Anda di halaman 1dari 15

SISTEM REPRODUKSI PADA IKAN KOI

(Cyprinus carpio)

Disusun Oleh :
1. Aulia Putri Apsari
20210250002

PROGRAM PEMBELAJARAN ILMU PERIKANAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 IKAN KOI (cyprinus carpio)
2.1.1 Sejarah ikan koi (cyprinus carpio)
2.1.2 Morfologi
2.1.3 Klasifikasi
3.1 HABITAT
3.1.1 Makanan
4.1 SIKLUS HIDUP
4.1.1 Pemijahan
4.1.2 Larva ikan koi
4.1.3 Kebul ikan koi
4.1.4 Burayak ikan koi
5.1 SELEKSI INDUK
6.1 FISIOLOGI REPRODUKSI IKAN KOI JANTAN

BAB III KESIMPULAN


A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Indonesia memiliki 4552 spesies ikan hias yang dimana
Indonesia sendiri menempati posisi 5 besar eksportir ikan hias
dunia. Diantara 4552 spesies ikan hias di Indonesia, ikan koi
menjadi salah satu ikan dengan produktifitas paling tinggi di
Indonesia. Berdasarkan hasil sensus tahun 2013 total rumah tangga
pembudidaya ikan hias di Indonesia sebanyak 12.873 kk dengan
ikan koi yang mencapai 26,99% produksi. Hal ini menjadikan ikan
koi di Indonesia menjadi salah satu ikan yang hias yang popular.
Bahkan setiap tahunnya permintan ikan koi terus meningkat baik
di pasar dalam maupun luar negeri.

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2015),


ikan yang berasal dari negara lain dan mudah didomestikasi serta
cukup popular dibudidayakan di Indonesia yaitu ikan koi. Produksi
ikan koi pada tahun 2019 triwulan III sebanyak 361.405 ekor dari
produksi yang ditargetkan sebanyak 241.500 ekor (DJPB 2019).
Nilai ekspor ikan koi di Indonesia terus mengalami peningkatan
yaitu di tahun 2010 dengan nilai ekspor sekitar 12 juta dolar
meningkat menjadi 20 juta dolar di tahun 2011 dan nilai ekspor
ikan koi telah meningkat pada tahun 2016 mencapai 65 juta dolar.
Peningkatan pasar terhadap ikan koi memacu pembudidaya ikan
koi untuk meningkatkan usaha budidayanya (Ulfiana 2012).
Melihat begitu besarnya prospek ikan koi sebagai ikan hias
yang memiliki nilai ekspor tinggi, kita harus bisa memaksimalkan
hal ini. Cara yang dapat kita lakukan untuk memaksimalkan
produktifitas ikan koi adalah dengan budidaya. Dengan
pembudidayaan kita dapat menghasilkan ikan koi yang berkualitas
tinggi dan dapat bersaing di pasar dunia. Untuk menghasilkan ikan
koi berkualitas yang memiliki nilai jual tinggi, kita harus
mengetahui dahulu bagaimana system reproduksi ikan koi hingga
bagaimana cara penyeleksian induk dan pemijahan hingga
pendederan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah, morfologi serta klasifikasi dari ikan koi
(cyprinus carpio) ?
2. Bagaimana habitat ikan koi (cyprinus carpio) ?
3. Apa saja yang harus diperhatikan saat seleksi induk ikan koi
(cyprinus carpio)?
4. Bagaimana fisiologi reproduksi dari ikan koi jantan ?
5. Bagaimana siklus hidup ikan koi sejak pemijahan, larva
ikan, kebul ikan, hingga burayak ikan koi(cyprinus carpio) ?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan tentang sejarah ikan koi, menjelaskan tentang
morfologi dan klasifikasi dari ikan koi (cyprinus carpio).
2. Menjelaskan tentang habitat ikan koi di alam.
3. Menjelaskan tentang apa saja yang harus diperhatikan saat
melakukan penyeleksian induk ikan koi (cyprinus carpio).
4. Menjelaskan tentang fisiologi reproduksi dari ikan koi
jantan.
5. Menjelaskan siklus hidup dari ikan koi sejak pemijahan,
larva ikan, kebul ikan, hingga burayak ikan koi (cyprinus
carpio).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 IKAN KOI (cyprinus carpio)


2.1.1 SEJARAH IKAN KOI (cyprinus carpio)
Kata koi berasal dari bahasa Jepang yang berarti ikan karper.
Menurut sejarahnya, sekitar tahun 1300an masyarakat Tiongkok
merupakan orang yang pertama kali beternak ikan karper atau koi.
Namun dalam perkembangannya justru masyarakat umum mengetahui
bahwa ikan koi diklaim sebagai "produk" jepang. Hal ini dikarenakan di
Pusat Pembenihan koi di Jepang yang berlokasi di pegunungan Ojiya,
Niigata. Daerah ini terkenal sebagai penghasil karper, karena penduduk
di Ojiya banyak membudidayakan karper untuk lauk mereka sewaktu
musim panas.
Ikan koi sudah sangat dikenal di Indonesia, namun sejak kapan
ikan koi tersebut masuk di Negara kita, setidaknya ada dua versi soal
masuknya koi ke nagara ini. Versi yang pertama menyebutkan bahwa
Koi mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1991. Ketika Kaisar Akihito
berkunjung ke Indonesia memberi Presiden Suharto puluhan ekor Koi
sebagai cinderamata. Cinderamata ini diberikan karena 29 tahun
sebelumnya sekitar tahun 1962, Akihito yang saat itu masih sebagai
pangeran, mengunjungi Indonesia dan mampir ke Bogor, disana dia dan
putri Michoko melihat ikan Emas dan berkeinginan untuk menyilangkan
ikan Emas tersebut dengan ikan Karper.
Hasil persilangan ini menghasilkan campuran corak warna yang
lebih menarik pada tubuh ikan Koi. Sebagai rasa terima kasih, kaisar
Akihito membawakan kembali hasil persilangan ikan Koi dengan ikan
Emas tersebut ke Indonesia. Setelah itu maka ikan koi banyak
dikembangkan di Indonesia, di beberapa daerah mulai dirintih
pembibitan ikan koi sehingga ikan koi menyebar ke seluruh Indonesia.
Sedangkan versi yang lainnya menyebutkan bahwa Koi masuk ke
Indonesia pada kurun waktu 1981-1982, dimana bibit ikan koi dibawa
oleh seorang penggemar Koi bernama Hani Moniaga.

2.1.2 MORFOLOGI IKAN KOI (cyprinus carpio)


Ikan koi memiliki tubuh yang memanjang atau yang biasa disebut
dengan torpedo, memiliki sirip punggung, sepasang sirip pinggul,
sepasang sirip dada, dan juga memiliki sirip ekor. Pada sirip ikan koi
terdiri dari jari lembut, jari keras dan juga memiliki sirip membrane. Jari–
jari Keras adalah jari – jari sirip yang kaku dan patah jika dibengkokkan.
Sebaliknya, jari– jari lunak dan tidak patah jika dibengkokkan dan
terletak di belakang jari – jari keras. Selaput sirip banyak disebut dengan
“sayap” yang memungkinkan ikan koi memiliki tenaga untuk mendorong
cukup kuat ketika berenang. Sirip dan sirip ekornya hanya memiliki jari –
jari yang lunak. Pada sirip punggung terdapat 3 jari – jari lunak. Sirip
perutnya hanya terdiri dari jari – jari yang lunak, berjumlah 9 buah dan
pada sirip anus terdapat 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak (Susanto,
2008).
Menurut Khairuman (2008) bentuk tubuh dari ikan koi sendiri
yaitu memanjang serta memipih tegak (compressed). Bentuk dari mulut
ikan koi terletak diujung tengah (terminal) dan dapat menyembulkan
(protaktil). Pada bagian anterior (depan) mulut terdapat dua pasang
sungut (barbels) yang digunakan untuk mendeteksi makanan. Ikan koi
memiliki gigi kerongkongn (pharyngeal teeth) yang terdapat diujung
dalam mulut yang tersusun dari tiga baris gigi geraham. Tubuh ikan koi
sebagian besar tertutupi oleh sisiknya, kecuali pada beberapa varietas
yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan koi berukuran relative besar
dan digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid).
Menurut Awan (2016) badan koi tertutup selaput yang terdiri dari
dua lapisan. Lapisan pertama terletak disebelah luar dikenal dengan
sebutan epidermis dan lapisan bagian dalam disebut endodedermis.
Epidermis terdiri dari sel – sel getah yang menghasilkan lender (mucus)
di permukaan badan parasite yang menyerang koi. Lapisan endodedermis
terdiri dari serat – serat yang penuh dengan sel.
Ikan koi juga memiliki warna yang sangat khusus yaitu berwarna
kemerahan, kekuning-kuningan, kecoklatan, blaster hitam dan putih dan
lain-lain, tergantung pada variasi ikan koi tersebut. Warna pada tubuh
ikan koi dipengaruhi oleh sel warna penyusunnya (Alex,2011). Sel warna
(zat pigmen) ini terdiri dari lima macam sel warna yang berbeda yaitu
melanophore (hitam), xanthophore (kuning), erythrophore (merah),
leukophore atau guanuphore (putih) dan iridophore (memantulkan
warna).

2.1.3 KLASIFIKASI IKAN KOI (cyprinus carpio)


Taksonomi atau klasifikasi ikan koi adalah sebagai berikut :
Kingdom Animalia
Filum Chordata
Sub-filum Vertebrata
Super kelas Gnafosfomata
Kelas Esteichthyes
Super ordo Teleostei
Ordo Ostariophysi
Famili Cyprinidae
Genus Cyprinus
Spesies Cyprinus carpio
3.1 HABITAT IKAN KOI (cyprinus carpio)
Habitat ikan koi adalah diperairan yang tidak terlalu dalam dengan
aliran air yang tidak terlalu deras. Ikan ini mampu bertahan hidup di
daerah dengan ketinggian 150 – 600 meter di atas laut (dpl) dan pada
suhu 25 – 30 oc. Ikan koi terkadang ditemukan di perairan payau atau
muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25 – 30o/oo (Susanto,
2008). Ikan koi termasuk dari golongan ikan pemakan segala (omnivore),
yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan. Makanan
utama ikan koi yaitu 8 tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan
di tepi perairan (Khairuman, 2008).
Masa hidup ikan koi umumnya hingga 70 tahun, namun ada
beberapa ikan koi yang dapat hidup hingga 200 tahun. Ternyata system
filtrasi pada kolam ikan koi yang biasa kita temui pada dasarnya
mengikuti pola filter biologi secara alami di habitat asli ikan koi. Koi dan
ikan lainnya yang ada di danau, mengeluarkan sisa metabolism yang
tejadi di dalam tubuh.
Demikian pula dengan tanaman air yang mati atau membusuk,
semuanya akan diurai oleh bakteri menjadi ammonia. Ammonia adalah
zat yang berbahaya bagi ikan koi, namun demikian, ammonia yang ada di
dalam air danau segera diurai oleh bakteri nitrifikasi yaitu menjadi nitrit
dan kemudian menjadi nitrat.

3.1.1 MAKANAN IKAN KOI (cyprinus carpio)


Pada kondisi habitat, anak ikan koi akan mengkonsumsi udang
berukuran renik seperti Daphina. Seiring dengan perkembangan
tubuhnya, makanan ikan koi juga mengalami perubahan. Ketika sudah
dewasa, ikan koi mulai memangsa hewan yang berukuran sedikit lebih
besar. Binatang tersebut adalah serangga air, jentik nyamuk dan juga
spesies lumut yang biasa hidup menempel ditanaman air dan berperan
layaknya hewan omnivore. Ikan koi juga dapat memakan makanan
seperti roti, sayur, dan buah-buahan, hanya saja sebelum berganti pakan,
ikan koi harus diadaptasikan dulu dengan pakan yang akan diberikan.

4.1 SELEKSI INDUK


Pemilihan induk sendiri bertujuan untuk mencari koi terbaik di
dalam suatu populasi. Jika ingin menghasilkan ikan koi yang berkualitas
teutama dalam warna tubuhnya maka saat penyeleksian induk warna
menjadi kriteria utama yang harus dipenuhi dalam proses pemilihan
induk. namun, bentuk dan kesehatannya tetap harus diperhatikan juga.
Proses pemilihan induk diharapkan akan akan memperbaiki mutu koi
secara genetic.
4.1.1 KEMATANGAN GONAD IKAN KOI BETINA
Tingkat kematangan gonad pada ikan koi betina dapat dilihat pada
ciri-ciri berikut :
1. Ovari kelihatan berbentuk benang dan mempunyai panjang
sampai ke depan rongga tubuh, berwarna jernih, dan mempunyai
permukaan yang licin.

2. Ovari berukuran besar, warna gelap kekuningan, kelihatan telur


belum nampak jelas dengan mata.

3. Sudah kelihatan warna kuning pada ovari, secara morfologi


terlihat telur sudah kelihatan butirannya.
4. Semakin besar ukuran ovari, warna telur kuning dan mudah
untuk dipisahkan. Tidak tampak lagi butiran minyak, ½ - 2/3
rongga perut sudah terisi, dan sudah terdesaknya usus.

5. Nampak ovary sudah berkerut, dinding sudah tebal, masih ada


sisa butir telur terdapat di dekat pelepasan.

Selain itu Kematangan kelamin pada induk koi betina dapat


diketahui dengan rabaan dan pengelihatan, antara lain; perut
mengembang ke arah lubang alat kelamin (urogenital), perut lunak atau
lembek bila diraba.
4.1.2 KEMATANGAN GONAD IKAN KOI JANTAN
Penentuan induk ikan koi jantan matang gonad dapat dilakukan
dengan cara menekan bagian perut kearah ekor. Bila dari lubang
kelaminnya mengeluarkan cairan berwarna putih susu (sperma) maka
ikan tersebut berkelamin jantan. (Susanto dan Rochdianto, 1997 dalam
Awan,2016.) Tingkat kematangan pada ikan koi
1.
6.1 SIKLUS HIDUP IKAN KOI (cyprinus caprio)
6.1.1 PEMIJAHAN
Siklus hidup ikan koi dimulai dari perkembangan di dalam gonad
(ovarium) pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan
jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan koi ini
dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun,
di habitat aslinya, ikan koi sering memijah pada awal musim hujan,
karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhhir fajar.
Menjelang memijah, induk – induk ikan koi aktif mencari tempat yang
rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan
air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebgaai tempat
menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi
pemijahan (Khairuman, 2008).
Dalam proses pemijahan jika induk betina akan berenang
mengelilingi kolam dan diikuti induk jantan dengan berusaha
menempelkan tubuhnya pada si betina, artinya ikan sudah mulai
melakukan proses pemijahan. Biasanya, gerakan mengelilingi kolam
tersebut lama kelamaan semakin cepat hingga puncaknya ikan betina
mengeluarkan telurnya. Setelah itu, ikan jantan juga akan mengeluarkan
spermanya hingga terjadi proses pembuahan.

4.1.2 LARVA IKAN KOI


Sifat telur ikan koi adalah menempel pada substrat. Telur ikan koi
berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1.5 – 1.8 mm, dan
berbobot 0.17 – 0.20 mg. ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur
dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang
telah dibuahi oleh spermatozoa. Antara 2 – 3 hari kemudian, telur – telur
akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan koi mempunyai
kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan
makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam
waktu 2 – 4 hari. Larva ikan koi bersifat menempel dan bergerak vertical.
Ukuran larva antara 0.5 – 0.6 mm dan bobotnya antara 18 – 20 mg
(Gusrina, 2008).

Anda mungkin juga menyukai