Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
Daftar Pustaka..................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang banyak orang yang lebih memilih merintis usaha sendiri dibandingkan
dengan harus bekerja di perusahaan orang lain. Semua aktivitas bisnis dapat
dianggap sebagai profesi. Karena dalam setiap bisnisdituntut untuk selalu bersikap
profesional dan beretika. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia, selalu
di ikuti oleh norma-norma dan etika yang harus dipenuhi supaya tidak menggangu
dan merugikan orang lain.
Kemajuan teknologi saat ini sangat mendukung berkembangnya sebuah bisnis.
Teknologi dimamfaatkan manusia sebagai sarana untuk memudahkan pekerjaan dan
menjaga kelancaran dan keefektifan dalam berbisnis jika teknologi digunakan
sebagaimana mestinya dan sesuai etika yang ada. Segala sesuatu yang dilakukan
manusia akan berhasil baik jika dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan
aturan-aturan moral yang berlaku. Dalam bisnis diatur beberapa kode etik yang harus
diterapkan seperti kode etik sumber daya manusia, kode etik pemasaran, kode etik
keuangan, dan sebagainya yang harus dipenuhi oleh semua pebisnis demi kesuksesan
bisnis tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etika Bisnis?
2. Jelaskan Sasaran Dan Ruang Lingkup Etika Bisnis!
3. Apa saja Prinsip-prinsip Etika Bisnis?
4. Apa saja Norma Khusus dan Norma Umum?
5. Jelaskan Kendala Pencapaian Tujuan Etika Bisnis!
6. Bagaimana Penerapan Etika Bisnis?
7. Jelaskan Indikator Etika Bisnis?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan laba. Secara historis
kata bisnis dari bahasa Inggris business dari kata dasar busy yang berarti “ sibuk”
dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapalitas, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta,
bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para
pemiliknya. Pemilik operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan
waktu, usaha, dan kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar
keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan
2
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem
sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat
umum, atau serikat bekerja.
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuaanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang
tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis
juga mempertaruhkan nama, harga diri bahkan nasib manusia yan terlibat
didalamnya.
b. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
c. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan
pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (sosial responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
7. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
8. Konsekuen dan dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
3
9. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
4
1. Prinsip ekonomi
Perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang
dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya dalam
menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada upaya pengembangan
visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan
para pekerja, komunitas yang dihadapinya.
2. Prinsip kejujuran
Kejujuran menjadi nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis
kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas
bisnis. Dengan kejujuran yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka masyarakat
yang ada disekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan yang
tinggi bagi perusahaan tersebut.
3. Prinsip niat baik dan tidak berniat jahat
Prinsip ini terkait erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentu tidak
membantu perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat, justru
kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan itu sendiri. Niatan
dari suatu tujuan yang ingin dicapai dari suatu perusahaan.
4. Prinsip adil
Prinsip ini menganjurkan perusahaan untuk bersikap dan berperilaku adil
kepada pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis tersebut.
5. Prinsip hormat pada diri sendiri
Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin penghargaan yang
positif pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan penghargaan terhadap orang
lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan
tersebut.
5
2. Norma umum adalah norma yang lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat
tertentu boleh dikatakan lebih universal atau dipahami atau dijadikan landasan
menentukan perbuatan yang baik dan buruk oleh banyak orang didunia.
6
F. Penerapan Etika Bisnis
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan
bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility),
biasanya didefenisikan sebagai memaksimalkan kebahagian dan mengurangi
penderitaan. “utilitarianisme” berasal dari kata latin utilis, yang berarti berguna,
bermamfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai
teori kebahagiaan terbesar. Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali
dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, Jhon Stuart Mill. Utilitarianisme
merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang
berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah
yang tidak bermamfaat , tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik dan
buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan
menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif
masih belum dilakukan dan digerakkan secara nyata. Pada umumnya baru sampai
tahap peryataan-peryataan atau sekedar “lips service” belaka. Karena memang
enforcement dari pemerintah pun belum secara jelas.
Sesungguhnya di Indonesia harus lebih awal menggerakkan penerapan etika
bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya
bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan
yang menyebabkan bencana Nasional sehingga penyebab krisis tidak terselesaikan
secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya
penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika
bisnis secara benar, konsisten, dan konsekuen.
Demikian pula penyebab terjadinya kasus pertamina tahun 1975, Bank Duta
(1990) adalah serupa praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai
pada umumnya diwujudkan dalam bentuk baku “code of conducts” atau kode etik di
masing-masing perusahaan. Hal ini barulah tahap aal praktek etika bisnis yakni
mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama
corporate culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis
dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen karyawan
dalam melakukan kegiatan bisnis.
7
Secara sederhana yang dimaksud etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri, dan juga masyarakat. Kesemuannya ini mencakup bagaimana
kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuaanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang
tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis
juga mempertaruhkan nama, harga diri bahkan nasib manusia yan terlibat
didalamnya.
b. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
c. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan
pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (sosial responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
7. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
9
8. Konsekuen dan dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
9. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
10
Daftar Pustaka
Agus, Sukrisno, 2012, Etika Bisnis dan Profesi, Jakarta: Selemba Empat.
Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Pengajaran , Jakarta: PT Rineka Karya
Erni Ernawan, Erni, 2016, Etika Bisnis, Bandung: Alfabeta,
Gibson, 1997, Organisasi, Prilaku, Struktur, dan Proses, Jakarta: Erlangga.
Priansa, Dodi Juni, 2014, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Bandung: Alfabeta
11