Dosen pengampu:
Disusun oleh:
KELAS B
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas membuat makalah mengenai Good Ethics
and Good Business. Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mencari bantuan dari
berbagai pihak.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu semata-
mata karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita dan kami ucapkan terimaksih.
Penyusun
Etika Bisnis| ii
DAFTAR ISI
1. 1 Latar Belakang
Jika suatu perusahaan ingin mencatat sukses dalam bisnis, menurut Richard
De George ia membutuhkan tiga hal pokok, yaitu: produk yang baik, manajemen
yang mulus, dan etika. Selama perusahaan memiliki produk yang bermutu serta
berguna untuk masyarakat dan disamping itu dikelola dengan manajemen yang
tepat dibidang produksi, finansial, sumber daya manusia, dan lain-lain, akan tetapi
ia tidak memiliki etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menajdi batu
sandungan baginya. Banyak usaha pelatihan, Pendidikan dan penelitian diadakan
untuk membantu sipembisnis dalam menghasilkan produk yang baik dan
pemanajemenan yang baik pula. Guna memperoleh produk yang baik dan
berkualitas, si pembisnis dapat memanfaatkan seluruh perangkat ilmu dan
teknologi yang modern. Kita ketahui bahwasannya obat-obat dari industry
farmasi, elektronika yang kian canggih, makanan yang kian berkembang dari
industry pangan dan agribisnis, dan produk produk lain yang canggih dan tersedia
untuk konsumen dimasa yang modern ini. Guna mengembangkan manajemen
yang baik dan mulus, seorang pembisnis bisa mengaplikasikan ilmu eknomi dan
teori manajemen. Dahulu kala, pembisnis hanya mengandalkan bakat alami
namun sekarang manajer yang professional hampir tidak mungkin lagi memiliki
keterampilan yang cukup tanpa Pendidikan khusus. Justru Pendidikan manajemen
itu membuat bisnis menjadi suatu profesi tersendiri. Ketika Harvard Business
School didirikan pada awal abad ke-20, direkturnya A. Lawrence Lowell
menyebut bisnis “the oldest of the arts, the newst of the professions”. Sebagai\
kegiatan ekonomis, binsis tentu dipraktekkan sepanjang sejarah. Sebagai profesi,
bisnis merupakan sesuatu yang baru karena sekarang sudah tersedia pelatihan,
Pendidikan, dan penelitian khusus untuk memperoleh keterampilan dibidang
bisnis.
Etika Bisnis| 1
Bagaimana dengan etika? Sejak beberapa decade terakhir, berangsur-angsur
mulai diakui pula pentingnya etika dalam bisni dan karena itu serentak juga dalam
Pendidikan untuk profesi bisnis. Dibandingkan dengan segala usaha dan program
yang diadakan untuk meningkatkan kemampuan manajemen dalam bisnis,
perhatian bagi etika dalam bisnis masih sangat terbatas. Tetapi yang penting
adalah bahwa peranan etika mulai diakui dan diperhatikan saat ini.
1. 2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah bisnis berlangsung dalam konteks moral?
1.2.2 Bagaimana kode etik perusahaan?
1.2.3 Apa yang dimaksud good ethics and good business?
1. 3 Tujuan Penulisan
Etika Bisnis| 2
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Bisnis| 3
Orang yang berpendapat dengan berpegang pada “etika pasti kalah”
kemungkinan besar terlalu menitik beratkan pada jangka pendek dalam proses
berbisnis dan mengabaikan jangka Panjang, padahal jangka Panjang yang
justru paling hakiki untuk berhasil dalam berbisnis.
Mereka yang meragukan perlunya etika dalam bisnis, sebaiknya tidak
melupakan sejarah industrialisasi dan khususnya perjuangan antara liberalism
dan sosialisme yang berlangsung disitu. Para pekerja harusnya diakui sebagai
stake holders yang paling penting dan menjadi trade mark dari industry yang
sedang dibangun.
Akhirnya yang belum diyakinkan tentang pentingnya etika dalam bisnis perlu
mempertimbangkan presepsi dunia luar tentang kinerja bisnis yang ada di
Indonesia. Dalam forum internasional Indonesia dinilai termasuk negara yang
paling korup. Sejak beberopa tahun terdapat cara yang lebih obyektif lagi
dalam memandang kenyataan itu. Lembaga Transparency International yang
berkedudukan di Berlin, Jerman setiap tahun mempublikasikan Corruption
Perceptions Index (Indeks Persepsi Korupsi). Lembaga ini mendapat
kresibilitas internasional dan bekerja sama dengan beberapa instansi
internasional yang penting. Dalam indeks bisnis mereka yang sudah beberapa
tahun berturut-turut tampak bahwa Indonesia debagai salsha satu negara yang
paling korup di dunia. Pada tahun 1999, Indonesia menempati urutan ke-97
dalam daftar 99 negara dengan skor 1,7 pada skala 10. Jelas jika kekurangan
moralitas dalam kegiatan bisnis yang berlangsung terus semua sebagai bangsa
kalah terhadapa negara-negara tentangga dan negara-negara yang jauh lebih
berhasil menjalankan ekonominya dengan efisien. Realisasi AFTA dan APEC
tinggal beberpa tahun lagi. Seperti halnya dengan ekonomi, moralitaspun
merupakan suatu kenyataan universal yang berdampak universal pula.
Etika Bisnis| 4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini semoga dapat menjadi referensi dan menambah
pemahaman kita tentang
Etika Bisnis| 5
DAFTAR PUSTAKA
Etika Bisnis| 6