PENDAHULUAN
Istilah etika memiliki banyak makna berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa
etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil
penelaahan itu sendiri. Pendapat lain menyebutkan bahwa etika adalah kajian
moralitas. Sedangkan moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau
kelompok mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat suatu perbuatan.
Meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan
moralitas. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan utamanya adalah
menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan
dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar dan
salah, dan moral yang baik dan jahat.
1
Argument lain berpandangan bahwa, aktivitas bisnis, seperti juga aktivitas
manusia lainnya, tidak dapat eksist kecuali orang yang terlibat dalam bisnis dan
komunitas sekitarnya taat terhadap standar minimal etika. Bisnis merupakan aktifitas
kooperatif yang eksistensinya mensyaratkan prilaku eksis.
Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan menghukum siapa saja
yang mereka persepsi berprilaku tidak etis, dan menghargai siapa saja yang mereka
persepsi berprilaku etis. Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka
mempersepsi ketidakadilan yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan
mengurangi minat mereka untuk membeli produknya. Karyawan yang merasakan
ketidakadilan, akan menunjukkan absentisme lebih tinggi, produktivitas lebih rendah,
dan tuntutan upah yang tinggi. Sebaliknya, ketika karyawan percaya bahwa
organisasi adil, akan senang mengikuti manajer. Melakukan apapun yang dikatakan
manajer, dan memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya, etika merupakan
komponen kunci manajemen yang efektif.
2
1.2. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika
untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks.
Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang
di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi
moral perilaku manusia dan peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang
bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk
merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang hubungan ekonomi
antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de George menyebut bahwa etika bisnis
menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:
4
2.2. Tujuan Etika Bisnis
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen
bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang
mempercayai adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau
citra buruk dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat.
Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta
tanggungjawab etis bagi pelakunya
Setelah melihat penting dan sangat diperlukanya etika bisnis, ada baiknya jika
kita tinjau lebih lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Sampai saat ini
ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok yang harus diperhatikan supaya tujuan dari
etika bisnis bisa tercapai, yaitu:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan
masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain,
etika bisnis pertama-tama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk
menjalankan bisnis secara baik dan etis.
2. Menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan
masyarakatluas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan
kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun
juga. Pada tingkat ini, etika bisnis berfungsi untuk menggugah masyarakat untuk
bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik demi
terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut. Etik bisnis mengajak
masyarakat luas, entah sebagai kartawan, konsumen, atau pemakai aset umum
lainnya yan gberkaitan dengan kegiatan bisnis, untuk sadar dan berjuang
menuntut haknya atau paling kurang agar hak dan kepentingannya tidak
dirugikan oleh kegiatan bisnis pihak mana pun.
5
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan
etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat
makro, yang karena itu barang kali lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam
lingkup makro semacam ini, etika bisnis berbicara mengenai monopoli,
oligopoli, kolusi, dan praktek-praktek semacamnya yang akan
sangatmempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan juga
baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara.
Dengan kata lain, etika bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan,
menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan
meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah
menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis
menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-
aturan.
Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur
adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur
dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan
masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral.
Intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat
menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. Dengan kata lain, etika
bisnis untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak. Bahwa itu bukan bagianku.
Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.
6
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis.
Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai
pelanggaran moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain,
melainkan juga masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan.
Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak
pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak juga
pengusaha yang sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba membangun
usaha konglomerasi yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai manajemen
organisasi yang baik. Akibatnya, pada saat ekonomi sulit banyak perusahaan yang
bangkrut.
Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari
keuntungan semata sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala
kompetensi, keterampilan, keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan
sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi.
7
2.5. Etika Bisnis Dalam Perusahaan
8
7. Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat
menjaga kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company).
Bertens (2013:25) mengemukakan bahwa bisnis yang beretika ini perlu dipandang
dari tiga sudut pandang, yaitu:
Sementara itu, ada lima prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman perilaku
untuk menjalankan bisnis etika tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Sonny Keraf
(1998), yaitu:
Prinsip Kejujuran
Prinsip Otonomi
9
Prinsip Keadilan
Dalam prinsip ini tertanam sikap untuk memperlakukan semua pihak dengan
adil, yakni tidak membedakan siapa pun dari berbagai aspek.
Dalam praktiknya, ada tiga prinsip umum dalam etika bisnis yang tentunya akan
memudahkan Anda dalam mengimplementasikannya.
Rasa saling percaya satu sama lain tentunya akan membantu implementasi etika
bisnis yang baik melalui sikap saling mematuhi perjanjian dan aturan yang sudah
disepakati sebelumnya.
Prinsip umum yang penting dalam etika bisns adalah tanggung jawab. Maksud
dari tanggung jawab di sini adalah komitmen perusahaan untuk menciptakan
kemakmuran yang tidak terbatas hanya pada pemegang saham, tapi juga
pemangku kebijakan serta lingkungan operasional perusahaan.
3. Menghargai Lingkungan
Prinsip yang tidak kalah penting adalah selalu menghargai lingkungan tempat
tinggal Anda. Setiap perusahaan harus mampu menjaga, mengelola, serta
memanfaatkan sumber daya alam dengan efisien demi kelangsungan kelestarian
alam serta lingkungan.
10
2.8. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam
suatu lembanga organisasi atau perubahan. Faktor – faktor yang mempengaruhi
lingkungan bisnis adalah:
1. Lingkungan internal
2. Lingkungan Eksternal
Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis yang
semakin komperatif menimbulkan pesaingan yang semakin tajam, hal ini ditandai
dengan semakin banyaknya perusahaan milik pemerintah atau swasta yang didirikan
baik itu perusahaan berskala besar, perusahaan menengah, maupun perusahaan
berskala kecil.
Tujuan dari sebuah bisnis kecil adalah untuk tumbuh dan menghasilkan laba. Untuk
mencapai tujuan itu, kinerja dan perilaku karyawan sangat berkontribusi pada
kesuksesan perusahaan. Perilaku karyawan, bagaimanapun dapat dipengaruhi oleh
faktor eksternal di luar bisnis. Pemilik usaha kecil perlu menyadari faktor-faktor dan
untuk melihat perubahan perilaku karyawan yang mempunyai masalah, antara lain:
1. Budaya Organisasi
11
menjadi lebih produktif dan bahagia. Sebuah keadaan negatif dapat
menyebabkan ketidakpuasan karyawan, absen dan bahkan pencurian.
2. Ekonomi Lokal
4. Persaingan di Industri
Tingkat daya saing dalam suatu industri dapat mempengaruhi etika manajemen
dan karyawan, terutama dalam situasi dimana kompensasi didasarkan pada
pendapatan. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif, perilaku etis terhadap
pelanggan dan pemasok dapat dimanfaatkan karyawan untuk membawa lebih
banyak pekerjaan. Dalam industri yang stabil dimana mudah mendapatkan
pelanggan baru, karyawan tidak termotivasi untuk meletakkan etika internal,
mereka lebih mementingkan untuk mengejar uang.
12
2.9. Hubungan Bisnis dengan Masyarakat
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika adalah lingkungan makro dan
lingkungan mikro. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-
norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak
bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya,
baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat
dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola
hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis
terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul
dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-
masalah etis dalam melakukan kegiatan sehari-hari. bisnis dengan masyarakat umum
juga memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis
dapat meliputi beberapa hal antara lain adalah:
13
Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan tindakan yang
sangat etis bagi suatu bisnis.
Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan terutama yang akan atau
telah go publik harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari
bisnisnya kepada para insvestor atau calon investornya. Jangan sampai terjadi
adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.
14
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk
memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Pengendalian Diri
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk uang dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi seperti sarana sosial untuk masyarakat.
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,
tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus
terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah
kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu
15
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan
“katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang
salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan
“komisi” kepada pihak yang terkait.
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling
percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha
lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan
pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan
itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya
memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan
berkiprah dalam dunia bisnis.
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada
“oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan “gugur” satu demi satu.
16
10. Memelihara Kesepakatan
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang
menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin
kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti proteksi terhadap pengusaha
lemah.
Pariaman adalah kota yang kaya dengan wisata, peluang bisnis sangat banyak
dikembangkan, seperti wisata pantai, pulau, dan juga wisata kuliner yang khas
dengan Kota Pariaman itu sendiri. Dan kebanyakan dari masyarakat yang
memanfaatkan wisata tersebut untuk berwirausaha, seperti berdagang pakaian,
makanan, dan juga menyewakan permaian anak-anak.
Di Kota Pariaman, etika bisnis merupakan sesuatu yang lama tetapi sekaligus
baru. Sebagai sesuatu yang bukan baru, etika bisnis eksis bersamaan dengan hadirnya
bisnis dalam masyarakat Pariaman, artinya usia etika bisnis sama dengan usia bisnis
yang dilakukan oleh masyarakat Pariaman.
17
pabrik, pengolahan bahan mentah, dan usaha lainnya. Mereka berbisnis hanya
memikirkan keuntungan, sehingga menyebabkan pelanggaran etika dalam berbisnis.
Memang tidak jarang bahkan bisa dikatakan sering-kali para pelaku bisnis
melanggar prinsip-prinsip etis yang seharusnya mereka taati karena mereka
menganggap itu sebagai sebuah shortcut (jalan pintas) untuk menuju kemajuan
bisnis, padahal pelanggaran-pelanggaran etika bisnis yang pada awalnya adalah
karena ingin mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dengan cepat dapat
menjadi boomerang yang menyerang tuannya sendiri. Sebenarnya sudah ada aturan-
aturan hukum yang mengatur tentang berbagai pelanggaran hukum, namun Bisnis
bisa dikatakan lebih luas dari aturan-aturan itu sendiri, karena banyak wiliyah abu-
abu dari etika itu sendiri yang tidak di atur oleh hukum sehingga peran etika bisnis
benar-benar diperlukan.
Lalu mengapa perusahaan harus memiliki budaya dan etika dalam bisnis? Hal
ini dikarenakan apabila sebuah perusahaan memiliki etika dan budaya tertentu dalam
bisnisnya maka akan menyebabkan kemajuan perusahaan itu sendiri, hal ini
dikarenakan budaya dan etika bisnis suatu perusahaan akan mempengaruhi perilaku
karyawannya, dimana perilaku karyawan yang baik akan mengakibatkan etos kerja
yang lebih baik dari perusahaan tersebut dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan maupun dalam pelaksanaan praktek bisnisnya. Dan di Kota Pariaman
sendiri pelaksanaan Etika Bisnis bisa dikatakan masih sangat lemah, hal ini
dikarenakan berbagai kendalan seperti ; standar moral dan penegakan hukum pelaku
bisnis yang masih lemah, situasi politik dan ekonomi yang belum stabil, konflik
internal perusahaan bahkan belum adanya organisasi khusus yang menegakkan kode
etik bisnis dan manajemen.
18
bukan hanya mengejar keuntungan, tetapi lebih pada persaiangan yang sehat
terhadap pembisnis lainnya. Terutama kepada pelanggan atau konsumen yang
mengunjungi usaha kita.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari semua kajian dan dari praktik yang sudah banyak terjadi dalam kehidupan bisnis
tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-
batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis yang baik dan tidak melakukan
hal-hal yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis
yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai
adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia
bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis
mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta tanggungjawab etis
bagi pelakunya
Etika Bisnis adalah seni dan disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk
mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang kompleks dalam bisnis.
3.2 Saran
Dari makalah kami ini kalau ada kesalahan kami mohon saran dari teman-teman atau
dosen pengampu.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jurnal.id/id/blog/apa-itu-etika-bisnis/
https://www.gurupendidikan.co.id/etika-bisnis/
https://www.dosenpendidikan.co.id/etika-bisnis-adalah/
https://sarjanaekonomi.co.id/etika-bisnis/
21