Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERIKANAN DAN BIOLOGI REPRODUKSI IKAN

Disusun Oleh :
Indra Hartawan (442017001)

Dosen Pembimbing:

Khusnul Khotimah, S.P., M.Si


Meika Puspita Sari, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena anugerah dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Saya sangat bersyukur karena telah membuat laporan praktikum Biologi
Perikanan dan Biologi Reproduksi Ikan ini. Meskipun saya berharap isi dari laporan
saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas laporan
praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga laporan praktikum saya
bisa bermanfaat bagi saya terutama bagi pembaca Laporan ini.

Palembang, 11 Juli 2019


Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum mata kuliah biologi perikanan dan biologi reproduksi ikan
telah selesai dan disetujui pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 13 Juli 2019

Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Dosen Pembimbing Praktikum

Khusnul Khotimah, S.P., M.Si Meika Puspita Sari, S.Si., M.Si


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN. .................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Tujuan .....................................................................................................2
C. Manfaat ...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
A. Sexsualitas. ..............................................................................................3
B. Tingkat Kematangan Gonad. ..................................................................4
C. Pertumbuhan ...........................................................................................5
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM .......................................................7
A. Waktu Dan Tempat .................................................................................7
B. Alat Dan Bahan .......................................................................................7
C. Cara Kerja Praktikum ..............................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................9
A. Hasil ........................................................................................................9
B. Pembahasan .............................................................................................10
BAB V PENUTUP .............................................................................................11
A. Kesimpulan .............................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................11
Lampiran – Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perikanan menjadi salah satu sektor penyedia sumberdaya hayati yang mampu
memberikan sumbangsi terhadap kemajuan ilmu sains. Salah satu aspek yang
umumnya menjadi pusat kajian adalah aspek biologi perikanan. Dalam memahami
aspek biologi perikanan, seringkali dilakukan analisis dan pengamatan terhadap
organisme yang termasuk dalam disiplin ilmu perikanan. Dalam analisa dan
pengamatan tersebut, berbagai parameter berupa kebiasaan makan, fekunditas,
pemeriksaan jenis kelamin dan kematangan gonad dapat diukur dengan tujuan untuk
mengetahui kebiasaan hidup dan kebutuhan dari organisme tersebut.

Pemeriksaan jenis kelamin dalam budidaya sangatlah penting.Karena hal


tersebut menentukan dalam proses-proses selanjutnya dalam kegiatan budidaya,
termasuk dalam merekayasa untuk mendapatkan produksi ikan yang maksimum.Selain
itu, identifikasi dan pembedaan jenis kelamin ini dapat digunakan dalam menguji hasil
ginogenis dan androgenis.
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovary ikan betina yang
telahh matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan
tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artnya untuk
memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh
individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk
memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan.
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, dapat berupa panjang atau bobot
dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor genetik, kondisi fisiologis ikan
serta faktor eksternal yang berhubungan dengan lingkungan. Faktor eksternal yaitu
komposisi kualitas kimia dan fisika air, bahan buangan metabolik, ketersediaan pakan,
dan penyakit.
B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum seksualitas adalah melihat perbedaan seksualitas
jantan dan betina pada ikan dan menganalisa tingkat kematangan gonad (TKG) serta
menganalisa pertumbuhan pada ikan. Pada praktikum pertumbuhan ikan tujuannya
adalah untuk melihat pola pertumbuhan ikan dan hubungan antara panjang dan berat
ikan.

C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah bagaimana mahasiswa dapat menerapkan apa
yang dipraktiumkan tersebut dapat berguna dan di implementasikan di masyarakat.
Juga menambah wawasan seputar tentang ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Seksualitas
Menurut Andea (2005), seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati
ciri-ciri seksual primer dan seksual sekunder. Pengamatan seksual primer harus dengan
pembelahan diperut ikan.Sedangkan seksual sekunder dengan memperhatikan ciri-ciri
morfologi yaitu bentuk tubuh, organ pelengkap dan warna.
Menurut Effendie (2002), ciri seksual ikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri
seksual primer dan seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat organ yang
berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Testes dan salurannya pada ikan
jantan merupakan ciri seksual primer.Untuk melihat perbedaannya diperlukan
pembedahan.Ciri seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan dengan
ikan betina dan dapat dilihat dari luar, meskipun kadang kala tidak memberikan hasil
yang positif (nyata).
Menurut Nyabakken (2009), sifat seksual primer dan seksual sekunder adalah
sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan
betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Tanpa melihat tanda-tanda
lain pada ikan akan sukar mengetahui organ seksual primernya. Sifat seksual sekunder
pada ikan adalah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan
dan ikan betina.
Menurut Yuwono dan Purnama (2002), produksi artinya memperbanyak diri
atau berkembang biak pada hewan air diketahui dan proses fundamental reproduksi
yaitu reproduksi asseksual misalnya dengan pembelahan dan reproduksi seksual
dengan membentuk sel-sel gamet yakni sperma dan telur.
Menurut Wahyuningsih (2006), tahap perkembangan gonad, sel polices
memipih dan berpindah untuk oosit yang sedang berkembang. Perubahan oosit selama
pematangan ovarium mempunyai hubungan dengan tahap-tahap yang berbeda
pembentukan miosis pada pertumbuhan primer meliputi tahap nukleat kiomatin,
diameter oosit berkisar 20-50 mm. sedangkan sitoplasma dan sel telur yang menonjol
dengan satu nukleus besar atau nukleus kecil.Pada saat ini terbentuk satu lapisan satu
sel granulose dan satu sel reka.

B. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)


Tingkat Kematangan Gonad (TKG) merupakan salah satu pengetahuan dasar
dari biologi reproduksi pada suatu ketersediaan ikan. Penentuan TKG secara morfologi
dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta perkembangan isi gonad,
sedangkan histologi dapat dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya. Tingkat
kematangan gonad merupakan tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan
sesudah ikan itu berpijah perkembangan gonad yang semakin matang merupakan
bagian dari pross reproduksi ikan betina dimana perkembangan gonad tersebut terjadi
akibat proses vitellogenesis yaitu proses pegendapan telur kuning telur pada tiap-tiap
individu telur ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari
reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil
metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Effendi, 1979).

Perkembangan gonad semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan


sebelum terjadi pemijahan. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina
sebesar 10 – 25 % dari berat tubuh dan ikan jantan sebesar 5 – 10 % . Dalam biologi
perikanan pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk
mengetahui perbandingan ikan-ikan yang melakukan reproduksi atau tidak.

Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan
bahwa ikan tersebut akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali matang gonad, ada hubunganya dengan
pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya
(Effendi, 2002).
C. Pertumbuhan
Menurut Effendy (2007),dalam istilah sederhana pertumbuhan dapat
dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu.
Sedangkan pertumbuhan dalam individu adalah pertambahan jaringan akibat dari
pembelahan sel secara mitosis. Hal tersebut terjadi apabila ada kelebihan input energi
dan asam amino (protein) yang berasal dari makanan.
Menurut Rachmatun Suyanto (2005). Beberapa faktor penting yang turut
mempengaruhi laju pertumbuhan ikan Mas dan Nila, diantaranya yaitu Padat
penebaran, kualitas air yang optimal, sistem budidaya yang digunakan, bebas serangan
hama dan penyakit, pakan mencukupi (alami atau buatan).
Menurut Mudjiman (2001), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan
dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan
ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-
faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan
yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan
terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan
lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan
ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
Menurut Fujaya (2002), berat dapat di anggap sebagai suatu fungsi dari
panjang. Hubungan panjang dan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan
sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan
sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.
Menurut Ricker (2009), perbedaan nilai berat pada ikan tidak saja antara
populasi yang berbeda dari spesies yang sama, tetapi juga antara populasi yang sama
pada tahun – tahun yang berbeda yang barangkali dapat diasosiasikan dengan kondisi
nutrisi mereka. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh faktor ekologis dan biologis.
Menurut Poernomo (2002), ukuran ikan ditentukan berdasarkan panjang atau
beratnya. Ikan yang lebih tua, umumnya lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang
sama, ikan betina biasanya lebih berat dari ikan jantan. Pada saat matang telur, ikan
mengalami penambahan berat dan volume. Setelah bertelur beratnya akan kembali
turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan
dilingkungan hidupnya.
Menurut Yawarni dkk (2005), faktor kondisi ini menunjukan keadaan ikan,
baik dilihat dari kapasitas fisik maupun dari segi survival dan reproduksi. Dalam
penggunaan secara komersial, pengetahuan kondisi ikan dapat membantu untuk
menentukan kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia agar dapat dimakan.
Faktor kondisi nisbih merupakan simpangan pengukuran dari sekelompok ikan tertentu
dari berat rata-rata terhadap panjang pada kelompok ikan tertentu dari berat rata-rata
terdapat panjang gelombang umurnya, kelompok panjang atau bagian dari populasi.

BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Prakktikum mata kuliah bilogi perikanan dan biologi reproduksi ikan ini
dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Senin 06 Juli 2019
Pukul : 08.00 s/d Selesai
Tempat : Laboratorium Basah Perikanan
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Palembang

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum bilogi
perikanan dan biologi reproduksi ikan ini diantaranya :
No Nama alat Kegunaan
1 Pisau /cutter Digunakan untuk memotong bagian perut
ikan untuk melihat gonat pada ikan betina
2 Mistar Digunakan untuk mengukur panjang tubuh
ikan jantan dan betina
3 Toples Berukuran sedang Digunakan untuk tempat ikan sebelum ikan
digunakan praktikum
4 Talenan Digunakan untuk alas tempat memotong ikan
5 Timbangan Digunakan untuk menimbang ikan dan telur
ikan
6 Ikan jantan lele dan nila serta Digunakan sebagai bahan utama pada
ikan betina lele dan nila praktikum
Tabel 1 : Alat dan Bahan Praktikum

C. Cara Kerja Praktikum


1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan
2. Ukur panjang tubuh keseluruhan ikan jantan (nila dan lele) serta betina (nila dan
lele)
3. Catat hasil dari pengukuran dan ambil gambar pada saat proses pengukuran pada
ikan tersebut
4. Timbang ikan keseluran
5. Catat hasil dari penimbangan dan ambil gambar pada saat melakukan
penimbangan pada ikan tersebut
6. Bedakan induk jantan dan betina dengan melihat langsung pada bagian
seksualitas ikan tersebut
7. Bedah ikan betina lele dan nila dengan menggunakan pisau atau gunting
8. Gambar langsung sexsualitas dan telur ikan tersebut pada lembar kerja
praktikum

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil Seksualitas
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum seksualitas yaitu ikan nila
dapat dibedakan jantan dan betinanya secara morfologi dan melalui alat kelamin.
Secara morfologi panjang ikan nila jantan 28 cm dan beratnya 4,05 gram dengan ciri-
ciri bentuknya agak panjang, warna lebih gelap, mulut runcing, sirip runcing sedangkan
ikan betina panjangnya 25 cm dan beratnya 4 gram dengan ciri-ciri bentuknya oval,
warna lebih cerah, mulut agak tumpul, sirip bundar.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil,bahwa panjang ikan
lele jantan adalah 60cm dengan berat ikan adalah 1103 gram.sedangkan panjang betina
adalah 40cm dan berat ikan lele betina adalah 544 gram.Perbedaan jantan dan betina
yang kami temukan adalah ikan jantan mempunyai kelamin panjang menonjol dan
berwarna putih dengan ujung kemerah-merahan.mempunyai bentuk badan yang
ramping dan warna tubuh yang gelap, sedangkan ikan betina mempunyai kelamin dasar
bewarna merah,badan dan perut lebih bulat,dan warna lebih terang.

2. Hasil Pertumbuhan
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum pertumbuhan yaitu
Jenis ikan Panjang Ikan Bobot Ikan

Ikan nila betina 7,5 4,36


Ikan nila jantan 7,5 3,61
Ikan lele betina 8 4,97
Ikan lele jantan 8 5,26

Tabel 2. Pertumbuhan

3. Hasil Tingkat Kematangan Gonad (TKG


Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum TKG yaitu pada ikan nila
terdapat telur yang berat nya 20gram, dan diikan lele 15 gram, dimana berat tubuh ikan
nila awal sebelum pengambilan gonad iala 250gram dengan panjang tubuh 23cm dan
pada ikan lele berat tubuh awal lele betina adalah 200 gram dengan panjang tubuh
28cm. setelah pengambilan gonad pada ikan nila betina diketahui berat ikan menjadi
230gram dan pada ikan lele menjadi 185gram.
Adapun perbedaan yang didapat pada TKG ikan nila dan ikan lele, pada ikan
nila TKG ikan terlihat lebih lonjong memanjang dan warna telur sedikit lebih cerah
kekuningan sedangkan TKG pada ikan lele cenderung berbentuk bulat dan agak gelap
kehijauan.

B. Pembahasan
1. Pembahasan pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran, dapat berupa panjang atau bobot dalam
waktu tertentu. Dalam studi pertumbuhan ikan, sering digunakan analisis hubungan
panjang bobot untuk menjelaskan sifat dan pola pertumbuhannya. Bobot dianggap
sebagai salah satu fungsi panjang. Hubungan panjang bobot hampir mengikuti hukum
kubik, dimana bobot ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.
Bila dilihat dari hubungan panjang dan bobot tubuh ikan, maka pola
pertumbuhan ikan dapat dibagi atas tiga pola, yaitu pertama, “allometrik negatif” yaitu
bila koefisien regresinya lebih kecil dari tiga (b < 3), maka pertumbuhan panjang ikan
lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya. Kedua, “isometric” yaitu bila koefisien
regresinya sama dengan tiga (b = 3), maka pertumbuhan panjang ikan sama dengan
pertumbuhan beratnya. Ketiga, “allometrik positif” yaitu bila koefisien regresinya
lebih besar dari tiga (b > 3), maka pertumbuhan berat ikan lebih cepat daripada
pertumbuhan panjangnya
2. Pembahasan Seksualitas
Pada umumnya seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan
dan betina.Begitu pula seksualitas pada ikan, yang dikatakan ikan jantan adalah ikan
yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang
mempunyai ikan penghasil telur.Suatu populasi terdiri dari ikan yang berbeda-beda
seksualitasnya, maka polpulasi tersebut disebut populasi heteroseksual, bila populasi
tersebut terdiri dari ikan-ikan btina saja maka disebut monoseksual.Namun, penentuan
seksualitas ikan mulai dari hermaprodit sinkroni, protandri, protogini, hingga
gonokorisme yang berdiferensiasi maupun yang tidak.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah kita dapat mengetahui bahwa seksualitas ikan
terdiri dari ikan jantan dan ikan betina.Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ
penghasil sperma dan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur.
Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan
betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder pada
ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan antara ikan jantan
dan ikan betina.
Dan hasil praktikum pada pertumbuhan ikan yaitu bisa melihat hubungan antara
panjang dan berat tubuh ikan. Adapun antara panjang ikan dan bobot ikan dengan
sampel 40 ikan lambak berbeda-beda karena pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal.
Penentuan TKG pada ikan nila dan ikan lele dapat dilihat langsung dengan
melihat morfologi dari ikan betina tersebut.

B. Saran
Semoga pada praktikum selanjutnya alat dan bahan yang digunakan harus lebih
dipersiapkan dan pada saat praktikum tidak ada yang bermain-main. Juga pada saat
praktikum juga harus hati-hati dalam penulisan data yang menyangkut perhitungan.

DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ridwan dan Usman Muhammad.2003. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru :
Unri Press
Baginda, Harris. 2006. Biologi reproduksi ikan tembang (Sardinela fimbriata) pada
bulan januari-juni di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Hidayat, Taufik. 2005. Pembuatan Hidrolisis Protein dari Ikan Selar Kuning (Caranx
leptolepis) dengan menggunakan enzim papain. Skripsi. Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Rahayu, E Lestari. 2009. Kebiasaan makan ikan motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan danIlmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rizal, D. Ahmad. 2009. Studi biologi reproduksi ikan senggiringan (Puntiun
johorensis) di daerah aliran sungai Musi, Sumatra Selatan. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tampubolon. P. Atmaja. 2008. Biologi Reproduksi ikan motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau.
Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tututpoho, Shelly.N.E. 2008. Pertumbuhan Ikan Motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Lampiran – Lampiran
Gambar 1 : Telur ikan lele Gambar 2: Telur ikan nila

Gambar 3: Sexualitas ikan lele betina Gambar 4: Sexualitas ikan lele jantan

Anda mungkin juga menyukai