Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbila’lamin, puji syukur diucapkan kehadiran Allah SWT


atas segala limpahan rahmat dan karunia serta nikmat-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan penulisan Karya ilmiah ini yang berjudul “Perilaku Pelaku
Bisnis” .Tak lupa shalawat serta salam kami ucapkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir
zaman. Kami sebagai penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang besifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikianlah kata pengantar dari penulis, akhirnya besar harapan agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan diterima bagi sebagai
perwujudan penulis dalam dunia pendidikan dan dapat dugunakan sebagaimana
mestinya, semoga kita semua mendapat faedah dan diterangi hatinya dalam setiap
menuntut ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Gle Gapui, Desember 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................. 2


A. Pengertian Etika Bisnis................................................................................ 2
B. Sasaran Dan Ruang Lingkup Etika Bisnis................................................... 4
C. Prinsip-prinsip Etika Bisnis......................................................................... 4
D. Norma Khusus dan Norma Umum............................................................... 5
E. Kendala Pencapaian Tujuan Etika Bisnis..................................................... 6
F. Penerapan Etika Bisnis................................................................................. 7
G. Indikator Etika Bisnis................................................................................... 8

BAB III. PENUTUP.......................................................................................... 9


A. Kesimpulan.................................................................................................. 9

Daftar Pustaka..................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekarang banyak orang yang lebih memilih merintis usaha sendiri dibandingkan
dengan harus bekerja di perusahaan orang lain. Semua aktivitas bisnis dapat
dianggap sebagai profesi. Karena dalam setiap bisnisdituntut untuk selalu bersikap
profesional dan beretika. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia, selalu
di ikuti oleh norma-norma dan etika yang harus dipenuhi supaya tidak menggangu
dan merugikan orang lain.
Kemajuan teknologi saat ini sangat mendukung berkembangnya sebuah bisnis.
Teknologi dimamfaatkan manusia sebagai sarana untuk memudahkan pekerjaan dan
menjaga kelancaran dan keefektifan dalam berbisnis jika teknologi digunakan
sebagaimana mestinya dan sesuai etika yang ada. Segala sesuatu yang dilakukan
manusia akan berhasil baik jika dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan
aturan-aturan moral yang berlaku. Dalam bisnis diatur beberapa kode etik yang harus
diterapkan seperti kode etik sumber daya manusia, kode etik pemasaran, kode etik
keuangan, dan sebagainya yang harus dipenuhi oleh semua pebisnis demi kesuksesan
bisnis tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etika Bisnis?
2. Jelaskan Sasaran Dan Ruang Lingkup Etika Bisnis!
3. Apa saja Prinsip-prinsip Etika Bisnis?
4. Apa saja Norma Khusus dan Norma Umum?
5. Jelaskan Kendala Pencapaian Tujuan Etika Bisnis!
6. Bagaimana Penerapan Etika Bisnis?
7. Jelaskan Indikator Etika Bisnis?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis


1. Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Yunani, Ethos berarti “adat istiadat”. Etika berkaitan
dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan
hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke
orang lain atau dari generasi kegenerasi lain.
Etika merupakan penelahaan standar moral, proses pemeriksaan standar moral
orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau
tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar
moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal
untuk dianut.
Etika menurut para ahli adalah berusaha menggugah kesadaran manusia untuk
bertindak secara bebas dan bertanggung jawab. Kebebasan dan tanggung jawab
adalah unsur pokok dari otonomi moral yang merupakan salah satu prinsip utama
moralitas, termasuk etika bisnis.

2. Pengertian Bisnis
Dalam ilmu ekonomi bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk mendapatkan laba. Secara historis
kata bisnis dari bahasa Inggris business dari kata dasar busy yang berarti “ sibuk”
dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk
mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapalitas, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta,
bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para
pemiliknya. Pemilik operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan
waktu, usaha, dan kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar
keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan

2
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem
sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat
umum, atau serikat bekerja.
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuaanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang
tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis
juga mempertaruhkan nama, harga diri bahkan nasib manusia yan terlibat
didalamnya.
b. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
c. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan
pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (sosial responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
7. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
8. Konsekuen dan dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama

3
9. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan.

B. Sasaran Dan Ruang Lingkup Etika Bisnis


Setelah melihat penting dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kita tindak
lanjut apa saja sasaran dan ruang lingkup etika binis itu. Ada tiga sasaran dan ruang
lingkup pokok etika bisnis yaitu:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan
masalah yang terakit dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain,
etika bisnis yang pertama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk
menjalankann bisnisnya secara baik dan etis. Karena lingkup bisnis yang
pertama ini lebih sering berbicara mengenai bagaimana pelaku bisnis yang baik
dan etis.
2. Etika bisnis bisa menjadi sangat subversifkarena ia menggugah, medorong dan
membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh-bodohi, dirugikan
atau diperlakukan secara tidak adil dan etis oleh praktek bisnis pihak manapun.
Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh, atau karyawan
dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh
dilanggar oleh praktek bisnis siapapun.
3. Etika bisnis juga berbicara tentang mengenai system ekonomi yang sangat
menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis lebih
bersifat makro, yang karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagai etika
ekonomi.

C. Prinsip-prinsip Etika Bisnis


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan cara yang
harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Prinsip-prinsip etika
bisnis meliputi:

4
1. Prinsip ekonomi
Perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang
dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya dalam
menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada upaya pengembangan
visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan
para pekerja, komunitas yang dihadapinya.
2. Prinsip kejujuran
Kejujuran menjadi nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis
kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas
bisnis. Dengan kejujuran yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka masyarakat
yang ada disekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan yang
tinggi bagi perusahaan tersebut.
3. Prinsip niat baik dan tidak berniat jahat
Prinsip ini terkait erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentu tidak
membantu perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat, justru
kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan itu sendiri. Niatan
dari suatu tujuan yang ingin dicapai dari suatu perusahaan.
4. Prinsip adil
Prinsip ini menganjurkan perusahaan untuk bersikap dan berperilaku adil
kepada pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis tersebut.
5. Prinsip hormat pada diri sendiri
Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin penghargaan yang
positif pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan penghargaan terhadap orang
lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan
tersebut.

D. Norma Khusus dan Norma Umum


1. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan khusus atau
kehidupan khusus. Contohnya aturan olah raga, aturan pendidikan, lebih khusus
aturan sebuah sekolah.

5
2. Norma umum adalah norma yang lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat
tertentu boleh dikatakan lebih universal atau dipahami atau dijadikan landasan
menentukan perbuatan yang baik dan buruk oleh banyak orang didunia.

E. Kendala Pencapaian Tujuan Etika Bisnis


1. Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah. Banyak diantara
pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan menghalalkan
segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis,
seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang
kadaluarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.
2. Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan. Konflik kepentingan
ini muncul kerena tidak ada kesesuaian antara nilai pribadi yang di anutnya atau
antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau
konflik antara nilai pribadi yang di anutnya dengan praktik bisnis yang
dilakukan oleh sebagian besar perusahaannya, atau antara kepentingan
perusahaan dengan masyarakat. Orang-orang yang kuat teguh standar moralnya
bisa jadi akan gagal karena mengejar tujuan dan mengabaikan aturan.
3. Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil. Hak ini diperkeruh oleh
banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik, yang satu sisi
membingungkan masyarakat luas dan disisi lainnya memberikan bagi pihak
yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan bisnisnya. Situasi
ekonomi yang buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk memamfaatkan
peluang guna memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
4. Lemahnya penegakan hukum, banyak orang yang sudah divonis bersalah
dipengadilan bisa bebas berkeliaran dan tetap memangku jabatannya
dipemerinahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk memotivasi pelaku bisnis
menegakkan norma-norma etika.
5. Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode
etik bisnis dan manajemen.

6
F. Penerapan Etika Bisnis
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan
bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility),
biasanya didefenisikan sebagai memaksimalkan kebahagian dan mengurangi
penderitaan. “utilitarianisme” berasal dari kata latin utilis, yang berarti berguna,
bermamfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai
teori kebahagiaan terbesar. Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali
dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, Jhon Stuart Mill. Utilitarianisme
merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang
berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah
yang tidak bermamfaat , tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik dan
buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan
menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif
masih belum dilakukan dan digerakkan secara nyata. Pada umumnya baru sampai
tahap peryataan-peryataan atau sekedar “lips service” belaka. Karena memang
enforcement dari pemerintah pun belum secara jelas.
Sesungguhnya di Indonesia harus lebih awal menggerakkan penerapan etika
bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya
bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan
yang menyebabkan bencana Nasional sehingga penyebab krisis tidak terselesaikan
secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya
penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika
bisnis secara benar, konsisten, dan konsekuen.
Demikian pula penyebab terjadinya kasus pertamina tahun 1975, Bank Duta
(1990) adalah serupa praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai
pada umumnya diwujudkan dalam bentuk baku “code of conducts” atau kode etik di
masing-masing perusahaan. Hal ini barulah tahap aal praktek etika bisnis yakni
mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama
corporate culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis
dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen karyawan
dalam melakukan kegiatan bisnis.

7
Secara sederhana yang dimaksud etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri, dan juga masyarakat. Kesemuannya ini mencakup bagaimana
kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak
tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum.

G. Indikator Etika Bisnis


Kehidupan bisnis modern menurut pengamat cenderung mementingkan
keberhasilan mental, menempatkan material pada tempat da urutan prioritas utama,
dapat mendorong para pelaku bisnis dan masyarakat umum melirik dan
menggunakan paradigma dangkal tentang makna dunia bisnis itu sendiri.
Sesungguhnya dunia bisnis tidak sesadis yang dibayangakan orang dan material
bukanlah harga mati yang harus diupayakan dengan cara apa dan bagaimanapun.
Dengan paradigma sempit dapat berkonotasi bahwa bisnis dapat dipandang sebagai
sarana pendapatan dan keuntungan uang semata, dengan mengabaikan kepentingan
lainnya.
Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang baru, bahkan secara
moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Alasannya adalah sebagai
berikut:
1. Secara moral keuntungan memungkinkan organisasi/perusahaan untuk
bertahan dalam kegiatana bisnis.
2. Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia
menanamkan modalnya, dan itu berarti tidak akan terjadi aktivitas yang
produktif dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
3. Keuntungan tidak hanya memungkinkan perusahaan bertahan melainkan
dapat menghidupi karyawannya ke arah tingkat hidup yang lebih baik.
Keuntungan dapat dipergunakan sebagai pengembangan perusahaan sehingga
ini akan membuka lapangan kerja baru.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuaanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara
adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang
tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis
juga mempertaruhkan nama, harga diri bahkan nasib manusia yan terlibat
didalamnya.
b. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat
c. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan
pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (sosial responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
6. Mampu menyatakan yang benar itu benar
7. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah

9
8. Konsekuen dan dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
9. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
10. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan.

10
Daftar Pustaka

Agus, Sukrisno, 2012, Etika Bisnis dan Profesi, Jakarta: Selemba Empat.
Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Pengajaran , Jakarta: PT Rineka Karya
Erni Ernawan, Erni, 2016, Etika Bisnis, Bandung: Alfabeta,
Gibson, 1997, Organisasi, Prilaku, Struktur, dan Proses, Jakarta: Erlangga.
Priansa, Dodi Juni, 2014, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Bandung: Alfabeta

11

Anda mungkin juga menyukai