang di tempelkan di arah punggung

janin di hitung satu menit

b. Genetalia eksterna

Inspeksi luar : keadaan vulva, uretra, ada tidaknya tanda

radang, luka/pendarahan kelainan lainnya.

c. Genetalia interna

Palpasi : vagina taucher dengan dua jari sebelah tangan

dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari luar

abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah da nada

tidaknya pembukaan serviks

d. Pemeriksaan rektal ( rektal taucher ) dilakukan atas

indikasi

3. Manfaat Antenatal care bagi ibu hamil

Antenatal Care adalah asuhan yang ditujukan kepada ibu hamil

yang bukan saja bila sakit dan memerlukan asuhan, tetapi juga

pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan

sehingga mendapatkan ibu dan anak yang sehat tujuan dari asuahan

antenatal care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan

memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, dan sosial ibu.

Ada beberapa bagian hal yang harus dijelaskan pada antenatal

care antara lain :


24

a) Makanan (diet) ibu hamil harus mendapatkan perhatian

terutama mengenai jumlah kalori dan protein yang berguna

untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.

b) Merokok, bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat

badan lebih kecil, sehingga ibu hamil sangat tidak

diperbolehkan untuk merokok

c) Obat-obatan, untuk ibu hamil pemakaian obat-obatan

selama kehamilan terutama pada trimester I perlu

dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya

dibandingkan bahaya terhadap janin.

d) Dianjurkan bagi ibu hamil agar banyak jalan terutama pada

pagi hari dalam udara segar, sehingga serkulasi darah

lancer, nafsu makan bertambah dan pencernaan lebih baik

e) Wanita hamil harus menggunkan pakaian yang longgar,

bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.

f) Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting

dalam menanggapi persalinan sehingga bukan saja

dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan fisik tetapi juga

latihan kejiwaan.
25

4. Jadwal kunjungan

a. Trimester I (sebelum 14 minggu)

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum

membahayakan.

2) Mencegah masalah, missal : tetanus neonatal, anemia,

kebiasaan, tradisional yang berbahaya.

3) Membangun hubungan saling percaya

4) Memulai prsiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi

komplikasi

5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, seks,

dan sebagainya)

b. Trimester II (14-28 minggu)

Sama dengan trimester I ditambah kewaspadaan khusus

terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklamsia, pantau

TD, evaluasi edema, proteinuria)

c. Trimester III (2-36 minggu)

1) Sama dengan kunjungan I dan II

2) Deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan

persalinan dirs.

3) Menetapkan rencana persalinan

4) Mengenali tanda-tanda persalinan. (Rismalinda, 2015)


26

5. Tanda-tanda bahaya selama periode Antenatal

a. Perdarahan vagina

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah,

perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri (berarti abortus,

KET, Molahiodatidosa).

b. Sakit kepala yang hebat

1) Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius

adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang

dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang

hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatan

menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam

kehamilan adalah gejala preeklamsi.

2) Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur rabun

senja) masalah visual yang mengidentivikasi keadaan yang

mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,

misalnya pandangan kabur atau berbayang.

c. Nyeri Abdomen yang hebat

Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat hal

ini biasa berarti appendicitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit

radang penggul, persalinan preterem, gastritis, penyakit kandung

empedu, apprupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.


27

d. Bengkak pada muka dan tangan

Bengkak biasa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul

pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai

dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda

anemia gagal jantung atau preeklamsia.

e. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulam kelima atau

bulan keenam beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih

awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah, bayi harus

bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi

akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan

minum dengan baik. (buku dari Yusrina)

f. Demam tinggi

Biasanya kondisi itu disebabkan oleh infeksi atau malaria. Demam

tinggi dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam

kandungan.

g. Keluar air ketuban sebelum waktunya

h. Ibu muntah dan tidak mau makan. Keadaan ini akan

membahayakan kesehatan ibu

6. Standar pelayanan Kebidanan Antenatal

a) Standar 3 : identifikasi ibu hamil

1. Bidan melakukan kunjungan dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan


28

dan motivasi ibu, dan anggota keluarganya agar

mendorong ibu untuk memeriksa kehamilannya sejak dini

secara teratur.

2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat

pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta

mengetahui tempat pemeriksaan kehamilan.

3. Meningkatkan cakupan ibu hamil yang memeriksa diri

sebelum kehamilan 16 minggu

4. Bidan bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan kader

untuk menemukan ibu hamil dam memastikan bahwa

semua ibu hamil telah memeriksakan kandungannya

secara dini dan teratur

5. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat

secara teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan.

6. Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat secara teratur

untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan.

7. Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi

kegawat daruratan

8. Bidan mampu memberikan pelayanan Antenatal

berkualitas, termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan

kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan (kartu ibu)

9. Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan.


29

b) Standar 4 : pemeriksaan dan pemantulan Antenatal

1. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi

dini komplikasi kehamilan

2. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal

pemeriksaan meliputi anamnesia dan pemantauan ibu dan

janin dengan saksama untuk menilai apakah

perkembangan berlangsung normal.

3. Bidan juga harus mengenal kehamilan resti/kelainan

khususnya anemi, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi

HIV memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan

penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang

diberikan oleh bidan

4. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali

selama kehamilan.

5. Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.

Deteksi dini dan komplikasi kehamilan

c) Standar 5 : palpasi Abdominalis

1) Memberikan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan

janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin.

d) Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan

1. Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan

melakukan tindakan lanjut yang memadai untuk mengatasi

anemia sebelum persalinan berlangsung


30

D. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

1. Pengertian manejemen kebidanan

Secara garis besar, ada beberapa pengertian manejemen kebidanan

sebagai berikut :

a. Menurut IBI (50 tahun IBI) manajemen kebidanan adalah suatu

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memecahkan

masalah secara sistimatis, mulai dari pengkajian data, analisa data,

diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

b. Menurut depkes RI manejemen kebidanan adalah pemecahan

masalah ibu dan kasus dilakukan oleh bidan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada individu

c. Menurut Hallen Varney Manajemen kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk

mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang

logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus kepada

klien.

2) Langkah-langkah manajemen kebidanan

Langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan suatu proses

penyelesaian masalah. Ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan

menurut Varney yaitu sebagai berikut:


31

a. Langkah I (pengumpulan data)

Pada langkah ini dilakukan pengumpulan informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara

anamnesis (biodata, riwayat menstuasi, riwayat kesehatan, riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikospiritual serta

pengetahuan klien), pemeriksaan fisik ( data focus), pemeriksaan

khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan

penunjang (pemeriksaan laboratorium)

1. Data subyektif

Mencangkup identitas klien

a. Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu tanyakan nama

orangtua/wali

b. Umur dicatat dalam hitungan tahun. Untuk balita umur

dalam hitungan tahun dan bulan

c. Alamat untuk mempermudah hubungan bila diperlukan

keadaan mendesak

d. Pekerjaan klien untuk mengetahui kemungkinan pengaruh

pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan klien

e. Agama untuk mengetahui kebiasaan klien

f. Pendidikan untuk mengetahui tingkat intelektual


32

1. sKeluhan utama

2. Ditanyakan untuk mengetahui perihal mendorong klien

dating ke bidan

3. Riwayat menstruasi

4. Hal yang perlu ditanyakan

5. Menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya darah

yang keluar, menstruasi terakhir, dismenorhea, gangguan

sewaktu menstruasi

6. Riwayat perkawinan

7. Perkawinan ke, lama perkawinan

8. Riwayat kehamilan dan persalinan

a. Jumlah kehamilan dan kelahiran G (Gravida). P

(partus). A (abortus), H (hidup)

b. Riwayat persalinan, yaitu jarak antara dua kelahiran,

tempat melahikan, lema melahirkan, cara melahirkan

c. Masalah/gangguan kesehatan yang timbul saat hamil

dan melahirkan, missal : preeklamsi, infeksi dll.

9. Riwayat kelahiran anak

a. Berat badan lahir

b. Jenis kelamin bayi

c. Keadaan bayi saat lahir hidup/mati).


33

10. Riwayat ginekologi

Pengalaman yang berkaitan dengan penyakit kandungan

mencangkup: infertilas, penyakit kelamin, tumor, kanker

system reproduksi, operasi ginekologi.

11. Riwayat keluarga berencana

Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan : jenis

kontarasepsi, efek samping, alas an berhenti, (bila tidak

memakai lagi) lamanya menggunakan alat kontrasepsi.

12. Riwayat kehamilan sekarang

Waktu mendapat haid terakhir, keluhan berkaitan

dengan kehamilan.

13. Gambaran penyakit yang lalu

Ditanyakan untuk mengetahui apakah ada hubungannya

dengan masalah yang dihadapi klien, misaknya penyakit

campak atau cacar air waktu kecil, penyakit jantung,

hipertensi, dll. Apakah pernah dirawat dirumah sakit?

Kapan? Berapa lama? Penyakit apa? Apakah pernah

operasi? Apakah pernah ada alergi terhadap obat/bahan

makanan?

14. Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui adanya kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan

pasien. Riwayat keluarga perlu ditanyakan misalnya :


34

jantung, diabetes, ginjal, kelainan bawaan, kehamilan

kembar.

15. Keadaan sosial budaya.

Untuk mengetahui keadaab psikososial perlu

ditanyakan antara lain : jumlah anggota keluarga,

dukungan moral untuk material dari keluarga, pandangan

dan penerimaan keluarga terhadap kehamilan, kebiasaan-

kebiasaan yang menguntungkan dan merugikan,

pandangan terhadap kehamilan, persalinan, dan anak baru

lahir (Sumiaty, 2013)

Data objektif dikumpul melalui :

Pemeriksaan umum

1. Tanda-tanda vital

Jika perdarahan yang terjadi hanya sedikit tekanan darah

frekuensi nadi dan nafas tetap normal. Namun demikian

perdarahan hebat, tekanan darah akan rendah, frekuensi nadi

dan nafas akan meningkat

2. Inspeksi abdomen

Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, apakah ada bekas

lika operasi, tidak ada benjolan dan strie gravidarum.

3. Palpasi abdomen

Konsistensi uterus normal, dan nyeri tidak dialami ibu

konsistensi uterus normal, dan nyeri tidak dialami ibu saat


35

abdomen dipalpasi pada leopold IV, akan ditemukan bagian

terendah janin masih tinggi atau belum masuk dipintu atas

panggul.

4. Pemeriksaan penunjang : USG

b. Langkah II (interprestasi data)

Identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan

interprestasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar

yang telah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Pada langkah

ini bidan harus berfikir kritis agar diagnose yang ditegakkan

benar-benar tepat.

c. Langkah III (mengidentifikasih diagnose dan masalah potensial)

Hal ini berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah di identifikasih. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkingkan dilakukan pencegahan, pada langkah ini bidan

juga melakukan pikiran kritis sehingga bersiap-siap bila

diagnose/atau ,asalah potensial benar-benar terjadi.

Dari hasil diagnosa diatas maka bidan membuat diagnosa

potensial yang bisa saja disebabkan adanya komplikasi dalam

kehamilan. Misalnya plasenta previa yaitu kondisi palsenta yang

menutupi jalan lahir dikenal dengan istilah plasenta previa. Ini

memang tidak dapat dicegah namun diidentifikasi pada trimester

III. Pada awal kehamilan, plasenta yang terletak dibawah terkadang


36

cukup umum untuk dijumpai. Tetapi sering dengan bertambahnya

usia kehamilan dan pertumbuha Rahim, plasenta biasanya bergerak

keatas dan menjauh dari mulut Rahim. Apabila plasenta tidak

bergerak ke atas atau menyentuhnya, peristiwa ini disebut previa

sebagian. Jika plasenta menutupi seluruh Rahim, disebut previa

total. Solusio palsenta ini adalah kondisi plasenta yang lepas dari

dinding Rahim. Banyak kasusnya yang di ikatkan dengan

preeklamsia, sehingga cara pencegahannya sama. Anemia ibu

hamil memiliki tekanan darah yang rendah salah satu penyebabnya

adalah kekurangan zat besi. Preeklamsia adalah tekanan darah yang

tinggi dan keusakan pada pembuluh darah yang ditandai dengan

adanya protein pada urin serta pembengkakan (edema).

d. Langkah IV (mengidentifikasi kebutuhan dan tindakan segera)

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

Langkah ini mencerminkan dari proses manajemen kebidanan.

Sesuai dengan kondisi klien. Misalnya plasenta previa tindakan

segera yaitu kolaborasi dengan dokter untuk USG dan

menganjurkan pasien untuk beristirahat total, tidak berhubungan

intim, dan selalu cek ke dokter kandungan. Anemia kolaborasi

dengan laboratorium untuk mengecek HB dan menganjurkan

pasien untuk mengonsumsi banyak protein dan minum air putih.


37

Dalam kondisi kehamilan normal tidak memerlukan

penanganan/tindakan segera.

e. Langkah V (perencanaan)

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap

masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan

akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling

dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang

berkaitan dengan soal ekonomi, kultural, atau masalah psikologis.

Secara umum asuhan yang menyeluruh dalam hal ini :

a. Deteksi masalah yang dapat membahayakan jiwa

b. Cegah masalah, misalnya : tetanus, neonates, anemi, (nutrisi,

kebiasaan tradisional berbahaya)

c. Bangun hubungan saling percaya

d. Anjurkan perilaku saat ( nutrisi, kebersihan, olahraga,

istirahat. Seks, dan sebagainya)

e. Deteksi bahaya preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi

edema, dan protein urin.

f. Deteksi kehamilan ganda

g. Deteksi kelainan letak dan presentase

h. Mantapkan rencana persalinan

f. Langkah VI (pelaksanaan)
38

Bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien

yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam

manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap

terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.

Manejemen yang efisien akan meningkatkan waktu dan biaya serta

meningkatkan mutu dari asuhan klien.

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah

melaksanakan rencana asuhan yang suidah dibuat pada langkah

kelima secara aman dan efisien.

a) Mendeteksi masalah yang dapat membahayakan jiwa

b) Mencegah masalah, misalnya : tetanus neonates, anemia,

kebiasaan tradisional yang berbahaya

c) Bangun hubungan saling percaya

d) Menganjurkan perilaku sehat (nutrisi, kebersihan olahraga,

istirahat seks, dan sebagainya)

e) Mendeteksi gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi

edema, dan protein urine

f) Mendeteksi kehamilan ganda

g) Mendeteksi kelainan letak dan presentase

h) Menetapkan rencana persalinan

i) Kenali tanda-tanda persalinan

g. Langkah VII (evaluasi)


39

Pada langkah tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai dengan

kebiutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan

diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang

benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemugkinan bahwa

sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum

aktif.

E. Pendokumentasian

1. Pengertian dokumentasi kebidanan.

Menurut Thmoas tahun 1994 dan Muslihatun 2009, dokumentasi

adalah catatan tentang interaksi antar tenaga kesehatan, pasien,

keluarga pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan,

prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan

respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan. (Diki,

Ulfah 2017)

1. Tujuan Dokumentasi Kebidanan

a. Sebagai saranan komunikasi

b. Sebagai sarana tanggung jawab dan tenggung gugat

c. Sebagai sarana informasi statistic

d. Sebagai sarana pendidikan

e. Sebagai sumber penelitian


40

f. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan

g. Sebagai sumber data perencanaan asuhan kebidanan

bekelanjutan. (Handayani,2012)

2. Fungsi Dokumentasi

a. Untuk menunjang terbitnya administrasi dalam rangka upaya

peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit/puskesmas

b. Bentuk dan tanggung jawab profesi

c. Perlindungan hokum

d. Mematuhi standar pelayanan

e. Efesiensi kegiatan dan pembiayaan asuhan. (Handayani,2012)

3) Pendokumentasian SOAP

Pendokumentasian SOAP (subjektif, objektif, assassement,

planning).

Pembuatan grafik metode soap merupakan pengelolaan

informasi yang sistematis yang mengatur penemuan dan konklus

kita menjadi suatu rencana asuhan

1) Metode ini merupakan intisari dari metode pelaksanaan

kebidanan guna menyusun dokumentasi kebidanan

2) SOAP merupakan urutan langkah yang dapat membantu kita

mengatur pola pikir dan memberikan asuhan yang

menyeluruh. (Mangkuji,dkk,2013)
41

a. Teknik pendokumentasian SOAP adalah sebagai berikut:

S : (Data subjektif)

1. Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamneses.

2. Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang

klien ekspresi mengenai kekhawatiran dari

keluhannya

3. Pada orang bisu dibelakang data “o” atau “x”

O : (Data Objektif)

Data objektif (O) merupakan pendokumentasian

manjemen kebidanan menurut Hellen Varney pertama

(prngkajian data), terutama data yang diperoleh melalui

hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,

pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnotik lain.

Catatan medic dan informasi dari keluarga atau orang lain

dapat dimasukkan dalam data objektif ini.

1. Tinggi badan

Tubuh yang pendek dapat menjadi indicator

gangguan genetic. Karena tinggi yang pasti sering

kali tidak di ketahui. Dan tinggi badan dapat

diketahui. Dan tinggi badan dapat berubah seiring


42

bertambahnya usia, tinggi badan harus diukur pada

saat kunjungan awal.

2. Berat badan

Ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat

rekomendasi penambahan berat badan pada wanita

hamil dan untuk membatasi kelebihan atau

kekurangan berat badan.

3. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah

b. Nadi

c. Pernapasan

d. Suhu

4. Kepala dan leher

a. Oedema diwajah

b. Icterus pada mata

c. Mulut pucat

d. Bibir pecah-pecah

e. Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe

atau pembesaran kelenjar tyroid

5. Tangan dan kaki

1. Oedema pada jari tangan

2. Kuku jari pucat

3. Varises vena
43

4. Reflex

6. Payudara

a. Ukuran, simetris

b. Putting payudara: masuk atau menonjol

c. Keluarnya colostrum atau cairan lain

d. Retaksi atau dimpling

e. Massa

f. Nodul aksila

7. Abdomen

a. Luka bekas operasi

b. Tinggi fundus uteri

c. Letak, presentasi, posisi, dan penurunan kepala

jika kurang lebih dari > 36 minggu

d. Djj jika > 18 minggu

8. Genetalia luar

a. Varises

b. Perdarahan

c. Luka

d. Cairan yang keluar

e. Penggelaran dari retra dan skene

f. Kelenjar bartoli : bengkak, massa, cairan yang

keluar
44

9. Genetalia dalam

a. Serviks : cairan yang keluar, luka, posisi,

mobilisasi, tertutup atau membuka

b. Vagina, cairan yang keluar, luka, darah

c. Adneksa : ukuran, bentuk, posisi, nyeri

kelunakan, massa (pada TW I)

d. Uterus : ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan,

massa (TW I)

10. Pemeriksaan tunggal

Tanda-tanda yang menimbulkan prasangka panggul

sempit ialah :

a. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan

terakhir

b. Pada multipara jika dalam anamneses, ternyata

pada persalinan yang dulu sukar (riwayat

obstetric yang jelek)

c. Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua

d. Jika badan penderita menunjukkan kelainan

seperti kifosis, scoliosis, kaki pendek sebelah

(pincang), cebol.
45

11. Pemeriksaan Laboratorium

Menurut ary Sulistiawati tujuan tes laboratorium

adalah mendetksi komplikasi dalam kehamilan.

Jenis tes laboratorium dalam asuhan kehamilan

yang merupakan kompetensi bidan adalah

a. Tes haemogloibin darah (HB)

Tujuan : untuk mengetahui keadaan HB pada ibu

hamil dan mendeteksi anemia gravidarum

b. Tes urine protein

Tujuan : untuk mengetahui keadaan protein

dalam urine dan untuk mendeteksi preeklamsi

dalam kehamilan

c. Tes Glukosa urine

Tujuan : untuk mengetahui kadar glukosa dalam

urine dan untuk mengetahui diabetes mellitus

gravidarum

A : (Assessment).

Analisis/assessment (A), merupakan

pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi

(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif dalam

pendokumentasian manajement kebidanan, karena

keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami


46

perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam

data sujektif, maka proses pengkajian data akan menjadi

sangat dinamis. Hal ini juga dapat menuntut bidan untuk

sering melakukam analisis data yang dinamis tersebut

dalam rangka mengikut perkembangan pasien dan

analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan

data pasien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan

pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil

keputusan/tindakan yang tepat.

P : (Planning).

Planning/perencanaan (P), adalah membuat rencana

asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan

disusun berdasarkan hasil analisis dan interprestasi data.

Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien secara optimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini

harus bidan mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai

dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang dilaksanakan

harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan

harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan

lain. Antara dokter.


47

F. Konsep Dasar Kebidanan Pada Ibu Hamil

a. Data Subjektif (S)

Ibu mengeluh cepat lelah , sulit untuk tidur dan sering kencing

(Sarwono, 2015)

b. Data objektif (O)

1. Keadaan umum

2. Kesadaran

3. Tanda-tanda vital normal (tekanan darah, nadi, pernapasan, dan

suhu tubuh)

4. Keadaan janin baik

c. Analisa (A)

G..P..A.. umur kehamilan .. minggu .. hari

d. Penatalaksaan (P)

1. Menyampaikan pada ibu tentang hasil pemeriksaan ibu bahwa

kehamilan normal, ibu dalam keadaan baik.

2. Memberikan HE (healt Education)

a. Gizi pada ibu hamil

b. Kebutuhan kalori selama hamil dapat diproleh misalnya dari

kacang-kacangan, buah segar, beras merah, sayur-sayuran.

c. Kebutuhan protein dapat diperoleh dari telur, tahu, tempe, ikan

dan susu

d. Zat besi yang dipelukan setiap hari dapat diperoleh oleh

daging, hati, telur dan kedelai


48

e. Kebutuhan asam folat (Vitamin B ) dan Vitamin C dapat

diperoleh dari misalnya jus jeruk, brokoli, dan juga roti.

3. Mengajarkan perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat,

seks dan sebagainya)

4. Mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan

5. Menetapkan rencana persalinan

Anda mungkin juga menyukai