(SCYLLA SERRATA)
Oleh:
Fauziah : 15012735
Listiani : 15012742
Mirna : 15012744
Nor Jannah : 15012749
Nurdahlianti : 15012751
Raydatul : 15012756
Sofitriana : 15012761
WIDYA PRAJA
TANAH GROGOT
TAHUN 2018
PELUANG USAHA BUDIDAYA KEPITING BAKAU HIJAU
(SCYLLA SERRATA)”
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pengambilan Keputusan pada
jurusan Manajemen
Dosen Pengampu:
Oleh:
Fauziah : 15012735
Listiani : 15012742
Mirna : 15012744
Nor Jannah : 15012749
Nurdahlianti : 15012751
Raydatul : 15012756
Sofitriana : 15012761
WIDYA PRAJA
TANAH GROGOT
TAHUN 2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat allah SWT atas berkah dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah
ditentukan.
untuk memenuhi permintaan pasar baik di dalam negeri maupun diluar negeri,
masyarakat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, penulis mengharapkan adanya saran dan masukan dari semua pihak.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
3. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 4
4. Manfaat Penulisan ..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1. Teori Pengambilan Keputusan............................................................................. 5
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan........................................................6
3. Langkah-langkah Proses Pengambilan Keputusan.............................................. 6
4. Budidaya Kepiting Bakau Hijau.......................................................................... 5
5. Pakan Kepiting Bakau Hijau................................................................................6
6. Tujuan Pemudidayaan Kepiting Bakau Hijau .....................................................6
7. Perencanaan Budidaya Kepiting Bakau Hijau..................................................... 7
8. Pemeliharaan Budidaya Kepiting Bakau Hijau .................................................11
9. Analisis SWOT.....................................................................................................7
10.Analisis Pembiayaan Budidaya Kepiting Bakau Hijau.......................................7
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Begitu banyak hasil laut dan air tawar yang merupakan komoditas andalan
suatu daerah bahkan suatu negara seperti, ikan, kerang, udang, lobster dan
kepiting. Khusus untuk kepiting sangat jarang masyarakat kita yang
membudidayakan kepiting secara khusus, padahal jika dikelola dan dikembangkan
secara terpadu, maka kepiting ini sangat menjanjikan.
Dalam negeri kepiting bakau ini juga telah banyak dijual di pasaran-
pasaran tradisional hingga ke swalayan mewah (supermarket), dan disajikan di
rumah makan kecil di pinggiran jalan sampai restoran bahkan sampai hotel
berbintang. Untuk pangsa pasar ekspor kepiting bakau Indonesia ini antara lain
Jepang, Malaysia, Prancis sampai ke Amerika Serikat (AS), sehingga sangat wajar
jika peminat kepiting tersebut sangat tinggi, karena binatang yang berkulit keras
ini selain memiliki rasa gurih, enak dan juga bergizi tinggi. Dengan alasan
tersebut, pihaknya berharap kepada Pemkab agar dapat memprogramkan bantuan
untuk budidaya kepiting para nelayan khususnya di pesisir, karena hal tersebut
3
Budidaya kepiting ini tentunya akan menyerap tenaga kerja yang lumayan
banyak jika hal ini dikelola dan dikembangkan secara terpadu dan dalam skala
besar. Oleh karena itu komoditi ini sangat menjanjikan untuk dilaksanakan dan
dicoba di Tanah Grogot, terutama di daerah pesisir pantai. Kepiting bakau
merupakan salah satu komoditas perikanan pantai yang mempunyai nilai
ekonomis penting. Pada mulanya kepiting bakau hanya dianggap hama oleh
Petani tambak, karena sering membuat kebocoran pada pematang tambak. Tetapi
setelah mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi, maka keberadaannya
banyak diburu dan ditangkap oleh nelayan untuk penghasilan tambahan dan
bahkan telah mulai dibudidayakan secara tradisional di tambak. Mengingat
permintaan pasar ekspor akan kepiting bakau yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun maka usaha ekstensifikasi budidaya kepiting bakau mulai dirintis di
beberapa daerah.
b. Bagi pihak lain hasil dari makalah ini diharapkan dapat dipergunakan
untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai peluang usaha
dibidang perikanan melalui cara pembudidayaan, sehingga dapat
dijadikan sebagai referensi yang nantinya dapat dimanfaatkan.
BAB II
PEMBAHASAN
dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang
membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.
a) George R. Terry
b) Sondang P. Siagian
c) James A. F. Stoner
6
7
suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat
Selama pemeliharaan kepiting diberi pakan ikan runcah, keong mas, siput,
dll. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu: pagi dan sore hari. Adapun
dosis pemberian pakan antara 5 – 15% dari perkiraan berat badan kepiting bakau
yang dipelihara.
g/ekor. Pembesaran bibit ini dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai situasi
dan potensi lokasi budidaya kepiting bakau.
Prinsip yang harus dilakukan yaitu kepiting bakau tidak boleh lepas, maka
perlu kurungan atau sekeliling tanggul tempat pemeliharaan pagar dari bambu
yang cukup rapat. Dihindari dari kemungkinan besar terjadi kanibalisme. Dari
ketiga alternatif jenis tambak yang ada, jenis yang digunakan untuk
pembudidayaan kepiting bakau hijau yaitu dengan menggunakan keramba bambu,
karena selain bahan yang mudah didapat biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih
kecil.
a) Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi tambak yang tepat sangat menentukan keberhasilan dan
kelanjutan usaha budidaya kepiting bakau. Oleh karena itu, penetapan lokasi
untuk pembudidayaan kepiting bakau harus dipertimbangkan secara matang
dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti faktor kesiapan biologis dan
fisik, faktor ekonomi, dan faktor sosial
petakan kecil sekitar 5 m2. Untuk menjaga kepiting dari serangan hama, penyakit
dan pencemaran air dan untuk memudahkan pemanenan setiap petakan
mempunyai pintu sendiri.
2. Tanggul (Pematang)
Bahan penyusun pematang harus sangat diperhatikan, karena pematang
berfungsi menahan massa air dalam tambak dan melindungi tambak dan tekanan
air dari luar akibat banjir atau genangan air pasang.
3. Pemagaran Tanggul
Pemagaran tanggul dapat menggunakkan pagar bambu atau waring yang
diletakkan disekeliling pematang bagian dalam. Untuk mencegah kepiting
melarikan diri melalui dasar pematang dengan menggali tanah, maka pemagaran
dimulai pada dasar pematang dengan ditanam sedalam 30-40 cm dengan jarak
anatar bilah bambu tidak terlalu renggang.
b. Keramba bambu
Keramba bambu digunakan untuk menggemukkan kepiting atau
menghasilkan kepiting bertelur penuh. Keramba jenis ini dibuat dari bambu yang
disusun seperti kere dan dibuat kotak berukuran 25 cm x 20 cm x 25 cm. Dengan
masing-masing sisi dirangkai dengan bambu utuh dengan ukuran 2 m x 1 m atau 3
m x 2 m dan dipasang seperti keramba ikan disungai.
11
c. Jaring apung
Jaring apung termasuk model budidaya komersial dengan padat modal.
Terdiri dari kayu untuk kerangka, blug untuk pelampung dan tali plastik untuk
jaring apung dengan ukuran sekitar 3 x 3 meter. Bagian bawah diberi alas kayu
sehingga pelampung terangkai dalam kerangka yang kuat.
Dari ketiga alternatif jenis tambak di atas, jenis yang digunakan untuk
pembudidayaan kepiting bakau hijau yaitu dengan menggunakan keramba bambu,
karena selain bahan yang mudah didapat biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih
kecil.
c) Persiapan tambak
Kegiatan persiapan tambak meliputi beberapa kegiatan, antara lain:
1. Perbaikan konstruksi
Perbaikan konstruksi meliputi perbaikan pematang yang bocor, saluran
air, pintu air, dll. Disamping itu juga dilakukan pengerukan endapan
lumpur yang terlalu tebal.
2. Pengeringan tanah dasar
Pengeringan tanah bertujuan untuk menyuburkan tanah sehingga
pertumbuhan makanan alami terutama klekap terjamin serta untuk
menghilangkan berbagai senyawa sulfida (H2S) dan senyawa-senyawa
beracun lainnya, seperti Ammonia (NH3).
3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk menumbuhkan klekap, oleh karena itu tanah
ditaburi dedak (500 kg/ha), kemudian diberi pupuk kandang atau kompos
(1000 kg/ha) dan diairi sedalam 5 cm- 10 cm. Demudian dasar tambak
diberi pupuk organik/urea (15 kg/ha) dan TSP 75 kg/ha. Setelah tumbuh
klekap sekitar seminggu setelah pemupukan, secara berangsur-angsur
tinggi air dinaikkan dan kepiting muda sudah siap ditebarkan.
4. Pengapuran
Pengapuran merupakan salah satu hal yang diperlukan, kerena kepiting
memerlukan kapur dalam proses pergantian kulit. Pengaluran juga
12
Tabel 1
Internal (Strenghts)
15
Penjelasan:
tinggi, dasar perairan yang baik dan selera konsumen tinggi maka
kekuatan dan peluang tersebut sangat mendukung peningkatan volume
produksi kepiting bakau.
Meningkatkan dan mempertahankan mutu produk. Strategi ini diambil
dengan pertimbangan bahwa selera konsumen yang cukup tinggi dan
didukung oleh kekuatan yang berupa dukungan kebijakan Pemerintah
maka upaya meningkatkan dan mempertahankan mutu produk harus
dilakukan sehingga keberadaan di pasaran dapat dipertahankan dan
nantinya dapat meningkatkan keuntungan pembudidaya kepiting
bakau.
2. Strategi W – O (Weakness – Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada, dengan
cara mengatasi kelemahan yang dimiliki. Adapun strategi yang dapat
dilakukan yaitu:
Optimalkan Balai Benih dengan memproduksi benih kepiting bakau.
Strategi ini diambil dengan mempertimbangkan bahwa kelemahan
yang berupa tidak tersedianya benih kepiting bakau yang disediakan
Balai benih sehingga ketersediaan benih keping bakau tidak kontinyu.
Memberikan ketrampilan kepada pembudidaya kepiting bakau dalam
hal cara budidaya dan membuat pakan sendiri dan dapat menghasilkan
benih sendiri. Strategi ini diambil karena dilihat dari kelemahan
kurangnya SDM.
b. Persiapan Tambak
Tabel 3
Persiapan Tambak
19
Pupuk 1000 kg
Persiapan
Kandang/ = 20 Rp 25.000 Rp 500.000
Tambak
Kompos karung
Pupuk
Persiapan
Organik/ 15 kg Rp 4.000 Rp 60.000
Tambak
Urea
Persiapan
Pupuk TSP 75 kg Rp 2.500 Rp 187.500
Tambak
Persiapan
Dedak 500 kg Rp 3.000 Rp 1.500.000
Tambak
Kapur
Dolomit Pengapuran 2000 kg Rp 500 Rp 1.000.000
Mesh
Jumlah Rp 3.247.500
c. Biaya Benih
Tabel 4
Biaya Benih
Feed Suplemen/
Additive Pakan 1 bks Rp 355.000 Rp 355.000
Compendium Tambahan
Jika terserang
Obat-obatan - - Rp 300.000
hama
Jumlah Rp 5.455.000
21
e. Biaya lain-lain
Tabel 6
Biaya lain-lain
Perhitungan Pendapatan
Gagal Panen = 2% x 4.000 ekor : 80 ekor
Hasil Panen = 4.000 ekor – 80 ekor : 3.920 ekor = 1.310 kg
a. Untuk dijual di pasar dalam Negeri : 920 ekor = 310 kg
b. Untuk di Ekspor keluar Negeri : 3000 ekor = 1.000 kg
22
3.1 Kesimpulan
2. Potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia begitu
berlimpah. Salah satu komoditas perikanan yang juga di senangi oleh
masyarakat baik lokal maupun luar negeri adalah kepiting. Kepiting bakau
(Scylla sp.) merupakan salah satu jenis komoditas perikanan yang
potensial untuk dibudidayakan. Selain karena banyak disenangi oleh
masyarakat lokal dan luar negeri, kepiting bakau merupakan salah satu
komoditas perikanan yang memiliki harga jual cukup tinggi.
18
sumberdaya manusia yang berusaha dalam budidaya kepiting bakau.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan budidaya ikan di
kepiting bakau terdiri dari faktor peluang yaitu :nilai jual ikan tinggi,
pangsa pasar tinggi, peluang usaha besar, kebijakan pemerintah. Faktor
Ancaman yaitu iklim dan keamanan.
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
http://indonesiaindonesia.com/f/71867-budidaya-kepiting-bakau/
http://www.ekowisatabali.com/keramba-kepiting/
http://eprints.unlam.ac.id/344/1/Prospek%20dan%20Teknologi%20Pembesaran
%20Kepiting%20Bakau.pdf
http://bppbapmaros.kkp.go.id/basisdata/wp-content/uploads/2016/08/FITa-047.pdf