Anda di halaman 1dari 18

ETIKA BISNIS

“Corporate Social Responsibility (CSR)”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis
Dosen Pengampu : Aniesa Samira Bafadhal S.AB, M. AB,

Disusun oleh:
Cholif Ragil Subekti 155030201111050
Aditya Hasalma

ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Etika Bisnis tentang Corporate Social
Responsibility (CSR).

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Etika Bisnis tentang


Corporate Social Responsibility (CSR).ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Malang, 7 November 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagi dunia Internasional maupun Nasional, bisnis merupakan aktivitas yang tidak
dapat dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari. Tidak jenuh para pebisnis memajukan dan
memperluas usahanya dalam rangka mencari keuntungan semaksimal mungkin. Mulai dari
Negara adidaya hingga negara berkembang melakukan bisnis sebagai mata pencaharian
mereka. Begitu pula dengan Indonesia yang tidak mau kalah bersaing dengan negara-negara
maju lainnya.

Di Indonesia, perkembangan bisnis maju pesat seiring dengan perkembangan


teknologi dan informasi. Mulai dari bisnis secara tradisional maupun bisnis secara on-line.
Bahkan pangsa pasar bisnis on-line lebih luas dan tentunya dapat memperoleh keuntungan
yang maksimal walaupun tidak sedikit pula orang yang meragukan kualitas produk yang
ditawarkan secara on-line. Namun, diantara bisnis-bisnis yang menghasilkan keuntungan,
ternyata masih banyak para pebisnis yang mengacuhkan etika bisnis yang baik, seperti
misalnya tidak memperhatikan kepuasan konsumen terhadap produk yang dijual. Sejatinya,
etika bisnis harus tertanam dalam jiwa para pebisnis, karena dengan etika bisnis yang baik
tidak hanya keuntungan saja yang didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan
konsumenpun akan didapatkan pula. Untuk itu, para pebisnis harus mengetahui hal-hal apa
saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pebisnis.

Dalam makalah ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai etika bisnis dan tanggung
jawab social perusahaan yang seharusnya dilakukan oleh para pebisnis atau pengusaha.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa Pengertian dari Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility?

1.2.2. Apa saja Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis?

1.2.3. Prinsip dalam Etika Bisnis?

1.2.4. Bagaimanakah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) itu?


1.2.5. Apa sajakah bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan?

1.2.6. Bagaimana Dinamika dalam Tanggung jawab social Perusahaan (CSR)?

1.2.7. Apa Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan?

1.2.8. Apa saja bentuk Tanggungjawab sosial perusahaan di Indonesia?

1.2.9. Apa saja contoh Corporate Social Responsibilty pada PT.Unilever Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Pengertian Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility

1.3.2. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis

1.3.3. Prinsip dalam Etika Bisnis

1.3.4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1.3.5. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1.3.6. Dinamika dalam Tanggung jawab social Perusahaan (CSR)

1.3.7. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial

Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-
nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis.

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.

Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil,


sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu
ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur
oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar
minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan
wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku
etika bisnis, yaitu :

 Utilitarian Approach : Setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh


karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
 Individual Rights Approach : Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang
lain.
 Justice Approach : Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan istilah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep
yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk
tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan,
pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan
fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan


yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era
dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting
daripada sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh
pemangku kepentingannya. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan,
di mana suatu organisasi dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan
keputusannya tidak semata berdasarkan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh,
melainkan juga harus melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari
keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.

CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung
dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank
Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR
meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya,
dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan
organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan dukungan pemerintah
daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil
peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini.
Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah
harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social
Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi
fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam
upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis
dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.

CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga
atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas)
atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif
perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan
keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis
nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi
kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan
demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak , konsumen
mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit
yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak
langsung.

2.2. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh. Ada beberapa kelompok yang dapat
mempengaruhi kepentingan bisnis diantaranya:

 Para pengusaha dan mitra usaha


 Perusahaan pemasok bahan baku
 Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
 Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
 Bank penyandang dana perusahaan
 Investor penanam modal
 Masyarakat umum yanag dilayani
 Pelanggan yang membeli produk
2.3. Prinsip dalam Etika Bisnis

Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para
pelaku bisnis. Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan
untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang
mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja
atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika
bisnis sebagai berikut:

a) Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran
tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas
keputusan yang diambil.
b) Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena
kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam
pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja
dan lain-lain).
c) Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan
haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
d) Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk
berbisnis yang kompetitif.
e) Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam
menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap
dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.

Di samping 5 prinsip diatas, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal
yang juga perlu diperhatikan, antara lain adalah:

1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif
yang berupa peraturan perundang-undangan.

Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah
bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik
lingkup makro ataupun mikro.
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi sistem
pasar dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan
supaya sistem dapat bekerja secara efektif dan efisien adalah:
 Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta
 Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
 Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan
jasa
Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku yang
tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan mengambat
pertumbuhan sistem secara makro.
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust.
Dalam lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier),
perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan dalam kegiatan bisnis yang
saling mempengaruhi. Tiap mata rantai di dalam relasi harus selalu menjaga etika
sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.

2.4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Penggunaan istilah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau atau Corporate


Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin
meningkatnya praktek tanggung jawab sosial perusahaan, dan diskusi-diskusi global,
regional dan nasional tentang CSR .Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-
an, saat ini menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan
masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan multi-
nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai dan standar
yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat.
CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang
berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan
berkelanjutan.CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan
dan dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian dari budaya (corporate
culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan bagian dari budaya
masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di masyarakat juga termasuk
berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat keputusan atau
bertindak etis bila:
 Keputusan atau tindakan dilakukan berdasarkan nilai atau standar yang diterima
dan berlaku pada lingkungan organisasi yang bersangkutan.
 Bersedia mengkomunikasikan keputusan tersebut kepada seluruh pihak yang
terkait.
 Yakin orang lain akan setuju dengan keputusan tersebut atau keputusan tersebut
mungkin diterima dengan alasan etis.
Suatu perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak mungkin,
tetapi juga mempunyai etika dalam bertindak menggunakan sumberdaya manusia dan
lingkungan guna turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja
yang semata dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan (finance) tidak akan
mampu membesarkan dan melestarikan , karena seringkali berhadapan dengan konflik
pekerja, konflik dengan masyarakat sekitar dan semakin jauh dari prinsip pengelolaan
lingkungan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
2.5. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan,
melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang
mencemari lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan
cara:
 Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
 Meminta Masukan kepada karyawan
 Memberi kepercayaan kepada karyawan
 Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan biak
 Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
 Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Tanggung jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
 Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
 Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
3. Tanggung Jawab terhadap investor
Tanggung Jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian investasi
yang menarik, seperti memaksimumkan laba
4. Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Perusahaan harus ber Tanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya, misalnya
menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap
mayararakat sekitarnya

2.6. Dinamika dalam Tanggung Jawab Social Perusahaan (CSR)


Menurut George Pohle dan Jeff Hittner dari IBM, terdapat tiga dinamika
yang harus dipahami oleh perusahaan dalam keterlibatannya dengan CSR:
1. Information – From Visibility to Transparency
Supaya terjalin hubungan yang lebih baik dengan konsumen maupun
stakeholder, maka perusahaan harus mengadopsi teknologi maupun praktek
bisnis yang memungkinkan para stakeholder untuk memperoleh informasi
kapanpun dan dimanapun mereka berada. Misalnya, perusahaan perusahaan
infrastruktur memungkinkan pelanggan untuk berpindah sumber energi
berdasarkan ketersediaan sumber yang paling ramah lingkungan secara real
time. Atau telepon seluler yang dapat men-scan bar code produk supaya
memunculkan informasi yang diinginkan pengguna, mulai dari bahan-bahan
hingga energi yang digunakan untuk membuatnya.
Jika sebelumnya transparansi dan akuntabilitas memang jarang
diimplementasikan di masa lalu, namun kini menjadi sebuah tantangan bagi
perusahaan yang terlibat dengan banyak pihak. Ini bukan hanya masalah
menyediakan informasi lebih banyak, melainkan informasi yang bernar.
Perusahaan yang memberikan informasi relevan akan memenangkan
kepercayaan dari konsumen, sehingga tercipta platform pertumbuhan yang
kuat.
2. Impact on Business – From Cost to Growth
Perusahaan memandang CSR sebagai biaya izin untuk berbisnis di
pasaran. Karena jika mereka gagal memenuhi regulasi lokal maupun global,
maka reputasi merek ataupun perusahaan jadi taruhannya. Namun, kini
perusahaan mulai memandang CSR sebagai sarana dalam menemukan ide
produk baru, diferensiasi, menekan biaya, mempercepat entry pasar, dan
menempatkan mereka dalam posisi yang lebih baik dalam talent wars.
CEMEX misalnya, menyediakan diskon bagi pelanggan dengan pendapatan
rendah dan membolehkan mereka untuk membayar material secara
mingguan. Ini memungkinkan pelanggan untuk mengakses material
berkualitas tinggi dengan harga sekitar 2/3nya saja. Nyatanya, ini justru
memperluas pasar dan mendorong penjualan CEMEX. Segmen ini tumbuh
250% per tahunnya.
Perusahaan juga memandang bahwa inisiatif CSR dapat mengurangi struktur
biaya secara keseluruhan ataupun meningkatkan produktivitas.
Canadian pulp and paper, misalnya, berhasil mengurangi emisinya sebanyak
70% dan energi sebanyak 21% sejak 1990. Pada 2005 dan 2006, perusahaan
berhasil menghemat sebanyak $4.4 juta untuk pengurangan konsumsi bahan
bakar sebesar 2%.
3. Relationships – From Containment To Engagement
Salah satu cara untuk memenuhi ekspektasi stakeholder adalah dengan
menjalin hubungan secara kontinu. Misalnya, sebuah bisnis global yang
berusaha untuk memonitor kondisi kerja dan standar lingkungan melalui
supply chain di Asia Tenggara. Kemudian pada saat yang sama, NGO juga
berfokus pada meningkatkan HAM dan memastikan bahwa bisnis mematuhi
standar lingkungan masyarakat. Meskipun perusahaan dan NGO kadang
menjadi oposisi, namun sesungguhnya melalui kolaborasi mereka sama-
sama bisa mencapai tujuannya. Bisnis dapat memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki NGO untuk memonitor, mengedukasi, serta meningkatkan
operasi dari supplier. Sehingga perusahaan dapat menekan biaya yang
seharusnya terjadi. Sementara itu, NGO juga mengambil manfaat karena
mereka memperoleh akses serta memperoleh hasil lebih mudah.
Misalnya, Marks & Spencer, setelah serangkaian skandal makanan di Inggris
yang membuat konsumen skeptis, mereka meluncurkan kampanye “Behind
The Label” yang memberikan edukasi kepada 16 juta pelanggan mengenai
semua yang dilakukan perusahaan berkaitan dengan isu lingkungan dan
sosial. M&S juga bekerjasama dengan NGO Oxfam untuk mengembangkan
program dimana pelanggan bisa mendonasikan pakaiannya ke toko amal
Oxfam serta memperoleh diskon untuk membeli pakaian baru di M&S.
Mereka juga bekerjasama dengan para supplier untuk meningkatkan
transparansi, dimana daging yang digunakan bisa dilacak langsung kepada
sapi mana yang digunakan. Begitu pula dengan pakaian. Hasilnya, M&S
berhasil memperbarui mereknya lagi, dengan pendapatan menguat 10% dan
laba naik 22% pada 2006 hingga 2007.
2.7. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab
sosial adalah:
1. Perusahan yang etis dan memiliki tanggung jawab sosial mendapatkan rasa
hormat dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung
jawab sosial akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan
masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan akan
membantu dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab sosial Secara tidak langsung Membantu dalam promosi
perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan
sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan
kerja yang semakin komplek
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak
berkaitan dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab
sosial dapat menambah uang dalam bisnis mereka
Biasanya dimulai
dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
 Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik
intern perusahaan maupun dengan eksternal.
 Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
 Melindungi prinsip kebebasan berniaga
 Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan
lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya
termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama
apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam
sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset
yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal mungkin
harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai
yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni
dengan cara :
1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
2. Memperkuat sistem pengawasan
3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus

2.8. Bentuk Pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan di Indonesia


Pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis adalah merupakan penjabaran dari
kepedulian sosial dari suatu bisnis. Dengan semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu
bisnis, maka bararti akan semakin meningkat pelaksanaan praktik bisnis etik dalam
masyarakat. Dengan pelaksanaan etika bisnis maka kepentingan masyarakat banyak akan
terlindung dari praktik bisnis yang merugikan kepentingan masyarakat banyak.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang dapat atau telah
dilakukan oleh beberapa pengusaha.
a. Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP)
Banyak pengusaha yang telah menyusun dan melaksanakan hubungan industry
pancasila ini dalam bentuk yang sering dikenal sebagai Kesepakatan Kerja Bersama
(KKB). KKB ini merupakan sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha
dengan para pekerja atau karyawan perusahaan yang biasanya dituangkan dalam
sebuah buku. Dalam KKB ini diadakan berbagai ketentuan tentang hak-hak serta
kewajiban karyawan. Hak-hak karyawan meliputi hak atas gaji maupun bentuk-
bentuk lain yang berupa kesejahteraan baik moril maupun materil baginya sedangkan
kewajiban karyawan yaitu melksanakan tugas pekerjaan yang ditugaskannya bagi
masing-masing karyawan yang bersangkutan sesuai dengan jabatan yang dipikulnya.

b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)


Banyak pengusaha yang pada saat ini telah melakukan AMDAL ini dalam
melaksanakan kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dari amdal ini tercermin dalam
pelaksanaan pengolahan limbah industry sedemikian rupa sehingga limbah tersebut
menjadi tidak mengganggu lingkungan. Proses produksi yang dilakukan oleh suatu
bisnis tidak jarang akan menimbulkan pencemaran lingkungan atau polusi, baik polusi
tanah, air dan udara. Dalam hal ini masih banyak pula pengusaha yang belum
menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan limbah industry ini. Hal ini
pada umumnya disebabkan karena kurangnya kesadaran pengusaha terhadap
pencemaran lingkungannya.

c. Penerapan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Penerapan prinsip K3 ini telah banyak dilaksanakan pula oleh pengusaha kita. Ada
beberapa perusahaan telah memperoleh penghargaan yang berupa “Zero Accident’’.
Perusahaan yang memperoleh penghargaan ini bararti telah menjalankan proses
produksinya sedemikian lama tanpa mengalami kecelakaan kerja bagi karyawannya.
Hal ini merupakan prestasi yang cukup bagus dalam menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja. Guna menjalankan pekerjaannya baik berupa topi pengaman,
masker, maupun pakaian kerja khusus dan sebagainya.

d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR)


Pelaksanaan program pemerintah yang berupa PIR di mana dalam hal ini Perkebunan
Besar yang biasanya adalah milik negara merupakan intinya yang akan menjadi motor
penggerak pembangunan perkebunan rakyat di sekitarnya yang merupakan plasma.
Perkebunan rakyat di sekitar yang merupakan plasma ini akan mendukung kelancaran
pemasokan bahan baku bagi nakan terjadi saling membantu antara perusahaan rakyat
yang pada umumnya kecil. Dengan demikian maka pembangunan bangsa akan
berjalan secara seimbang dan saling menompang.

e. Sistem Bapak Angkat- Anak Angkat


Pelaksanaan sistem ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan
bangsa serta keterkaitan industry maupun ketrkaitan kepentingan masyarakat banyak.
Praktik tersebut tentu saja juga tidak mudah untuk dilaksanakan karena diperlukan
kesadaran yang tinggi dari pengusaha besar yang harus bersedia untuk membantu
perkembangan bagi pengusaha kecil yang seringkali banyak menimbulkan persoalan
bagi pengusaha besar yang menjadi bapak angkat.
2.9. Contoh dari program CSR yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia
PT.Unilever Indonesia telah banyak melakukan beberapa program CSR
(Corporate Social Responsibility) sebagai bentuk tanggung jawab yang tinggi
terhadap masyarakat, secara berkelanjutan tidak hanya program korporasi tetapi juga
pada brand yang merupakan produk rumah tangga. Sukses Unilever tidak dapat diraih
tanpa kepercayaan masyarakat.
Program CSR yang sudah dilakukan PT.Unilever diantaranya adalah
 Kampanye cuci tangan dengan sabun (Lifeboy)
 Program edukasi kesehatan gigi dan mulut (Pepsodent)
 Program pelestarian makanan tradisional (Bango)
Sementara dalam bidang korporasi, di bawah payung Yayasan Unilever
Indonesia, telah menjalankan tanggung jawab perusahaannya dalam bidang : Program
pemberdayaan masyarakat / UKM (Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam),
program edukasi kesehatan masyarakat (Pola Hidup Bersih dan Sehat / PHBS).
Pada tanggal 31 Maret 2008, PT. Unilever Indonesia melalui Yayasan
Unilever Indonesia bersama mitra stratergisnya diantaranya Badan Pengelola
Lingkungan Hidup DKI Jakarta (BPLHD) kembali melanjutkan program Jakarta
Green and Clean (JGC) di tahun 2008 ini sebagai salah satu bentuk kegiatan CSR.
Program CSR ini dilakukan untuk yang ketiga kalinya, sejak digulirkannya
program ini ternyata antusiasme masyarakat Jakarta sangat tinggi, hal ini terbukti oleh
semakin banyaknya jumlah peserta yang mengikuti program ini. Dan hal ini juga
membuktikan bahwa masih banyak warga masyarakat yang peduli pada lingkungn
hidup. Kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup akan berlangsung efektif Jika
dimulai dari keluarga sebagai lingkungan terkecil dan meluas kepada lingkungan
masyarakat sekitar. Melalui program ini diharapkan dapat lebih menyadarkan,
memberdayakan serta menampung keinginan masyarakat untuk kembali
menghijaukan lingkungan dan berbuat bijak dengan sampah rumah tangga yang
dihasilkan dengan konsep reduce, reuse dan recycle.
Gerakan Jakarta Green and cleen (JGC) ini salah satunya adalah mengelola
sampah menjadi komoditi yang lebih produktif, misalnya sampah basah yang dahulu
tidak berguna dapat diolah menjadi kompos yang dapat digunakan sendiri atau dapat
dijual, sampah kering dapat diolah menjadi barang kerajinan. Melalui program ini
dapat menginspirasi pihak lain untuk mengelola sampah dengan baik, tidak hanya
terkait dengan aspek lingkungan saja tetapi dapat mengangkat ekonomi masyarakat
kecil.
JGC mengelola isu yang sangat strategis, salah satu yang penting sebagai
sasaran JGC adalah membangun resourches dan memberdayakannya, mulai dari
pemberdayaan individu volunteers sebagai fasilitator, pemberdayaan komunitas,
sampai pemberdayaan seluruh stake holders. JGC dapat dijadikan model yang siap
untuk direplika sebagai ikon baru pemberdayaan lingkungan hidup yang berbasis
volunteer dan komunitas. JGC bisa menjadi sumber inspirasi dan solusi tuntas
pemberdayaan bangsa. Sebab bangsa dengan lingkungan hidup yang rusak berarti
kehancuran bangsa itu sendiri.
Program JGC ini merupakan bentuk keseriusan dan kepedulian sektor
swasta terhadap masalah lingkungan khususnya masalah persampahan, penghijauan
dan resapan di Jakarta. Diharapkan melalui program JGC ini, kepada masyarakat
dapat meningkatkan kepedulian untuk pengelolaaan lingkungan, menggali potensi
kreatifitas masyarakat dan meberdayakan secara poxisisitf, meningkatkan pendapatan
msayarakat dari mengumpulkan sampah dan mendaur ulang sampah, memperkuat
kedekatan antar warga di masyarakat, memunculkan tokoh masyakarat yang peduli
sebagai inspirasi warga lainnya.
Melalui program ini pula, diharapkan sektor swasta lainya dapat turut ambil
bagian dalam program JGC. Dengan semakin banyak pihak yang melakukan program
seperti ini semakin besar pula dampak positif yang akan dirasakan oleh masyarakat.
Analisis
Melalui berbagai Program CSR yang telah dilakukan oleh PT. Unilever
Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat memperhatikan dan sangat
perduli terhadap kesehatan serta kebersihan masyarakat Indonesia. Terbukti dengan
suksesnya program JGC yang telah dibuat sejak tahun 2008 hingga kini program
tersebut sangat membantu masyarakat dalam mengelola lingkungan sehat dan bersih,
serta penanggulangan sampah dimana sampah merupakan masalah yang tak kunjung
berakhir. Namun PT Unilever mampu membuat program yang dapat
menanggulanginya. Tak hanya penangulangan sampah dengan diadakannya program
tersebut terciptanya tali silaturrahmi antar warga serta meningkatkan pendapatan
masyarakat. Diharapkan program ini bisa terus berlanjut bahkan lebih baik lagi.
Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap PT Unilever semakin tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma
yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan
atau berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah
Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka
terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. CSR dapat dikatakan
sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara
manajemen dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif)
terhadap seluruh pemangku kepentingannya
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat
dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan
membantu dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek
7. Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan
dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
9. Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan, yaitu
kepada lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat sekitarnya,
Sehingga akan terbentuk suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain

DAFTAR PUSTAKA
http://baddaysp.blogspot.com/2013/10/pengertian-etika-bisnis-indikator-etika.html
diakses pada November 2018
http://sabrinadea11.blogspot.com/2013/10/tanggung-jawab-sosial-perusahaantugas.html
diakses pada November 2018
https://tedyjindol.wordpress.com/2012/10/15/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-corporate-
social-responsibility-csr/
diakses pada November 2018

Anda mungkin juga menyukai