Disusun oleh:
Kelompok 6
Qozza Khalisha Al Ayyubi 230110230059
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan kesehatan dan kemudahannya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah kelompok tepat pada waktu yang sudah ditentukan dengan Judul “Awal
Daur Hidup Ikan” untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Program Studi Perikanan angkatan 2023 Universitas
Padjadjaran.
Tidak lupa, tim penyusun kelompok 6 ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Ir. Ayi Yustiati, M.Sc. dan Bapak Irfan Zidni, S.Pi., MP., Ph.D.
selaku dosen mata kuliah biologi perikanan yang sudah membantu kami dalam
proses penggarapannya.
Kami juga menyadari bahwa karena keterbatasan kami, makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala masukan berupa kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami hargai supaya kami bisa lebih baik lagi di
masa yang akan datang.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagian telur Fundulus heteroclitus sebelum dibuahi (Nelsen 1953) ..... 4
Gambar 2 Bagian telur Fundulus heteroclitus dengan ruang perivitelline (Nelsen
1953) ....................................................................................................................... 4
Gambar 3. Macam-macam telur ikan pelagis dari Laut Jawa dan Selat Malaka
(Delsman 1929) ....................................................................................................... 7
Gambar 4 . Perilaku Beberapa Jenis Ikan Dalam Menjaga Telurnya (Panjaitan dan
Saputra 2021) ........................................................................................................ 13
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar masa pengeraman pada beberapa spesies ikan ............................ 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui telur ikan dengan bagian-bagiannya
2. Mengetahui proses pembuahan pada ikan
3. Mengetahui macam-macam telur ikan
4. Mengetahui faktor-faktor genetis pada ikan
5. Mengetahui masa pengeraman pada Ikan
6. Mengetahui masa larva pada ikan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembahasan ini yaitu sebagai berikut.
1. Menambah wawasan tentang awal daur hidup pada ikan
2. Menjadi dasar pengetahuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan hidup ikan
3. Menjadi dasar pengetahuan sebelum melakukan budidaya
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
dinamakan kutub vegetatif. Kuning telur pada ikan hampir mengisi seluruh
volume sel, kuning telur yang ada di bagian tengah keadaannya lebih pekat
daripada kuning telur yang ada pada bagian pinggir karena adanya sitoplasma
yang banyak terdapat di sekeliling inti telur.
Telur yang baru keluar dari tubuh induk dan bersentuhan dengan air akan
terjadi perubahan. Pertama, selaput chorion akan terlepas dengan selaput
vitelline dan membentuk ruang yang dinamakan ruang perivitelline. Air masuk
ke dalam telur yang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan osmosis dan
imbibisi protein yang terdapat pada permukaan kuning telur. Selaput vitelline
merupakan penghalang masuknya air jangan sampai merembes ke dalam telur.
2.2 Pembuahan
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan sperma dengan sel telur.
Ikan dapat dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan lokasi pembuahannya.
Pada tipe pertama, sebuah proses yang dikenal sebagai pembuahan eksternal
terjadi ketika sperma dan sel telur bergabung di luar tubuh ibu. Pada kelompok
kedua, pembuahan internal terjadi ketika sperma dan sel telur bergabung di
dalam tubuh ibu. Elasmobranchii dan sebagian kecil Teleostei (Anablepidae
dan Poecilidae) adalah contoh dari kelompok ini. Ikan menggunakan
gonopodium, myxopterygium, dan tenaculum, di antara organ ekstra lainnya,
selama sanggama untuk melakukan pembuahan internal. Keberhasilan
pembuahan didasarkan pada kualitas sperma yang digunakan dalam prosedur
tersebut (Lismawati et.al 2016).
Tubuh ikan melepaskan telur dan spermatozoa ke dalam air, di mana mereka
menjadi aktif. Spermatozoa yang sebelumnya tidak aktif sekarang akan
bergerak dengan mencambuk ekornya yang berbentuk cambuk. Spermatozoa
dirangsang untuk melakukan perjalanan oleh perbedaan tekanan osmotik antara
air sekitar dan cairan tubuh yang mengandung sperma. Karena ruang
perivitelline terbentuk di antara dua membran ketika air masuk melalui
mikropil, sel telur yang dilindungi oleh membran plasma, dilepaskan dari
membran vitelin (korion). Membran vitellin diregangkan, menyebabkan
mikropil berbentuk corong. Bagian bawah corong, yang mengarah ke dalam,
hanya cukup lebar untuk dilewati satu kepala spermatozoa.Inti sel telur yang
matang, yang sebelumnya langsung berada di depan mikropil, akan bergeser
karena kuning telur dan inti sel telur yang diselimuti oleh membran plasma
dapat bergerak lebih bebas karena ke celah perivitelin. Gymnogamon II
6
masih terbatas pada beberapa spesies saja yaitu Sebagian dari ikan-ikan
ekonomis penting yang terdapat di Laut Jawa.
Gambar 3. Macam-macam telur ikan pelagis dari Laut Jawa dan Selat Malaka (Delsman 1929)
Keterangan gambar:
1. Chirocentrus dorab 12. Dorosoma chacunda
2. Tidak dikenal 13. Chanos chanos
3. Clupea fimbriata 14. Pellona sp.
4. Stelophorus heterolobus 15. Cybium maculatum
5. Engraulis kammalensis 16. Echeneis naucrates
6. Stolephorus indicus 17. Saurida tumbil
7. Trichiurus sp. 18. Harpodon nehereus
8. Muraena sp. 19. Tetradon sp.
9. Decapterus (Caranx) kurra 20. Tidak dikenal
10. Hemirhampus sp. 21. Fistularia serrata
11. Caranx macrosoma
Tidak semua telur ikan mempunyai bentuk yang sama, umumnya suatu
spesies yang berada dalam satu genus mempunyai kemiripan atau mempunyai
perbedaan yang kecil. Di perairan didapatkan bermacam telur dan larva ikan
bercampur aduk dalam tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan pola pemijahan ikan di Indonesia masih belum diketahui, sehingga
ada kemungkinan didapatkan ikan-ikan yang memijah dalam sepanjang tahun.
8
kromosom 3n, sehingga energi untuk pertumbuhan gonad dapat dialihkan untuk
digunakan dalam pertumbuhan badan sehingga ikan dapat berukuran besar.
Penerapan genetika yang lain adalah melakukan persilangan antara strain
ikan yang satu dengan strain yang lain melalui hibridisasi, sehingga dapat
diperoleh strain baru yang mempunyai sifat-sifat yang unggul yang diwarisi dari
kedua induknya. Metode hybridisasi merupakan kombinasi antara manipulasi
kromosom dengan teknik hybridisasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
variasi yang lebih banyak dan induk yang baik serta unggul.
Selain itu penerapan genetika juga dilakukan untuk membuat populasi ikan
dengan jenis kelamin yang sama, yang biasa disebut dengan sex reversal. Hal
ini dilakukan dengan perlakuan hormon yaitu dengan menggunakan hormon
yang dapat membuat populasi betina semua atau hormon untuk membuat
populasi yang jantan seluruhnya.
Terjadi pada jenis telur telolecithal. Kuning telurnya tidak ikut membelah,
sehingga yang membelah hanya keping protoplasmanya saja. Pembelahan
pertamanya meridian, kemudian pembelahan kedua tegak lurus pada
bidang pembelahan pertama. Pembelahan ketiga berbeda untuk beberapa
spesies ikan. Terdapat dua pembelahan yang berjalan bersama-sama yang
memotong bidang pembelahan kedua di kiri dan bidang pembelahan
pertama di kanan, ada yang sejajar ada pula yang tidak. Empat buah sel
yang berada di tengah-tengah disebut sel pusat (Effendie 2002).
Bandeng 24 jam
Sepat 24 jam
Betok 24 jam
Tambakan 24 jam
walaupun tidak selamanya. Setelah masa pasca larva ini berakhir, ikan akan
memasuki masa juvenile (Pulungan 2006).
Lama masanya pro larva atau sampai habis kuning telur bervariasi untuk
setiap spesies ikan, biasanya sekitar 3-7 hari. Sesudah habis cadangan makanan
berupa kuning telur larva akan memasuki periode post larva dan pada saat ini
bukaan mulut sudah mulai terbentuk dan beberapa organ tubuh mulai berbentuk
sempurna serta mulai difungsikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Awal daur hidup ikan adalah fase terpenting dalam perkembangan
kehidupan ikan. Ini mencakup fase pembuahan atau fertilisasi, pengeraman,
penetasan, dan fase pro larva dan post larva. Sangat penting untuk mengetahui
kemampuan hidup suatu spesies ikan dan mengurangi tingkat mortalitas. Untuk
pembudidayaan ikan, diperlukan pemahaman tentang jenis telur ikan. Telur
ikan dengan bagian-bagiannya yaitu Telur hewan bertulang belakang.
berdasarkan kepada jumlah deutoplasma (kuning telur, dan sebagainya) yang
terdapat di dalam cytoplasma, dapat dibagi dua (Nelsen 1953). Spermatozoa
masuk ke dalam telur melalui lubang micropyle pada chorion selama proses
pembuahan. Semua spermatozoa memiliki peluang yang sama untuk
mensberahi satu tehir. Macas telur dan larva du hilam dengan berbagai tingkat
perkembangan. Masa pengeraman ialah saat telur setelah dibuahi sampai
menetas dimana selama waktu tersebut di dalam telur terjadi proses-proses
embriologis (Effendie 1997). Setelah spermatozoa melebur dengan inti telur,
protoplasma mengalir ke tempat spermatozoa masuk dan membentuk keping
protoplasma. Setelah itu, keping protoplasma akan dipecahkan sebelum
pembelahan sel terjadi. Pro larva dan pasca larva adalah dua fase perkembangan
ikan selama periode larva.
3.2 Saran
Mempelajari daur hidup ikan merupakan salah satu faktor penting bagi
orang-orang yang ingin membudidayakan ikan, oleh karena itu penulis
menyarankan untuk memahami lebih lanjut mengenai awal daur hidup ikan.
Disarankan juga bagi pembaca untuk menggali literatur mengenai awal daur
hidup ikan lainnya, karena ilmu pengetahuan akan terus berkembang. Harapan
kami adalah bahwa makalah ini dapat menambah wawasan pembaca khususnya
mahasiswa perikanan tentang awal daur hidup dan perkembangan telur ikan,
17
18
sehingga pembaca dapat mengaplikasikan ilmu yang ada didalam makalah ini
untuk lingkungan khususnya pembudidayaan ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Delsman, H. C. 1929. The Study of Pelagic Fish Eggs. Bandung: Forth Pacific
Science Congress Batavia.
Effendie, M. I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusantara.
Effendie, M. I. 1992. Biologi perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantama.
Effendie, M. I. 1997. Biologi perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantama.
Hoar, W.S. dan Randall, D.J. 1969. Fish Physiology Vol.3. Academic Press.
Hora, S.L. dan T.V.R. Pillay. 1962. Handbook on Fish Culture in the Indo-Pacific
Region. FAO. Fish. Biol. Tech. Pap. (14): 202
Nelsen, O. E. 1953. Comparative Embryology of the Vertebrates. New York: Mc-
Graw Hill Book.
Nikolsky, G.V. 1963. The Ecology of Fishes. Translated by L. Birkett. Academic
Press.
Pulungan, C. P., dan Efizon, D. 2012. Analisis Isi Saluran Pencernaan Ikan Kasau
(Lobocheilos Schwanefeldi) dari Perairan Sungai Siak, Riau. Berkala
Perikanan Terubuk, 39(2).
Panjaitan, S. R. S. A. S., dan Saputra, I. 2021. Teknologi Pembenihan Ikan Secara
Buatan. Bengkulu: Penerbit Elmarkazi.
Rahardjo, S.M.F., Sjefei, D.S., Affandi, R. 2011. IKHTIOLOGY. Bandung: Lubuk
Agung.
Lismawati, N., Hendri, A., dan Mahendra, M. 2016. Fertilisasi Dan Daya Tetas
Telur Ikan Tawes (Puntius Javanicus) Dari Sperma Pasca Penyimpanan
Pada Temperatur 4oc. J. Perikan. Trop., 3(1): 77–84.
19