Oleh :
Riska Monica Silalahi
190302046
II/B
Diperiksa oleh,
Asisten Korektor
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Reproduksi Perikanan
berjudul “Tingkat Kematangan Gonad dan Indeks Kematangan Gonad Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)” dengan baik Laporan ini sebagai salah satu syarat
masuk Praktikum Reproduksi Perikanan Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Julia Syahriani Hasibuan, S.Pi, M.Si dan ibu Dr. Hesti Wahyuningsih, S.Si., M.Si
yang telah membantu penulis dalam membuat laporan ini, serta para asisten
Laboraturium Reproduksi Perikanan dan teman-teman yang telah banyak membantu
dan mendukung sepenuhnya dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
laporan ini selanjutnya, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Praktikum ............................................................................. 3
Manfaat Praktikum ........................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Nila (O.niloticus)…………………………………………….. 4
Tingkat Kematangan Gonad pada Ikan Nila (O.niloticus)………... 5
Indeks Kematangan Gonad pada Ikan Nila (O.niloticus)…………. 7
Habitat dan Penyebaran pada Ikan Nila (O.niloticus)…………….. 8
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum……………………………………. 9
Alat dan Bahan Praktikum………………………………………... 9
Prosedur Praktikum……………………………………………….. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil……………………………………………………………… 10
Pembahasan………………………………………………………. 12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................... 14
Saran ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunanya
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu
mampu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung
pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan
reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan
(Hutagalung, 2020).
Suatu organisme dikelompokkan ke dalam organisme hidup ketika
memenuhi syarat sebagai organisme hidup, diantaranya adalah dapat bereproduksi.
Reproduksi adalah kemampuan suatu organisme untuk berkembang biak atau
memperbanyak keturunan dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan hidup
(survive). Reproduksi juga merupakan cara mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua organisme untuk menghasilkan generasi selanjutknya. Meskipun sistem
reproduksi tidak berkontribusi langsung pada keseimbangan dan pertahanan hidup
dalam suatu habitat, tetapi proses reproduksi berperan penting dalam siklus
kehidupan semua organisme (Hayati, 2019).
Ikan merupakan salah satu kelompok hewan vetebrata yaitu hewan yang
mempunyai tulang belakang. Ikan disebut juga dengan Pisces yang hidup diair. Ikan
ini disebut juga dengan hewan poikiloterm karena suhu tubuh tidak tetap (berdarah
dingin), yaitu terpengaruh suhu disekelilingnya. Dimana tubuhnya terbagi atas
kepala dan badan atau kepala badan, dan ekor. Ikan didefinisikan. secara umum
sebagai hewan yang hidup di air, bertulang belakang, poikiloterm, bergerak dengan
menggunakan ship, bernafas dengan insang, dan memiliki gurat sisi (linea
lateralis)sebagai organ keseimbangannya (Almunawwarah et al., 2016).
Pertumbuhan populasi ikan di alam sangat bergantung pada reproduksi dan
respon terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan ikan
yang seharusnya melakukan pemijahan untuk menghasilkan individu yang baru
tidak dapat memijah karena tertangkap oleh nelayan. Hal ini sangat dikhawatirkan
pada masa yang akan datang keberadaan populasi ikan tersebut akan terancam
punah. Ikan memiliki pola dan tingkah laku reproduksi yang beraneka ragam,
tergantung dari jenis, habitat, atau kondisi lingkungannya (Hadi et al., 2009).
Proses reproduksi merupakan cara untuk menentukan keberlangsungan
siklus keturunan dan pewarisan genetik dari individu kepada keturunannya. Materi
genetik yang diturunkan dibawa oleh suatu gen pembawa sifat suatu organisme.
Pada prinsipnya, fungsi DNA di dalam inti sel adalah sebagai materi genetik, artinya
DNA menyimpan informasi yang dapat diturunkan kepada turunannya. Selain itu
reproduksi juga dapat berfungsi sebagai proses perpindahan atau pertukaran materi
genetik kepada keturunannya (Hayati, 2019).
Keberhasilan suatu spesies ikan dalam daur hidupnya ditentukan dari
kemampuan anggotanya untuk bereproduksi di lingkungan yang berfluktuasi dan
menjaga keberadaan populasinya. Reproduksi perikanan diperlukan untuk informasi
yang meliputi aspek pertumbuhan dan reproduksi agar dapat dijadikan sebagai dasar
bagi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan kuniran sehingga keberadaan
sumber daya ikan tersebut tetap dapat berkelanjutan. Informasi tentang
pertumbuhan dapat dilihat dari pola pertumbuhan ikan untuk mengestimasi kondisi
lingkungan habitat dimana ikan ditemukan, sedangkan informasi biologi reproduksi
diperlukan untuk menentukan siklus reproduksi secara menyeluruh. Aspek
pertumbuhan dan biologi reproduksi yang akan dianalisis terkait dengan hubungan
panjang berat, faktor kondisi, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG),
fekunditas dan diameter telur (Lindawati et al., 2019).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas
perikanan yang digemari masyarakat dalam memenuhi kebutuhan protein hewani
karena memiliki daging yang tebal serta rasa yang enak. Ikan nila juga merupakan
ikan yang potensial untuk dibudidayakan karena mampu beradaptasi pada kondisi
lingkungan dengan kisaran salinitas yang luas. Salah satu upaya untuk memeroleh
benih ikan yang optimal dapat dilakukan dengan memperbaiki performa atau kinerja
reproduksi melalui suplementasi nutrien pada pakan induk (Hadi et al., 2009).
Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu lebar badan ikan nila
umumnya sepertiga dari panjang badannya. Bentuk tubuhnya memanjang dan
ramping, sisik ikan nila relatif besar, matanya menonjol dan besar dengan tepi
berwarna putih. Ikan nila mempunyai lima buah sirip yang berada di punggung,
dada,perut, anus, dan ekor. Pada sirip dubur (anal fin) memiliki 3 jari-jari keras dan
9-11 jari-jari sirip lemah. Sirip ekornya (caudal fin) memiliki 2 jari-jari lemah
mengeras dan 16-18 jari-jari sirip lemah. Sirip punggung (dorsal fin) memiliki 17
jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip lemah. Sementara sirip dadanya (pectoral
fin) memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip lemah. Sirip perut (ventral fin)
memilki 1 jari- jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip ( Amri dan Khairuman, 2007).
Organ reproduksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu eksternal dan internal.
Organ reproduksi eksternal merupakan organ reproduksi yang berada di luar ruang
tubuh, diantaranya adalah vulva pada hewan betina sedangkan pada hewan jantan
akan dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya. Sebaliknya, organ reproduksi
internal diantaranya saluran reproduksi, kelenjar asesoris, dan gonad. Sebagai organ
eksternal hewan betina, vulva terdiri terdiri atas bagian paling luar dikenal dengan
sebutan labia mayora dan bagian dalam labia minora serta klitoris. Sebagai organ
reproduksi internal, gonad merupakan organ reproduksi yang mempunyai fungsi
utama yaitu menghasilkan sel gamet dan hormon seks (steroid). Gonad pada hewan
betina disebut ovarium yang menghasilkan sel telur (Hayati, 2019).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana membedakan Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
pada setiap tingkat pada ikan nila (Oreochromis niloticus)
2. Untuk mengetahui nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) pada ikan nila
(Oreochromis niloticus)
3. Untuk mengetahui tahap pemijahan ikan pada ikan matang gonad nila
(Oreochromis niloticus)
Manfaat Praktikum
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa/i mampu
memahami tentang TKG dan IKG pada Ikan nila (Oreochromis niloticus) serta
sebagai salah satu informasi bagi pihak yang membutuhkan dan sebagai salah satu
syarat masuk praktikum Reproduksi Perikanan selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Prosedur Praktikum
Prosedur pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Disiapkan alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Dipegang dan tutup bagian kepala ikan dengan kain serbet menggunakan tangan
kiri agar ikan tidak melompat-lompat.
3. Dimatikan ikan dengan menusukkan jarum pentul ke arah kepala ikan dengan
kemiringan 45º menggunakan tangan kanan sesuai dengan arahan
4. Diletakkan ikan diatas milimeter blok untuk diukur panjang tubuhnya.
5. Diamati data morfometrik dari ikan yang menjadi objek identifikasi mulai dari
panjang total dan berat pada ikan
6. Distriping bagian perut ikan untuk mendapatkan gonadnya
7. Diamati apabila ikan sudah dibedah kemudian mengambil gonad dengan
meletakkan nya di dalam botol sampel kemudian diawetkan dengan alkohol
sesuai dengan arahan asisten laboratorium.
8. Dicatat hasil pengamatan yang ditulis dalam laporan sementara.
9. Didokumentasikan proses dan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Analisis Data
Analisis indeks kematangan gonad dilakukan untuk mengetahui puncak
pemijahan dengan formula berikut (King 2007):
𝐵𝐺
IKG= x100
𝐵𝑇
Keterangan:
BG = Berat Gonad Total (gram)
BT = Berat Tubuh (gram)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil Identifikasi:
Gambar 2. TKG III Ikan nila jantan Gambar 3. TKG III ikan nila
Betina
panjang berat gonad IKG jenis
No berat (gr) TKG
(cm) (gr) (%) kelamin
1 17 100 0.25 I 0.25 jantan
2 20 180 2 II 1.11 jantan
3 26 325 10 III 3.08 jantan
4 30 550 33 IV 6.00 jantan
5 24 89 1.78 I 2.00 betina
6 26 155 7.73 II 4.99 betina
7 29 284 20.2 III 7.11 betina
8 32.5 539 61.9 IV 11.48 betina
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapat bahwa Indeks
Kematangan Gonad (IKG) Ikan nila betina TKG IV memiliki nilai sebesar 11.48%
dan nila jantan sebesar 6.0 %. Hal ini sesuai dengan Teddy et al (2019) yang
menyatakan bahwa Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan
sebagian dari reproduksi ikan sebelum pemijahan selama itu sebagian metabolisme
ikan teruju pada perkembangan ikan umumnya perkembangan gonad pada ikan
jantan sebesar 5-10%, dan perkembangan gonad ikan betina sebesar 10-25%, dari
angka itu didapatkan bahwa bahwa ikan-ikan tersebut dapat atau siap untuk
memulai.
Ikan nila baik jantan dan betina,, memiliki nilai indeks kematangan gonad
dibawah 20%. Ini mengindikasikan bahwa ikan nila ini dapat memijah lebih dari
sekali dalam setahun. Sesuai pernyataan Pratama et al (2019) yaitu Nilai indeks
kematangan gonad (IKG) yang diperoleh kurang dari 20% yang menyatakan bahwa
ikan dapat memijah lebih dari satu kali selama setahun pada setiap tahunnya.
Presentase komposisi tingkat kematangan pada setiap saat dapat dipakai untuk
menduga terjadinya pemijahan dan persentase yang tinggi dari tingkat kematangan
12 gonad yang besar merupakan puncak pemijahan walaupun pemijahanya
sepanjang tahun.
Dari praktikum diperoleh hasil bahwa penambahan panjang dan berat tubuh
ikan sejalan dengan penambahan berat gonad ikan. Hal ini bisa dilihat dari
persentase IKG yang nilainya semakin besar seiring dengan penambahan berat
gonad. Sesuai dengan pernyataan Tarigan et al (2017) yaitu Indeks kematangan
gonad (IKG) adalah nilai dalam % (persen) sebagai hasil perbandingan bobot gonad
dengan bobot tubuh ikan. Sejalan dengan pertumbuhan gonad yang dihasilkan akan
semakin bertambah besar dan berat hingga batas maksimum ketika terjadi
pemijahaIndeks kematangan gonad ikan dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat
kematangan gonad maka semakin tinggi pula indeks kematangan goanad meningkat
pula. Dengan meningkatnya TKG menyebabkan ukuran diameter telur dan bobot
gonad juga meningkat. Meningkatnya bobot gonad menyebabkan nilai IKG
meningkat. Bahwa bobot gonad akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan
akan memijah dan nilai IKG akan mencapai mekasimum pada kondisi tersebut.
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil persentase IKG yang tinggi
disebabkan oleh lingkungan si ikan sendiri. Diketahuii ikan-ikan sampel berasal dari
lokasi budidaya, dimana ketersediaan pangan dan parameter lingkungan sangat
diperhatikan. Sesuai dengan pernyataan Muhharam et al (2020) yaitu tinggi
rendahnya nilai IKG ikan disebabkan oleh faktor lingkungan yang berhubungan
langsung dengan ketersediaan makanan sebagai sumber energi untuk
perkembangan somatik dan reproduksinya. Pemijahan biasanya terjadi setelah
puncak-puncak kematangan gonad, sehingga pada tahapan berikutnya terjadi
penurunan IKG.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil ovum pada TKG I
berukuran kecil, berwarna kuning terang. Sedangkan ovum pada TKG IV memiliki
ukuran diameter yang lebih besar, berwarna gelap serta menampilkan urat-urat.
Sesuai dengan literatur Jusmaldi et al (2017) yaitu penentuan TKG secara histologi
dapat dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya. Dalam proses reproduksi,
awalnya ukuran gonad kecil, kemudian membesar dan mencapai maksimal pada
waktu akan memijah, kemudian menurun kembali selama pemijahan berlangsung
sampai selesai. Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui
perbandingan ikan ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak melakukan
reproduksi. Pengetahuan TKG ini juga akan didapatkan keterangan waktu ikan itu
memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Tingkat kematangan gonad
diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan ikan yang akan melakukan
reproduksi dan yang tidak melakukan . Dengan memperhatikan perkembangan
histologi gonadnya, akan diketahui anatomi perkembangan gonad lebih jelas dan
mendetail.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Cara membedakan tingkat kematangan gonad (TKG) pada setiap tingkat pada
ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu dengan melihat urogenitalnya. Ikan jantan
yang telah matang gonad ditandai dengan urogenitalnya yang memerah dan
meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor. Sedangkan
pada ikan lele betina dengan meraba perut yang membesar dan terasa lunak serta
bila diurut ke arah anus, ikan betina yang telah matang gonad akan mengeluarkan
telur berwarna hijau kekuningan.
2. Indeks kematangan gonad (IKG) pada ikan nila (Oreochromis niltocus) yaitu
dengan membandingkan bobot gonad ikan nila dengan tubuh ikan termasuk
gonad dikalikan dengan 100%.
3. Tahap pemijahan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dilakukan dengan
pemilihan induk ikan lele jantan dan betina. Nila betina akan memijah di lubang
dan kemudian dibuahi oleh induk jantan. Setelah itu telur-telurnya akan dierami
di dalam mulut ikan.
Saran
Saran dari praktikum ini adalah agar praktikan memahami materi mengenai
TKG dan IKG pada Ikan nila (Oreochromis niloticus). Diharapkan praktikan dapat
menguasai materi terlebih dahulu agar praktikum yang akan datang dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 11. TKG II Ikan Nila Jantan Gambar 12. TKG II Ikan Nila Betina
Gambar 13. TKG III Ikan Nila Jantan Gambar 14. TKG III Ikan Nila Betina
Gambar 15. TKG IV Ikan Nila Jantan Gambar 16. TKG IV Ikan Nila Betina