Anda di halaman 1dari 17

PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS

Autor : 1. Reynard R Loanardo

2. Andriani Fitri

3. Cindy Wahyuni

Universitas Atma Jaya Makassar


Abstraksi

Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah,

atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai

dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku

tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Etika bisnis adalah istilah

yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh

manajer atau pemilik suatu organisasi. Etika mempengaruhi perilaku pribadi di

lingkungan kerja.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana etika bisnis pada bisnis.

Karena di dalam berbisnis etika sangatlah diperlukan dengan etika perusahaan dapat

mengetahui jati diri kita dan dapat memberikan keputusan apakah kita layak bekerja

di perusahaan tersebut atau tidak. Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis

yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika kita

dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun. Etika telah

berkembang di kehidupan masyarakat, jika kita dapat mempergunakannya dengan

baik maka etika kita akan memberikan dampak yang positif terhadap bisnis kita dan

perusahaan orang lain.

i
Daftar Isi

Halaman Judul
Abstraksi ................................................................................................................. i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
3. Tujuan Pembelajaran ............................................................................. 2
BAB II Pembahasan
1. Pengertian Etika ................................................................................... 3
2. Pengertian Etika Bisnis.................................................................3
3. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika................4
4. Saling Ketergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat ........................ 6
5. Kepedulian Antara Pelaku Bisnis terhadap Etika............................10
6. Tujuan Etika Bisnis .............................................................................. 11
7. Prinsip Etika Bisnis .............................................................................. 11
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ........................................................................................... 13
2. Saran ..................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bisnis modern merupakan realitas yang sangat kompleks. Hal ini tidak hanya
terjadi pada bisnis makro, namun juga mikro. Banyak faktor yang mempengaruhi dan
menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara
terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Karena bisnis merupakan kegiatan
sosial, yang di dalamnya terlibat banyak orang. Bisnis dapat dilihat sekurang-
kurangnya dari 3 sudut pandang berbeda, antara lain: sudut pandang ekonomi, sudut
pandang hukum, dan sudut pandang etika.
Dilihat dari sudut pandang ekonomis, bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal yang
terjadi dalam kegiatan ini antara lain tukar menukar, jual beli, memproduksi,
memasarkan, dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mencari keuntungan.
Namun, perlu diingat pencarian keuntungan dalam kegiatan berbisnis tidak hanya
sepihak, tetapi diadakan dalam interaksi. Pada kenyataannya, banyak pelaku bisnis di
Indonesia tidak memikirkan tentang hal tersebut. Mereka lebih cenderung untuk
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan kerugian pihak lain.
Dengan tidak mengindahkan peranan sentral dari sudut pandang ekonomis,
perlu ditambahkan juga sudut pandang etika dan moral. Dalam kegiatan berbisnis,
mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, namun dalam mencapai keuntungan
tersebut tidak merugikan banyak pihak. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu
diperhatikan. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup (life cycle) bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan
merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang.
Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik
adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.

[Type text] Page 1


Perilaku yang baik dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai moral.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1) Apa yang dimaksud dengan etika ?

2) Apa pengertian etika bisnis ?

3) Bagaimana lingkungan bisnis mempengaruhi perilaku etika ?

4) Bagaimana ketergantungan antara bisnis dan masyarakat ?

5) Bagaimana kepedulian pelaku bisnis terhadap etika ?

6) bagaimana tujuan etika bisnis ?

1.3 Tujuan

1) Menjelaskan maksud dari etika

2) Mengetahui pengertian dari etika bisnis

3) Mengetahui lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika

4) Mengetahui saling tergantungan antara bisnis dengan masyarakat

5) Mengetahui kepedulian pelaku bisnis terhadap etika

6) Mengetahui tujuan dari etika bisnis

[Type text] Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika


Kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang memilki arti adat,
akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir atau berarti adat istiadat. Dapat
dikatakan pula bahwa, Etika adalah filsafat tentang nilai-nilai, kesusilaan tentang baik
dan buruk. Chuck Williams (2001) menyatakan Etika adalah seperangkat prinsip-
prinsip moral atau nilai-nilai yang menegaskan benar dan salah bagi seseorang atau
suatu kelompok.
Etika adalah kode yang berisi prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang
mengatur atau kelompok terkait dengan apa yang benar atau salah (Richard L
Daft,2006). Jadi, disamping mempelajari nilai-nilai, etika juga merupakan
pengetahuan tentang batin seseorang yang sesuai dengan norma-norma etik.
2.2 Pengertian Etika Bisnis
Etika Bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus diikuti
apabila menjalankan bisnis (Jeff Madura, 2001). Etika bisnis terkait dengan masalah
penilain terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau
kejujuran berusaha (bisnis). Kebenaran disini yang dimaksud adalah etika standar
yang secara umum dapat diterima dan diakui prinsip-prinsipnya baik oleh
masyarakat, perusahaan dan individu.
Etika bisnis merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada
profitabilitasnya saja, tapi juga memerhatikan kepentingan stakeholder-nya. Etika
bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal, keberadaan mereka merupakan kesatuan
yang tidak terpisahkan dan keberadaannya saling melengkapi. Etika bisnis merupakan
salah satu bagian dari prinsip etika yang diterapkan dalam dunia bisnis. Istilah etika
bisnis mengandung pengertian bahwa etika bisnis merupakan sebuah rentang aplikasi
etika yang khusus mempelajari tindakan yang diambil oleh bisnis dan pelaku bisnis
(Erni Rusyani Ernawan, 2003)

[Type text] Page 3


Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu
pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara
universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini
menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4). Beberapa ahli ada
juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan- batasan sosial, ekonomi, dan
hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus
dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah &
Imam Hardjanto, 2005).
2.3 Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Banyak perusahaan yang kurang sukses dalam berusaha dikarenakan kurang
jujur terhadap konsumen dan tidak menjaga atau memelihara kepercayaan yang telah
diberikan oleh konsumen. Dalam hal ini peran manajer sangat penting dalam
mengambil keputusan-keputusan bisnis secara etis.
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku etika dalam bisnis
berikut :

1. Leadership
Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan
yang beretika dan perilaku yang beretika. Tanggung jawab utama dari seorang
pemimpin adalah membuat keputusan yang beretika dan berperilaku yang beretika
pula. Ada beberapa hal yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang beretika
yaitu :

 Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya dan


organisasi.
 Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan
perilakunya.

[Type text] Page 4


 Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan yang
diambilnya dan dirinya sendiri.
 Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika sepanjang
waktu, bukan hanya bila dia merasa nyaman untuk melakukannya.
 Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki ketangguhan
untuk tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.
 Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting.
Dengan kata lain dia tetap menjaga perspektif

2. Strategi dan performasi


Fungsi yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam
menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai
tujuan perusahaa terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya
berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan
besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaannya dengan standar-
standar etika. Karena keseluruhan strategi perusahaan yang disebut excellence harus
bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan
perusahaan dengan cara yang jujur.

3. Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak
individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku
para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka
ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi karakter individu Faktor –faktor tersebut yangpertama adalah
pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai yang dianut dalam
keluarganya. Faktor yang kedua, perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya
yang diciptakan di tempat kerjanya. Faktor yang ketiga adalah berhubungan dengan
lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan hukum, serta pengaruh–

[Type text] Page 5


pengaruh perubahan ekonomi. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status
individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwujud dari
tingkah lakunya.

4. Budaya perusahaan
Budaya perusahaan adalah suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual
dan pola tingkah laku yang menjadi karakteristik suatu perusahaan. Setiap budaya
perusahaan akan memiliki dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh kebijakan-
kebijakan formal perusahaan, tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang
berkembang dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga kemudian dipercayai
sebagai suatu perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku yang pantas dan mana yang
tidak pantas. Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai
dan moral ditempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para
stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan yang baik. Hal ini
juga sangat terkait dengan visi dan misi perusahaan.

Kode etik diperlukan untuk hal seperti berikut :


a) Untuk menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya manajemen strategis dan
kebijakan dalam pengembangan usaha di satu pabrik dengan pengembangan sosial
ekonomi dipihak lain.
b) Untuk menciptakan iklim usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat.
c) Untuk mewujudkan integritas perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat dan
pemerintah.
d) Untuk menciptakan keterangan, kenyamanan dan keamanan batin bagi
perusahaan/investor serta bagi para karyawan.
e) Untuk dapat mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia perdagangan
internasional.
2.4 Saling Ketergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat

[Type text] Page 6


Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang yang
dikenal sebagai stakeholders, yaitu pelanggan, tenaga kerja, stockholders, suppliers,
pesaing, pemerintah dan komunitas. Oleh karena itu para pebisnis harus
mempertimbangkan semua bagian dari stakeholders dan bukan hanya stockholdernya
saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan pemegang saham adalah
pihak yang sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis.
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika adalah lingkungan makro
dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang
tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka
dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan
dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada
pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu
membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara
sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan
langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis
seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola
hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi
meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang
nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut
segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia
usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang
ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu
kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang
tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum
mendapatkan perhatian yang seimbang.
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih
kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku

[Type text] Page 7


bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess
demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan
tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda.
Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan
dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di
sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan
keterampilan, dan lain sebagainya.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-
masalah etis dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai
etika pergaulan bisnis. Seperti halnya manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan
antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika
pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat meliputi
beberapa hal antara lain adalah :
1. Hubungan antara bisnis dengan langganan / konsumen
Hubungan antara bisnis dengan langgananya merupakan hubungan yang paling
banyak dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika pergaulanya secara
baik. Adapun pergaulannya dengan langganan ini dapat disebut disini misalnya saja :
a. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk membedakan atau
mengadakan perbandingan harga terhadap produknya.
b. Bungkus atau kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya,
sehingga produsen perlu menberikan penjelasan tentang isi serta kandungan atau zat-
zat yang terdapat didalam produk itu.
c. Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan tindakan yang sangat etis
bagi suatu bisnis. Sangatlah tidak etis suatu bisnis yang menjual produknya yang
ternyata jelek (busuk) atau tak layak dipakai tetap saja tidak mau mengganti
produknya tersebut kepada pembelinya.
2. Hubungan dengan karyawan

[Type text] Page 8


Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan bisnisnya
sering kali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan karyawannya. Pergaulan
bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal yakni : Penarikan (recruitment),
Latihan (training), Promosi atau kenaikan pangkat, Tranfer, demosi (penurunan
pangkat) maupun lay-off atau pemecatan / PHK (pemutusan hubungan kerja).
Didalam menarik tenaga kerja haruslah dijaga adanya penerimaan yang jujur sesuai
dengan hasil seleksi yang telah dijalankan. Sering kali terjadi hasil seleksi tidak
diperhatikan akan tetapi yang diterima adalah peserta atau calon yang berasal dari
anggota keluarga sendiri.
3. Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan
perusahan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan para
pesaing, grosir, pengecer, agen tunggal maupun distributor. Dalam kegiatan sehari-
hari tentang hubungan tersebut sering terjadi benturan-benturan kepentingan antar
kedunya. Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya etika pergaulan bisnis
yang baik.
4. Hubungan dengan Investor
Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan terutama yang akan atau telah
“go publik” harus menjaga pemberian informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya
kepada para insvestor atau calon investornya. Informasi yang tidak jujur akan
menjerumuskan para investor untuk mengambil keputusan investasi yang keliru.
Dalam hal ini perlu mandapat perhatian yang serius karena dewasa ini di Indonesia
sedang mengalami lonjakan kegiatan pasar modal. Banyak permintaan dari para
pengusaha yang ingin menjadi emiten yang akan menjual sahamnya kepada
masyarakat. Dipihak lain masyarakat sendiri juga sangat berkeinginan untuk
menanamkan uangnya dalam bentuk pembelian saham ataupun surat-surat berharga
yang lain yang diemisi oleh perusahaan di pasar modal. Oleh karena itu masyarakat
calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi informasi secara lengkap

[Type text] Page 9


dan benar terhadap prospek perusahan yang go public tersebut. Jangan sampai terjadi
adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.
5. Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama pajak pada umumnya
merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan
hubungan yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan. Laporan finansial
tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak terjadi kecendrungan
kearah penggelapan pajak atau sebagianya. Keadaan tersebut merupakan etika
pergaulan bisnis yang tidak baik.
2.5 Kepedulian Antara Pelaku Bisnis terhadap Etika
Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting,
yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan mempunyai daya saing
yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai yang tinggi.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis
itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik
bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis
tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral.
Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha yang
beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil keputusan,
apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat, apakah keputusan ini
berdampak baik atau buruk bagi orang lain, atau apakah keputusan ini melanggar
hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara
lain pengendalian diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi, pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep
pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan hal yang benar,
Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan

[Type text] Page 10


pengusaha kebawah, Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah
disepakati bersama dan lain sebagainya.

2.6 Tujuan Etika Bisnis


Tujuan etika bisnis antara lain :
a) Menanamkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis.
Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan, jika kesadaran
itu sudah ada, tapi masih lemah dan ragu. Orang yang mendalami etika bisnis
diharapkan memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan
ekonomi yang perlu diberikan perhatian serius.
b) Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis, serta
membantu pembisnis karena moral tidak kalah penting dalam pembentukan sebuah
bisnis. Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis akan sanggup menemukan
fundamental rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
c) Membantu pembisnis untuk menentukan sikap moral yang tepat di dalam
profesinya.
d) Agar perkembangan bisnis selalu dalam kondisi yang sehat.

2.7 Prinsip Etika Bisnis


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan untuk
mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang
mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar
kerja atau operasi perusahaan.
a) Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara
bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya
dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus
diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

[Type text] Page 11


b) Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat
perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja
dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis
melakukan penipuan.
c) Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip
kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat
perusahaan itu.
d) Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang
terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
e) Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang mengarahkan agar kita
memperlakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan
memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
Selain prinsip, ada juga terdapat beberapa nilai – nilai etika bisnis yaitu :
a) Kejujuran
b) Keadilan
c) Rendah Hati
d) Simpatik
e) Kecerdasan

[Type text] Page 12


BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan
sebuah harga mata, yang tidak dapat dibayar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan
luasnya informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan
cepat dan luas. Eika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-
masing elemen dalam lingkaran bisnis. Etika bisnis ini bias dilakukan dalam segala
aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar
terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro.
Tentunya ini akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi
jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika
dalam berbisnis sangatlah penting.
1.2 Saran
Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin
menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan
yang terjadi pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau
hukuman yang berat apabila ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga
etika di dalam bisnis pun dapat berjalan dengan baik dan lancer di perusahaan
tersebut.

[Type text] Page 13


DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

Arijanto, Agus., Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis, Edisi ketiga, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2011.

https://desysuryanidns.wordpress.com/model-etika-dalam-bisnis-sumber-nilai-etika-dan-
faktor-faktor-yang-mempengaruhi-etika-manajerial/

Website :

http://ddesar.blogspot.co.id/2014/10/etika-bisnis-pada-pt-unilever_13.html

http://caesarmudaryan.blogspot.co.id/2012/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html

http://yunaindriani21.blogspot.co.id/2016/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
etika.html

http://adheirma309.blogspot.co.id/2014/12/makalah-etika-bisnis.html?m=1

[Type text] Page 14

Anda mungkin juga menyukai