TKG I k a n B e t i n a I k a n J a n t a n
Ovari seperti benang panjang Testes seperti benang, lebih
sampai ke depan rongga pendek dan terlihat ujung
I
tubuh, warna jernih dan jadi rongga tubuh, warnanya
permukaannya licin jernih
Ukuran ovari lebih besar, Ukuran testes lebih besar,
warna lebih gelap kekuning- warnanya putih seperti susu,
II
kuningan, telur belum terlihat bentuknya lebih jelas dari
jelas dengan mata pada tingkat I
Permukaan testes tampak
Ovari berwarna kuning, secara
bergerigi, warna makin putih,
III morfologi telur mulai kelihatan
testes makin besar, kalau
butirannya dengan mata
diawetkan mudah putus
Ovari makin besar, telur
berwarna kuning, mudah
Seperti tingkat III. Tampak
dipisahkan, butir minyak tidak
IV lebih jelas, testes semakin
tampak, mengisi setengah
kenyal
sampai dua pertiga rongga
perut, usus terdesak
Ovari makin berkerut, dinding
Testes bagian belakang
tebal, butir telur sisa terdapat
V kempes dan bagian dekat
didekat pelepasan. Banyak
pelepasan masih bersih.
telur seperti pada tingkat II
1. Spermatogenesis
Menurut Chinabut et al (1991), perkembangan testis ikan dalam proses
spermatogenesis dapat dibagi atas 5 tahap, yaitu :
Tahap I : Spermatogonia
Sel-sel epitel germinal aktif membentuk spermatogonia, hampir diseluruh
tubulus. Kebanyakan sel spermatogonia mempunyai sebuah nukleus
yang bentuknya tidak beraturan dengan membrane siste yang tidak jelas
kelihatan. Nukleus mengandung granula-granula berwarna terang dengan
ukuran dan bentuk yang bervariasi, serta mempunyai sebuah nukleolus.
Spermatogonia berukuran 10,80 ~ 13,31 .
Tahap IV : Spermatid
Siste-siste yang berisi spermatosit sekunder akhirnya berkembang dan
melepaskan sel-selnya ke dalam lumen tubulus, kemudian matang
sempurna menjadi spermatid. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
miosis, sehingga setiap spermatid mengandung n kromosom dalam
nukleus.
Tahap V : Spermatozoa
Spermatid mengalami perubahan bentuk atau mengalami metamorfosa
menjadi spermatozoa yang dilengkapi dengan kepala dan ekor, sehingga
bisa bergerak aktif di dalam lumen tubulus. Disini terbentuk spermatozoa
Y (jantan) dan spermatozoa X (betina). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 1 dan Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 1. Skema Potongan Melintang Tubulus Semeniferi Clarias gariepinus
(Van Oordt et al, 1987)
Gambar 2. Struktur Sebuah Tubulus Semeniferi Ikan Liza aurata dalam Proses
Spermatogenesis (Grier dan Grier dalam Brusle et al, 1982).
2. Oogenesis
Menurut Woynarovich dan Horvath (1980), perkembangan telur pada ikan
secara umumnya dapat dibagi atas 4 tahap, yaitu :
Tahap I : Oogonia
Sel-sel telur primitif (ovagonium atau oogonia) ukurannya sangat kecil,
diameternya 8 ~ 12 , nukleus 6 ~ 8 . Sel-sel ini akan membelah secara
mitosis menjadi berlipat ganda jumlahnya.
Tahap V : Vitellogenesis II
Tahap V ini merupakan phase vitellogenesis kedua. Pertikel kuning telur
berpindah ke pinggiran dan menyebar diantara vakuola. Telur mencapai
ukuran 350 ~ 500 , dan nukleus 150 ~ 180 .
Tahap IV, V, VI dan VII adalah merupakan tahap vitellogenesis, dimana Pertikel
kuning telus disintesa dan terakumulasi dalam sel telur. Pada kondisi ini secara
material telur telah siap. Untuk mencapai perkembangan ini seekor induk ikan
membutuhkan banyak protein didalam makanannya dan harus berada pada suhu
yang optimal. Setelah selesai tahap VII ini, telur tidak akan mengalami
perubahan bentuk dan dikenal dengan fase dormant (istirahat), yaitu sampai
kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk terjadinya ovulasi. Tetapi bila
kondisi lingkungan yang cocok tidak kunjung datang sehingga hormon LH
(Luteinizing Hormon) untuk ovulasi yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa tidak
turun, maka lama kelamaan telur tersebut akan mengalami degradasi (rusak) lalu
diserap kembali oleh ovarium (gonad) (Gambar 6).
Gambar 6. Proses Perkembangan Sel Telur dari Sel Germinal sampai Ovulasi
pada Ikan.
MASRIZAL RUSLAN di 12.02
Berbagi
Beranda
Lihat versi web
MASRIZAL RUSLAN