Anda di halaman 1dari 3

IMPLIKASI KARAKTERISTIK SOSIAL BUDAYA TERHADAP PRAKTEK

BISNIS INDONESIA
Nama : Cholif Ragil Subekti

Nim : 155030201111050

Mata Kuliah : Praktik Bisnis Indonesia (A)

Karakteristik Kebudayaan

Beberapa karakteristik kebudayaan perlu diperhatikan karena mempunyai relevansi dengan


bisnis. Kebudayaan mencerminkan perilaku yang dipelajari (learned behavior) yang ditularkan
dari satu anggota masyarakat yang lainnya, yaitu:

1 Unsur-unsur kebudayaan saling terkait (interrelated)


2 Kebudayaan sanggup menyesuaikan diri (adaptive), artinya kebudayaan berubah sesuai
dengan kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi masyarakat tersebut.
3 Kebudayaan dimiliki bersama (shared) oleh anggota-anggota masyarakat dan tentunya
menentukan keanggotaan masyarakat tersebut. Orang-orang yang sama-sama memiliki
suatu kebudayaan adalah anggota suatu masyarakat, yang tidak memilikinya berada di
luar batas masyarakat itu.

Beberapa pendapat lain tentang karakteristik budaya adalah sebagai berikut:

1 Dipelajari: budaya tidak diwariskan atau bersifat biologi, budaya diperoleh dari
pembelajaran dan pengalaman
2 Dibagi: masyarakat adalah anggota dari kelompok organisasi atau pembagian budaya
masyarakat, budaya tidak spesifik pada perorangan atau individu
3 Perubahan generasi: budaya bersifat kumulatif, melewati dari generasi yang satu ke
generasi yang lainnya
4 Simbolik: budaya berdasarkan pada kapasitas mansia untuk memberi tanda dan
menggunakan sesuatu untuk menggambarkan yang lain
5 Diteladani: budaya mempunyai struktur dan terintegrasi, perubahan dari satu bagian akan
membawa perubahan pada bagian lain.
6 Penyesuaian: budaya berdasarkan pada kapasitas manusia untuk berubah atau
menyesuaian diri.
Praktik Bisnis Di Indonesia

Kebudayaan mencakup masalah pertautan etika kerja, nilai-nilai kerja sama, dan nilai-nilai yang
berkait dengan kesukuan, keagamaan, dan kedaerahan. Perubahan memberi makna hidup, termasuk
perubahan-perubahan akibat dasyatnya kekuatan ekonomi dan teknologi yang berkembang di Negara-
negara maju.

Indonesia bukan tempat termudah di dunia di mana untuk melakukan bisnis. Indonesia denagn budayanya
yang tradisional, birokrasi, ke tidakpastian hukum dan ketidakstabilan sosial menggabungkan untuk
memberikan penampilan yang agak bermusuhan tempat perdagangan dan bisnis. Indonesia saat ini sedang
mengalami transisi radikal untuk menjadi ekonomi yang lebih modern dan efisien, dan jalan di depan
masih belum jelas.

Adanya status sosial yang tinggi ternyata juga berpengaruh pada dijalankanya bisnis di
Perusahaan di Indonesia. Tetapi sikap dan pandangan dunia jawa dalam budayanya dapat
menembus birokrasi Indonesia,pemerintahan,dan militer. Masyarakat jawa dianalisis dalam tiga
pandangan dunia yaitu masyarakat jawa biasa, para bangsawan(priyayi) dan para muslimin.

Perbedaan kebudayaan yang banyak bertolak belakang ini juga kadang menimbulkan masalah.
Kebajikan tinggi yaitu kesabaran yang dimiliki Jawa dan banyak dibutuhkan di Indonesia,
terutama ketika terlibat dengan birokrasi perusahaan atau pemerintah. Terlambat atau tidak hadir
pada waktu yang ditentukan sangat umum terjadi disana. Sebaliknya, waktu merupakan masalah
penting bagi pengusaha Barat rata-rata. Inilah letak masalahnya, yaitu kurangnya kedisiplinan
dalam menghargai waktu. Orang-orang barat lebih cenderung disiplin dan tegas.

Factor lain adalah masalah komunikasi. Komunikasi menentukan keberhasilan interaksi antara
pihak-pihak yang bersangkutan, dan hal ini tercapai saat adanya kesamaan dalam memahami
makana apa yang dibicarakan. Jawa lebih cenderung lembut dalam berbicara, hal ini sebagai
bentuk kesopanan. Berbeda halnya dengan orang barat, mereka lebih cenderung tegas dan tidak
bertele-tele. Komunikasi yang "berbelit-belit"; tidak secara langsung (tidak "straight forward)
dan sangat formal sering menyulitkan dan membuat tidak nyaman orang Barat. Sebagai jalan
tengah hal tersebut harus diatasi yaitu perbaikan dalam penyampaian informasi , sebaiknya di
tampilkan dengan adil, sehingga yang jelas yang disampaikan oleh seseorang akan lebih mudah
dipahami, dan dimengerti. Dan harus menyesuaikan keadaan dimana saat seseorang harus
berbahasa dengan sopan,lemah lembut, dan di saat dia harus bersikap tegas.

Menurut Saya bahwa budaya yang kental juga belum tentu berpengaruh buruk pada persaingan
bisnis. Di Pulau Bali misalnya, disana budaya jauh lebih kental, kuepercayaan juga sangat kuat,
namun budaya yang kental beserta keindahan alam yang ada di sana justru menjadikan Pulau bali
menjadi tempat kunjungan wisata ternama di Dunia. Dan perlu disadari, banyaknya pendatang
asing di Pulau tersebut juga banyak memajukan masyarakat asli setempat. Dimana mereka
ternyata juga mampu berkomunikasi dengan bahasa internasional, hampir sebagian besar
masyarakat disana mampu berbahasa inggris meskipun mereka tidak bekerja di suatu
lembaga/perusahaan. Jadi dengan keramahtamahan Bali mampu memberikan pelayanan yang
baik pada pendatang pendatang Asing. Begitu pula dalam menjalani bisnis, yang pastinya bisa
lebih baik lagi.

Namun dari segi pandang lain lingkungan budaya, sosial dan hukum-peraturan, bisnis dan
investasi di sebagian besar wilayah Indonesia relatif aman dan menguntungkan. Berbagai
perubahan telah mampu mengolah sumber daya Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik,
dan menguntungkan pasar untuk produk-produk Barat. Dengan demikian terlihat potensi dan
mencoba untuk berbisnis. Indonesia mempunyai banyak kesenian yang perlu diperkenalkan
kepada dunia. Pengusaha bisnis dapat memanfaatkan potensi tersebut dan juga harus dapat
berinteraksi dengan baik agar dapat berjalan dan berkembang dengan baik pula.

Study kasus tentang pengaruh kebudayaan terhadap PT Semen Gresik dan PT Semen Kupang.
Dari PT masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda. Kinerja sebuah perusahaan
merupakan sinergi kerja seluruh karyawan dan seluruh tim-tim usahanya dalam megolah factor
produksi.Yang paling penting dari analisis tersebut ditemukan alasn yang mendasari pola tingkah
laku karyawan sesuai budaya perusahaan yang merupakan pedoman sikap dan perilaku warga
bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Dengan demikian perilaku yang terbentuk dari para pekerja atau pengusaha tidak lepas dari
pengaruh budaya. Dari perbandingan kebudayaan Jawa dan Bali yang ditampilkan sebagai salah
satu bukti adanya hubungan timbale balik antara kebudayaan dan bisnis. Terlihat pula pada study
kasus pada beberapa PT. Yang memperlihatkan bahwa budaya mendasari pola perilaku
karyawan. Jadi kesimpulannya adalah budaya sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai