Anda di halaman 1dari 19

i

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN


KEMATANGAN GONAD IKAN MIKROSKOPIS
(IKAN BILIS DAN IKAN BAUNG)

OLEH:

Nama : Septhi Dwi Nursyahnita


NIM : 180254241024
Kelas/Hari Praktikum : Biologi Perikanan/Senin, 10:00 WIB
Kelompok : III (Tiga)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya
laporan praktikum biologi perikanan mengenai “Kematangan Gonad Ikan
Mikroskopis” dalam bentuk yang sederhana ini sebagai bahan sumber belajar
yang diharapkan dapat mengantar ke arah pemahaman tentang pola kegiatan yang
ada ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih diberikan kepada pihak yang telah membantu
menyusun laporan ini. Penulisan laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran sangat diharapkan sebagai bahan masukan dan penyempurnaan
penulisan laporan di masa mendatang.
Semoga laporan praktikum ini bermanfaat.

Tanjungpinang, 12 Oktober 2019

Septhi Dwi Nursyahnita


NIM. 180254241012
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan Praktikum...................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3


2.1. Kematangan Gonad ................................................................................... 3
2.2. Klasifikasi Ikan Bilis (Teri) ......................................................................
2.3. Klasifikasi Ikan Baung ..............................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................. 7


3.1.Waktu dan Tempat ..................................................................................... 7
3.2.Alat dan Bahan ........................................................................................... 7
3.3.Prosedur Praktikum dan Analisis Data ...................................................... 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 8

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 10


5.1.Kesimpulan ................................................................................................ 10
5.2.Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11


LAMPIRAN ..................................................................................................... 12
iv

DAFTAR TABEL
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Fase oosit primer pada gonad ikan bilis


Gambar 2. Fase oosit sekunder pada ikan bilis
Gambar 3. Fase oogonium pada gonad ikan bilis
vi

DAFTAR LAMPIRAN
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gonad adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan,
pada ikan gonad berada disamping kiri dan kanan gelembung renang, dibawah
vertebrae dan diatas saluran pencernaan. Jumlahnya sepasang dan menggantung
pada selaput mesorchia atau mesovaria. Bentuk dan ukuran gonad pada setiap
spesies ikan selalu bervariasi tergantung pada bentuk tubuh dan rongga tubuh
individu ikan itu sendiri. Pada spesies ikan dari ordo Siluriformes memiliki bentuk
testis yang berbeda dengan bentuk testis pada ikan ordo Cypriniformes.
Gonad yang berkembang didalam tubuh individu ikan akan mempengaruhi
pertambahan berat tubuh. Berat gonad akan semakin bertambah dan mencapai
maksimum ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya akan menurun setelah
pemijahan. Percobaan kondisi ini dapat dinyatakan dengan suatu indeks
kematangan gonad dinyatakan sebagai berat gonad dibagi berat tubuh ikan
(termasuk gonad) dikalikan 100%. Indeks kematangan gonad digunakan dalam
studi reproduksi ikan.
Perkembangan gonad pada ikan pada umumnya selain dengan pertambahan
umur ikan, yaitu semakin dewasa seekor ikan maka perkembangan gonadnya akan
semakin sempurna untuk mengadakan pembentukan dan pemasakan telur
(Affandi, 2002). Biologi perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap
kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang
akan melakukan reproduksi dan yang tidak reproduksi. Pengetahuan tahap tingkat
kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan jika ikan itu akan
memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah (Effendi, 1999).
Penggunaan IKG biasanya untuk mendeteksi ovarium terhidrasi dan untuk
mendeteksi masa reproduksi dari kenaikan berat badan. Dalam biologi perikanan,
pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk
mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang
tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapat keterangan
bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
2

Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali gonadnya menjadi masak, ada
hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhinya (Sulistiono, 2011).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara membedakan tingkat kematangan dari gonad suatu jenis
individu ikan secara histologis?

1.1. Tujuan Praktikum


Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum mengenai kematangan gonad
ikan ini yaitu suatu pemahaman bagi mahasiswa tentang bagaimana membedakan
tingkat kematangan dari gonad suatu jenis individu ikan secara histologis.
Kemudian dapat memprediksi waktu pemijahan dan tahap perkembangannya.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kematangan Gonad


Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum
dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk
perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan
akan memijah, kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan
berlangsung sampai selesai. Menurut Effendie (1997), umumnya pertambahan
bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10-25%
dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5-10%. Dalam mencapai kematangan
gonad, dapat dibagi dalam beberapa tahapan. Secara umum tahap tersebut adalah
akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran ikan saat
pertama kali matang gonad (length at first maturity, Lm) bergantung pada
pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor lingkungan. Lebih lanjut dikemukakan
bahwa semakin meningkat tingkat kematangan gonad, diameter telur yang ada
dalam gonad akan menjadi semakin besar. Pendapat ini diperkuat oleh Kuo et al
(1974), bahwa kematangan seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan
diameter rata-rata telur dan melalui distribusi penyebaran ukuran telurnya.

Pembagian tahap kematangan gonad dilakukan dalam dua cara, yakni


analisis laboratorium (Histologis) dan secara visual (Morfologis). Dari
pengamatan secara histologi akan dapat diketahui anatomi perkembangan gonad
yang lebih jelas dan mendetail. Sedangkan pengamatan secara morfologi
tidakakan sedetail dengan cara histologi, namun cara morfologi banyak dilakukan
karenadapat dilakukan di lapangan. Pembagian tingkat kematangan gonad berbeda
setiap peneliti dan bergantung pada jenis ikan yang diteliti. Sebagai acuan standar,
umum digunakan 5 tahap TKG (Five stage of visual maturity stage for partial
spawning fishes), yakni:
Tabel 1. Acuan standar minimum tingkat kematangan gonad
No. TKG Betina Jantan
Ovari seperti benang, Testis seperti benang,
panjang sampai ke depan lebih pendek, ujungnya
1. I (immature, dara)
rongga tubuh. Warna dirongga tubuh, warna
jernih. Permukaan licin. jernih.
Ukuran ovari lebih besar, Ukuran testis lebih besar,
II pewarnaan gelap pewarnaan putih susu,
2. (developing, dara kekuning- kuningan, bentuk lebih jelas dari
berkembang) telur sudah kelihatan TKG I.
butirnya dengan mata
3. III Ovari berwarna kuning, Permukaan testis nampak
4

(maturing/ripening, secara morfologi telur bergerigi, warna makin


pematangan) mulai kelihatan butirnya
putih, dalam keadaan
dengan mata. diawetkan mudah putus.
Ovari makin besar, telur
Seperti TKG III tampak
berwarna kuning, mudah lebih jelas, testis makin
IV dipisahkan, butir minyak
pejal dan rongga tubuh
1 mulai penuh, warna putih
4. (mature/ripe/gravid, tidak tampak, mengisi
matang) 2 susu.
2
sampai rongga perut,
3
usus terdesak.
Ovari berkerut, dinding Testis bagian belakang
tebal, butir telur sisa kempis dan bagian dekat
V
5. terdapat di dekat pelepasan masih terisi.
(spent, salin)
pelepasan. Banyak telur
seperti pada TKG II.

2.2. Klasifikasi Ikan Bilis (Teri)


Menurut Saanin (1984), Ikan bilis (teri) mempunyai morfologi tubuh
berbentuk memanjang (fusiform) atau agak pipih (compressed). Ikan bilis (teri)
berukuran kecil, panjang tubuh sekitar 145 mm bahkan mencapai 5 cm. Pada
bagian linea latelaris berwarna putih perak yang memanjang dariekor sampai
kepala. Adapun sistematika dan klasifikasi ikan teri menurut Saanin(1984) adalah
sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum: Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Famili : Clupeidae
Genus : Stolephorus
Spesies : Stolephorus sp.

2.3. Klasifikasi Ikan baung


Secara fisik, tubuh ikan baung sekilas menyerupai ikan patin. Baung
memiliki kumis atau sungut yang panjangnya mencapai sirip anal, badannya tidak
bersisik, mempunyai sirip dada dan sirip lemak yang besar, mulutnya
melengkung, beberapa spesies berwarna hitam namun yang dominan adalah
berwarna kecokelatan.

Klasifikasi ikan baung menurut Kottelatet al.(1993) adalah sebagai berikut:

Phylum : Chordata
5

Class : Pisces

Sub class : Teleostei

Ordo : Ostariophysi

Sub ordo : Siluridea

Family : Bagridae

Genus : Mystus

Species : Mystus nemurus


6

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai kematangan gonad ikan mikroskopis dilaksanakan
pada hari Selasa, 8 Oktober 2019 di Laboratorium Biologi Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.

3.2. Alat dan Bahan


Alat dan Bahan praktikum yang digunakan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan saat praktikum

No. Alat dan Bahan Fungsi


1. Mikroskop
2. Laptop
3. Camera Motic 3.0
4. ATK Dokumentasi
5. Preparat histologi ikan bilis betina Sampel
6. Preparat histologi ikan baung jantan Sampel

3.3. Prosedur Praktikum


Tahapan prosedur pelaksanaan praktikum mengenai kematangan gonad ikan
mikroskopis adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan preparat histologi ikan jantan dan betina yang sudah
disiapkan
2. Melakukan pencatatan setiap tahapan perkembangan gonad pada preparat
yang diamati.
3. Menggambar dan menyebutkan bagian-bagian dari preparat yang diamati
4. Mengambil foto dari preparat yang diamati.
7

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan yaitu preparat ikan bilis (teri)
betina dan preparat ikan baung jantan.

Pada preparat gonad ikan bilis betina yang diamati, ditemukan berbagai
macam fase kematangan gonad. Pengamatan pertama ditemukan fase oosit primer
yaitu dimana belum ditemukannya inti sel pada gonad dan butiran telurnya masih
menyebar.

Gambar 1. Fase oosit primer pada gonad ikan bilis

Pengamatan kedua ditemukan fase kematangan gonad yaitu fase oosit


sekunder dimana pada gonad sudah terlihat inti sel tetapi inti sel belum terletak
ditengan melainkan masih terletak di tepi membran.
8

Gambar 2. Fase oosit sekunder pada ikan bilis


9

Selanjutnya, pengamatan ketiga ditemukan fase kematangan gonad yaitu


fase oogonium. Fase ini sudah terlihat inti sel pada gonad dan inti sel sudah
terletak ditengah tengah.

Gambar 3. Fase oogonium pada gonad ikan bilis


Pada preparat ikan baung jantan yang diamati, ditemukan satu macam fase
kematangan gonad, yaitu fase spermatogonium. Spermatogonium merupakan sel
induk yang terletak di dekat membrana basalis, granula berwarna terang, dan
sebuah nukleolus. Spermatogonium melalui berbagai fase pembelahan mitosis
sehingga memiliki struktur yang bervariasi pada dinding tubulus seminiferus.
Spermatogonium bersifat basofilik dengan inti pucat. Spermatogonium nantinya
akan membelah menjadi spermatosit primer.

BAB V PENUTUP
10

1.1. Kesimpulan
Hasil praktikum yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada
preparat gonad ikan bilis (teri) betina yang diamati, ditemukan banyak fase
kematangan gonad mulai dari oosit primer hingga oogonium. Sedangkan pada
preparat gonad ikan baung jantan, hanya ditemukan satu fase yaitu fase
spermatogonium.

1.2. Saran
11

DAFTAR PUSTAKA
Alawi, H, M. Ahmad., C. Pulungan dan Rusliadi., 1990. Beberapa Aspek Biologi
Ikan Baung (Mystus nemurus C.V) Yang Tertangkap di Perairan Kampar.
Pusat Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru. 30 Hal (tidak diterbitkan).
Dina Rahmi., Mennofatria boer dan Nurlisa. A Butet. 2011. Profil Ukuran
Panjang Dan Tingkat Kematangan Gonad Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)
Pada Alat Tangkap Berbeda di Danau Maninjau. Jurnal Oseanologi dan
Limnologi di Indonesia. 37(1): 105-118.
Effendie Msc, Prof. Dr. H. Moch Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan
Pustaka Nusantara.
Nurhidayat, Luthfi., Febrina Nanda Arviani., Bambang Retnoaji. 2017. Indeks
Gonadosomatik dan Struktur Histologis Gonad Ikan Uceng (Nemacheilus
fasciatus, Valenciennes in Cuvier and Valenciennes, 1846). Biosfera 34 (2):
67-74.
Prihatini, Ambar. 2006. ANALISIS TAMPILANBIOLOGIS IKAN LAYANG
(Decapterus spp) HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE YANG
DIDARATKAN DI PPN PEKALONGAN [Tesis]. Semarang :Universitas
Diponegoro. Semarang.
12

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat yang digunakan pada saat praktikum


13

Anda mungkin juga menyukai