SEMINAR 1
(Manajemen Sumber Daya Perairan)
Oleh:
APRIALI R SAWAL
NIM. 19051101004
SEMINAR 1
(Manajemen Sumber Daya Perairan)
Oleh:
APRIALI R SAWAL
NIM. 19051101004
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 19051101004
Ujian Seminar dan Laporan Seminar tersebut telah diperiksa, diperbaiki dan
disetujui oleh dosen pembimbing
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui
iii
RINGKASAN
keanekaragaman makroalga lebih dari 700 jenis. Salah satu sumber daya hayati
laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau dikenal dengan
Pemanfaatan berbagai jenis alga yang adalah sebagai penghasil bioetanol dan
olahan rumput laut dalam berbagai industry, maka semakin meningkat pula
kebutuhan akan rumput laut Eucheuma sp sebagai bahan baku. Selain untuk
kebutuhan ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah Seminar I ini dapat diselesaikan. Seminar I ini
berjudul BIODIVERSITAS ALGA MERAH Penyusunan makalah ini salah
satu bagian dari proses belajar untuk memenuhi persyaratan akademik yang baru
dilakukan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam
Ratulangi.
Pada proses penulisan makalah ini penulis mendapatkan banyak arahan dan
masukan dari Prof.Dr.Ir. Rene Charles Kepel, DEA selaku dosen pembimbing
atas semua perhatian disampaikan terimakasih. Disadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari kata sempurna oleh sebab itu semua kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan untuk kelengkapan makalah ini
1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
RINGKASAN ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN .............................................................................................. 5
2.1 Alga Merah (Rhodophyta) ........................................................................ 5
2.2 Habitat ...................................................................................................... 6
2.3 Reproduksi................................................................................................ 6
2.3.1 Reproduksi Genertif .......................................................................... 6
2.3.2 Reproduksi Vegetatif ........................................................................ 7
2.4. Morfologi.................................................................................................. 8
2.4 Klasifikasi ............................................................................................... 10
2.6 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Penyebaran
Alga Merah ........................................................................................................ 14
2.7 Peranan Alga Merah Bagi Manusia ........................................................ 16
III. PENUTUP .................................................................................................. 21
3.1 kesimpulan................................................................................................... 21
3.2 Saran ....................................................................................................... 21
IV. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 22
2
I. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau dengan
panjang pantai sekitar 81.000 km dan luas laut mencapai 5,8 juta km 2. Wilayah
pantai ini merupakan wilayah yang intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia,
Salah satu jenis rumput laut atau ganggang laut yang sangat potensial adalah
merupakan salah satu organisme laut yang dapat menyediakan sumber bahan alam
dalam jumlah yang melimpah dan mudah untuk dibudidayakan. Berbagai bahan
aktif dari alga merah telah ditemukan penggunaannya seperti antibakteri antivirus,
mineral dan juga senyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan (Putra, 2006).
Dalam West et.al., (2013), di Pasifik Barat menemukan berbagai jenis makroalga
dari kelompok alga merah antara lain yaitu Acrochaetium globosum, Colaconema
3
dan New Zealand diantaranya yaitu Calaglossa monosticha, Calaglossa
Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah di budidayakan secara intensif adalah
hasil olahan rumput laut dalam berbagai industry, maka semakin meningkat pula
kebutuhan akan rumput laut Eucheuma sp sebagai bahan baku. Selain untuk
kebutuhan ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini
industri pengolahan rumput laut sering mengeluh kekurangan bahan baku (Dinas
4
II. PEMBAHASAN
(uniseluler dan multiseluler), pada umumnya alat reproduksi dari alga yaitu
berupa sel tunggal, tetapi ada juga alga yang alat reproduksinya tersusun dari
bentuk daun dengan variasi warna. Ukuran thallus pada alga merah umumnya
tidak begitu besar, dan bentuk thallus silindris, gepeng dan lembaran. Sistem
fikobilin yang menyebabkan warna merah pada alga tersebut (Dawes, 1998).
Menurut Sumich (1992), struktur tubuh alga laut terdiri dari 3 bagian
utama, pertama dikenal dengan sebutan blade, yaitu struktur yang menyerupai
daun pipih yang biasanya lebar; kedua stipe, yaitu struktur yang menyerupai
batang yang lentur dan berfungsi sebagai penahan goncangan ombak; dan
ketiga holdfast, yaitu bagian yang menyerupai akar dan berfungsi untuk
organisme tersebut. Makroalga dapat dijumpai hidup dan melekat pada tipe
substrat seperti pasir, berlumpur, bahkan pada tipe substrat keras seperti
karang dan batu. Makroalga hidup dengan menancapkan dirinya pada substrat
berlumpur, pasir, karang, karang mati, kulit kerang, batu, kayu bahkan sebagai
Distribusi alga laut dapat dibagi menurut kedalaman. Alga merah dominan
berada di sepanjang batas bawah dari zona fotik (Bold dan Wynne, 1985).
dan melimpah pada bagian daerah intertidal dan subtidal, dan juga tersebar
2.3 Reproduksi
yang disebut spermatia. Spermatia ini akan membuahi sel betina pada cabang
carpogonia dari gametofit betina. Hasil pembuahan ini akan keluar sebagai
6
carpospora. Setelah terjadi proses germinasi akan tumbuh menjadi tanaman
yang tidak beralat kelamin atau disebut sporofit (Poncomulyo dkk, 2006).
secara generatif rumput laut yang diploid (2n) menghasilkan spora yang
haploid (n). Spora ini kemudian menjadi dua jenis rumput laut yaitu jantan
dan betina yang masing-masing bersifat haploid (n) yang tidak memiliki alat
dengan terbentuknya zygot yang akan tumbuh menjadi tanaman rumput laut.
secara vegetatif adalah dengan cara setek. Potongan dari seluruh bagian thallus
melalui perkawinan. Setiap bagian rumput laut yang dipotong akan tumbuh
rumput laut dengan syarat potongan rumput laut tersebut merupakan thallus
7
muda, masih segar, berwarna cerah dan mempunyai percabangan yang
banyak, tidak tercampur lumut atau kotoran, serta bebas atau terhindar dari
2.4 Morfologi
1. Pigmentasi
yaitu pigmen yang larut dalam larutan organic, ada pula pigmen yang larut
dalam air, yaitu fikobili protein. Pigmen ini terdapat dalam alga merah.
paling umum adalah tepung, senyawa yang menyerupai tepung, lemak, atau
3. Motilitas
8
Sebagian organisme dalam sebagian besar hidupnya motil, sedangkan
bagian lainnya marga tidak mempunyai motilitas, atau tidak mempunyai sel-
sel reproduktif yang motil. Sebagian alga tidak bergerak secara aktif ketika ia
motil, misalnya pada alga coklat (Phaeophyceae) yang bentik atau alga hijau
yang bentik.
bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat
percabangan.
Tidak semua rumput laut bias diketahui memiliki holdfast atau tidak.
terdapat pada thallusnya. Nutrisi terbawa oleh arus air yang menerpa rumput
laut akan diserap sehingga rumput laut bisa tumbuh dan berkembang biak.
9
2.5 Klasifikasi
yang dalam, yang hanya dapat dicapai oleh cahaya gelombong pendek.
pelekat atau cakram pelekat. Hanya beberapa jenis saja yang hidup di air
tawar, ada juga yang hidup di atas tanah atau di dalam tanah (ini hanya bentuk
yang uniseluler). Jenis-jenis yang ada di laut jumlahnya banyak sekali dan
melimpah di laut tropis. Banyak juga yang mengandung kalsim. Mereka dapat
hidup seperti epifit pada alga yang lainnya, dapat juga hidup pada hewan laut
atau suatu lembaran, mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu
tertutup oleh zat warna merah yang mengadakan fluoresensi, yaitu fikoeritrin
(Tjitrosoepomo,1998).
Alga merah mempunyai komponen dinding sel terdiri dari yang fibriler
dan terdiri dari manan dan xylan dan komponen non fibriler. Komponen yang
non fibriler ini yang menarik perhatian karena mengandung bahan tabilizer
10
untuk membentuk sel seperti keraginan dan agar (galaktan yang mengandung
Eucheuma sp. merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae)
dan tergolong dalam divisi Thallophyta. Jenis Eucheuma sp. tersebar luas
(Sulistyowaty, 2009).
Rumpun yang terbentuk oleh berbagai system percabangan ada yang tampak
sederhana berupa filamen dan ada pula yang berupa percabangan yang
(Tjitrosoepomo,1998); Sulisetijono,2009).
Dinding sel terdiri dari dua komponen yaitu fibriler awan memebntuk rangka
dinding dan kmponen non fibriler berbentuk matrik. Tipe umum dari
kelompok alga laut, alga merah yang teramat mencolok dalam hal warna,
11
nilai ekonomis dan diperdagangkan yang dikelompokkan sebagai komoditi
Menurut Juana (2009), tercatat 17 marga terdiri dari 34 jenis. Berikut ini
Acanthopora terdiri dari dua jenis yang tercatat, yakni A. spicifera, dan
A.muscoides. Alga ini hidup menempel pada batu atau benda keras lainnya.
Actinotrichia (A. fragilis) terdapat dibawah pasut dan menempel pada karang
Amphiroa (A. fragilissima) tumbuh menempel pada dasar pasir di rataan pasir
atau menempel pada substrat dasar lainnya di padang lamun sebarannya luas.
Corallina belum diketahui jenisnya. Alga ini tumbuh di bagian luar terumbu
yang biasanya terkena ombak langsung. Sebarannya tidak begitu luas terdapat
Eucheuma adalah alga merah yang biasa ditemukan di bawah air surut rata
rata pada pasang-surut bulan setengah. Alga ini mempunyai thallus yang
selindrik berdaging dan kuat dengan bintil-bintil atau duri-duri yang mencuat
ke samping pada beberapa jenis. Thallusnya licin. Warna alganya ada yang
12
tidak merah, tetapi coklat kehijau-hijauan kotor atau abu-abu dengan bercak
subverticillata, dan G. rugosa. Alga ini melekat pada substrat batu di rataan
terumbu.
Gelidiella (G. acerosa) tumbuh menempel pada batu. Alga ini muncul
dipermukaan air pada saat air surut dan mengalami kekeringan. Alga ini
terutama di tempat-tempat yang masih tergenang air pada saat air surut
terendah.
Halymenia terdiri dari dua jenis, yakni H.durvillaei, dan H. harveyana. Alga
ini hidup melekat pada batu karang di luar rataan turumbu yang selalu
tergenang air.
Hypnea terdiri dari dua jenis, yakni H. asperi, dan H. servicornis. Alga ini
hidup di habitat berpasir atau berbatu, adapula yang bersifat epifit. Sebarannya
luas.
13
Laurencia terdiri dari tiga jenis yang tercatat, yakni L. intricate, L. nidifica.
dan L.obtusa. Alga ini hidup melekat pada batu di daerah terumbu karang.
Rhodymenia (R. palmata) hidup melekat pada substrat batu di rataan terumbu.
Sulawesi.
Porphyra adalah alga cosmopolitan. Marga alga ini terdapat mulai dari
perairan subtropik sampai daerah tropik. Alga ini dijumpai di daerah pasut
(litoral), tepatnya di atas daerah litoral. Alga ini hidup di atas batuan karang
1. Gerakan Air
Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Gerakan-gerakan air laut disebabkan
oleh beberapa factor, seperti angin yang menghembus di atas permukaan laut,
pengadukan yangterjadi karena perbedaan suhu air dari dua lapisan, perbedaan
tinggi permukaan laut, pasang surut dan lain-lain. Gerakan air laut ini sangat
penting bagi berbagai proses alam laut, baik itu biologic atau hayati ataupun
non biologic. Pasang surut merupakan salah satu gejala laut yang
(Juana,2009)
14
1. Cahaya Matahari
Kualitas dan kuantitas cahaya secara luas menentukan tipe dan terdapatnya
300-700 mm. setiap makroalga berbeda dalam menerima jumlah cahaya alga
coklat yang tumbuh paling dalam di air laut memerlukan lebih banyak cahaya.
letak makroalga. Makroalga yang hidup pada zona litoral paling atas
2. Suhu
adalah 25OC. Beberapa jenis makrolaga memiliki suhu optimum yang lebih
3. Salinitas
15
4. Derajat Keasaman (pH)
untuk budidaya rumput laut berkisar antara 6-9. Beberapa jenis alga toleran
keduanya. Memiliki sifat benthic (melekat) dan sering disebut sebagai benthic
Beberapa alga yang umumnya hidup terrestrial di dalam tanah, maupun lautan.
fitoplankton. Jika alga melekat pada permukaan batuan disebut litofik. Jika
alga terdapat di dalam batuan disebut epipelik. Perifiton adalah organism yang
16
Rumput laut mengandung serat, karbohidrat, lemak yang rendah, mineral,
vitamin, dan asamasam amino sehingga cocok dijadikan bahan pangan dan
Ngo et al., 2013;Lee et al., 2013; dan Maftuch et al., 2016). Berbagai macam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh (Takaichi,2011;Guven et al., 2010;dan
Alga merah merupakan jenis alga yang lebih banyak memiliki aktivitas
ada pada alga merah didominasi dari famili Rhodomelaceace. Alga merah
laurenterol (1), halomon (2), callicladol (3) dan senyawa lainnya (Kladi et al.,
17
amino, sikimat, serta derivat asam nukleat dan asetat (Maschek, et al., 2008;
Kladi et al., 2003; Cabrita et al., 2018; Pedersen et al., 1974; dan Ayyad
antibakteri. Senyawa antibakteri ini diisolasi dari alga merah seperti Laurencia
spp., Gracillaria spp., Acanthophora spp., dan spesies alga merah lainnya
1. Laurencia spp
18
2. Acanthophora spp.
tentang spesies ini masih sedikit. Beberapa sterol yang diisolasi dari
al., 2007).
3. Gracilaria spp.
Genus Gracilaria memiliki lebih dari 300 spesies. Genus ini berperan
penting pada industri bioteknologi karena sebagai sumber agar dan agarose
aktivitassebagai antioksidan. Senyawa fenol yang ada pada jenis alga ini
4. Callophycus serratus
19
Callophycus serratus merupakan alga merah yang banyak ditemukan di
dan antitubekular (Lin et al., 2019; Kubanek et al., 2006; Kubanek et al.,
5. Rhodomella spp.
antibakterinya dengan nilai MIC kurang dari 70 µg/mL (Xu et al., 2003)
20
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
menempati habitat yang lembab atau basah. Selnya selalu jelas mempunyai
inti dan plastida, dan dalam plastidanya terdapat zat-zat warna derivat klorofil,
ada juga alga yang alat reproduksinya tersusun dari banyak sel.
21
IV. DAFTAR PUSTAKA
22
Sulisetijono. 2009. Bahan Serahan Alga. Malang: UIN Malang.
Sumich, J.L. 1992. Introduction to the Biology of Marine Life. Wmc. Brown
Company Publisher Iowa.
Tampubolon, A., G.S. Gerung. dan B. Wagey. 2013. Biodiversitas Alga Makro Di
Lagun Pulau Pasige, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro. Jurnal
Pesisir dan Laut Tropis, 1(2), 35-43 pp.
Tjitrosoepomo, G. 1998. Taksonomi tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
Triadmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset.
Waryono, T. 2001. Biogeografi Alga Makro (Rumput Laut) di Kawasan Pesisir
Indonesia. Kumpulan Makalah Periode 1987-2008.
Yudha, I.G. 2004. Pemanfaatan Pesisir dan Laut untuk Kegiatan Budidaya
Perikanan Berbasis Ekosistem dan Masyarakat. Makalah Pelatihan 105
23