Disusun Oleh :
Indra Hartawan (442017001)
Dosen Pembimbing:
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena anugerah dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Saya sangat bersyukur karena telah membuat laporan praktikum Biologi
Perikanan dan Biologi Reproduksi Ikan ini. Meskipun saya berharap isi dari laporan
saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas laporan
praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga laporan praktikum saya
bisa bermanfaat bagi saya terutama bagi pembaca Laporan ini.
Laporan praktikum mata kuliah biologi perikanan dan biologi reproduksi ikan
telah selesai dan disetujui pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 13 Juli 2019
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Dosen Pembimbing Praktikum
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah bagaimana mahasiswa dapat menerapkan apa
yang dipraktiumkan tersebut dapat berguna dan di implementasikan di masyarakat.
Juga menambah wawasan seputar tentang ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Seksualitas
Menurut Andea (2005), seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati
ciri-ciri seksual primer dan seksual sekunder. Pengamatan seksual primer harus dengan
pembelahan diperut ikan.Sedangkan seksual sekunder dengan memperhatikan ciri-ciri
morfologi yaitu bentuk tubuh, organ pelengkap dan warna.
Menurut Effendie (2002), ciri seksual ikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri
seksual primer dan seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat organ yang
berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Testes dan salurannya pada ikan
jantan merupakan ciri seksual primer.Untuk melihat perbedaannya diperlukan
pembedahan.Ciri seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan dengan
ikan betina dan dapat dilihat dari luar, meskipun kadang kala tidak memberikan hasil
yang positif (nyata).
Menurut Nyabakken (2009), sifat seksual primer dan seksual sekunder adalah
sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan
betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Tanpa melihat tanda-tanda
lain pada ikan akan sukar mengetahui organ seksual primernya. Sifat seksual sekunder
pada ikan adalah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan
dan ikan betina.
Menurut Yuwono dan Purnama (2002), produksi artinya memperbanyak diri
atau berkembang biak pada hewan air diketahui dan proses fundamental reproduksi
yaitu reproduksi asseksual misalnya dengan pembelahan dan reproduksi seksual
dengan membentuk sel-sel gamet yakni sperma dan telur.
Menurut Wahyuningsih (2006), tahap perkembangan gonad, sel polices
memipih dan berpindah untuk oosit yang sedang berkembang. Perubahan oosit selama
pematangan ovarium mempunyai hubungan dengan tahap-tahap yang berbeda
pembentukan miosis pada pertumbuhan primer meliputi tahap nukleat kiomatin,
diameter oosit berkisar 20-50 mm. sedangkan sitoplasma dan sel telur yang menonjol
dengan satu nukleus besar atau nukleus kecil.Pada saat ini terbentuk satu lapisan satu
sel granulose dan satu sel reka.
Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan
bahwa ikan tersebut akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali matang gonad, ada hubunganya dengan
pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya
(Effendi, 2002).
C. Pertumbuhan
Menurut Effendy (2007),dalam istilah sederhana pertumbuhan dapat
dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu.
Sedangkan pertumbuhan dalam individu adalah pertambahan jaringan akibat dari
pembelahan sel secara mitosis. Hal tersebut terjadi apabila ada kelebihan input energi
dan asam amino (protein) yang berasal dari makanan.
Menurut Rachmatun Suyanto (2005). Beberapa faktor penting yang turut
mempengaruhi laju pertumbuhan ikan Mas dan Nila, diantaranya yaitu Padat
penebaran, kualitas air yang optimal, sistem budidaya yang digunakan, bebas serangan
hama dan penyakit, pakan mencukupi (alami atau buatan).
Menurut Mudjiman (2001), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan
dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan
ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-
faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan
yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan
terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan
lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan
ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
Menurut Fujaya (2002), berat dapat di anggap sebagai suatu fungsi dari
panjang. Hubungan panjang dan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan
sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan
sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.
Menurut Ricker (2009), perbedaan nilai berat pada ikan tidak saja antara
populasi yang berbeda dari spesies yang sama, tetapi juga antara populasi yang sama
pada tahun – tahun yang berbeda yang barangkali dapat diasosiasikan dengan kondisi
nutrisi mereka. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh faktor ekologis dan biologis.
Menurut Poernomo (2002), ukuran ikan ditentukan berdasarkan panjang atau
beratnya. Ikan yang lebih tua, umumnya lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang
sama, ikan betina biasanya lebih berat dari ikan jantan. Pada saat matang telur, ikan
mengalami penambahan berat dan volume. Setelah bertelur beratnya akan kembali
turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan
dilingkungan hidupnya.
Menurut Yawarni dkk (2005), faktor kondisi ini menunjukan keadaan ikan,
baik dilihat dari kapasitas fisik maupun dari segi survival dan reproduksi. Dalam
penggunaan secara komersial, pengetahuan kondisi ikan dapat membantu untuk
menentukan kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia agar dapat dimakan.
Faktor kondisi nisbih merupakan simpangan pengukuran dari sekelompok ikan tertentu
dari berat rata-rata terhadap panjang pada kelompok ikan tertentu dari berat rata-rata
terdapat panjang gelombang umurnya, kelompok panjang atau bagian dari populasi.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil Seksualitas
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum seksualitas yaitu ikan nila
dapat dibedakan jantan dan betinanya secara morfologi dan melalui alat kelamin.
Secara morfologi panjang ikan nila jantan 28 cm dan beratnya 4,05 gram dengan ciri-
ciri bentuknya agak panjang, warna lebih gelap, mulut runcing, sirip runcing sedangkan
ikan betina panjangnya 25 cm dan beratnya 4 gram dengan ciri-ciri bentuknya oval,
warna lebih cerah, mulut agak tumpul, sirip bundar.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil,bahwa panjang ikan
lele jantan adalah 60cm dengan berat ikan adalah 1103 gram.sedangkan panjang betina
adalah 40cm dan berat ikan lele betina adalah 544 gram.Perbedaan jantan dan betina
yang kami temukan adalah ikan jantan mempunyai kelamin panjang menonjol dan
berwarna putih dengan ujung kemerah-merahan.mempunyai bentuk badan yang
ramping dan warna tubuh yang gelap, sedangkan ikan betina mempunyai kelamin dasar
bewarna merah,badan dan perut lebih bulat,dan warna lebih terang.
2. Hasil Pertumbuhan
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum pertumbuhan yaitu
Jenis ikan Panjang Ikan Bobot Ikan
Tabel 2. Pertumbuhan
B. Pembahasan
1. Pembahasan pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran, dapat berupa panjang atau bobot dalam
waktu tertentu. Dalam studi pertumbuhan ikan, sering digunakan analisis hubungan
panjang bobot untuk menjelaskan sifat dan pola pertumbuhannya. Bobot dianggap
sebagai salah satu fungsi panjang. Hubungan panjang bobot hampir mengikuti hukum
kubik, dimana bobot ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya.
Bila dilihat dari hubungan panjang dan bobot tubuh ikan, maka pola
pertumbuhan ikan dapat dibagi atas tiga pola, yaitu pertama, “allometrik negatif” yaitu
bila koefisien regresinya lebih kecil dari tiga (b < 3), maka pertumbuhan panjang ikan
lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya. Kedua, “isometric” yaitu bila koefisien
regresinya sama dengan tiga (b = 3), maka pertumbuhan panjang ikan sama dengan
pertumbuhan beratnya. Ketiga, “allometrik positif” yaitu bila koefisien regresinya
lebih besar dari tiga (b > 3), maka pertumbuhan berat ikan lebih cepat daripada
pertumbuhan panjangnya
2. Pembahasan Seksualitas
Pada umumnya seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan
dan betina.Begitu pula seksualitas pada ikan, yang dikatakan ikan jantan adalah ikan
yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang
mempunyai ikan penghasil telur.Suatu populasi terdiri dari ikan yang berbeda-beda
seksualitasnya, maka polpulasi tersebut disebut populasi heteroseksual, bila populasi
tersebut terdiri dari ikan-ikan btina saja maka disebut monoseksual.Namun, penentuan
seksualitas ikan mulai dari hermaprodit sinkroni, protandri, protogini, hingga
gonokorisme yang berdiferensiasi maupun yang tidak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah kita dapat mengetahui bahwa seksualitas ikan
terdiri dari ikan jantan dan ikan betina.Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ
penghasil sperma dan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur.
Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan
betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder pada
ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan antara ikan jantan
dan ikan betina.
Dan hasil praktikum pada pertumbuhan ikan yaitu bisa melihat hubungan antara
panjang dan berat tubuh ikan. Adapun antara panjang ikan dan bobot ikan dengan
sampel 40 ikan lambak berbeda-beda karena pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal.
Penentuan TKG pada ikan nila dan ikan lele dapat dilihat langsung dengan
melihat morfologi dari ikan betina tersebut.
B. Saran
Semoga pada praktikum selanjutnya alat dan bahan yang digunakan harus lebih
dipersiapkan dan pada saat praktikum tidak ada yang bermain-main. Juga pada saat
praktikum juga harus hati-hati dalam penulisan data yang menyangkut perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Ridwan dan Usman Muhammad.2003. Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru :
Unri Press
Baginda, Harris. 2006. Biologi reproduksi ikan tembang (Sardinela fimbriata) pada
bulan januari-juni di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Hidayat, Taufik. 2005. Pembuatan Hidrolisis Protein dari Ikan Selar Kuning (Caranx
leptolepis) dengan menggunakan enzim papain. Skripsi. Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Rahayu, E Lestari. 2009. Kebiasaan makan ikan motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan danIlmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Rizal, D. Ahmad. 2009. Studi biologi reproduksi ikan senggiringan (Puntiun
johorensis) di daerah aliran sungai Musi, Sumatra Selatan. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tampubolon. P. Atmaja. 2008. Biologi Reproduksi ikan motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau.
Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tututpoho, Shelly.N.E. 2008. Pertumbuhan Ikan Motan (Thynnicthiys
thynnoides Bleeker, 1852) Dirawa Banjiran Sungai Kampar Kiri, Riau. Skripsi.
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Lampiran – Lampiran
Gambar 1 : Telur ikan lele Gambar 2: Telur ikan nila
Gambar 3: Sexualitas ikan lele betina Gambar 4: Sexualitas ikan lele jantan