ETIKA BISNIS
DAN TANGGUNG
JAWAB KERJA
V
ETIKA BISNIS & TANGGUNG JAWAB
SOSIAL KELOMPOK 7
6. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain.
Sebagai komponen pikir filsafat, etika mengambil peran dalam mengkaji tingkah laku
moral dalam mencari, mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan. Dengan
demikian, ilmu dapat digunakan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia.
Etika profesi juga mempunyai kode etik profesi yang merupakan suatu sistem norma,
nilai, atau aturan untuk menegaskan baik atau tidaknya suatu perbuatan. Etika ini sangat penting
karena berfungsi untuk melindungi orang yang memiliki profesi agar tetap berada di jalur yang
benar dan senantiasa bisa menjadi profesional.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. 4
Pendahuluan ..................................................................................................................... 5
Pembahasan ..................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka................................................................................................................... 26
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan ini meskipun banyak kekurangan
di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Dra. Paula Tjatoerwidya Anggarina, M.M.
selaku Dosen mata kuliah Manajemen dan Komunikasi Bisnis yang telah memberikan tugas ini
kepada kami, serta membantu kami dalam proses penyusunan laporan ini.
Kami sangat berharap Laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai peningkatan mutu dan fokus pada pelanggan serta
mengedepankan Etika dalam setiap berbisnis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
Laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai
kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern.
Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam
mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan
dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah : sesuatu yang penting demi kelangsungan
hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika
dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan,
tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara
moral.
Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai moral. Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah timbul
dalam hubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf internasional. Walaupun
terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma etika, namun dua macam hal itu tidak
sama. Ketinggalan hukum, dibandingkan dengan etika, tidak terbatas pada masalah-masalah
baru, misalnya, disebabkan perkembangan teknologi.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan wajar pada
masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak pelanggaran etika bisnis
dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika
bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia.
Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh para pebisnis
yang ingin menguasai pasar.
Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi para
pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara lain untuk memperluas pangsa pasar,
serta mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga faktor tersebut merupakan alasan yang umum
untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika dengan berbagai cara.
Pada dasarnya pengertian etika apabila diartikan intinya sama saja yaitu hal yang
berkaitan dengan perilaku baik dan benar dalam kehidupan manusia. Etika merupakan dasar
yang penting didalam pergaulan serta menjadi landasan penting bagi sebuah peradaban yang
akan menjadi kesan mendalam dan terpatri terus di benak seseorang. Etika bukan hanya sekedar
penampilan fisik, tetapi masih banyak factor lain yang dapat mendukung seseorang untuk
menampilkan sosoknya yang memiliki etika yang tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
APA ITU ETIKA ?
Pengenalan
Dalam bab ini kita akan membincangkan pelbagai kajian mengenai amalan etika di tempat
kerja saya. Bab ini akan merangkumi difinasi apakah itu etika dari pelbagai pandangan. dengan
ini kita akan dapat memahami arti etika itu sendiri.
Definisi Etika
Pengertian Etika ( Etimologi ), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang bererti
kesusilaan atau adat kebiasaan ( custom). Etika biasanya berkait rapat dengan perkataan moral
yang merupakan istilah Latin iaitu “Mos”, yang bererti adat atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik.
Etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia yang
dapat dipahami oleh pemikiran manusia. Istilah – istilah lain bagi etika ialah :
• Susila (Sanskerta), lebih menunjukakan kepada dasar-dasar , prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su).
• Aklak (Arab), bererti ilmu akhlak, Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomachheia,
ia menjelaskan tentang pembahasan Etika.
• Terminius Techicus, pengertian etika adalah etika yang dipelajari untuk ilmu pengetahuan
yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia itu sendiri.
• Manner dan Custom pula berpendapat etika adalah berkait rapat dengan tata cara dan
adat yang melekat dalam kodrat manusia (Inherent in human nature) yang bermaksud
“baik dan buruk” sesuatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
• Pergertian dan definasi dari para filsuf pula berpendapat:
1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat
dari hak.
2. Pedoman perilaku, yang berkaitan dari kegiatan manusia. (The rules of conduct,
recognize in respect to particular class of human action)
3. Ilmu watak yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individu.(The science of
human character in its ideal state, and moral as of an individual)
4. Merupakan ilmu mengenai sesuatu kewajiban (The science of duty)
I. Menurut K. Bertens, dalam bukunya yang bertajuk Etika, 1994. Secara umumnya
berpendapat seperti berikut:
1. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
dilakukan.
2. Etika adalah nurani (bathiniah) bagaimana untuk bersikap etis adalah dari
sikap kita sendiri.
3. Etika bersifat absolute, ertinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan
baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat hukuman
4.
Pengenalan
Di sini kami sertakan bagaimana kita boleh membuat keputusan mengikut cara yang rasional.
Difinasikan Mengenali
Bina Beberapa
Masalah/Peluan Faktor-faktor
Pilihan
g Penghalang
Wujudkan
Sistem
Kawalan Dan
penilaian
Etika Kerja
Difinasi
Etika kerja bererti norma yang mengatur sikap perilaku seseorang di lingkup kerja, sikap
dan tanggungjawab di dalam menjalankan kewaijiban sebagai seorang pekerja.
Dalam menciptakan etika bisnis, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengendalian Diri
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang
baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi
etis dalam dunia bisnis. Kegiatan bisnis mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa
serta tanggungjawab etis bagi pelakunya
Ada 3 kategori luas dari cara etika manajerial dapat mempengaruhi pekerjaan orang, yaitu:
a) Perilaku terhadap karyawan
b) Perilaku terhadap organisasi
c) Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
1. Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
1. Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari
tindakan tersebut.
2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak- hak dasar yang
harus dihormati dalam semua keputusan.
3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan
tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi
kelompok
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen
perusahaan :
1. Penggunaan obat-obatan terlarang
2. Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
3. Konflik Kepentingan
4. Pengawasan Kualitas atau
5. Quality Control
6. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
7. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
8. Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
9. Pemecatan tenaga kerja
10. Polusi Lingkungan
11. Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
12. Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
13. Pemberian hadiah kepada pihak- pihak tertentu yang terkait dengan pemegang
kebijakan.
Ada beberapa hal yang harus dilakukang oleh seorang pemimpin yang beretika yaitu :
▪ Mereka berperilaku sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuannya dan organisasi.
▪ Mereka berlaku sedemikian rupa sehingga secara pribadi, dia merasa bangga akan
perilakunya.
▪ Mereka berperilaku dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan yang diambilnya
dan dirinya sendiri.
▪ Mereka berperilaku dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etika sepanjang waktu,
bukan hanya bila dia merasa nyaman untuk melakukannya.
▪ Seorang pemimpin etika, menurut Blanchard dan peale, memiliki ketangguhan untuk
tetap pada tujuan dan mencapai apa yang dicita-citakannya.
▪ Mereka berperilaku secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Dengan kata
lain dia tetap menjaga perspektif
3. Karakter individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu dalam
menjalankan fungsi-fungsinya dalam perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan
sangat mempengaruhi pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi karakter individu Faktor –faktor
tersebut yangpertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai
yang dianut dalam keluarganya.
4. Budaya perusahaan
Menurut Mangkunegara, (2005:113), budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem
keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman
tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal.
Perspektif konsumen
Sebagian besar konsumen setuju bahwa saat mencapai target bisnis, perusahaan harus terlibat
dalam upaya CSR pada saat yang bersamaan. Sebagian besar konsumen percaya bahwa
perusahaan yang melakukan kegiatan amal akan menerima tanggapan positif. Somerville juga
menemukan bahwa konsumen setia dan bersedia membelanjakan lebih banyak untuk pengecer
yang mendukung amal. Konsumen juga percaya bahwa pengecer yang menjual produk lokal akan
mendapatkan loyalitas. Smith (2013) berbagi keyakinan bahwa memasarkan produk lokal akan
mendapatkan kepercayaan konsumen.
Pendekatan
Pendekatan CSR yang lebih umum adalah filantropi perusahaan. Ini termasuk
sumbangan uang dan bantuan yang diberikan kepada organisasi dan komunitas nirlaba.
Pendekatan CSR lainnya adalah dengan memasukkan strategi CSR secara langsung ke dalam
operasi.
Menciptakan nilai bersama atau CSV didasarkan pada gagasan bahwa kesuksesan
perusahaan dan kesejahteraan sosial saling bergantung. Agar masyarakat dapat berkembang,
bisnis yang menguntungkan dan kompetitif harus dikembangkan dan didukung untuk
menciptakan pendapatan, kekayaan, pendapatan pajak, dan filantropi.
Jangkauan
Awalnya, CSR menekankan perilaku resmi perusahaan individu. Kemudian, diperluas untuk
mencakup perilaku pemasok dan penggunaan produk mana yang ditempatkan, dan bagaimana
produk tersebut dibuang setelah kehilangan nilainya.
Rantai pasokan
Pada abad ke-21, tanggung jawab sosial perusahaan dalam rantai pasokan telah menarik
perhatian dari bisnis dan pemangku kepentingan. Tidak bertanggung jawab sosial perusahaan
dalam rantai pasokan telah sangat mempengaruhi reputasi perusahaan, yang menyebabkan
banyak biaya untuk menyelesaikan masalah. Isu-isu seputar ini telah mendorong manajemen
rantai pasokan untuk mempertimbangkan konteks tanggung jawab sosial perusahaan.
Implementasi
CSR dapat didasarkan pada departemen sumber daya manusia , pengembangan bisnis atau
hubungan masyarakat dari suatu organisasi, atau mungkin merupakan unit terpisah yang
melapor kepada CEO atau dewan direksi .
Rencana keterlibatan
Rencana keterlibatan dapat membantu dalam menjangkau audiens yang diinginkan. Seorang
individu atau tim tanggung jawab sosial perusahaan merencanakan tujuan dan sasaran
organisasi. Seperti halnya aktivitas perusahaan, anggaran yang ditetapkan menunjukkan
komitmen dan menskalakan kepentingan relatif program.
Verifikasi
Tanggung jawab sosial perusahaan dan laporan serta upaya yang dihasilkannya harus diverifikasi
oleh konsumen barang dan jasa. Sumber daya akuntansi, audit, dan pelaporan memberikan
dasar bagi konsumen untuk memverifikasi bahwa produk mereka berkelanjutan secara sosial .
Karena meningkatnya kesadaran akan kebutuhan CSR, banyak industri memiliki sumber daya
verifikasi mereka sendiri. Mereka termasuk organisasi seperti Forest Stewardship Council (kertas
dan hasil hutan), International Cocoa Initiative, dan Kimberly Process (berlian). The United
Nations Global Compactmenyediakan kerangka kerja tidak hanya untuk verifikasi, tetapi juga
untuk pelaporan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai pasokan perusahaan.
Pelatihan etika
Maraknya pelatihan etika di dalam perusahaan, yang sebagian di antaranya diwajibkan oleh
peraturan pemerintah, turut membantu penyebaran CSR. Pelatihan tersebut bertujuan untuk
membantu karyawan membuat keputusan etis ketika jawabannya tidak jelas. Manfaat paling
langsung adalah mengurangi kemungkinan "tangan kotor", denda, dan merusak reputasi karena
melanggar hukum atau norma moral. Organisasi melihat peningkatan loyalitas dan kebanggaan
karyawan dalam organisasi.
Tindakan umum
Tindakan CSR umum meliputi:
• Kelestarian lingkungan
• Peningkatan sumber daya manusia
• Keterlibatan masyarakat
• Pemasaran etis
Secara keseluruhan, mencoba menyeimbangkan tujuan ekonomi, ekologi, dan sosial adalah inti
dari triple bottom line. Langkah ini diklaim membantu beberapa perusahaan lebih sadar akan
tanggung jawab sosial dan moral mereka.
Manajemen risiko
Mengelola risiko adalah tanggung jawab eksekutif yang penting. Reputasi yang membutuhkan
waktu puluhan tahun untuk dibangun dapat hancur dalam hitungan jam melalui skandal korupsi
atau kecelakaan lingkungan. Situasi ini menarik perhatian yang tidak diinginkan dari regulator,
pengadilan, pemerintah, dan media. CSR dapat membatasi risiko ini.
Diferensiasi merek
CSR dapat meningkatkan reputasi merek dengan "mendorong keinginan untuk mendukung dan
membantu perusahaan yang telah bertindak untuk menguntungkan konsumen". Dengan cara
ini, CSR berfungsi untuk meningkatkan persepsi merek, yang dapat mengarah pada evaluasi
produk yang positif, meskipun efek ini tergantung pada berbagai faktor, termasuk sejauh mana
konsumen menghargai hubungan dekat atau percaya bahwa CSR inisiatif adalah mementingkan
diri sendiri, apakah program CSR dapat dianggap berdampak negatif terhadap kualitas produk,
tujuan terkait konsumsi konsumen (yaitu, apakah konsumsi mereka secara sosial versus motivasi
produk), atau konsumen ' atribusi terhadap motif upaya CSR.
Mengurangi pengawasan
Korporasi ingin menghindari campur tangan dalam bisnis mereka melalui perpajakan atau
peraturan . Program CSR dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat bahwa perusahaan
memperhatikan kesehatan dan keselamatan , keragaman, dan lingkungan secara serius,
mengurangi kemungkinan bahwa praktik perusahaan akan dipantau secara ketat.
Hubungan pemasok
Program CSR yang tepat dapat meningkatkan daya tarik perusahaan pemasok terhadap
perusahaan pelanggan potensial. Misalnya, seorang pedagang fesyen mungkin menemukan nilai
di pabrik luar negeri yang menggunakan CSR untuk membangun citra positif dan untuk
mengurangi risiko publisitas buruk dari perilaku buruk yang terungkap.
Manajemen krisis
Strategi atau perilaku CSR yang terkait dengan CSR telah dibahas oleh banyak sarjana dalam hal
manajemen krisis seperti tanggapan terhadap boikot dalam konteks internasional. Ang
menemukan bahwa membangun hubungan melalui penyediaan layanan tambahan daripada
pemotongan harga adalah hal yang lebih nyaman bagi bisnis di Asia sebagai strategi selama krisis
ekonomi.
KATA PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah
harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam Iaman keterbukaan dan luasnya informasi saat
ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas.
Etika bisnis mempengaruhi tingkat kepercayaan atau trust dari masing-masing elemen
dalam lingkaran bisnis. Pemasok (supplier), perusahaan, dan konsumen, adalah elemen yang
saling mempengaruhi. Masing-masing elemen tersebut harus menjaga etika, sehingga
kepercayaan yang menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga keperpayaan dalam
kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup
mikro maupun makro. Tentunya ini tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah
wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika
dalam berbisnis sangatlah penting.
Dengan adanya etika maka manusia akan lebih dapat menghargai orang lain baik itu
dalam lingkungan intern maupun ekstern. Untuk kemajuan global seperti inietika bukanlah hal
sepele lagi karena etika dapat menjadi salah satu penilaian citra baik buruk suatu perusahaan
yang anda gunakan untuk bekerja.Dan tingkat kesuksesan seorang pegawai di perusahaan itu di
tentukan olehetika pegawai tersebut apa bila dia memliki etika yang baik maka bisa di pastikan
pagawai atau orang tersebut dianggap sudah sukses.
Daftar Pustaka :
Miritonga123.blogspot.com/2010/01/definisi-etika-html
www.pengurusan.info
www.google.com.my/webhp?source
Wirdatul, Jannah. (2017). MAKALAH MANAJEMEN ETIKA BISNIS. wirdatonj.blogspot.com. Diakses
tanggal 23 November 2021.
Admin (2018). Etika Bisnis dan Manajerial. dunia-daring.blogspot.com. Diakses tanggal 23
November 2021.
Gie (2020). Etika Bisnis : Pengertian, Tujuan, Contoh, dan Manfaatnya untuk Bisnis. accurate.id.
Diakses tanggal 23 November 2021.
MUHAMMADARIFPRA (2019). ETIKA MANAJERIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHINYA. muhammadarifpra.wordpress.com. Diakses tanggal 23 November 2021.