Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum Reproduksi Perikanan

TINGKAT KEMATANGAN GONAD DAN INDEKS


KEMATANGAN GONAD IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)

Oleh :
Riska Monica Silalahi
190302046
II/B

LABORATORIUM REPRODUKSI PERIKANAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Tingkat Kematangan Gonad dan Indeks Kematangan Gonad


Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Tanggal Praktikum : 08 Maret 2022
Nama : Riska Monica Silalahi
NIM : 190302046
Kelompok/Grup : II/B
Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Diperiksa oleh,
Asisten Korektor

Rr. Noor Umamah Medinah


NIM. 180302009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Reproduksi Perikanan
berjudul “Tingkat Kematangan Gonad dan Indeks Kematangan Gonad Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)” dengan baik Laporan ini sebagai salah satu syarat
masuk Praktikum Reproduksi Perikanan Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Julia Syahriani Hasibuan, S.Pi, M.Si dan ibu Dr. Hesti Wahyuningsih, S.Si., M.Si
yang telah membantu penulis dalam membuat laporan ini, serta para asisten
Laboraturium Reproduksi Perikanan dan teman-teman yang telah banyak membantu
dan mendukung sepenuhnya dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
laporan ini selanjutnya, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Praktikum ............................................................................. 3
Manfaat Praktikum ........................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Nila (O.niloticus)…………………………………………….. 4
Tingkat Kematangan Gonad pada Ikan Nila (O.niloticus)………... 5
Indeks Kematangan Gonad pada Ikan Nila (O.niloticus)…………. 7
Habitat dan Penyebaran pada Ikan Nila (O.niloticus)…………….. 8
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum……………………………………. 9
Alat dan Bahan Praktikum………………………………………... 9
Prosedur Praktikum……………………………………………….. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil……………………………………………………………… 10
Pembahasan………………………………………………………. 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................... 14
Saran ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunanya
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu
mampu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung
pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan
reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan
(Hutagalung, 2020).
Suatu organisme dikelompokkan ke dalam organisme hidup ketika
memenuhi syarat sebagai organisme hidup, diantaranya adalah dapat bereproduksi.
Reproduksi adalah kemampuan suatu organisme untuk berkembang biak atau
memperbanyak keturunan dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan hidup
(survive). Reproduksi juga merupakan cara mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua organisme untuk menghasilkan generasi selanjutknya. Meskipun sistem
reproduksi tidak berkontribusi langsung pada keseimbangan dan pertahanan hidup
dalam suatu habitat, tetapi proses reproduksi berperan penting dalam siklus
kehidupan semua organisme (Hayati, 2019).
Ikan merupakan salah satu kelompok hewan vetebrata yaitu hewan yang
mempunyai tulang belakang. Ikan disebut juga dengan Pisces yang hidup diair. Ikan
ini disebut juga dengan hewan poikiloterm karena suhu tubuh tidak tetap (berdarah
dingin), yaitu terpengaruh suhu disekelilingnya. Dimana tubuhnya terbagi atas
kepala dan badan atau kepala badan, dan ekor. Ikan didefinisikan. secara umum
sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan
menggunakan ship, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea
lateralis)sebagai organ keseimbangannya (Almunawwarah et al., 2016).
Pertumbuhan populasi ikan di alam sangat bergantung pada reproduksi dan
respon terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan ikan
yang seharusnya melakukan pemijahan untuk menghasilkan individu yang baru
tidak dapat memijah karena tertangkap oleh nelayan. Hal ini sangat dikhawatirkan
pada masa yang akan datang keberadaan populasi ikan tersebut akan terancam
punah. Ikan memiliki pola dan tingkah laku reproduksi yang beraneka ragam,
tergantung dari jenis, habitat, atau kondisi lingkungannya (Hadi et al., 2009).
Proses reproduksi merupakan cara untuk menentukan keberlangsungan
siklus keturunan dan pewarisan genetik dari individu kepada keturunannya. Materi
genetik yang diturunkan dibawa oleh suatu gen pembawa sifat suatu organisme.
Pada prinsipnya, fungsi DNA di dalam inti sel adalah sebagai materi genetik, artinya
DNA menyimpan informasi yang dapat diturunkan kepada turunannya. Selain itu
reproduksi juga dapat berfungsi sebagai proses perpindahan atau pertukaran materi
genetik kepada keturunannya (Hayati, 2019).
Keberhasilan suatu spesies ikan dalam daur hidupnya ditentukan dari
kemampuan anggotanya untuk bereproduksi di lingkungan yang berfluktuasi dan
menjaga keberadaan populasinya. Reproduksi perikanan diperlukan untuk informasi
yang meliputi aspek pertumbuhan dan reproduksi agar dapat dijadikan sebagai dasar
bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan kuniran sehingga keberadaan
sumber daya ikan tersebut tetap dapat berkelanjutan. Informasi tentang
pertumbuhan dapat dilihat dari pola pertumbuhan ikan untuk mengestimasi kondisi
lingkungan habitat dimana ikan ditemukan, sedangkan informasi biologi reproduksi
diperlukan untuk menentukan siklus reproduksi secara menyeluruh. Aspek
pertumbuhan dan biologi reproduksi yang akan dianalisis terkait dengan hubungan
panjang berat, faktor kondisi, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG),
fekunditas dan diameter telur (Lindawati et al., 2019).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas
perikanan yang digemari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani
karena memiliki daging yang tebal serta rasa yang enak. Ikan nila juga merupakan
ikan yang potensial untuk dibudidayakan karena mampu beradaptasi pada kondisi
lingkungan dengan kisaran salinitas yang luas. Salah satu upaya untuk memeroleh
benih ikan yang optimal dapat dilakukan dengan memperbaiki performa atau kinerja
reproduksi melalui suplementasi nutrien pada pakan induk (Hadi et al., 2009).
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu lebar badan ikan nila
umumnya sepertiga dari panjang badannya. Bentuk tubuhnya memanjang dan
ramping, sisik ikan nila relatif besar, matanya menonjol dan besar dengan tepi
berwarna putih. Ikan nila mempunyai lima buah sirip yang berada di punggung,
dada,perut, anus, dan ekor. Pada sirip dubur (anal fin) memiliki 3 jari-jari keras dan
9-11 jari-jari sirip lemah. Sirip ekornya (caudal fin) memiliki 2 jari-jari lemah
mengeras dan 16-18 jari-jari sirip lemah. Sirip punggung (dorsal fin) memiliki 17
jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip lemah. Sementara sirip dadanya (pectoral
fin) memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip lemah. Sirip perut (ventral fin)
memilki 1 jari- jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip ( Amri dan Khairuman, 2007).
Organ reproduksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu eksternal dan internal.
Organ reproduksi eksternal merupakan organ reproduksi yang berada di luar ruang
tubuh, diantaranya adalah vulva pada hewan betina sedangkan pada hewan jantan
akan dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya. Sebaliknya, organ reproduksi
internal diantaranya saluran reproduksi, kelenjar asesoris, dan gonad. Sebagai organ
eksternal hewan betina, vulva terdiri terdiri atas bagian paling luar dikenal dengan
sebutan labia mayora dan bagian dalam labia minora serta klitoris. Sebagai organ
reproduksi internal, gonad merupakan organ reproduksi yang mempunyai fungsi
utama yaitu menghasilkan sel gamet dan hormon seks (steroid). Gonad pada hewan
betina disebut ovarium yang menghasilkan sel telur (Hayati, 2019).

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana membedakan Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
pada setiap tingkat pada ikan nila (Oreochromis niloticus)
2. Untuk mengetahui nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) pada ikan nila
(Oreochromis niloticus)
3. Untuk mengetahui tahap pemijahan ikan pada ikan matang gonad nila
(Oreochromis niloticus)

Manfaat Praktikum
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa/i mampu
memahami tentang TKG dan IKG pada Ikan nila (Oreochromis niloticus) serta
sebagai salah satu informasi bagi pihak yang membutuhkan dan sebagai salah satu
syarat masuk praktikum Reproduksi Perikanan selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis ini memang
berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh Ikan Nila panjang
tepinya berwarna putih. Gurat sisi (Linea literalis) terputus dibagian tengah badan
kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih kebawah daripada letak garis yang
memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip
punggung berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir
sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu
atau hitam (Novy, 2015).
Nila jantan mempunyai bentuk tubuh membulat dan agak pendek
dibandingkan dengan nila betina. Warna ikan nila jantan umumnya lebih cerah
dibandingkan dengan betina. Pada bagian anus ikan nila jantanPengaruh waktu
penggunaan akar tuba terdapat alat kelamin yang memanjang dan terlihat cerah. Alat
kelamin ini semakin cerah ketika telah dewasa atau matang gonad dan siap
membuahitelur. Sementara, warna sisik ikan nila betina sedikit kusam dan bentuk
tubuh agak memanjang. Pada bagian anus ikan nila betina terdapat dua tonjolan
membulat. Satu merupakan saluran keluarnya telur dan satunya lagi saluran
pembuangan kotoran. Ikan nila mencapai masa dewasa pada umur 4 sampai 5 bulan.
Induk betina bertelur 1.000 sampai 2.000 butir. Telur dibuahi oleh induk akan
dieramidimulut induk betina hingga menjadi larva (Heriyati et al., 2015).
Jika dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, ikan nila jantan memiliki
ukuran sisik yang lebih besar dibandingkan dengan ikan nila betina. Alat kelamin
nilajantan terletak depan anus bentuknya berupa tonjolan agak runcing berfungsi
sebagai saluran urine dan saluran sperma. Jika perut ikan nila diurut, akan
mengeluarkan cairan bening. Sementara itu, alat kelamin nila betina juga terletak di
depan anus, tetapi memiliki lubang genital yang terpisah dengan lubang saluran
urine. Bentuk dan rahang belakang ikan nila jantan melebar dan berwarna biru
muda. Sementara bentuk hidung dan rahang belakang nila betina agak langcip dan
berwarna kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor ikan nila jantan berupa garis
putus-putus, sedangkan pada nila betina tidak terputus dan melingkar
(Suhendra et al., 2017).

Tingkat Kematangan Gonad pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Tingkat kematangan gonad adalah tahap-tahap perkembangan gonad
sebelum dan sesudah memijah. IKG ikan meningkat sejalan dengan meningkatnya
TKG, peningkatan bobot ovarium berhubungan dengan proses vitelogenesis dalam
perkembangan gonad, sedangkan peningkatan bobot testes berhubungan dengan
proses spermatogenesis dan peningkatan volume semen dalam tubulus seminiferi.
Proses tersebut sangat bergantung pada ketersediaan makanan sebagai sumber
energi untuk perkembangan somatik dan reproduksinya (Anjani et al., 2018).
Tingkta kematangan gonad adalah tahapan tertentu dari perkembangan
gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Pemijahan tingkat kematangan gonad
tersebut sangat penting untuk mengetahui ikan tersebut sudah masak atau belum
gonadnya dari stok populasi ikan dalam suatu kolam. Tingkat kematangan gonad
ikan juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi tingkat kematangan gonad ikan adalah umur, jenis spesies, dan
kondisi hormonal dari ikan tersebut. Sedangkan faktor eksternal berupa faktor suhu,
kandungan suhu oksigen yang terlarut, pakan alami ikan (Kusnul, 2016).
Secara garis besar, perkembangan gonad ikan dapat dibagi menjadi dua
tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad ikan sampai ikan menjadi dewasa kelamin
dan selanjutnya adalah pematangan gamet. Tahap pertama berlangsung mulai ikan
menetas hingga mencapai dewasa kelamin, dan tahap kedua dimulai setelah ikan
mencapai dewasa, dan terus berkembang selama fungsi reproduksi masih tetap
berjalan normal. Lebih lanjut dikatakan bahwa kematangan gonad pada ikan tertentu
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara
lain dipengaruhi oleh suhu dan adanya lawan jenis, faktor dalam antara lain
perbedaan spesies, umur serta sifat-sifat fisiologi lainnya (Muslim, 2017).
Penentuan TKG pada ikan lele (Clarias sp.) dapat dilakukan secara
morfologi dan histologi. Penentuan secara morfologi dilihat dari bentuk, panjang
dan warna, serta perkembangan isi gonad. Penentuan TKG secara histologi dapat
dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya. Dalam proses reproduksi, awalnya
ukuran gonad kecil, kemudian membesar dan mencapai maksimal pada waktu akan
memijah, kemudian menurun kembali selama pemijahan berlangsung sampai
selesai. Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan
ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak melakukan reproduksi.
Pengetahuan TKG ini juga akan didapatkan keterangan waktu ikan itu memijah,
baru memijah atau sudah selesai memijah. Dengan memperhatikan perkembangan
histologi gonadnya, akan diketahui anatomi perkembangan gonad lebih jelas dan
mendetail (Jusmaldi et al., 2017).
Ukuran pertama kali matang gonad ikan jantan lebih besar daripada ikan
betina. Perbedaan ukuran pertama kali matang gonda pada ikan jantan dengan betina
walaupun dalam spesies sama, dikarenakan dua hal, yaitu faktor dalam dan faktor
luar. Faktor dalam yang mempengaruhi adalah umur, ukuran dan sifat-sifat
fisiologis ikan tersebut seperti kemampuan adaptasi terhadapp lingkungannya.
Sedangkan yang menjadi faktor luar adalah kelimpahan makanan di habitat.
Perbedaan kemampuan matang gonad pertama kali disebabkan oleh perbedaan
pertumbuhan gonad antara ikan jantan dan betina (Wahyuni et al., 2015).

Indeks Kematangan Gonad pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Kematangan gonad dapat diketahui dengan menghitung indeks kematangan
gonad (IKG), yaitu perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh ikan.
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian vitellogenesis, yaitu
pengendapan kuning telur, sehingga terjadi perubahan-perubahan pada gonad dan
beratnya menjadi bertambah. Menurut Effendi (1997) gonad ikan jantan mengalami
viteloogenesis terjadi peningkatan berat 5-10%, sedangkan pada betina 10-25%
(Solang, 2010).
Indeks kematangan gonad (IKG) adalah nilai dalam % (persen) sebagai hasil
perbandingan bobot gonad dengan bobot tubuh ikan. Sejalan dengan pertumbuhan
gonad yang dihasilkan akan semakin bertambah besar dan berat hingga batas
maksimum ketika terjadi pemijahaIndeks kematangan gonad ikan dapat dilihat
bahwa semakin tinggi tingkat kematangan gonad maka semakin tinggi pula indeks
kematangan goanad meningkat pula. Dengan meningkatnya TKG menyebabkan
ukuran diameter telur dan bobot gonad juga meningkat. Meningkatnya bobot gonad
menyebabkan nilai IKG meningkat. Bahwa bobot gonad akan mencapai maksimum
sesaat sebelum ikan akan memijah dan nilai IKG akan mencapai mekasimum pada
kondisi tersebut (Tarigan et al., 2017).
Nilai indeks kematangan gonad dihubungkan dengan tingkat kematangan
gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan
gonad. Gonado somatik indek merupakan salah satu hal yang penting dalam
reproduksi ikan, dimana nilai indeks kematangan gonad dan jumlah telur digunakan
untuk memprediksi keberhasilan pemijahan dan menunjukkan kualitas telur pada
masa reproduksi ikan tersebut. Nilainya dapat ditentukan dengan cara perbandingan
berat gonad atau Ovarium dan berat tubuh ikan, sedangkan jumlah telur dihasilkan
dalam satu siklus reproduksi. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan
dengan ikan jantan. Ukuran rata-rata ikan betina semakin besar sesuai dengan
tingkat kematangannya yang disebabkan oleh pertambahan berat gonad dan ukuran
telur sehingga ikan yang gonadnya semakin matang akan memiliki Indeks
Kematangan Gonad yang semakin tinggi pula (Tondang et al., 2019).
Indeks Kematangan Gonad (IKG) atau Gonado Somatic Index (GSI) adalah
nilai persentase perbandingan berat gonad dan berat ikan, nilai indeks ini semakin
lama semakin besar sampai batas kisaran maksimum, kemudian akan terjadi
penurunan. Dengan mengetahui IKG ini kita bisa memperkirakan musim memijah
ikan. Pengukuran GSI dilakukan dengan cara penimbangan 7 sampel induk diawal
sebelum di dipajahkan, lalu ditimbang kembali induk setelah di dipijahkan
(Hidayat et al., 2016).
Ukuran pertama kali matang gonad secara berkala dapat dijadikan
indikator adanya tekanan terhadap populasi. ukuran pertama kali matang gonad
yang berbeda-beda merupakan strategi reproduksi ikan untuk memulihkan
keseimbangan populasi akibat adanya perubahan kondisi, faktor abiotik dan tangkap
lebih. ukuran dan umur ikan pada saat pertama kali matang gonad tidak sama antara
satu spesies dan spesies lainnya. Bahkan, ikan-ikan yang berada pada spesies
yang sama juga akan berbeda jika berada pada kondisi dan letak geografis
yang berbeda. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ikan pertama kali
matang gonad seperti jenis kelamin, perbedaan spesies, umur, ukuran serta sifat-
sifat fisiologi ikan (Dahlan et al., 2015).
Peningkatan nilai IKG ikan merupakan salah satu indikator musim
pemijahan. semakin meningkat dan akan mencapai nilai maksimum pada saat
akan terjadi pemijahan, setelah memijah akan menurun drastis. Perubahan yang
terjadi di dalam gonad secara kuantitatif dapat diketahui dari nilai indeks
kematangan gonad. Tinggi rendahnya nilai IKG ikan disebabkan oleh faktor
lingkungan yang berhubungan langsung dengan ketersediaan makanan sebagai
sumber energi untuk perkembangan somatik dan reproduksinya. Pemijahan
biasanya terjadi setelah puncak-puncak kematangan gonad, sehingga pada
tahapan berikutnya terjadi penurunan IKG (Muhharam et al., 2020)

Habitat dan Penyebaran pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Secara alami, ikan Nila bisa berpijah sepanjang tahun di daerah tropis.
Frekuensi pemijahan yang terbanyak terjadi pada musim hujan. Di alamnya, ikan
nila bisa berpijah 6-7 kali dalam setahun. Berarti, rata-rata setiap dua bulan sekali,
ikan Nila akan berkembang biak. Ikan ini mencapai stadium dewasa pada umur 4-5
bulan dengan bobot sekitar 250 gram. Masa pemijahan produktif adalah ketika
induk berumur 1,5-2 tahun dengan bobot di atas 500 gram/ekor. Seekor ikan Nila
betina dengan berat sekitar 800 gram menghasilkan larva sebanyak 1.200 – 1.500
ekor pada setiap pemijahan (Dahlan et al., 2015).
Ikan nila merupakan jenis ikan yang memiliki sifat perkembangbiakan yang
baik. Jadi, bisa dikatakan kalau budidaya ikan nila ini sangat menguntungkan,
karena dapat berkembangbiak dengan mudah. Sehingga kemungkinan, ikan nila ini
sangat banyak dan mudah dalam peranakannya. Tak hanya berkembangbiak dengan
mudah, ikan nila ini sangat mudah sekali beradaptasi. Jadi, di lingkungan mana pun,
ikan nila ini masih bisa bertahan hidup. Menemukan ikan nila ini di alam bebas di
daerah air tawar seperti sungai, danau, rawa, dan waduk. Jadi, mencari ikan nila ini
di perairan air tawar. Namun, walaupun ikan nila ini dapat beradaptasi dengan
mudah dan dapat bertahan hidup di perairan tawar mana saja, alangkah baiknya ikan
nila ini berada di perairan yang memiliki suhu sekitar 25 – 30° C. tak hanya suhu
air sebagai acuan perairan ikan nila, keasaman air pun juga sebagai acuan budidaya
ikan nila (Lind et al., 2015).
METODE PRATIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Reproduksi Perikanan dilaksanakan pada hari Selasa, 08 Februari
2022, pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai. Praktikum Reproduksi Perikanan
dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Utara.

Alat dan Bahan Praktikum


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut nampan
sebagai wadah ikan nila yang akan diamati, gunting untuk membedah bagian-bagian
tertentu dari tubuh ikan nila, milimeter block untuk menghitung morfometrik ikan
nila, kamera digital sebagai dokumentasi foto hasil pengamatan, alat tulis untuk
mencatat data yang diperoleh, buku gambar digunakan untuk menuliskan hasil dari
identifikasi ikan tongkol, serbet untuk mengeringkan peralatan yang dipakai, ember
yang digunakan sebagai wadah air untuk membersihkan alat-alat praktikum.
Bahan yang digunakan pada saat praktikum ini adalah ikan nila
(Oreochromis niloticus), tisu untuk mengeringkan alat yang sudah digunakan dan
air yang digunakan untuk membersihkan peralatan yang telah selesai digunakan.

Prosedur Praktikum
Prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Disiapkan alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Dipegang dan tutup bagian kepala ikan dengan kain serbet menggunakan tangan
kiri agar ikan tidak melompat-lompat.
3. Dimatikan ikan dengan menusukkan jarum pentul ke arah kepala ikan dengan
kemiringan 45º menggunakan tangan kanan sesuai dengan arahan
4. Diletakkan ikan diatas milimeter blok untuk diukur panjang tubuhnya.
5. Diamati data morfometrik dari ikan yang menjadi objek identifikasi mulai dari
panjang total dan berat pada ikan
6. Distriping bagian perut ikan untuk mendapatkan gonadnya
7. Diamati apabila ikan sudah dibedah kemudian mengambil gonad dengan
meletakkan nya di dalam botol sampel kemudian diawetkan dengan alkohol
sesuai dengan arahan asisten laboratorium.
8. Dicatat hasil pengamatan yang ditulis dalam laporan sementara.
9. Didokumentasikan proses dan hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Analisis Data
Analisis indeks kematangan gonad dilakukan untuk mengetahui puncak
pemijahan dengan formula berikut (King 2007):

𝐵𝐺
IKG= x100
𝐵𝑇

Keterangan:
BG = Berat Gonad Total (gram)
BT = Berat Tubuh (gram)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Gambar 1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)

Klasifikasi ikan nila menurut Linnaeus (1758) yaitu:


Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

Hasil Identifikasi:

Gambar 2. TKG III Ikan nila jantan Gambar 3. TKG III ikan nila
Betina
panjang berat gonad IKG jenis
No berat (gr) TKG
(cm) (gr) (%) kelamin
1 17 100 0.25 I 0.25 jantan
2 20 180 2 II 1.11 jantan
3 26 325 10 III 3.08 jantan
4 30 550 33 IV 6.00 jantan
5 24 89 1.78 I 2.00 betina
6 26 155 7.73 II 4.99 betina
7 29 284 20.2 III 7.11 betina
8 32.5 539 61.9 IV 11.48 betina

Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa Indeks
Kematangan Gonad (IKG) Ikan nila betina TKG IV memiliki nilai sebesar 11.48%
dan nila jantan sebesar 6.0 %. Hal ini sesuai dengan Teddy et al (2019) yang
menyatakan bahwa Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan
sebagian dari reproduksi ikan sebelum pemijahan selama itu sebagian metabolisme
ikan teruju pada perkembangan ikan umumnya perkembangan gonad pada ikan
jantan sebesar 5-10%, dan perkembangan gonad ikan betina sebesar 10-25%, dari
angka itu didapatkan bahwa bahwa ikan-ikan tersebut dapat atau siap untuk
memulai.
Ikan nila baik jantan dan betina,, memiliki nilai indeks kematangan gonad
dibawah 20%. Ini mengindikasikan bahwa ikan nila ini dapat memijah lebih dari
sekali dalam setahun. Sesuai pernyataan Pratama et al (2019) yaitu Nilai indeks
kematangan gonad (IKG) yang diperoleh kurang dari 20% yang menyatakan bahwa
ikan dapat memijah lebih dari satu kali selama setahun pada setiap tahunnya.
Presentase komposisi tingkat kematangan pada setiap saat dapat dipakai untuk
menduga terjadinya pemijahan dan persentase yang tinggi dari tingkat kematangan
12 gonad yang besar merupakan puncak pemijahan walaupun pemijahanya
sepanjang tahun.
Dari praktikum diperoleh hasil bahwa penambahan panjang dan berat tubuh
ikan sejalan dengan penambahan berat gonad ikan. Hal ini bisa dilihat dari
persentase IKG yang nilainya semakin besar seiring dengan penambahan berat
gonad. Sesuai dengan pernyataan Tarigan et al (2017) yaitu Indeks kematangan
gonad (IKG) adalah nilai dalam % (persen) sebagai hasil perbandingan bobot gonad
dengan bobot tubuh ikan. Sejalan dengan pertumbuhan gonad yang dihasilkan akan
semakin bertambah besar dan berat hingga batas maksimum ketika terjadi
pemijahaIndeks kematangan gonad ikan dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat
kematangan gonad maka semakin tinggi pula indeks kematangan goanad meningkat
pula. Dengan meningkatnya TKG menyebabkan ukuran diameter telur dan bobot
gonad juga meningkat. Meningkatnya bobot gonad menyebabkan nilai IKG
meningkat. Bahwa bobot gonad akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan
akan memijah dan nilai IKG akan mencapai mekasimum pada kondisi tersebut.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil persentase IKG yang tinggi
disebabkan oleh lingkungan si ikan sendiri. Diketahuii ikan-ikan sampel berasal dari
lokasi budidaya, dimana ketersediaan pangan dan parameter lingkungan sangat
diperhatikan. Sesuai dengan pernyataan Muhharam et al (2020) yaitu tinggi
rendahnya nilai IKG ikan disebabkan oleh faktor lingkungan yang berhubungan
langsung dengan ketersediaan makanan sebagai sumber energi untuk
perkembangan somatik dan reproduksinya. Pemijahan biasanya terjadi setelah
puncak-puncak kematangan gonad, sehingga pada tahapan berikutnya terjadi
penurunan IKG.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil ovum pada TKG I
berukuran kecil, berwarna kuning terang. Sedangkan ovum pada TKG IV memiliki
ukuran diameter yang lebih besar, berwarna gelap serta menampilkan urat-urat.
Sesuai dengan literatur Jusmaldi et al (2017) yaitu penentuan TKG secara histologi
dapat dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya. Dalam proses reproduksi,
awalnya ukuran gonad kecil, kemudian membesar dan mencapai maksimal pada
waktu akan memijah, kemudian menurun kembali selama pemijahan berlangsung
sampai selesai. Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui
perbandingan ikan ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak melakukan
reproduksi. Pengetahuan TKG ini juga akan didapatkan keterangan waktu ikan itu
memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Tingkat kematangan gonad
diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan ikan yang akan melakukan
reproduksi dan yang tidak melakukan . Dengan memperhatikan perkembangan
histologi gonadnya, akan diketahui anatomi perkembangan gonad lebih jelas dan
mendetail.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Cara membedakan tingkat kematangan gonad (TKG) pada setiap tingkat pada
ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu dengan melihat urogenitalnya. Ikan jantan
yang telah matang gonad ditandai dengan urogenitalnya yang memerah dan
meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor. Sedangkan
pada ikan lele betina dengan meraba perut yang membesar dan terasa lunak serta
bila diurut ke arah anus, ikan betina yang telah matang gonad akan mengeluarkan
telur berwarna hijau kekuningan.
2. Indeks kematangan gonad (IKG) pada ikan nila (Oreochromis niltocus) yaitu
dengan membandingkan bobot gonad ikan nila dengan tubuh ikan termasuk
gonad dikalikan dengan 100%.
3. Tahap pemijahan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dilakukan dengan
pemilihan induk ikan lele jantan dan betina. Nila betina akan memijah di lubang
dan kemudian dibuahi oleh induk jantan. Setelah itu telur-telurnya akan dierami
di dalam mulut ikan.

Saran
Saran dari praktikum ini adalah agar praktikan memahami materi mengenai
TKG dan IKG pada Ikan nila (Oreochromis niloticus). Diharapkan praktikan dapat
menguasai materi terlebih dahulu agar praktikum yang akan datang dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Almunawwarah., I dan A, N. 2016. Identifikasi Jenis-Jenis Ikan Yang Terdapat Di


Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Di Gampong Lampulo Kecamatan
Kuta Alam Banda Aceh. 4(1):44-50
Amri dan Khairuman, M. l. 2007. Pengaruh Kepadatan Berbeda Menggunakan Rgh
Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan
Nila (Oreochromis niloticus), Metoda Biologi Perikanan. Yayasan
Dewi Sri. Cetakanl, Bogor. 4(3):84-9
Dahlan, M. A., Omar, S. B. A., Tresnati, J., Umar, M. T., & Nur, M. (2015). Nisbah
Kelamin Dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Layang
Deles (Decapterusmacrosoma Bleeker, 1841) Di Perairan Teluk
Bone, Sulawesi Selatan. Torani Journal of Fisheries and Marine
Science, 25(1).
Hadi dan Nova. 2009. Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan wader bintik
duaBarbodes binotatus di Sungai Barambai Samarinda Kalimantan
Timur.Jurnal Iktiologi Indonesia. 18(2):87-101
Hayati, A. 2019. Biologi Reproduksi Ikan [E-Book]. Airlangga University Press
Hidayat, T., Febrianti, E., dan Restiangsih, Y. 2016. Pola dan Musim Pemijahan
Ikan Tongkol Komo (Euthynnus affinis Cantor, 1850) di Laut Jawa.
Bawal 8(2): 101-108
Hutagalung, S. 2020. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Belanak (Moolgarda perusii)
Di Perairan Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten
Langkat provinsii Sumatera Utara [Skripsi]. Universitas Sumatera
Utara. Medan
Jusmaldi, J., Solihin, D. D., Affandi, R., Rahardjo, M. F., & Gustiano, R. 2017.
Gonad Maturity and Spawning Type of Silurid Catfishes, Ompok
miostoma (Vaillant, 1902) from Mahakam watershed, East
Kalimantan. Jurnal Iktiologi Indonesia, 17(2), 201-2013.
Lindawati., Achmad, F dan Mennofatria, B. 2019. Karakteristik Pertumbuhan dan
Biologi Reproduksi Ikan Kuniran di Perairan Selat Sunda.
Muharam, N. H., Kantun, W., & Moka, W. J. (2020). Indeks Kematangan Gonad
Dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Selar Bentong (Selar
crumenophthalmus BLOCH, 1793) di Perairan Kwandang,
Gorontalo Utara. SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine
Science, 2(1), 74-79
Muslim, M. 2017. Budidaya ikan gabus (Channa striata). [SKRIPSI] Universitas
Sriwijaya.
Solang, M. 2010. Indeks Kematangan Gonad Ikan Nila (Oreochromis niloticus L)
yang Diberi Pakan Alternatif dan Dipotong Sirip Ekornya. Jurnal
Saintek. 5(2).
Suhendra, C., E, U dan U. 2017. Biologi Reproduksi Ikan Keperas
(Cyclocheilichthys apogon). Di Perairan Sungai Menduk
Kabupaten Bangka. 11(1).
Tarigan, A., Bakti, D., & Desrita, D. (2017). Tangkapan dan tingkat kematangan
gonad Ikan selar kuning (Selariodes leptolepis) di Perairan Selat
Malaka. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 4(2), 44-52.
Tondang, H., R. Rostika., L. P. S. Yuliadi, dan U. Subhan. 2019. Pematangan Gonad
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) menggunakan Tepung Biji
Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) dalam Pakan Komersil.
Jurnal Perikanan dan Kelautan. 10(1):55-63.
Wahyuni, S., Sulistiono., dan Affandi, R. 2015. Pertumbuhan, Laju Eksploitasi, dan
Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Waduk Cirata,
Jawa Barat. Limnotek 22(2): 144-155
LAMPIRAN

Perhitungan IKG Ikan nila


1. Jantan TKG I 5. Betina TKG I
0.25 1.78
IKG = × 100 IKG = × 100
100 89
𝐼𝐾𝐺 = 0.25% 𝐼𝐾𝐺 = 2 %

2. Jantan TKG II 6. Betina TKG II


2 7.73
IKG = × 100 IKG = × 100
180 155
𝐼𝐾𝐺 = 1.11% 𝐼𝐾𝐺 = 4.99 %

3. Jantan TKG III 7. Betina TKG III


10 20.2
IKG = × 100 IKG = × 100
325 284
𝐼𝐾𝐺 = 3.08% 𝐼𝐾𝐺 = 7.11%

4. Jantan TKG IV 8. Betina TKG IV


33 61.9
IKG = × 100 IKG = × 100
550 539
𝐼𝐾𝐺 = 6 % 𝐼𝐾𝐺 = 11.48 %
Alat

Gambar 1. Gunting dan pisau Gambar 2. Timbangan

Gambar 4. Alat tulis Gambar 5. Milimeter blok


Bahan

Gambar 6. Ikan nila jantan Gambar 7. Ikan nila betina


Gambar 9. TKG I Ikan Nila Jantan Gambar 10. TKG I Ikan Nila Betina

Gambar 11. TKG II Ikan Nila Jantan Gambar 12. TKG II Ikan Nila Betina

Gambar 13. TKG III Ikan Nila Jantan Gambar 14. TKG III Ikan Nila Betina

Gambar 15. TKG IV Ikan Nila Jantan Gambar 16. TKG IV Ikan Nila Betina

Anda mungkin juga menyukai