Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“ETIKA KEWIRAUSAHAAN”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Dede Rofiq

Disusun oleh:
Ismi Haedarti C10180185
Tanti Dwi Patria C10180194

Kelas : S1 Akuntansi E

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS

PRODI AKUTANSI

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kewirausahaan. Serta
tidak lupa sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar kami Rasulullah Muhammad
SAW yang telah memberikan sinar kehidupan melalui Al-Qur’an dan Sunnah-Nya sebagai
pedoman hidup bagi kami.

Penulisan makalah kewirausahaan ini berjudul “etika kewirausahaan”, merupakan


salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan tugas berkelompok di
semester dua tahun ajaran 2018/2019.

Sebagai umat manusia yang sesuai kodratnya, kami sebagai penulis makalah ini
menyadari bahwa pengetahuan, kemampuan, dan kesempatan yang ada pada diri kami. Oleh
karena itu, kami menerima setiap kritik, saran, dan masukan yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah
ini tidak lepas dari petunjuk dan hidayah Allah SWT, serta bantuan, dorongan, dan motivasi
dari berbagai pihak.

Akhir kata kami memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan. Dan kami berharap makalah ini bermanfaat
bagi seluruh pembaca serta berguna bagi yang membutuhkannya.

Amin yaa rabbal alamin.

Bandung, 01 Mei 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 3


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah.............................................................................. 4

BAB II ISI ....................................................................................................... 5


2.1 Pengertian Wirausaha..................................................................... 5
2.2 Etika Wirausaha.............................................................................. 6
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Etika................................................. 8
2.4 Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha ........................................... 9
2.5 Sikap dan Prilaku Wirausaha.......................................................... 11
2.6 Ciri-ciri Wirausaha Yang Berhasil ................................................ 12

BAB III PENUTUP......................................................................................... 15


3.1 Kesimpulan..................................................................................... 15
3.2 Saran .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seorang
pengusaha dalam berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak seorang
wirausaha mengabaikan betapa pentingnya etika didalam mendirikan sutu bisnis,
karena mereka berfikir dengan kemampuan yang mereka miliki serta modal yang
sangat besar suatu usaha dengan mudahnya didirikan. Padahal tanpa adanya etika
yang dimiliki seorang wirausaha suatu usaha tersebut akan tidak berjalan sesuai
rencana. Karena etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan
pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar
mengenai perilaku standar. Etika wirausaha mencakup hubungan antara perusahaan
dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen,
pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang – orang wirausahawan diharapkan
bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di masayarakat.
Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi
perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian
kegiatan wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai
perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam
jangka panjang. Dan ini merupakan asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi
sebuah perusahaan.
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan
secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia wirausaha yang bermoral akan
mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan
kewirausahaan yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good
conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam wirausaha sudah
tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok wirausaha serta
kelompok yang terkait lainnya.
1.2   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian wirausaha?
2. Bagaimana Etika wirausaha?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi etika ?
4. Apa Tujuan dan manfaat etika wirausaha?
5. Bagaimana Sikap dan perilaku wirausaha?
6. Apa Ciri-ciri wirausaha yang berhasil?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan penulisan berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan apa itu wirausaha
2. Mampu menjelaskan bagaimana etika wirausaha
3. Mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi etika
4. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat etika wirausaha
5. Mampu menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku wirausaha
6. Mampu menjelaskan cirri-ciri wirausaha yang berhasil
BAB II
ISI
2.1 Pengertian wirausaha
Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Menurut Peter F. Drucker kewirausahaan merupakan kemmpuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Maksudnya, bahwa seorang
wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya.
Menurut Zimmerer kewirausahaan merupakan suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (usaha). Maksudnya, untuk menciptakan sesuatu diperlukan
suatu kreativitas dan jiwa innovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas
dan jiwa innovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluan yang baru
agar lebih baik dari sebelumnya.
Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan. Wirausaha memiliki pengetahuan
yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan keputusan tentang lingkungan
usaha, mengelola sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih
keuntungan (Say, 1996). 

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan


suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan
memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang akhirnya mampu
memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Jadi, untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:
1.      Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola
2.      Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra
3.      Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk saham sebagai
bukti kepemilikan usaha.

2.2 Etika Wirausaha


 Pengertian Etika
Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of
conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Suatu kegiatan
haruslah dilakukan dengan etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat
bisnis. Etika atau norma-norma ini digunakan agar para pengusaha tidak melanggar
aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari
berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih
dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang
relatif lebih lama.
            Dengan melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan
hubungan antara pengusaha dengan masyarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa dihargai dan
dihormati. Kemudian, ada rasa saling membutuhkan diantara mereka yang pada
akhirnya menumbuhkan rasa saling percaya sehingga usaha yang dijalankan dapat
berkembang seperti yang diinginkan.
            Pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya.
Tata cara pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk. Hal ini
disebabkan beragamanya budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai
wilayah. Tata cara ini diperlukan dalam berbagai sendi kehidupan manusia agar
terbina hubungan yang harmonis, saling menghargai satu sama lainnya.
            Dilihat dari sejarahnya kata etika berasal dari bahasa
prancis (etiquette), yang berartikan kartu undangan. Pada saat itu raja-raja prancis
sering mengundang para tamu dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu
undangan tercantum persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara, antara lain
waktu acara dan pakaian yang harus dikenakan.
            Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah
laku atau perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar
tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini
disebabkan norma-norma atau kebiasaan masyarakat di setiap daerah atau negara
berbeda-beda. Etika bertujuan agar norma-norma yang berlaku dijalankan sehingga
setiap undangan merasa dihargai, begitu pula dengan pengundangnya. Dengan adanya
etika suasana akrab akan terjalin. (Kasmir,2006,20-26).
Dalam etika berwriausaha perlu ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya,
yaitu:
1.      Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku
dalam suatu negara atau masyarakat.
2.      Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan,
terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3.      Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan
waktu yang berlaku.
4.      Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh
tata karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
5.      Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan
gerak-gerik yang dapat mencurigakan.
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusa adalah
sebagai berikut:
1.      Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun
bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan.
Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen atau mitra
kerjanya.
2.      Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan
dalam bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan.
Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh
karyawannya, masyarakat, dan pemerintah.
3.      Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal
pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja seorang pengusaha
ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus
konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
4.      Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan
kegiatan usahanya.
5.      Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hokum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hokum dan
peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan
menjadi beban moral bagi penguasaha apabila tidak diselesaikan.
6.      Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat
dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi banyak orang.
7.      Komitmen dan menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai
komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung tinggi komitmen
terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.
8.      Mengejar prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi
mungkin. Tujuannya agar perusaaan dapat terus bertahan dari waktu kewaktu. Prestasi
yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Disamping itu, pengusaha juga harus
tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang
dihadapinya.
Etika yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya merupakan
perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita
oleh orang tua, guru, pemimpin agama, dan lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi
etika yang digunakan oleh orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.
Definisi lain menyatakan: Business ethics is about building of trust between
people and organizations, an absolutely essential ingredient to conducting business
successfully especially in the long term (Linda klebe Trevino, 1995:290)
Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota
masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting buat
suksesnya suatu bisnis dalam jangka panjang.
Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan
perbuatan tidak terpuji. Para pengusaha semaksimal mungkin harus menghindarkan
pertengkaran, apalagi yang akan menyebabkan putus hubungan. Semua claim dari
relasi sampai tingkat tertentu harus dilayani dengan penuh toleransi.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Etika
         Banyak faktor yang berpengaruh terhdap perilaku etika, namun pada dasarnya
ada tiga faktor utama yaitu (Bovee et al 2004)
1)      Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah, memiliki
kebiasaan sendiri-sendiri. Penyogokan, komisi, titipan, amplop, upeti, dan sebagainya.
Tentu dipahami dalam bentuk yang berbeda ditiap daerah, ada yang membolehkan
ada yang melarang, ada yang mengharuskan. Ada pula dibuat kesepakatan, bahwa
dunia industri tidak dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai alat meneroboskan
produknya ke suatu daerah, walaupun demikian sogok menyogok ini tidak kunjung
habis, dan sulit diberantas.
2)      Knowledge,  orang-orang yang mengetahui dan berada dalam jalur pengambil
keputusan mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-masalah menyangkut
masalah etika ini. Demikian pula anda jika sudah mengetahui, bahwa perbuatan itu
melanggar etika, maka jangan mau melakukannya, karena hal ini melanggar kata hati
anda dan anda akan berhadapan dengan hukum.
3)      Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim
yang berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat menjaga
etika, dan memberi pelatihan pada karyawannya agar selalu menjaga etika.
Perusahaan besar banyak menerapkan kode etik ini, mereka membuat definisi,
memberi contoh nilai-nilai etik yang harus diikuti dalam pelaksanaan pekerjaan. Jika
seorang manajer mempunyai rasa etik yang lebih luhur akan tetapi karyawannya tidak
memahami tujuan perilaku etik ini, harus dibangun semacam komunitas yang baik
dan terus menerus dengan karyawan agar mereka memahami lebih baik tentang
pentingnya etika pada perusahaan.
Beberapa contoh kode etik sebuah perusahaan seperti:
1.      Perusahaan harus mengutamakan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan publik.
2.      Selalu menjaga dan melestarikan lingkungan.
3.      Hindarkan konflik yabg menjurus kepada kerusakan.
4.      Menolak penyogokan dalam segala bentuknya.
5.      Pahami teknologi dan aplikasinya .
6.      Senang menerima kritik dan saran-saran.
7.      Perlakuan sama pada setiap orang, tidak pandang etnis, ras, agama, cacat,dsb.
8.      Dan berbagai bentuk kode etik lainnya, sesuai dengan bentuk dan jenis bisnis.

2.4 Tujuan dan manfaat etika wirausaha


Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan
etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:
1.      Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-
pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan
dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat
menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancer.
2.      Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, maka hormatilah orang lain.  Menyenangkan orang berarti membuat orang
menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan merasa
senang dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan
mengulangnya kembali suatu waktu.
3.      Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang calon
pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan
oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan, salah satunya dengan cara melalui
etika yang ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.
4.      Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada mencari
pelanggan, dan ada juga yang beranggapan bahwa mempertahankan pelanggan lebih
mudah karena merka sudah merakan produk atau layanan yang diberikan.
5.      Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam
suasana akrab dan lebih baik.

Keuntungan Menjaga Etika


Zimmerer menyatakan ‘‘ one of the most common misconceptions about
business is the contradiction between ethics and profits.’’
Orang masih saja memperdebatkan pendapat bahwa akan membawa
keberuntungan, atau pikiran jujur dan bohong jangan dibawa-bawa ke dalam bisnis.
Urusan bisnis jangan dicampur aduk dengan paham agama, business is
business, Tuhan tidak ikut dalam bisnis. Ini adalah pernyataan-pernyataan sesat dan
menyesatkan. Perbuatan bisnis adalah satu kegiatan manusia dalam memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat, ini adalah termasuk kegiatan “ibadah” dalam islam. Jadi kegiatan bisnis
tidak terlepas dari ajaran agama dan kepercayaan kepada Allah Tuhan yang Maha
Esa. Allah akan ikut dalam dua orang yang bersekutu, berkongsi. Apabila dua orang
bersepakat menjalankan bisnis, maka yang ketiga adalah Allah. Apabila salah seorang
meliciki atau mulai menipu yang lain, maka Allah akan menarik diri, keluar dari
persekutuan tersebut, sehingga persekutuan itu akan pecah, berantakan, bubar. Ada
tiga tingkatan standar Etika:
1)      The law : Undang-undang dan berbagai peraturan mengatur masyarakat
apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan dan memiliki sanksi yang jelas, ada
hukumnya.
2)      The policies and procedures of an organization : aturan yang berlaku di
dalah sebuah lembaga, menyangkut aturan kerja, kompensasi, cara berpakaian dan
sebagainya
3)      The moral stance of the individual (Zimmerer, 1996:23)
 sikap atau perilaku individu bila berhadapan dengan sesuatu dalam pergaulan
yang tidak ada aturan formalnya.
Nilai-nilai moral ini diperoleh oleh seseorang sejak dini dari keluarga, belajar
agama, belajar budi pekerti, sopan santun. Perilaku semacam ini dilatih dalam
kehidupan sehari-hari.
            Apabila dilihat perilaku fundamental yang berhubungan dengan etika
dimasyarakat, dan berlaku sepanjang masa di semua etnis adalah:
1)  Sopan santun, selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu, tidak mencuri.
2)  Integrity, memiliki prinsip, hormat, jangan dua muka.
3)  Jaga janji, bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri.
4)  Fidelity, benar dan loyal pada keluarga, teman, jangan menyembunyikan
informasi yang tidak perlu dirahasiakan.
5)  Fairness, berlaku fair, dan terbuka komit pada kedamaian, jika salah jangan tetap
bertahan, tapi cepat mengakui kesalahan, perlakuan sama pada setiap orang, toleran.
6) Caring for others, perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa yang
memerlukan.
7) Respect for others,  menghormati hak-hak orang lain, privacy, beri pertimbangan
pada orang lain yang dianggap berguna, jangan berprasangka.
8) Responsible citizenship, patuh pada undang-undang dan peraturan yang berlaku,
jika menjadi pemimpin harus bersifat terbuka dan menolong.
9) Pursuit of excellence, berbuatlah yang terbaik disegala kegiatan, dalam pertemuan,
tangung jawab, rajin, komit, tingkatkan kompetensi dalam segala bidang, jangan mau
menang sendiri.
10) Accountability, bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama dalam
mengambil keputuan.(diringkas dari Zimmerer 1996:28).
  Untuk menjaga terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat
dilakukan menyusun “credo”perusahaan. Zimmerer menyatakan: A company credo
defines the values underlying the entire company and its ethical inssues.       
Kemudian dikembangkan kode etika didalam perusahaan secara tertulis, tidak terlalu
rinci tapi cukup memuat hal-hal yang minimum saja seperti menyangkut tata sopan
santun, keselamatan kerja, kesehatan, konflik, kemananan, kerahasiaan, kegiatan
politik dalam perusahaan, melestarikan lingkungan dan sebagainya. Mendorong
karyawan agar taat pada peraturan, adakan pelatihan-pelatihan, umumkan jika ada
kejanggalan atau pelanggaran, ciptakan budaya perusahaan yang nyata diikuti atau
dibiasakan berlaku terus menerus.(Alma Buchari,2013,h.242-244)

2.5 Sikap dan perilaku wirausaha


Sikap dan tingkah laku menunjukan kepribadian karyawan suatu perusahaan,
dan diberikan kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu.
Ada beberapa sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan
seluruh karyawan, yaitu:
1.      Jujur dalam bertindak dan bersikap
Sikap jujur merupakan modal utama seorang karyawan dalam melayani
pelanggan. Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun bertindak. Kejujuran
inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan yang diberikan.
2.      Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
Seorang karyawan dituntuk untuk rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama
dalam melayani pelanggan dan tidak boleh malas dalam bekerja.
3.      Selalu murah senyum
Dalam menghadapi tamu/pelanggan, seorang karyawan harus selalu murah
senyum, jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita
mampu meruntuhkan hati pelanggan untuk menyukai produk atau perusahaan kita.
4.      Lemah-lembut dan ramah-tamah
Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu
hendaknya dengan suara lemah lembut dan sikap yang tamah tamah. Ini dapat menarik
minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan perusahaan.
5.      Sopan santu dan hormat
Dalam memberikan pelayanan keapda pelanggan hendanya selalu bersikap
sopan dan hormat. Dengan demikian pelanggan juga akan menghormati pelayanan yang
diberikan karyawan tersebut.
6.      Selalu ceria dan padai bergaul
Sikap selalu ceria yang ditunjukan karyawan dapat memecahkan kekakuan
yang ada, sedangkan sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan pelanggan merasa
cepat akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu berjalan lancer.
7.      Fleksibel dan suka menolong pelanggan
Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan pengertian
dan mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu ada
jala keluarnya dengan cara yang fleksibel. Karyawan diharapkan suka menolong
pelanggan yang mengalami kesulitan sampai menemui jalan keluarnya.
8.      Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dan sungguh-sungguh, tabah
dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau yang suka ngeyel. Dan
juga harus mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya samapi pelanggan
merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.
9.      Rasa memiliki persahaan yang tinggi
Rasa kepemilikan ini akan memotivasi karyawan untuk melayani pelanggan,
disamping itu karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap
perusahaan.

2.6 Ciri-ciri wirausaha yang berhasil


Berwirausaha tidak selalu emberikan hasil yang sesuai dengan harapan dan
keinginan pengusaha, ada pengusaha yang mengalami kerugian dan akhirnya
bangkrut, dan ada juga pengusaha yang awalnya hidup sederhana menjadi sukses
dengan ketekunannya.
Ada beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil, yaitu:
1.      Memiliki visi dan tujuan yang jelas
Berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang dituju sehingga
dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh pengusaha tersebut.
2.      Inisiatif dan selalu proaktif
Merupakan cirri mendasar dimana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu
terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam
berbagai kegiatan.
3.      Berorientasi pada prestasi
Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada
prestasi sebelumnya, seperti mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan
pelanggan menjadi perhatian utama.
4.      Berani mengambil risiko
Merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan pun dan
dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

5.      Kerja keras
Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, dimana ada peluang disitu ia
datang. Kadang-kadang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya, karna selalu
memikirkan kemajuan usahanya, dan ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja
keras meralisasikannya.
6.      Bartanggung jawab terhadap segala aktiitas yang dijalankannya, baik sekarang
maupun yang akan datang. Tanggung jawabnya tidak hanya pada material tetapi juga
moral kepada berbagai pihak.
7.      Komitmen pada berbagai pihak merupakan cirri yang harus diipegang teguh dan
harus ditepati.
8.      Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik
yang berhubungan lansung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak, seperti
kepada para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan
usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang
terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada
sebelumnya yang akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.
Seorang wirausaha harus memiliki etika dalam menjalankan usahanya, yaitu antara
lain: Sikap dan perilaku; Penampilan; Cara berpakaian; Cara berbicara; dan Gerak-
gerik.
Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: Persahabatan dan
pergaulan; Menyenangkan orang lain; Membujuk pelanggan; Mempertahankan
pelanggan; Membina dan menjaga hubungan; serta Berusaha menarik pelanggan.
Sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh
karyawan sesuai dengan etika wirausaha, yaitu: jujur dalam bertindak dan bersikap;
rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas; selalu murah senyum; lemah lembut dan ramah-
tamah; sopan santun dan hormat; selalu ceria dan pandai bergaul; fleksibel dan
memiliki rasa tanggung jawab; serius dan suka menolong; serta rasa memiliki
perusahaan yang tinggi.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan
kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration.
Bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang
inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-
benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.

3.2 Saran
Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita
lakukan, namun tidak tau dimana posisinya. Oleh karena itu, untuk menjadi
wirausahawan yang sukses, alangkah baiknya dipahami dan diaplikasikan etika dalam
berwirausaha, agar mudah dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dan dengan
berwirausaha yang mempunyai etika yang baik akan membuat usaha kita berjalan
dengan baik dan akan sukses, karena kegagalan seorang wirausaha dipengaruhi oleh
sifat dan kepribadian yang dimiliki dirinya sendiri .
DAFTAR PUSTAKA

Windi sri yuliani. 2017. makalah etika didalam berwirausaha di


http://windisriyuliani.blogspot.com/2017/06/makalah-etika-di-dalam-berwirausaha.html
(diakses pada 09 April 2019)
Putu arisa fitri.2014.etika wirausahaan di http://putuarisafitri.blogspot.com/2014/01/etika-
wirausaha.html (diakses pada 09 April 2019)
Fiqri isnanda.2017.etika kewirausahaan di
https://fiqriisnanda.wordpress.com/2017/03/28/etika-kewirausahaan/ (diakses pada 09 April 2019)

Muzul.2017.makalah kewirausahaan pengertian di


https://muzul20.blogspot.com/2017/12/makalah-kewirausahaan-pengertian-dan.html (diakses pada
09 April 2019)

Depni oktalia. 2013. makalah etika kewirausahaan di


http://depnioktalia.blogspot.com/2013/10/makalah-etika-kewirausahaan.html (diakses pada tanggal
09 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai