Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

Pancasila Sebagai Paradikma Pembangunan IPOLEKSOSBUDHANKAM


Dosen Pengampu : Yuliantoro, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Nurul Assyifa
2. Priti Anjelina Lestari
3. Reivo Leon Ryadhie
4. Sara Gleri Lubis
5. Triana Amalia

6. Yuli Rona Tamaria Sianturi


7. Wirangga Tarigan

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Harmoni
Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara dalam Demokrasi yang Bersumbu pada
Kedaulatan Rakyat dan Musyawarah untuk Mufakat” ini dengan baik dan tepat pada
waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di program studi Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Riau.

Dalam penyusunan makalah ini kami masih merasa belum sempurna. Oleh karena
itu, kami memohon maaf apabila masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Kritik dan saran tersebut akan kami jadikan bahan evaluasi kedepannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Pekanbaru, 01 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1. Pengertian Paradigma .................................................................................................3
2.2 Alasan Diperlukan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara.................4
2.3 Sumber Historis, Sosiologis, Politik Tentang Harmoni Kewajiban dan Hak Warga
Negara Indonesia........................................................................................................................4
a. Sumber Historis..................................................................................................................4
b. Sumber Sosiologis..............................................................................................................4
c. Sumber Politik....................................................................................................................4
2.4 Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan
Warga Negara.............................................................................................................................5
a. Aturan Dasar Mengenai Pendidikan dan Kebudayaan, Serta Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi....................................................................................................................................5
b. Aturan Dasar Mengenai Perkonomian dan Kesejahteraan Sosial........................................5
c. Aturan Dasar Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara.....................................................6
d. Aturan Dasar Mengenai Hak dan Kewajiban Asasi Manusia..............................................6
2.5 Esensi dan Urgensi Harmoni Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara................7
BAB III PENUTUP............................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal
yang perlu masa zaman dahulu terkait sejarah indonesia sebelum proses dan setelah
perumusan pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan dengan perjuangan
kerajaan dalam mempertahankan ekstitensi bangsa indonesia. Adapun kerajaan dan
masa kebangkitan seperti kerajaan kutai, sriwijaya, majapahit, dan masa
kebangkitan indonesia.1 Pancasila juga merupakan sebagai dasar Negara bangsa
Indonesia hingga sekarang telah mengalami perjalanan waktu yang tidak sebentar,
dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwayang terjadi menemani
perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang ini didepan
semua bangsa Indonesia. Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah
menuai banyak konflik diinternal para pencetusnya hingga sekarang pun di era
reformasi dan globalisasi Pancasilamasih hangat diperbincangkan oleh banyak
kalangan berpendidikan terutama kalangan Politikdan mahasiswa.
Kebanyakan dari para pihak yang memperbincangkan masalah
Pancasilaadalah mengenai awal dicetuskan nya Pancasila tentang sila pertama.
Memang dari sejarahawal perkembangan bangsa Indonesia dapat kita lihat bahwa
komponen masyarakatnyaterbentuk dari dua kelompok besar yaitu kelompok
agamais dalam hal ini didominasi oleh kelompok agama Islam dan yang kedua
adalah kelompok Nasionalis. Kedua kelompok tersebut berperan besar dalam
pembuatan rancangan dasar Negara kita tercinta ini. Maka, setelah banyak aspek
memperbincangkan pancasila sebagai dasar Negara ini dibuat sebagai catatan
perjalanan Pancasila dari jaman ke jaman, agar kitasenantiasa tidak melupakan
sejarah pembentukan Pancasila sebagai dasar Negara, dan juga dapat digunakan
untuk rnenjadi penengah bagi pihak yang sedang berbeda pendapat tentangdasar
Negara supaya ke depan kita tetap seperti semboyan kita yaitu "Bhinneka Tunggal
Ika". Terutama hal tersebut dalam penerapan nya dalam kehidupan kita, Termasuk
di lingkungan sekitar kita.

1.2 Rumusan Masalah

Rumuan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :


1. Apa pengertian dari paradigma?
2. Bagaimana pancasila sebagai paradigma pembangunan?
3. Apa saja macam-macam dari aktualisasi pancasila?

1.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengertian dari paradigma


2. Mengetahui panacasila sebagai paradigma pembangunan

1
3. Mengetahui macam-macam dari aktualisasi pancasila.

2
II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Paradigma


Istilah “Paradigma” pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan
terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis
tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah
Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul “The Structure of Scientific
Revolution” paradigma juga merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan
asumsiasumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai).2 sehingga
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, seru penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan
itu sendiri. Paradigma itu juga sendiri merupakan asumsi-asumsi dasar dan asumsi-
asumsi nilai (merupakan sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum,
metode serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, ciri serta
karakter ilmu pengetahuan sendiri.
Arti paradigma ditinjau dari asal-usul dari beberapa bahasa diantaranya,
menurut bahasa inggris paradigma berarti keadaan lingkungan. Sedangkan menurut
bahasa yunani paradigma yakni ‘para’ yang berarti disamping, disebelah, dan
dikenal. Kemudian menurut kamus psikologi paradigma diartikan sebagai satu model
atau pola mendemonstrasikan semua fungsi yang memungkinkan dari apa yang
tersajikan.
Ilmu pengetahuan sifatnya sangat dinamis hal ini disebabkan oleh semakin
banyaknya hasil-hasil penelitian manusia, sehingga dalam perkembangannya
terdapat suatu kemungkinan yang sangat besar ditemukannya kelemahan-kelemahan
pada teori yang telah ada, dan jikalau demikian maka ilmuwan akan kembali pada
asumsi-asumsi dasar serta asumsi teoretis sehingga dengan demikian perkembangan
ilmu pengetahuan kembali meng-kaji paradigma dari ilmu pengetahuan tersebut atau
dengan lain perkataan ilmu pengetahuan harus mengkaji dasar ontologis.
Misalnya dalam ilmu-ilmu sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada
suatu hasil penelitian inilah yang mendasarkan pada metode kuantitatif yang
mengkaji manusia dan masyarakat berdasarkan pada sifat-sifat yang parsial, terukur,
korelatif dan positivistik maka temyata hasil dari ilmu pengetahuan tersebut secara
epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari objek ilmu pengetahuan yaitu
manusia. Oleh karena itu kalangan ilmuwan sosial kembali mengkaji paradigma ilmu
tersebut yaitu manusia. Berdasarkan hakikat-nya manusia dalam kenyataan
objektifnya bersifat ganda bahkan multidimensi.

2.2. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan


2.2.1. Pancasila Sebagai Paradigma Dibidang Politik
Yang dimaksud pancasila sebagai paradigma pembangunan politik adalah meletakkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai sumber nilai politik . Sumber nilai
politik harus mengacu pada nilai-nilai pancasila terutama sila ke-4 dimana semua praktik-
praktik politik harus berkembang atas asas kerakyatan. Hal ini dikarenakan warga negara
merupakan pelaku politik sehingga masyarakat harus mampu menempatkan kekuasaan

3
tertingginya sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem politik demokrasi
dimana kekuasaannyan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Warga indonesia sebagai warga negara harus ditempatkan sebagai subejek atau pelaku
politik bukan sekedar sebagai objek politik. Karena pancasila bertolak dari kodrat manusia
maka pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat martabat manusia. Sistem
politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subyek harus mampu menempatkan
kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasan yang dimaksud adalah kekuasaan dari rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai
paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.
Berdasarkan hal tersebut sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan yaiyu terletak pada sila keempat pancasila. Pengembangan selanjutnya adalah
sistem politik di dasarkan pada asas-asas moral dari pada sila-sila pada pancasila.

2.2.2. Pancasila Sebagai Paradigma Dibidang Hukum


Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung
jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja tetapi juga rakyat Indonesia sebagai
keseluruhan. Atas dasar tersebut sistem dan keamanan adalah mengikut sertakan seluruh
komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut
sistem keamanan rakyat semesta.
Menurut ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Pancasil merupakan sumber dari segala
sumber hukum, dengan demikian semua peraturan perundang-undangan di Indonesia harus
tidak boleh bertentangan dengan pancasila sebagai Dasar Negara. Pembukaan UUD 1945
yang memuat pancasila tidak boleh dirubah oleh siapapun juga termasuk MPR. Hal ini
didasarkan pada Pasal 3 dan Pasal 37 karena merubah isi pembukaan berarti pembubaran
negara.

2.2.3. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Ekonomi


Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, sistem ekonomi
harus mendasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal itu bertujuan untuk
mensejahterakan. rakyat secara keseluruhan. Pengembangan ekonomi harus mampu
menghindarkan diri dari monopoli serta persaingan bebas yang nantinya akan memberikan
keuntungan besar pada pihak-pihak yang kuat dalam bidang ekonomi. Sedangkan,
pengusaha-pengusaha kecil akan dirugikan dengan adanya sistem persaingan bebas dalam
perekonomian.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33, menyebutkan bahwa sistem persaingan bebas dan
monopoli dilarang dalam perekonomian. Mengenai pasal 33 ini, penjelasan UUD 1945
menyatakan: “Dalam Pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan
oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan anggotaanggota masyarakat.”
Oleh sebab itu sistem perekonomian negara harus mengutamakan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat pun harus ikut andil dalam kegiatan pembangunan ekonomi. Sedangkan
pemerintah berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan
ekonomi yang sehat bagi perkembangan dunia usaha.

2.2.4. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Sosial Budaya


Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya adalah mendasarkan
pembangunan sosial budaya berdasarkan nilainilai yang telah ada dalam masyarakat. Nilai-
4
nilai yang ada pada masyarakat pada hakikatnya merupakan dasar dari nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Dalam rangka pembangunan sosial budaya, Pancasila
merupakan sumber normatif yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Menjadikan warga negara menjadi masyarakat yang beradab dan berbudaya.
Pada era globalisasi, nilai-nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat sudah
mulai tertimbun oleh budaya-budaya barat yang masuk ke Indonesia. Nyaris semua
penduduk Indonesia terpengaruh oleh budaya-budaya tersebut baik itu budaya yang
bersifat positive maupun budaya yang negative. Dengan masuknya berbagai budayabudaya
baru, masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah berkembang dalam
ruang lingkupnya dan mereka lebih memilih budaya-budaya bangsa barat yang bahkan
tidak sesuai dengan nilainilai yang terkandung dalam Pancasila.
Hal tersebut membuat masyarakat memiliki sifat-sifat biadab, contohnya seperti gaya
berpakaian yang meniru bangsa barat, berbagai macam tarian-tarian bangsa barat yang
mengandung unsur pornografi, dan lain sebagainya. Sudah menjadi tugas pemerintah
untuk mengingatkan serta mengarahkan masyarakat untuk kembali menerapkan aspek
budaya yang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai ketuhanan, dan nilai keberadaban.

2.2.5. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Kehidupan Antar Umat


Beragama.
Pada proses reformasi dewasa ini di beberapa wilayah negara Indo-nesia terjadikonflik
sosial yang bersumber pada masalah SARA, terutama bersumber pada masalah agama. Hal
ini menunjukkan kemunduran bangsa Indonesia ke arah kehidupan beragamayang tidak
berkemanusiaan. Tragedi di Ambon,Poso, Medan, Mataram, Kupang serta daerah-daerah
lainnya aenunjukkan betapa semakin melemahnya toleransi kehidupan beragama yang
berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu merupakan suatu tugas
berat bagi bangsa Indonesia untuk mengembalikan suasana kehidupan beragama yang
penuh perdamaian, saling menghargai,saling menghormati dan saling mencintaisebagai
sesama umat manusia yang beradab.Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang
fundammental bagi umat bangsa Indonesiauntuk hidup secara damai dalam kehidupan
beragama di negara Indonesia tercinta ini. Manusia adalah sebagai makhluk Tuhan yang
Maha Esa, oleh karena itu manusia wajib untuk beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa
dalam wilayah negara di mana mereka hidup.
Pancasila juga telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat
beragama untuk dapat hidup secara damai dalam kehidupan beragama di negara Indonesia.
Sesuai dengan nilai nilai yang terkandung pada nilai pancasila sila pertama dan sila kedua
yang berbunyi ketuhanan yang esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara
Indonesia sangat terbuka dengan umat beragama lainya. Negara Indonesia juga
memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama serta menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinanya masing-masing.

2.2.6. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan IPTEK


Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah hasil dari upaya manusia yang
meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak dalam meningkatkan kesejahteraan dan martabat
manusia. Pancasila memberikan dasar-dasar nilai bagi pengembangan IPTEK sebagai hasil
kebudayaan manusia yaitu harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang
adil dan beradab.

5
Kemudian ada beberapa makna dalam pancasila dalam pembangunan IPTEK
yaitu:
a. Sila ketuhanan yang maha esa memberikaan arti bahwa iptek tidak hanya memikirkan
apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan, namun juga dipertimbangkan maksud-
maksudnya dan akibatnya, apakah merugikan manusia dan alam sekitarnya.
b. Sila kemanusiaan yang adil dan beradap memberikan dasar moralitas bahwa dalam
pengembangan IPTEK haruslah bersikap beradap, pengembangan iptek yang merugikan
tidak akan mewujudkan tujuan sebenarnya Iptek yaitu kesejahteraan.
c. Sila persatuan indonesia memberikan arti bahwa pengembangan iptek hendaknya dapat
menumbuhkan rasa nasionalisme, sehingga pengembangan iptek dapat memunculkan
persatuan.
d. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan, mendasari pengembangan iptek secara demokratis, artinya setiap individu
bebas dalam melakukan pengembangan iptek. Para pengembang iptek harus bersikap
terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan teori
lainnya.
e. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, memberikan arti bahwa
pengembangan iptek harus menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan.

2.3. Macam-Macam Dari Aktualisasi Pancasila


Aktualisasi pancasila di masa kini sering sekali menjadi pertanyaan. Apakah
beda nilai pancasila masih digunakan di era yang telah menginjak lebih dari 70 tahun
sejak pancasila dibuat. Pancasila hingga saat ini menjadi ideologi atau cara pandang
bangsa indonesia. Itulah salah satu bukti bahwa pancasila masih di jalankan hingga
sekarang ini. Apabila telah tidak ada aktualisasi pancasila, maka pancasila tak lain
hanyalah sekedar lambang bagi negara indonesia ini. Aktualisasi pancasila
merupakan penuangan nilai-nilai pancasila ke dalam norma-norma yang berlaku di
kehidupan berbangsa dan juga bernegara. Permasalhan utama dalam aktuliasasi
pancasila ialah bagaimana wujud realisasi nilai-nilai pancasila yang universal ke
dalam norma yang erkait langsung dengan nilai pancasila dalam penyelenggaraan
pemerintah negara.
Pancasila juga sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta
ideologi bangsa dan negara, bukanlah hanya merupakan rangkaian kata – kata yang
indah namun harus diwujudkan dan di aktualisasikan dalam berbagai bidang dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Aktualisasi Pancasila dapat
dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi objektif dan subjektif.
2.3.1. Aktualisasi Pancasila Objektif
Aktualisasi pancasila objektif yaitu aktualisasi pancasila dalam berbagai bidang
kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara lain meliputi
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang
aktualisasi lainnya seperti politik, ekonomi, hukum terutama dalam penjabaran ke
dalam undangundang, GBHN, pertahanan keamanan, pendidikan maupun bidang
kenegaraan lainnya.

6
2.3.2. Aktualisasi Pancasila Subjektif
Aktualisasi pancasila subjektif adalah aktualisasi pancasila pada setiap individu
terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat.
Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak terkecuali baik warga Negara biasa, aparat
penyelenggara Negara, penguasa Negara, terutama kalangan elit politik dalam
kegiatan politik perlu mawas diri agar memiliki moral ketuhanan dan kemanusiaan
sebagaimana terkandung dalam pancasila.

III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal
yang perlu masa zaman dahulu terkait sejarah indonesia sebelum proses dan setelah
perumusan pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan dengan perjuangan
kerajaan dalam mempertahankan ekstitensi bangsa indonesia. Dalam proses
reformasi dewasa ini nilai-nilai pancasila merupakan suatu pangkal tolak baik dalam
bidang politik, sosial, ekonomi, hukum serta kebijakan internasional dewasa ini.
Hal inilah dalam wacana ilmiah dewasa ini diistilahkan bahwa panacasila sebagai
paradigma dalam kehidupan berbangsa dan negara. Istilah paradigma merupakan
suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsiasumsi teoretis yang umum (merupakan suatu
sumber nilai). sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, seru
penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta
karakter ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian didalam pancasila itu sendiri
terdapat paradigma pembangunan diantaranya meliputi:
1. Pancasila sebagai paradigma dibidang politik
2. Pancasila sebagai paradigma dibidang hukum
3. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ekonomi
4. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan sosial budaya
5. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan kehidupan antar umat
beragama.
6. Pancasila sebagai paradigma dalam pembangunan ipteks Kemudian aktualisasi
pancasila terdiri dari dua macam yaitu aktualisasi objektif dan subjektif.

3.2. Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai
disini saja menggali ilmu tentang pembelajaran PKn, tentunya mengenai media

7
pembelajaran PKn. Kami berharap agar pembaca terus menggali ilmu dan
mengetahui problematika pada pembelajaran khususnya PKn, mengingat peran
pendidik bagi siswa sangatlah dipandang penting untuk perkembangan pendidikan
dinegara indonesia tercinta ini.
Makalah ini masih banyak mempunyai kekurangan dalam hal-hal penyajiannya
maka dari tu kita harus giat belajar agar dapat menjadi lebih baik lagi. Segala saran
yang bersifat membangun kami sangat menunggunya untuk perbaikan dari makalah
ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Calam dan Sobirin, “Pancasila sebagai kehidupan berbangsa dan


bernegara”, Jurnal SAINTIKOM, Volume 4, No. 1, Januari 2008
Budiyono, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi , Bandung:
Alfabeta, 2012
Lubis, Maulana Arafat, pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi
pendidikan abad ke 21, Medan: Akasha Sakti, 2018.
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma Offeet, 2010.
Rahayu, Ani Sri, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jakarta:
Bumi Aksara, 2017.

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai