PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa/i mengetahui fekunditas,
factor yang mempengaruhi nilai fekunditas dan cara mendapatkan telur dari ovari
induk ikan untuk dihitung nilai fekunditas pada ikan yang telah dipraktikumkan.
1.2. Manfaat
Manfaat dari pratikum ini yaitu diharapkan kepada mahasiswa/I dapat
menghitung jumlah telur dalam ovari induk ikan, paham akan pengaruh nilai
fekunditas pada suatu individu ikan yang selalu bervariasi.
3
Batasan fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat dalam
ovari ikan yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada waktu mijah.
Pengetahuan tentang fekunditas dalam bidang budidaya perikanan sangat penting
artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva/benih yang akan
dihasilkan jika individu ikan itu mijah dan dalam bidang biologi perikanan adalah
untuk memprediksi berapa jumlah stok suatu populasi ikan yang hidup di suatu
lingkungan perairan.
Nilai fekunditas sutu individu ikan selalu bervariasi, karena dipengaruhi oleh,
umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan, sifat
ikan, kepadatan populsi, lingkungan hidup dimana ikan itu berada dan factor
fisiologi tubuh.
Tingkat kematangan gonad ikan jantan dan betina ditentukan berdasarkan
ciri-ciri morfologis meliputi warna, bentuk, ukuran gonad, posisi gonad di dalam
rongga perut (Effendie 1979).
Sesuai menurut Kamler (1992) dan Sukendi (2007) yang menyatakan bahwa
bahan dasar dalam proses pematangan gonad terdiri atas karbohidrat, lemak dan
protein. Sehingga dalam melakukan pematangan calon induk untuk usaha
pembenihan biasanya para pembenih selalu memberikan pakan yang mengandung
protein tinggi pada pellet yang diberikan. (Sukendi et al., 2012).
Menurut Effendi (1979) penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) ikan
jantan dan betina ditentukan secara visual (morfologis) berdasarkan warna, bentuk
dan ukuran gonad. Perkembangan gonad secara kualitatif ditentukan dengan
mengamati TKG I-IV berdasarkan morfologi gonad, (Sukendi et al., 2012).
Menurut Andriyanto et al.,(2013), suhu merupakan factor lingkungan yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan rata-rata dan menentukan waktu penetasan
serta berpengaruh langsung pada proses perkembangan embrio dan larva.
Perkembangan embrio dan larva merupakan hal yang harus diperhatikan, hal ini
berkaitan dengan kualitas dan kuantitas benih yang dihasilkan. Suhu tinggi atau
rendah pada proses pembuahan ikan akan dapat mengakibatkan telur tidak
terbuahi serta dapat menyebabkan kematian (Wahyuningtias et al., 2015).
4
3.2. Alat
Alat Praktikum yang digunakan pada praktikum adalah penggaris, gunting
bedah, timbangan, tisu, pinset, cup godang, plastic sampel, pensil 2b, penghapus,
nampan, dan buku penuntun praktikum digunakan untuk membantu
mempermudah praktikum, serta gambar ikan yang di praktikumkan kedalam
laporan sementara kelompok dan laporan pribadi praktikum.
3.3. Bahan
Bahan Praktikum yang digunakan pada praktikum ini adalah ovari ikan
tambakan (helostoma temminickii) dan formalin.
35 24 36 - - -
25 31 32 - - -
4.3. Pembahasan
pemangsa atau menempelkan telurnya pada tanaman atau habitat lainnya. (W.
Cahyanti et al., 2021).
Nilai fekunditas dipengaruhi oleh bobot gonad dan panjang tubuh ikan,
dimana panjang dan bobot gonad yang besar akan memiliki fekunditas yang besar
pula. Menurut Unus dan Sharifuddin (2010), menyatakan bahwa jumlah telur
yang dihasilkan pada spesies yang sama dapat dipengaruhi oleh ukuran tubuh,
umur, dan lingkungan. (Auliyah & Oli’i, 2018)
b. Larutan Gilson
Larutan ini berfungsi untuk mengeraskan telur, dapat melepaskan serta
menghancurkan jaringan ovari.
2. Melalui Proses Pendinginan
Cara pendinginan merupakan cara yang efektif untuk mencegah pembusukan
telur dalam ovari maka sebaiknya mulai dari lapangan sampai ke laboratorium
telur dan ikan harus disimpan pada tempat yang diberi es batu. Bila ada es yang
mencair sharus segera diganti.
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fekunditas
merupakan jumlah telur dalam ovary induk ikan betina yang dikeluarkan saat
musim memijah. Berdasarkan perhitungan yang didapatkan bahwa Berat rataan
telur ikan yaiutu 0,055 memiliki berat total ovari 8,479 dan nilai frekuensi
(butiran) 133,5 .
5.2. Saran
Agar praktikum dilaboratorium biologi perikanan dapat berjalan dengan
lancar dan dengan baik maka diharapkan para praktikan yang melakukan
praktikum untuk dapat mengikuti segala aturan yang telah diterapkan supaya tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan. Serta saat melakukan praktikan pengumpulan
data diharapkan sangat hati-hati mencatat segala data yang diperoleh dengan baik
agar tidk terjadi keliruan saat pembuatan hasil laporan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Auliyah, N., & Oli’i, Y. U. (2018). Hubungan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan
Fekunditas Ikan Huluu (Gurius margaritacea). Gorontalo Fisheries Journal, 1(2),
22–29.
Cahyanti, I. W., Arifin, O. Z., Subagja, J., & Kristanto, A. H. (2014). Ikan tambakan
merupakan ikan penghuni asli Asia Tenggara, mulai dari Thailand sampai
Indonesia. Ikan tambakan telah diintroduksi ke India, Sri Lanka, Denmark, dan
Columbia dan Amerika Tengah (Gambar 9.2). ASLI PERAIRAN INDONESIA, 1112.
Cahyanti, W., Subagja, J., Kusdiarti, K., Irawan, D., & Arifin, O. Z. (2021).
KERAGAAN BIOREPRODUKSI TIGA GENERASI IKAN TAMBAKAN
(Helostoma temminckii Cuvier, 1829). Media Akuakultur, 16(1), 1.
https://doi.org/10.15578/ma.16.1.2021.1-6
Hasnidar, H. (2019). Aspek biologi reproduksi ikan molly, Poecilia latipinna (Lesueur
1821) di tambak Bosowa Kabupaten Maros. Jurnal Iktiologi Indonesia, 19(3), 375–
390.
Sukendi, S., Putra, R. M., & Asiah, N. (2012). Pematangan Gonad Calon Induk Ikan
Sepat Mutiara (Trichogaster leeri Blkr) Dalam Keramba Dengan Padat Tebar
Berbeda. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 18(1), 71–82.
Wahyuningtias, I., Diantari, R., & Arifin, O. Z. (2015). Pengaruh suhu terhadap
perkembangan telur dan larva ikan tambakan (Helostoma temminckii). E-Jurnal
Rekayasa Dan Teknologi Budidaya Perairan, 4(1), 439–448.
12
LAMPIRAN
13
Lampiran 1. Alat
P
enggaris, Pensil, Gunting Bedah Timbangan
Penghapus
Tisu Pinset
Serbet
Lampiran 2. Bahan
Ovari
14
Lampiran 3. Hasil
Lampiran 4. Perhitungan
0,33
Berat rataan telur ( w )= =0,055
6
Berat total ovarI (W) = 8,479
801
Frekuensi (butiran) =133,5
6
W
( X )= x
w
8,479
( X )= (133,5)
0,055
( X ) =154,16 ( 133,5 )
( X ) =20.580,84