Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

PENENTUAN UMUR IKAN


IKAN TAMBAKAN (Helostoma teminckii)

OLEH :

AHMAD ZAKARIA
2104111864
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
RABU/3/13.30 – 15.30
KELOMPOK 8
CLAURISA PRISKILA HUTAGALUNG

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Laporan Pratikum Biologi Perikanan yang diberi judul
“Penentuan Umur Ikan Tambakan (Helostoma teminckii)”. Praktikum ini
dilaksanakan sebagai upaya pembelajaran serta pelatihan bagi Mahasiswa
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Meskipun saya menyadari
masih adanya kekurangan yang terdapat pada laporan yang saya lampirkan ini.
Pada laporan ini penulis menyampaikan apa saja yang akan di praktikan selama di
laboratorium. Pada bagian hasil penulis meyediakan data perhitungan dan pada
lampiran terdapat bagaimana mengitung dengan menggunakan Metode
Gravimetrik.
Saya berterimakasih kepada asisten Claurisa Priskila Hutagalung,
Laboratorium Biologi Perairan serta pihak lainnya yang telah membantu saya
dalam melaksanakan pratikum di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas
Perikanan dan Keluatan Universitas Riau.
Semoga laporan yang saya buat ini bisa berguna dan menambah wawasan
kita semua. Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan. Karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh karena,
itu saya mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan laporan ini juga
demi kemajuan bersama.

Pekanbaru, 09 Oktober 2022

Ahmad Zakaria
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... v

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................... 5
3.2 Bahan dan Alat........................................................................... 5
3.3 Metode Praktikum...................................................................... 5
3.4 Prosedur Praktikum.................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil........................................................................................... 7
4.2 Pembahasan................................................................................ 9
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................... 11
5.2 Saran......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Tambakan (Helostoma teminckii)............................................... 7
2. Otolith Ikan Tambakan (Helostoma teminckii)................................... 8
3. Otolith Dibawah Mikroskop................................................................ 8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat Praktikum.................................................................................... 14
2. Bahan Praktikum................................................................................. 15
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan
yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan air di seluruh
permukaan bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah
lakunya. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah 21.000 spesies dan
diperkirakan akan berkembang mencapai 28.000 spesies. Jumlah spesies yang
hidup di muka bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata
yang ada di permukaan sekitar 43.173 spesies (Saanin, 1986).
Penentuan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, cara ini hanya dapat
dilakukan pada individu ikan bududaya. Secara tidak langsung yaitu pada individu
spesies ikan yang hidup diperairan alami. Penentuan umur ikan secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan mempelajari tanda-tanda
tahunan (Annulus) atau harian (sirkulus) pada bagian-bagian tubuh yang keras.
Dan metode frekwensi panjang (Metoda Petersen ) yaitu melalui pengukuran
panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu
spesies ikan yang hidup di daerah tropis.
Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim,
kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan
sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan
sirkuli yang rapat tidak begitu nyata bentuknya. Penentuan umur ikan yang
mungin untuk dipraktekkan saat ini adalah dengan menggunakan metode
frekwensi panjang (metode petersen) yang tergantung pada sifat reproduksi dan
pertumbuhan ikan. Oleh karena itulah mahasiswa perikanan diwajibkan untuk
mengikuti praktikum tentang penentuan umur ikan ini.
Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur
hingga dia dewasa. Penentuan usia ikan dapat dilihat pada bagian-bagian
tubuh yang keras. Bagian-bagian tubuh yang keras untuk pembacaan umur
suatu individu ikan tersebut menurut (Lagler et al dalam Pulungan, 2006) yaitu
sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan
tulang otholit.
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Adapun tujuan yang didapat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana cara menentukan umur individu spesies ikan baik secara
langsung atau pun secara tidak langsung melalui tulang otolith.
Adapun manfaat yang didapat dari dilakukannya praktikum ini adalah
praktikan mengetahui umur ikan berdasarkan pengamatan tulang otolith.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur
hingga dia dewasa. Penentuan usia ikan dapat dilihat pada bagian-bagian
tubuh yang keras. Bagian-bagian tubuh yang keras untuk pembacaan umur
suatu individu ikan tersebut menurut (Lagler et al dalam Pulungan, 2006) yaitu
sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan
tulang otholit.
 Lingkaran pertumbuhan gelap menggambarkan kondisi biologis yang dialami
ikan seperti faktor lingkungan, migrasi dan reproduksi. Sedangkan lingkaran
pertumbuhan terang menggambarkan pertumbuhan yang normal pada saat
pertumbuhan somatik ikan (Mamangkey, 2002; Mendoza, 2006; Geen et al.
2009).
Effendie (2002) menyatakan bahwa lingkaran pertumbuhan gelap terbentuk
bila ikan mengalami laju pertumbuhan yang lambat sehingga pertumbuhan otolith
juga lambat dan kristal kalsium karbonat yang terakumulasi mempunyai struktur
yang padat. Sedangkan lingkaran pertumbuhan terang terbentuk bila ikan
mengalami laju pertumbuhan yang relatif cepat, pertumbuhan otolith yang
terbentuk juga cepat, akibatnya kalsium karbonat yang terakumulasi mempunyai
struktur yang kurang padat.
Lingkaran pertumbuhan gelap yang tergambar di otolith menandakan bahwa
ikan pernah mengalami gangguan pertumbuhan dalam kehidupannya. Semakin
banyak jumlah lingkaran gelap yang dijumpai menandakan bahwa ikan semasa
hidupnya mengalami stres berat sehingga berdampak negatif terhadap laju
pertumbuhannya. Akan tetapi jumlah lingkaran gelap yang sedikit di otolith
menunjukkan bahwa ikan masih mampu hidup dengan baik dikarenakan
lingkungan perairan masih mendukung kehidupan ikan tersebut (Asmidar, 2011).
 Menurut Rovara et al (2007) dalam Chahyadi (2011) zona inti otolith
berhubungan dengan waktu embrionik ikan. Terbentuknya lingkaran pertumbuhan
gelap pertama di dekat inti menggambarkan bahwa pada masa awal
perkembangan ikan tersebut mengalami tekanan dan gangguan dalam hidupnya.
Sedangkan terbentuknya lingkaran pertumbuhan gelap pertama yang jauh dari inti
mengambarkan bahwa pada masa awal perkembangannya ikan tumbuh dengan
cepat, tetapi pada suatu waktu ikan mengalami tekanan yang menyebabkan
pertumbuhannya terganggu.
Manda et al (2011) Penentuan umur suatu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara
yaitu secara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan
budidaya. Secara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang hidup di
perairan alami.
Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh suatu individu
dari suatu spesies ikan sampai saatnya spesies ikan itu mengalami kematian secara
alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh faktor lain nya.
(Pulungan, 2014).
Dalam menentukan umur suatu ikan ada dua metode yang digunakan yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung. Bagian-bagian tubuh yang keras
untuk dapat dipedomani dalam pembacaan umur ikan adalah sisik kunci, tulang
vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada dan tulang otolith baik yang
kiri dan kanan (Pulungan, 2009)
Pemotongan dan pengasahan otolith yang berukuran relatif besar, pengasahan
yang dilakukan secara vertikal dengan cara sepotong Crystal bond diletakkan
diujung objek glass dan dipanaskan sampai meleleh. (Windarti, 2007)
Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam pembacaan
umur individu ikan menurut Lagler (1970), Ricker (1971) dan Lagler et al (1977)
dalam Pulungan et al (2006) adalah : sisik kunci, tulang vertebrae, tulang
overculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otholith.
Otolit ikan dewasa dapat disimpan dalam bentuk kering di dalam vial atau
botol. Untuk otolit dan ikan-ikan muda, penyimpanan dalam alkohol akan lebih
cocok, sedangkan otolit dari larva ikan, penanganan lebih sulit karena sifatnya
yang rapuh dan mudah pecah. Cara penyimpanan terbaik yaitu dengan meletakkan
diobjek-glas dan direkatkan (mounted) dengan media yang tembus pandang
(contoh: permount) dan kemudian ditutup dengan coverslip (Brothers,1990).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 06 Oktober 2022 pukul 13.30 -
15.30 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
3.2 Bahan dan Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, serbet, pena
dan pensil, penghapus, penggaris 30 cm, gunting bedah, tisu gulung, cawan petri,
pinset, batu asahan, alat bedah, timbangan sartorius, mikroskop, jarum, objek
glass, setrika/ hot plat dan buku penuntun praktikum Biologi Perikanan. Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu crystal bon, otolith ikan, aquades.
3.3 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara


langsung terhadap objek yang akan dipraktikumkan dan menggunakan metode
peterson dan metode otolith. Semua hal yang menyangkut dan berhubungan
dengan ikan yang diamati harus diperhatikan dan di amati dengan sangat teliti
serta dicatat dalam buku Laporan Sementara.
3.4 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum ini adalah dipersiapkan alat dan bahan.


Selanjutnya meletakkan crystal bon diatas objek glass lalu dipanaskan diatas
setrika yang tujuannya untuk mengencerkan/mencairkan crystal bon. Setelah
mencairnya crystal bon posisi otolith pada bagian samping/ujung tepi objek glass
meletakkan otolith. Tunggu crystal bon hingga mengeras lagi. Setelah mengeras
crystal bon digosok menggunakan batu asahan bagian kasar yang ada di dalam
nampan dengan air yang banyak. Pada saat menggosok otolith dilakukan didalam
air yang sudah ada batu asahannya hingga otolith yang berlebih dibagian tepi tadi
sama rata sisinya dengan objek glass. Selanjutnya mencairkan lagi crystal bon dan
apabila telah mencair pindahkan pada bagian tengah crystal bonnya dan juga
otolithnya. Tunggu crystal bon mengeras lagi dan otolith tadi digosok lagi di batu
asahan yang bagian halusnya hingga tampak inti dari otolith dan garis gelap
terangnya. Langkah selanjutnya mengamati bagian otolit yang telah diasah dengan
batu asahan bagian halus dibawah mikroskop dan jangan lupa untuk memfoto
bagian yang ada di mikroskop dan dicatat di laporan sementara.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Setelah melakukan praktikum Penentuan Umur Ikan di dapat hasil sebagai


berikut :
Menurut Cuvier (1829),  Ikan Tambakan adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cyprinodontiformes
Family : Poeciliidae
Genus : Poecilia
Species : Poecilia reticulata

Gambar 1. Ikan Tambakan (Helestoma temminckii)


8

Gambar 2. Otolith Ikan Tambakan (Helestoma temminckii)

Gambar 3. Otolith Dibawah Mikroskop


9

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa garis hitam atau gelap terang pada
Ikan Tambakan (Helestoma temminckii) terdapat dua garis hitam atau gelap. Yang
artinya selama hidup ikan tersebut hidup diperairan tercemar. Selain terdapat garis
hitam ada juga satu garis putih yang menandakan siklus tahunan (Annulus).
Lingkaran pertumbuhan gelap yang tergambar di otolith menandakan bahwa
ikan pernah mengalami gangguan pertumbuhan dalam kehidupannya. Semakin
banyak jumlah lingkaran gelap yang dijumpai menandakan bahwa ikan semasa
hidupnya mengalami stres berat sehingga berdampak negatif terhadap laju
pertumbuhannya. Akan tetapi jumlah lingkaran gelap yang sedikit di otolith
menunjukkan bahwa ikan masih mampu hidup dengan baik dikarenakan
lingkungan perairan masih mendukung kehidupan ikan tersebut (Asmidar, 2011).
Lingkaran pertumbuhan gelap menggambarkan kondisi biologis yang
dialami ikan seperti faktor lingkungan, migrasi dan reproduksi. Sedangkan
lingkaran pertumbuhan terang menggambarkan pertumbuhan yang normal pada
saat pertumbuhan somatik ikan (Mamangkey, 2002; Mendoza, 2006; Geen et al.
2009).
Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam pembacaan
umur individu ikan menurut Lagler (1970), Ricker (1971) dan Lagler et al (1977)
dalam Pulungan et al (2006) adalah : sisik kunci, tulang vertebrae, tulang
overculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otholith.
Bagian-bagian tubuh yang keras untuk pembacaan umur suatu individu ikan
tersebut menurut (Lagler et al dalam Pulungan, 2006) yaitu sisik kunci, tulang
vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otholit.
Penentuan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui baberapa cara
yaitu :
- Cara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan
budidaya
- Cara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih hidup
diperairan alami.
Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara
yaitu:
10

a. Metode frekuensi panjang (metoda peterson) yaitu melalui pengukuran


panjang ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies
ikan yang hidup di daerah tropis (Pulungan, 2006). Ikan mempunyai satu
umur tersendiri membentuk suatu distribusi normal. Sektor panjang rata-
ratanya, bila frekuensi panjang tersebut digambarkan dengan grafik akan
membentuk beberapa puncak. Puncak inilah yang dipakai tanda kelompok
umur ikan. Untuk ikan yang lain masa pemijahan panjang menyebabkan
terdapat pertumpuan ukur dari umur yang berbeda (Effendie,1997)

b. Dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus)


pada bagian-bagian tubuh yang keras, seperti sisik. Dari bermacam-macam hanya
sisik cicloid dan ctenoid yang dapat digunakan untuk menentukan umur ikan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan bahwa


pada otolith ikan tambakan terdapat garis-garis hitam yang berarti berarti bahwa
ikan tersebut hidup diperairan yang tercemar dan kurang baik untuk pertumbuhan
individu ikan tersebut dan juga ikan tersebut mengalami gangguan pertumbuhan
semasa hidupnya. Tulang otolith berfungsi untuk mengetahui umur harian ikan
dan kondisi lingkungan perairan ikan tersebut.
5.2 Saran

Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya praktikan sudah menguasai dan


memahami teori yang akan di praktikumkan atau tahap untuk melakukan
praktikum tersebut. Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya
melakukan pengamatan secara spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat memperoleh hasil yang sebenarnya.
Perkembangan  Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sudah maju
dan modren diharapkan sarana dan prasarana  yang mendukung kegiatan pratikum
ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti.
DAFTAR PUSTAKA

Asmidar. 2011. Lingkaran Pertumbuhan pada Otolith Ikan Gabus (Channa striata)
dari Rawa Banjiran Sungai Tenayan Pekanbaru. Skripsi Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Chahyadi, E. 2011. Studi Pola Lingkaran Otolith Pada Ikan Katung
(Pristoplepis   grooti) Yang Ditangkap Di Hulu dan Hilir Sungai Siak
Provinsi Riau. Universitas Riau.
Effendi, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama,
Yogyakarta.
Manda, R, Pulungan, Windarti. 2011. Biologi Perikanan.Universitas Riau,
Pekanbaru.
Mamangkey, JJ. 2002. Hubungan Perkembangan Otolith dengan
pertumbuhan       Ikan Terbang (Cypselurus poecilopterus) di Teluk
Manado. Iktiologi 2 (1): 1-5.
Mendoza, RPR. 2006. Otolith and Their Aplication In Fishery Science. Fish
Aquatic 3:89-102.
Pulungan, C. P., et al. 2006. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Univesitas Riau: Pekanbaru
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta,
Jakarta.
LAMPIRAN
14

Lampiran 1. Alat Praktikum

Pensil Pena Penghapus

Penggaris Serbet Buku Penuntun Laporan Sementara

Nampan Gunting Bedah Cawan Petri Batu Asahan

Mikroskop Objek Glass Pinset Jarum Setrika


15

Lampiran. 2 Bahan Praktikum

Sampel Otolith

Otolith dibawah mikroskop

Anda mungkin juga menyukai