Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN BISNIS


BERPRILAKU ETIKA DALAM BERBISNIS

DISUSUN OLEH :
Sheris Dandi Oktada 18104050
Linggar Umardi 18104070
A.A Gede Ary Krisna Putra 18104072
I Made Deni Yogastawan 18104062
Ketut Widi Pramana 18104061
I Wayan Edi Antara Saputra 18104066

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


PRODI DESAIN GRAFIS & MULTIMEDIA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
STMIK STIKOM INDONESIA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam. Atas segala karunia nikmat-Nya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang
berjudul “Berprilaku Etika dalam Berbisnis” disusun dalam mengerjakan satu tugas
mata pelajaran Pengantar Manajemen Bisnis.
Makalah ini berisikan tentang penjelasan mengenai gambaran etika dan
sikap yang perlu dipelajari guna dalam berbisnis. Dalam penyusunan makalah ini
saya melakukan pencarian dari artikel-artikel yang ada diinternet oleh sebab itu
saya mohon maaf jika terjadi kesalahan tata bahasa dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan secara maksimal, penulis juga manusia biasa
yang menyadari bahawa makalah ini masih ada kurangnya dan jauh dari kata
sempurna. Sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Demikian yang kami bisa sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya makalah ini.
Denpasar, 19 Oktober 2018
Penulis
Semua Anggota

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
• Latar Belakang 1
• Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Etika Bisnis 2
B. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Prilaku Etika 2
C. Saling Ketergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat 3
D. Kepedulian Antara Pelaku Bisnis terhadap Etika 6
E. Tujuan Etika Bisnis 7
F. Prinsip Etika Bisnis 7
PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA 10

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | ii


BAB I
PENDAHULUAN

• Latar Belakang
Bisnis modern merupakan realitas yang sangat kompleks. Hal ini tidak
hanya terjadi pada bisnis makro, namun juga mikro. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial,
bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern.
Karena bisnis merupakan kegiatan sosial, yang di dalamnya terlibat banyak
orang. Bisnis dapat dilihat sekurang-kurangnya dari 3 sudut pandang berbeda,
antara lain: sudut pandang ekonomi, sudut pandang hukum, dan sudut pandang
etika.
Dengan tidak mengindahkan peranan sentral dari sudut pandang ekonomis,
perlu ditambahkan juga sudut pandang etika dan moral. Dalam kegiatan
berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, namun dalam mencapai
keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Kepentingan dan hak-hak
orang lain perlu diperhatikan. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah
sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup (life cycle) bisnis itu sendiri.
Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat
dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik dalam
konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Dalam makalah ini membahas mengenai bagaimana seharusnya perilaku
etika dalam berbisnis. Menjelaskan pula mengenai lingkungan bisnis yang
mempengaruhi perilaku etika, saling ketergantungan antara bisnis dan
masyarakat, kepedulian antara pelaku terhadap perilaku etika dalam berbisnis,
serta tujuan dan prinsip dari etika bisnis itu sendiri.

• Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian etika bisnis.
2. Bagaimana lingkungan bisnis mempengaruhi perilaku etika.
3. Bagaimana ketergantungan antara bisnis dan masyarakat.
4. Bagaimana kepedulian pelaku bisnis terhadap etika.
5. Bagaimana tujuan etika bisnis.
6. Prinsip dalam beretika bisnis.

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 1


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis


Etika Bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip/aturan/norma yang harus
diikuti apabila menjalankan bisnis (Jeff Madura, 2001). Etika bisnis terkait
dengan masalah penilain terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu
pada kebenaran atau kejujuran berusaha (bisnis). Kebenaran disini yang
dimaksud adalah etika standar yang secara umum dapat diterima dan diakui
prinsip-prinsipnya baik oleh masyarakat, perusahaan dan individu.
Etika bisnis merupakan pola bisnis yang tidak hanya peduli pada
profitabilitasnya saja, tapi juga memerhatikan kepentingan stakeholder-nya.
Etika bisnis tidak bisa terlepas dari etika personal, keberadaan mereka
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan keberadaannya saling
melengkapi. Etika bisnis merupakan salah satu bagian dari prinsip etika yang
diterapkan dalam dunia bisnis. Istilah etika bisnis mengandung pengertian
bahwa etika bisnis merupakan sebuah rentang aplikasi etika yang khusus
mempelajari tindakan yang diambil oleh bisnis dan pelaku bisnis (Erni Rusyani
Ernawan, 2003)
Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu
pengertian yang sama, yaitu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan
dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku
secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan
moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich,1998:4).
Beberapa ahli ada juga yang mendefinisikan etika bisnis sebagai batasan-
batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral
masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap
aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005).

B. Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Prilaku Etika


Banyak perusahaan yang kurang sukses dalam berusaha dikarenakan
kurang jujur terhadap konsumen dan tidak menjaga atau memelihara
kepercayaan yang telah diberikan oleh konsumen. Dalam hal ini peran
manajer sangat penting dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis secara
etis.

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 2


1. Lingkungan Bisnis
Seringkali para eksekutif perusahaan dihadapkan pada suatu dilema yang
menekannya, seperti misalnya harus mengejar kuota penjualan, menekan
ongkos-ongkos, peningkatan efrisiensi dan bersaing. Dipihak lain eksekutif
perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat agar kualitas
barang terjaga, harga barang terjangkau. Disini nampak terdapat dua hal yang
bertentangan harus dijalankan misalnya, menekan ongkos dan efisiensi tetapi
harus tetap meningkatkan kualitas produk. Eksekutif perusahaan harus pandai
mengambil keputusan etis yang tidak merugikan perusahaan.
2. Organisasi
Secara umum, anggota organisasi itu sendiri saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya (proses interaktif). Dilain pihak organisasi terhadap
individu harus tetap berprilaku etis, misalnya masalah pengupahan, jam kerja
maksimum.
3. Individu
Seseorang yang memiliki filosofi moral, dalam bekerja dan berinteraksi
dengan sesama akan berprilaku etis. Prinsip-prinsip yang diterima secara
umum dapat dipelajari/diperoleh dari interaksi dengan teman, famili, dan
kenalan. Dalam bekerja, individu harus memiliki tanggung jawab moral
terhadap hasil pekerjaannya yang menjaga kehormatan profesinya. Bahkan
beberapa profesi memiliki kode etik tertentu dalam pekerjaan.
Kode etik diperlukan untuk hal seperti berikut :
a. Untuk menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya manajemen
strategis dan kebijakan dalam pengembangan usaha di satu pabrik
dengan pengembangan sosial ekonomi dipihak lain.
b. Untuk menciptakan iklim usaha yang bergairah dan suasana persaingan
yang sehat.
c. Untuk mewujudkan integritas perusahaan terhadap lingkungan,
masyarakat dan pemerintah.
d. Untuk menciptakan keterangan, kenyamanan dan keamanan batin bagi
perusahaan/investor serta bagi para karyawan.
e. Untuk dapat mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia
perdagangan internasional.

C. Saling Ketergantungan Antara Bisnis dan Masyarakat


Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang
yang dikenal sebagai stakeholders, yaitu pelanggan, tenaga kerja, stockholders,
suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas. Oleh karena itu para pebisnis
harus mempertimbangkan semua bagian dari stakeholders dan bukan hanya
stockholdernya saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 3


pemegang saham adalah pihak yang sering berperan untuk keberhasilan dalam
berbisnis.
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi perilaku etika adalah lingkungan
makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi
kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan
discrimination. Maka dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya
bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga
kerja atau karyawan.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma
yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak
bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan
bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis
terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa
prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat
interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi
berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang
nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu
menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang
melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta
perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak
lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat,
ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan
aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh
pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya
excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis
dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang
berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu
mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian
terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan,
pemberian latihan keterampilan, dan lain sebagainya.
Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan
masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat
dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti halnya manusia pribadi juga
memiliki etika pergaulan antar manusia, maka pergaulan bisnis dengan
masyarakat umum juga memiliki etika pergaulan yaitu etika pergaulan bisnis.
Etika pergaulan bisnis dapat meliputi beberapa hal antara lain adalah :

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 4


1. Hubungan antara bisnis dengan langganan / konsumen
Hubungan antara bisnis dengan langgananya merupakan hubungan yang
paling banyak dilakukan, oleh karena itu bisnis haruslah menjaga etika
pergaulanya secara baik. Adapun pergaulannya dengan langganan ini dapat
disebut disini misalnya saja :
a. Kemasan yang berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk
membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap
produknya.
b. Bungkus atau kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui
isi didalamnya, sehingga produsen perlu menberikan penjelasan
tentang isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapat didalam
produk itu.
c. Pemberian servis dan terutama garansi adalah merupakan tindakan
yang sangat etis bagi suatu bisnis. Sangatlah tidak etis suatu bisnis
yang menjual produknya yang ternyata jelek (busuk) atau tak layak
dipakai tetap saja tidak mau mengganti produknya tersebut kepada
pembelinya.
2. Hubungan dengan karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu berpandangan untuk memajukan
bisnisnya sering kali harus berurusan dengan etika pergaulan dengan
karyawannya. Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi beberapa hal
yakni : Penarikan (recruitment), Latihan (training), Promosi atau kenaikan
pangkat, Tranfer, demosi (penurunan pangkat) maupun lay-off atau
pemecatan / PHK (pemutusan hubungan kerja). Didalam menarik tenaga
kerja haruslah dijaga adanya penerimaan yang jujur sesuai dengan hasil
seleksi yang telah dijalankan. Sering kali terjadi hasil seleksi tidak
diperhatikan akan tetapi yang diterima adalah peserta atau calon yang
berasal dari anggota keluarga sendiri.
3. Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara perusahaan yang satu dengan
perusahan yang lain. Hal ini bisa terjadi hubungan antara perusahaan dengan
para pesaing, grosir, pengecer, agen tunggal maupun distributor. Dalam
kegiatan sehari-hari tentang hubungan tersebut sering terjadi benturan-
benturan kepentingan antar kedunya. Dalam hubungan itu tidak jarang
dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang baik.
4. Hubungan dengan Investor
Perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan terutama yang akan
atau telah “go publik” harus menjaga pemberian informasi yang baik dan
jujur dari bisnisnya kepada para insvestor atau calon investornya. Informasi
yang tidak jujur akan menjerumuskan para investor untuk mengambil
keputusan investasi yang keliru. Dalam hal ini perlu mandapat perhatian

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 5


yang serius karena dewasa ini di Indonesia sedang mengalami lonjakan
kegiatan pasar modal. Banyak permintaan dari para pengusaha yang ingin
menjadi emiten yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat. Dipihak
lain masyarakat sendiri juga sangat berkeinginan untuk menanamkan
uangnya dalam bentuk pembelian saham ataupun surat-surat berharga yang
lain yang diemisi oleh perusahaan di pasar modal. Oleh karena itu
masyarakat calon pemodal yang ingin membeli saham haruslah diberi
informasi secara lengkap dan benar terhadap prospek perusahan yang go
public tersebut. Jangan sampai terjadi adanya manipulasi atau penipuan
terhadap informasi terhadap hal ini.
5. Hubungan dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan terutama pajak pada
umumnya merupakan hubungan pergaulan yang bersifat finansial.
Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan
laporan keuangan. Laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik
dan benar sehingga tidak terjadi kecendrungan kearah penggelapan pajak
atau sebagianya. Keadaan tersebut merupakan etika pergaulan bisnis yang
tidak baik.
D. Kepedulian Antara Pelaku Bisnis terhadap Etika
Etika bisnis dalam suatu perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu bisnis yang kokoh dan kuat dan
mempunyai daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan untuk
menciptakan nilai yang tinggi. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah
sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang
tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif
jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan,
tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis
yang baik secara moral.
Tolok ukur dalam etika bisnis adalah standar moral. Seorang pengusaha
yang beretika selalu mempertimbangkan standar moral dalam mengambil
keputusan, apakah keputusan ini dinilai baik atau buruk oleh masyarakat,
apakah keputusan ini berdampak baik atau buruk bagi orang lain, atau apakah
keputusan ini melanggar hukum.
Dalam menciptakan etika bisnis perlu diperhatikan beberapa hal, antara
lain pengendalian diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi, pengembangan tanggung
jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat,
menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu menyatakan
hal yang benar, Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan
pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah, Konsekuen dan konsisten
dengan aturan main yang telah disepakati bersama dan lain sebagainya.

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 6


E. Tujuan Etika Bisnis
Tujuan etika bisnis antara lain :
a. Menanamkan dan meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis
dalam bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada,
meningkatkan, jika kesadaran itu sudah ada, tapi masih lemah dan ragu.
Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan memperoleh keyakinan
bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomi yang perlu
diberikan perhatian serius.
b. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan
bisnis, serta membantu pembisnis karena moral tidak kalah penting
dalam pembentukan sebuah bisnis. Melalui studi etika diharapkan
pelaku bisnis akan sanggup menemukan fundamental rasional untuk
aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
c. Membantu pembisnis untuk menentukan sikap moral yang tepat di
dalam profesinya.
d. Agar perkembangan bisnis selalu dalam kondisi yang sehat.

F. Prinsip Etika Bisnis


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh
perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar
memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam
memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
a. Prinsip Otonomi adalah prinsip otonomi memandang bahwa
perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang
yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang
dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk
pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
b. Prinsip Kejujuran adalah prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-
syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan,
dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini paling problematik
karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
c. Prinsip Tidak Berniat Jahat merupakan prinsip ini ada hubungan erat
dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan
mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
d. Prinsip Keadilan adalah perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-
pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil
kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada
konsumen, dan lain-lain.

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 7


e. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri merupakan prinsip yang
mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana kita
ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain
sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
Selain prinsip, ada juga terdapat beberapa nilai – nilai etika bisnis
yaitu :
▪ Kejujuran
▪ Keadilan
▪ Rendah Hati
▪ Simpatik
▪ Kecerdasan

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 8


PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Berbisnis sangat penting menanamkan dan meningkatkan
kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis. Menanamkan, jika
sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan, jika kesadaran itu sudah
ada, tapi masih lemah dan ragu. Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan
memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan
ekonomi yang perlu diberikan perhatian serius.
Dan juga diperlukannya pemahaman mengenai etika bisnis yang memiliki
prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan
harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah
timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja
atau operasi perusahaan.

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 9


DAFTAR PUSTAKA
Perilaku Etika Dalam Bisnis
http://caesarmudaryan.blogspot.com/2012/10/perilaku-etika-dalam-bisnis.html

Makalah Pengantar Manajemen Bisnis | STIKI INDONESIA 2018 | 10

Anda mungkin juga menyukai